Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Senyavva monosakaricia, khususnya glukosa, adalah suatu metabolit primer yang merupakan salah satu sumber energi untuk keperluan hic|up_ Gugus hidroksil glukosa dapat dibuat derivat esternya dengan senyavva asam vanillat Ester glukovanillat diduga memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi Vanillin ciari tanaman Vanilla p/anifo/ia dioksidasi menjadi asam vanillat ciengan oksiciasi Jones ataupun oksiciasi dengan Ag2O_ Oksidasi Jones menghasilkan asam vanillat sebanyak 0,1705 g dengan yield 5,07% sedangkan oksidasi ciengan A920 menghasilkan asam vanillat sebanyak 4,0758 g dengan yield 88,52%_ Dari uji KLT diketahui Rf vanillin yaitu 0,84 dan Rf asam vanillat yaitu 0,80 Esterifikasi dilakukan dengan merefluks asam vanillat dan glukosa dalam DIVIF dan katalis HQSO4 dengan suhu 100°C sedikitnya 3x24 jam. Uji KLT hasil refluks menghasilkan bercak ester glukovanillat dengan Rf 0,53 dan 0,34_ Ekstraksi hasil refluks menghasilkan paciatan ester glukovanillat bervvarna coklat tua sebanyak 0,3077 g dan filtrat sebanyak 0,1028 g.
Universitas Indonesia, 2007
S30329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Irwan Setiadi
Abstrak :
Maltosa merupakan disakarida utama yang diperoleh dari hidrolisis pati. Maltosa banyak memiliki gugus hidroksil (-OH) sehingga dari satu senyawa maltosa dapat direaksikan dengan suatu asam karboksilat membentuk suatu ester. Salah satu senyawa yang termasuk ke dalam asam karboksilat adalah asam vanilat yang merupakan hasil oksidasi dari vanilin dan merupakan salah satu senyawa fenolik. Pada penelitian ini, asam vanilat yang digunakan berasal dari vanilin yang dioksidasi oleh Ag2O yang terbentuk dari reaksi AgNO3 dengan NaOH yang berlebih. Asam vanilat yang dihasilkan dari percobaan memiliki rendemen sebesar 86,23%. Esterifikasi maltosa dengan asam vanilat dilakukan melalui mekanisme Steglich, yaitu dengan menggunakan DCC dan DMAP sebagai aktivator dan katalis serta menggunakan aseton sebagai pelarut. Ester maltovanilat yang dihasilkan dari percobaan memiliki rendemen sebesar 79,84 %. Ester maltovanilat yang dihasilkan memiliki kemampuan sebagai zat antioksidan dengan IC50 = 939,66 ppm.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30415
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Ali
Abstrak :
Ester adalah salah satu senyawa derivat asam karboksilat selain asil halida, anhidrida asam, dan amida yang dapat dibuat dengan mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol. Reaksi pembuatan ester lebih dikenal sebagai reaksi esterifikasi dimana gugus hidroksil (-OH) dari asam karboksilat dapat disubstitusi oleh gugus alkoksi (-OR) dari alkohol. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi kesetimbangan yang bersifat reversibel (bolak-balik). Pada penelitian ini senyawa ester berhasil disintesis dari arabinosa dan asam vanilat. Arabinosa merupakan senyawa karbohidrat dengan jenis monosakarida aldopentosa yang diketahui memiliki empat gugus alkohol (tetra-ol), sedangkan asam vanilat merupakan senyawa aromatik yang memiliki gugus karboksilat, metoksi, dan fenolik. Asam vanilat yang digunakan berasal dari vanilin yang telah dioksidasi oleh oksidator Ag2O. Berat asam vanilat yang diperoleh sebanyak 3,5551 g dengan rendemen 84,57 %. Dari uji KLT diketahui Rf asam vanilat yaitu 0,50 dan Rf vanilin 0,84 pada eluen petroleum eter : etil asetat = 2 : 3. Metode yang digunakan pada esterifikasi arabinosa dengan asam vanilat adalah metode esterifikasi Fischer dengan alat refluks menggunakan pelarut aseton. Pelarut aseton dipilih karena bersifat netral sehingga tidak mempengaruhi aktivitas katalis asam dalam sistem esterifikasi. Perbandingan mol antara arabinosa dengan asam vanilat yang digunakan adalah 1 : 4 karena diharapkan semua gugus asam dapat tersubstitusi ke gugus alkohol. Pemanasan pada proses esterifikasi dilakukan selama 24 jam pada temperatur 65 oC. Berat ester yang diperoleh sebesar 0,5156 g dengan rendemen 85,86 %. Ester ini selanjutnya diuji dengan KLT dan instrumen FT-IR.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30366
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widajanti Wibowo
Abstrak :
Katalis heterogen telah diketahui memiliki beberapa kelebihan apabila dibandingkan dengan katalis homogen. Penelitian ini mencoba memanfaatkan katalis heterogen untuk reaksi alternatif sintesis vanili dari eugenol minyak gagang cengkeh. Sintesis vanili dari eugenol membutuhkan dua tahap reaksi, yaitu reaksi isomerisasi eugenol menjadi isoeugenol dan dilanjutkan dengan reaksi oksidasi isoeugenol menjadi vanili. Katalis heterogen yang digunakan adalah (1) padatan superbasa, yang digunakan untuk studi katalisis heterogen pada reaksi isomerisasi eugenol, dan (2) katalis transfer fase [18]-crown ether-6, yang digunakan untuk reaksi oksidasi isoeugenol menjadi vanili. Padatan superbasa dibuat dari 􀁧- dan 􀁨-alumina yang diberi perlakuan NaOH dan logam Na. Alumina yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dari bahan baku kaolin dari pulau Belitung dengan proses asam dengan hasil perolehan 9,0% 􀁧-Al2O3 dan 10,28% 􀁨-Al2O3. Studi katalis heterogen pada reaksi isomerisasi eugenol menunjukkan, bahwa reaksi isomerisasi dapat berlangsung pada suhu rendah. Demikian pula, studi perbandingan aktivitas katalis padatan superbasa 􀁧-Al2O3/NaOH/Na menunjukkan aktivitas katalis yang lebih baik dari 􀁨-Al2O3/NaOH/Na maupun dari 􀁧-Al2O3 (E.Merck)/NaOH/Na dengan hasil persentase konversi produk trans-isoeugenol 64,4% dan cis-isoeugenol 6,1% pada kondisi reaksi : suhu 10ºC dan waktu reaksi 9 jam untuk 25 mmol minyak gagang cengkeh per 2 g katalis. Studi katalisis reaksi oksidasi isoeugenol dengan oksidator KMnO4 menggunakan katalis transfer fase [18]-crown ether-6 memberikan indikasi bahwa senyawa vanili yang terbentuk masih bercampur dengan senyawa-senyawa lain. Rendemen vanili hasil oksidasi isoeugenol dalam suasana asam (pH 2) adalah 0,021%, dalam suasana netral (pH 7) adalah 0,028% dan dalam suasana basa (pH 9) adalah 0,015%.
An Application of heterogenous catalysis reaction for synthesis of synthetic vanillin (3-hydroxy-2-methoxybenzaldehyde) from eugenol (4-allyl-2-methoxyphenol) of clove oil. It has been already known, that heterogeneous catalysts have more advantages compared to homogeneous catalysts. This research tried to utilize heterogeneous catalysts for an alternative reaction on synthesis of vanillin from eugenol of clove stem oil. This synthesis needs two steps reactions, isomerization reaction of eugenol to produce isoeugenol and oxidation reaction of isoeugenol to produce vanillin. Two types catalysts were used: (1) solid superbase, which was used on eugenol isomerization, and (2) phase transfer catalyst [18]-crown ether-6, which was used on oxidation of isoeugenol. Solid superbase catalyst was prepared using γ- and η-alumina, treated with sodium hydroxide and sodium metal. Alumina was extracted from kaolin from Belitung island by acid process, and the yield of aluminas were 9.0% γ-Al2O3 and 10.28% η-Al2O3. Heterogeneous catalysis study on eugenol isomerization showed that the reaction could proceed at low temperature. The eugenol isomerization reaction conditions were : temperature 10ºC, reaction time 9 hours, clove stem oil 25 mmol, and solid catalyst superbase γ-Al2O3/NaOH/Na 2 g. The result of products conversion were 64.42% trans-isoeugenol and 6.11% cis-isoeugenol. This study included the comparison activities study of three solid superbase catalysts : γ-Al2O3/NaOH/Na, η-Al2O3/NaOH/Na, and γ-Al2O3 (E.Merck)/NaOH/Na, which showed that γ-Al2O3/NaOH/Na had better activity than those two latter solid superbase catalysts. Study on isoeugenol oxidation reaction using KMnO4 as an oxidazing agent and phase transfer catalyst [18]-crown ether-6, gave the indication that vanillin was produced mixed with other compounds. The yield of vanillin in acid medium (pH 2) was 0.021%, in neutral medium (pH 7) was 0.028% and in basic medium (pH 9) was 0.015%.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2002
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Mubarok
Abstrak :
ABSTRAK
Meningkatnya permintaan vanillin oleh industri yang mencapai 15000 ton/tahun mendorong peneliti untuk mengembangkan metode alternatif untuk sintesis vanillin. Selain ekstraksi dari vanilla alami, vanillin dapat disintesis dari bahan berbasis minyak dan produksi secara mikroba, yang membutuhkan biaya tinggi, metode berkelanjutan, dan langkah yang rumit. Pada penelitian ini vanillin disintesis dari isoeugenol dengan metode elektrokimia menggunakan elektroda Boron Doped Diamond (BDD) dan Platina dalam sel satu kompartemen. Kondisi optimum diperoleh dengan memvariasikan potensial oksidasi, pelarut, waktu elektrolisis, dan jumlah air. Sintesis vanillin dilakukan menggunakan teknik kronoamperometri dan diperoleh kondisi optimum pada sistem potensial 0.3 V (vs Ag/AgCl) dalam metanol selama 30 menit pada untuk elektroda BDD, dan 0.41 V (vs Ag/AgCl) dalam metanol selama 30 menit untuk elektroda Platina, keduanya dengan penambahan 1 mL air. Analisis dilakukan menggunakan HPLC dan GC dengan konversi 9.48% dan 4.11% untuk masing-masing kondisi optimum. Pada mekanisme yang diajukan, isoeugenol mengalami oksidasi gugus alil menjadi diol yang diikuti pemutusan oksidatif menjadi aldehid.
ABSTRAK
The increased demand on vanillin by industries up to 15000 tons/year encourage researcher to develop an alternative method in vanillin synthesize. Beside extraction from natural vanilla, vanillin can be synthesized from petroleum based material and microbial production which require high cost, consecutive method, and complicated steps. In this study, vanillin was synthesized from isoeugenol through electrochemical method using Boron Doped Diamond (BDD) and Platinum (Pt) electrode in one compartment cell. Optimum condition was obtained with varying the oxidation potential, solvents, time of electrolysis, and amount of water. The synthesis of vanillin was conducted using chronoamperometry technique, and optimum contidion was obtained at potential 0.3 V (vs Ag/AgCl) in methanol for 30 minutes at BDD electrode, and 0.41 V (vs Ag/AgCl) in methanol for 30 minutes at Pt electrode, both in 1 mL water addition respectively. Analysis was done using HPLC and GC/MS with conversion 9.48% and 4.11% for both optimum conditions. In the proposed mechanism, isoeugenol undergoes oxidation of allyl group into diol and followed by oxidative cleavage into aldehyde.
2016
S64944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Rotua Selvi
Abstrak :
Potensi Indonesia sebagai salah satu penghasil minyak cengkeh terbesar di dunia didukung dengan pengembangan perkebunan cengkeh di Indonesia. Sulawesi Utara merupakan provinsi penghasil minyak cengkeh di Indonesia. Desa Liandok yang berada pada kabupaten Minahasa Selatan, provinsi Sulawesi Utara memiliki area perkebunan cengkeh yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi gen ech dan gen fcs pada bakteri tanah dari perkebunan cengkeh Desa Liandok, Minahasa Selatan. Bakteri tanah dari perkebunan cengkeh di Desa Liandok, Minahasa Selatan diisolasi dengan beberapa medium selektif. Ektraksi DNA dilakukan dengan menggunakan Geneaid PrestoTM Mini gDNA Bacteria Kit. Isolasi genom dari ekstraksi DNA dilakukan dengan elektroforesis gel agarosa. Primer forward dan primer reverse didesain dengan multiple alignment sekuens yang menyandi gen ech dan gen fcs dari bakteri Pseudomonas sp. pada data NCBI GenBank. Analisis PCR dilakukan melalui primer forward dan primer reverse untuk mendeteksi gen ech dan gen fcs pada isolat. Selanjutnya, amplikon dianalisis dengan elektroforesis gel agarosa untuk menunjukan pita pada daerah gen ech dan gen fcs. Analisis secara molekuler dilakukan dengan mengamplifikasi gen 16S rRNA dengan metode PCR menggunakan primer universal 27F dan 534R dan dilanjutkan dengan sekuensing terhadap gen 16S rRNA. Langkah terakhir, yaitu dilakukan analisis hasil sekuensing menggunakan metode BLAST di NCBI. Keberadaan gen ech dan gen fcs pada isolat bervariasi. Sembilan isolat dari total 22 isolat memiliki gen ech dan gen fcs. Hasil BLAST terhadap urutan nukleotida gen 16S rRNA dari tiga isolat yang disekuensing mempunyai kesamaan 99% dengan bakteri Pseudomonas nitroreducens dan satu isolat mempunyai kesamaan 96% dengan Pseudomonas denitrificans. Sebagai kesimpulan, bakteri tanah pada perkebunan cengkeh di Desa Liandok, Minahasa Selatan memiliki gen ech dan gen fcs yang berpotensi untuk melakukan konversi eugenol menjadi vanillin.
Indonesias potential as worlds largest clove oil producer is supported by the development of clove plantations in Indonesia. North Sulawesi is a province that playing the biggest role in producing clove oil in Indonesia. Desa Liandok is located in Minahasa Selatan, North Sulawesi which has a large areal of clove oil plantation. This study was aimed to characterize ech and fcs genes in soil bacteria from clove plantation in Desa Liandok, South Minahasa which has the potential to bioconvert eugenol to vanillin. The soil bacteria from clove plantations in Desa Liandok, South Minahasa was isolated using selective mediums. DNA extraction was carried out using Geneaid PrestoTM Mini gDNA Bacteria Kit. The isolated genomes from DNA extraction were analyzed and carried out by agarose gel electrophoresis. Both primers for PCR were designed by aligning multiple ech and fcs genes sequences of Pseudomonas sp. in NCBI GenBank data. PCR analysis was performed within forward and reverse primers to detect ech and fcs genes in the isolate. Furthermore, the amplicons was analyzed using agarose gel electrophoresis to show ech and fcs genes bands. Molecular analysis was carried out by amplifying the 16S rRNA gene with the PCR method using universal primers 27F and 534R and continued with sequencing of the 16S rRNA gene. The last step was to analyze the result of DNA sequencing using BLAST method in NCBI. The existence of ech and fcs genes in each isolate were varied. BLAST analysis against nucleotide sequence of the 16S rRNA gene from three isolates that were sequenced possess 99% similarities with Pseudomonas nitroreducens and one isolate possesses 96% similarities with Pseudomonas denitrificans. Nine out of 22 isolates contained both fcs and ech genes. To conclude, soil bacterias in clove plantation in Desa Liandok, South Minahasa have ech and fcs genes which have the potential to bioconvert eugenol to vanillin.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Resa Aditia
Abstrak :
Depolimerisasi lignin dapat menghasilkan senyawaan fenolik yang dapat digunakan untuk memproduksi senyawa kimia yang lebih bermanfaat. Lignin memiliki ikatan yang didominasi oleh ikatan α-O-4, β-O-4, and β-5. Pada penelitian ini digunakan Benzyl Phenyl ether (BPE) sebagai model lignin untuk untuk mengetahui mekanisme pemutusan ikatan α-O-4 pada lignin menggunakan katalis HZSM-5 berpori hirarki yang terimpregnasi oksida bimetal Co-Mo. Oksida bimetal Co-Mo disintesis dengan perbandingan rasio molar yaitu 1:1, bimetal oksida Co-Mo diimpregnasi pada HZSM-5 dengan variasi w/w % loading yaitu 5%, 10% dan 15%. CoMo/HZSM-5 berpori hirarki yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan metode karakterisasi zat padat seperti XRD, SEM, XRF, FTIR, BET dan NH3-TPD. Selanjutnya uji aktivitas katalitik dilakukan menggunakan reaktor Batch terbuat dari stainless steels bervolume 200 mL. Reaksi optimasi katalis dilakukan pada suhu 150°C selam 30 menit dengan perbandingan massa substrat: katalis yaitu 2:1, memberikan rasio substrat/CoMo sebesar 40:1 unutk CoMo/HZSM-5 5%, 22,2:1 untuk CoMo/HZSM-5 10% dan 10,8:1 untuk CoMo/HZSM- 5 15%. Produk hasil reaksi diidentifikasi menggunakan HPLC. Dihasilkan yield tertinggi produk fenol dan vanilin masing-masing sebesar 8,64% dan 23,3% ketika menggunakan CoMo/HZSM-5 10%. Kemudian menggunakan CoMo/HZSM-5 10% dilakukan reaksi aktivitas katalitik dengan variasi waktu reaksi 60 menit dan 90 menit. Pada waktu reaksi 60 menit dan 90 menit tidak ditemukan adanya fenol, sedangkan vanillin yang dihasilkan masing-masing sebesar 0,49% dan 0,27%. ......Lignin depolymerization produces phenolic compounds that can be used to produce more useful chemical compounds. Lignin bonds is dominated by α-O-4, β-O-4, and β-5 bonds. In this study, benzyl phenyl ether (BPE) used as a lignin model to determine the mechanism of α-O-4 bond breaking in lignin using hierarchical HZSM-5 catalyst impregnated with Co-Mo bimetal oxide. Bimetallic oxide Co-Mo was synthesized with a molar ratio of 1:1, and impregnated in HZSM-5 with variations w/w % loading; 5%, 10% and 15%. The resulting hierarchical CoMo/HZSM-5 was characterized using XRD, SEM, XRF, FTIR, BET and NH3-TPD. Furthermore, the catalytic activity test was carried out using a tainless-steel batch reactor with volume of 200 mL. The catalyst optimization reaction was carried out at 150°C for 30 minutes with a substrate:catalyst mass ratio of 2:1 (giving a substrate/CoMo ratio of 40:1 for CoMo/HZSM-5 5%, 22.2:1 for CoMo/HZSM-5 10% and 10.8:1 for CoMo/HZSM-5 15%). The reaction products were identified using HPLC. CoMo/HZSM-5 10% showed the highest yields of phenol and vanillin products of 8.64% and 23.3% respectively. Later, by using CoMo/HZSM-5 10%, the catalytic activity reaction was carried out with variations in reaction time of 60 minutes and 90 minutes. At the reaction time of 60 minutes and 90 minutes, no phenol was found, while the vanillin produced was 0.49% and 0.27%, respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihani Rahman
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu dari kegunaan minyak atsiri adalah sebagai komponen pewangi dalam industri parfum. Menthol, benzyl acetate, dan vanillin, masing-masing mewakili karakter aroma daun mint, melati, dan vanila juga merupakan bahan yang umum digunakan dalam parfum. Salah satu permasalahan dalam industri parfum adalah rendahnya ketahanan dari aroma zat pewangi karena sifat minyak atsiri yang volatil. Dalam thesis ini, telah dilakukan mikroenkapsulasi multikomponen dengan material enkapsulasi Polyvinyl Alkohol PVA dan metode simple coacervation untuk meningkatkan ketahanan tiap komponen. Optimasi dilakukan dengan metode Central Composite Diagram dengan empat variabel bebas, yaitu menthol, benzyl acetate, vanillin dan tergitol sebagai emulsifier. Efisiensi enkapsulasi, loading capacity, laju pelepasan minyak atsiri terenkapsulasi, profil dalam mikrokapsul, dan ukuran partikel telah diukur dan dihitung. Pada komposisi optimum dari menthol 13,98 w/w , benzyl acetate 14,75 w/w , vanillin 17,84 w/w , dan tergitol 15-S-9 13,4 w/w g didapatkan efisiensi enkapsulasi sebesar 97,34 dan loading capacity sebesar 46,46 . Untuk laju pelepasan menthol, enkapsulasi tidak memberikan pengurangan laju yang siginifikan, tetapi benzyl acetate yang dienkapsulasi memiliki laju pelepasan yang secara signifikan lebih perlahan. Rata-rata ukuran mikrokapsul dengan komposisi optimum adalah 20,24 m dengan rentang ukuran partikel 2,011-36,24 m. Dan berdasarkan analisis dengan mikroskop konfokal, diketahui bahwa menthol dan benzyl acetate dapat dienkapsulasi secara bersamaan dalam 1 mikrokapsul.
ABSTRACT
One of many applications of essential oils is as fragrance in perfumery. Menthol, benzyl acetate, and vanillin, each represents olfactive characteristic of peppermint leaves, jasmine flowers, and vanilla beans, are commonly used in perfumery. These components are highly volatile, hence low shelf life. In this research, said components is encapsulated simultaniously inside Polyvinyl Alcohol PVA using simple coacervation method to increase its shelf life. Optimization has been done using Central Composite Diagram with four independent variables, i.e. composition of menthol, benzyl acetate, vanillin, and tergitol as emulsifier . Encapsulation efficiency, loading capacity, release rate, microcapsule morphology, and microcapsule size have been measured. In optimum composition of menthol 13,98 w w , benzyl acetate 14,75 w w , vanillin 17,84 w w , and tergitol 15 S 9 13,4 w w encapsulation efficiency of 97,34 and loading capacity of 46,46 have been achieved. The release rate of encapsulated menthol is not significantly slower compared to unencapsulated menthol, but it is significant for encapsulated benzyl acetate. Mean diameter of microcapsule is 20,24 m and within range of 2,011 36,24 m. The image of microcapsules analyzed by confocal micrscope proves that menthol and benzyl acetate can be encapsulated simultaniously inside 1 microcapsule. The conclusion is we have been successfully encapsulated menthol, benzyl acetate, and vanillin simultaneously in one microcapsule and prolonged its shelf life.
2016
T47435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inas Priasti Siwi
Abstrak :
ABSTRAK
Permintaan vanillin yang terus meningkat baik dari industri maupun farmasi, mendorong para peneliti untuk mencari metode sintesis vaniliin yang efektif dan efisien. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis vanillin dari bahan isoeugenol dengan metode elektrokimia dengan menggunakan elektroda Pt, Grafit dan Stainless steel. Sebagai studi awal dilakukan penentuan nilai potensial oksidasi dari masing-masing elektroda kerja dengan metode voltametri siklik. Dilanjutkan dengan penentuan kondisi optimum untuk memperoleh % yield yang maksimum. Dengan menggunakan elektroda platina, didapatkan % yield sebesar 34,4 % dari cis- isoeugenol, dan 30,72 % dari trans-isoeugenol. Sedangkan dengan elektroda grafit 10,14 % untuk cis isoeugenol dan 12,4 % untuk trans-isoeugenol. Hasil elektrolisis di karakterisasi dengan instrumen FTIR dan GC-MS. Spektra FTIR menunjukan puncak pada bilangan gelombang sekitar 1700 cm-1 yang menunjukan daerah khas karbonil dan 2 puncak vibrasi C-H khas aldehid pada 2730 cm-1 dan 2860 cm-1 . Sedangkan, hasil MS menunjukkan pola fragmentasi vanilin pada nilai m/z 152, 151,137,109,81,51, dan 15.
ABSTRAK
The increased demand on Vanilla both from industries and pharmaceuticals, encourage researchers to find the effective and efficient methods of synthesis vaniliin. In this study, vanillin was synthesized from isoeugenol by the electrochemical method using Pt , Grafit and Stainless Steel electrodes . A preliminary - study was conducted to obtain the oxidation potential value of each working electrode by cyclic voltametric method. Then, the optimum conditions were determined to obtain the maximum % yield. With the platinum electrode, % yield was obtained from cis-isoeugenol, and 28,69 % from trans-isoeugenol. Meanwhile with the graphite electrodes, 7,21 % yield was obtained from cis isoeugenol and 10,51 % from the trans-isoeugenol. FTIR spectra showed peaks at wave number around 1700 cm-1 which shows a typical area of the carbonyl and two vibration peaks typical aldehyde C-H at 2730 cm -1 and 2860 cm-1. Meanwhile, the results of MS showed the fragmentation pattern of vanillin on the value of m / z 152, 151,137,109,81,51, and 15.
2016
S64234
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwit Kurniati
Abstrak :
Vanilin 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehid adalah senyawa organik aromatik yang banyak digunakan sebagai bahan pewangi dan perasa dalam makanan, minuman dan industri farmasi. Sintesis vanillin bisa dilakukan dengan cara alami dan sintetik. Namun, produksi dengan cara alami ini tidak dapat memenuhi permintaan vanillin yang tinggi. Dalam penelitian ini, vanilin disintesis dari trans-isoeugenol dengan metode elektrooksidasi menggunakan elektroda kasa platina dan elektrolit natrium nitrat NaNO3 dalam metanol. Penentuan potensial oksidasi dilakukan dengan menggunakan metode voltametri siklik. Kemudian, elektrolisis trans-isoeugenol dilakukan dengan memvariasikan potensial oksidasi, waktu elektrolisis, penambahan air dan memvariasikan konsentrasi trans-isoeugenol untuk menentukan kondisi optimum dalam sintesis vanilin. Hasil elektrolisis dipekatkan untuk memperoleh kristal padat vanilin dan kemudian dikarakterisasi dengan kromatografi lapis tipis, Kromatografi Gas Spektro Massa GC-MS dan FTIR. Hasil elektrolisis menunjukkan bahwa kondisi optimum, diperoleh pada potensial 1.2 V dalam 30 menit tanpa penambahan air dalam 0.1 M trans-isoeugenol dengan yield vanilin sebesar 23.15 dan selektivitas 32.29. ......Vanillin 4 hydroxy 3 methoxybenzaldehyde is an aromatic organic compound widely used as perfumes and flavoring material in the industries of foods, beverages and pharmaceutical. Vanillin can be produced by natural and synthetic process. However, the production under a natural process can not meet the high demand on vanillin. In this study, vanillin was synthesized from trans isoeugenol by the electrooxidation method using platinum gauze electrode and electrolyte sodium nitrate NaNO3 in methanol. The required oxidation potential was determined using cyclic voltammetric method. The electrooxidation of trans isoeugenol was carried out by varying the oxidation potential, the period of electrolysis, the addition of water and varying the concentration of trans isoeugenol to obtain the optimum condition in the synthesis of vanillin. The electrolysis products were concentrated to obtained the solid crystals of vanillin which were characterized by Thin Layer Chromatography, Gas Chromatography Mass Spectrometry GC MS and FTIR. The analysis results showed that the optimum condition, was obtained at the potential of 1.2 V in 30 minutes without water addition in 0.1 M trans isoeugenol. The yield of vanillin was 23.15 and the selectivity was 32.29.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library