Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siagian, Hendy Saut Maruli Tua
"Latar belakang: Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling banyak ditemui dengan angka kematian yang tinggi di seluruh dunia. Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) merupakan salah satu biomarker yang berfungsi sebagai faktor prognosis pada kanker serviks. Data ekspresinya terkait berbagai karakteristik kanker serviks yang ditemui pada hasil pemeriksaan Ultrasonografi (USG) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada pasien kanker serviks di Indonesia masih terbatas.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat ekspresi VEGF, pemeriksaan USG, dan pemeriksaan MRI pada pasien kanker serviks.
Metode: Studi diagnostik dengan metode cross-sectional dilakukan pada pasien kanker serviks yang datang ke RSUPN Cipto Mangunkusumo pada bulan September 2021 hingga Agustus 2022. Pasien yang didiagnosis kanker serviks yang belum mendapatkan terapi apapun dilakukan biopsi serviks dan pemeriksaan USG dan MRI. Pasien yang tidak dilakukan pemeriksaan USG dan MRI serta biopsi dikeluarkan dari penelitian. Pemeriksaan VEGF dilakukan pada jaringan serviks dan diinterpretasikan menggunakan H-score. Sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan VEGF dan USG dibandingkan dengan hasil MRI.
Hasil: Terdapat 65 subjek yang diikutsertakan dalam penelitian (10 subjek stadium awal dan 55 subjek stadium lanjut). Tidak ada perbedaan ekspresi VEGF di antara pasien kanker serviks dihubungkan dengan stadium, tipe histologi, atau ukuran tumor yang berbeda. Ada interreliabilitas minimum antara pemeriksaan VEGF dan MRI. Ada interreliabilitas yang baik antara pemeriksaan USG dan MRI untuk menentukan stadium kanker, invasi parametrium, invasi kelenjar getah bening dan invasi mukosa vesika urinaria dan rektum
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan ekspresi VEGF pada pasien kanker serviks dengan karakteristik yang berbeda. Hasil pemeriksaan USG dan MRI sebanding dalam menentukan stadium klinis pada pasien kanker serviks.

Background: Cervical cancer is one of the most common cancers with a high mortality rate worldwide. Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) is a biomarker that functions as a prognostic factor in cervical cancer. Expression data related to various characteristics of cervical cancer found on the results of Ultrasonography (US) and Magnetic Resonance Imaging (MRI) examinations in cervical cancer patients in Indonesia are still limited.
Purpose: To determine the relationship between VEGF expression levels, ultrasound examination and MRI examination in cervical cancer patients.
Methods: A diagnostic study using the cross-sectional method was conducted on cervical cancer patients who came to Cipto Mangunkusumo General Hospital from September 2021 to August 2022. Patients diagnosed with cervical cancer who had not received any therapy had cervical biopsies and ultrasound and MRI examinations. Patients who did not undergo ultrasound and MRI examinations and biopsies were excluded from the study. VEGF examination was performed on cervical tissue and interpreted using the H-score. The sensitivity and specificity of VEGF and ultrasound examinations were compared with MRI results.
Results: There were 65 subjects enrolled in the study (10 early-stage subjects and 55 advanced-stage subjects). There were no differences in VEGF expression among cervical cancer patients associated with different stages, histological types, or tumor sizes. There is minimal interreliability between VEGF and MRI examinations. There is good interreliability between ultrasound and MRI examinations for determining the stage of cancer, parametrial invasion, lymph node invasion and mucosal invasion of the bladder and rectum.
Conclusions: There are no differences in VEGF expression in cervical cancer patients with different characteristics. The results of ultrasound and MRI examinations are comparable in determining clinical staging in cervical cancer patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Asrini Noor
"Tujuan: Membandingkan kadar vascular endothelial growth factor VEGF dan placental growth factor PlGF plasma dan vitreus pada tikus diabetes dengan kontrol gula darah GD buruk, dengan perbaikan kontrol gula darah, dan tikus nondiabetes, dan melihat pengaruh perbaikan kontrol gula darah terhadap kadar VEGF dan PlGF.
Metode: Penelitian ini merupakan uji eksperimental pada hewan coba tikus strain Sprague Dawley. Sebanyak 18 ekor tikus disertakan dalam penelitian dan secara acak dibagi ke dalam kelompok perlakuan n=14 dan kontrol n=4 . Kelompok perlakuan diberikan injeksi Streptozotocin untuk menginduksi diabetes. Tikus dengan kadar GD 72 jam pasca induksi lebih dari 300 mg/dL didiagnosis diabetes. Kadar GD diperiksa secara berkala pada seluruh subyek. Setelah 4 mingu, kelompok perlakuan dibagi ke dalam kelompok I untuk terminasi dan kelompok II untuk perbaikan kontrol GD dengan injeksi insulin selama 4 minggu berikutnya, begitu pula dengan kelompok kontrol. Saat terminasi, sampel plasma darah dan vitreus diambil untuk analisis kadar VEGF dan PlGF melalui pemeriksaan enzyme-linked immunosorbent assay ELISA.
Hasil: Sebanyak 17 ekor tikus bertahan hidup hingga akhir penelitian dengan 1 ekor tikus mati dari kelompok perlakuan. Kadar GD kelompok perlakuan II menurun drastis dan mencapai normoglikemia. Pemeriksaan ELISA bulan pertama menunjukkan kadar VEGF vitreus kelompok perlakuan I cenderung lebih tinggi dibandingkan kontrol I, yakni 196,36 65,24 pg/dL dan 123,64 44,99 pg/dL p=0,20 . Pemeriksaan ELISA bulan kedua menunjukkan kadar PlGF vitreus kelompok perlakuan II lebih tinggi dibandingkan kontrol II, yakni 59,04 2,48 dan 51,93 3,15 p=0,01. Kadar VEGF vitreus dan plasma kelompok perlakuan I dan II tidak berbeda bermakna, sedangkan kadar PlGF vitreus dan plasma lebih tinggi pada bulan kedua.
Kesimpulan: Kadar VEGF dan PlGF vitreus mengalami peningkatan pada kelompok tikus diabetes dibandingkan nondiabetes, dan perbaikan kontrol gula darah selama 1 bulan belum dapat menurunkan kadar VEGF dan PlGF.

Aim: To compare plasma and vitreous level of vascular endothelial growth factor VEGF and placental growth factor PlGF in diabetic rats with poor blood glucose BG control, reconstitution of good BG control, and nondiabetic rats, and to investigate the effect of reconstitution of good BG control to VEGF and PlGF plasma and vitreous level.
Methods: This is an experimental study using Sprague Dawley rats. Eighteen rats were divided into intervention group n 14 and control group n 4. Intervention group were given Streptozotocin STZ injection to induce diabetes. Rats with BG level more than 300 mg dL at 72 hours after injection were considered diabetes and successful models. BG levels were monitored periodically in all subjects. After 4 weeks, intervention group was randomly divided into group I for termination and group II for reconstitution of good BG control with insulin for following 4 weeks, and so was the control group. Plasma and vitreous samples were taken. VEGF and PlGF levels were detected with enzyme linked immunosorbent assay ELISA.
Results: Seventeen rats survived and one rat died in intervention group. BG level of intervention group II decreased dramatically to normoglycemia. ELISA at month 1 showed that VEGF vitreous level tend to be higher in intervention group I compared to control I, 196.36 65.24 pg dL and 123.64 44.99, respectively p 0.20. ELISA at month 2 showed that PlGF vitreous level of intervention group I were significantly higher compared to control I, 59.04 2.48 and 51.93 3.15, respectively p 0.01. Vitreous and plasma VEGF of intervention group I and II were not different, while vitreous and plasma PlGF were significantly higher in group II.
Conclusions: Vitreous levels of VEGF and PlGF were increased in diabetic rats compared to nondiabetic, and reconstitution of good BG control for 1 month were unable to reduce VEGF and PlGF levels.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library