Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hart, Samuel L.
New York: Philosophical Library, 1949
170 HAR t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Josef Prasetjo
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S2298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Rocky Ramly Andarjuangsyah
"ABSTRAK
Kebiasaan merokok dimulai pada umur belasan (Baum dkk,
1985; Sarafino, 1990; Kaplan dkk, 1993). Menurut perkiraan WHO sepertiga
perokok di dunia adalah remaja dan 800 juta diantaranya berada di negara
berkembang (Kompas, 19 juni 1998). Seffrin (dalam Sweeting, 1990)
mengatakan bahwa masalah pendidikan kesehatan dewasa ini yang paling
berkaitan dengan nilai adalah masalah merokok.
Havighurst (dalam Rice, 1990) mengatakan bahwa salah satu tugas
perkembangan remaja adalah memperoleh kumpulan nilai dan suatu
sistem etika sebagai pedoman dan pandangan hidup dalam tindakan-
tindakannya. Dalam hubungannya dengan konsep nilai, banyak ahli
(psikolog, sosiolog, antropolog) yang berpendapat bahwa nilai
mempunyai arti yang sangat penting dibandingkan dengan konsep-
konsep yang lain. Para ahli itu memandang nilai sebagai kriteria yang
digunakan manusia untuk menyeleksi dan membenarkan tindakan.
Selain itu untuk mengevaluasi orang (termasuk self) dan kejadian-kejadian
(Rokeach; Williams; Kluckhon, dalam Schwartz, 1992). Oleh karena itu
penelitian mengenai nilai ini menjadi sangat penting untuk mengetahui
nilai yang berperan dalam tingkahlaku seseorang untuk merokok atau
tidak merokok.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan nilai
antara remaja perokok dan bukan perokok. Teori nilai yang digunakan
adalah teori nilai Schwartz. Schwartz mempostulasikan nilai ke dalam
struktur nilai yang sirkular. Struktur nilai ini terbentuk dari 56 nilai
tunggal. Ke-56 nilai tunggal itu terbagi dalam sepuluh tipe nilai., yaitu
power, achievement, hedonism, stimulation, universalism, benevolence, tradition,
conformity dan security. Struktur terbagi lagi dalam dua dimensi yang
saling berlawanan, yaitu pertama dimensi Oppenness to Change berlawanan
dengan dimensi Conservative dan kedua dimensi Self-Transendence
berlawanan dengan dimensi Self-Enhancement.
Subyek penelitian adalah remaja berusia 15-18 tahun dan tinggal di
Jakarta. Jumlah responden sebanyak 96 orang, subyek pria 55 orang
sedangkan subyek wanita 41 orang. Bardasarkan aktivitas merokok dan tidak merokok, jumlah pria perokok sebanyak 33 orang sedangkan wanita
perokok sebanyak 21 orang. Jumlah pria bukan perokok sebanyak 22
orang dan wanita bukan perokok sebanyak 20 orang. Secara keseluruhan
jumlah perokok adalah 54 orang dan bukan perokok sebanyak 42 orang.
Data diperoleh dengan membagikan kuesioner secara insidental lalu
diolah dengan mengunakan t-test untuk melihat perbedaan dua
kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan remaja perokok dan bukan
perokok terdapat pada tipe nilai hedonism. Remaja perokok lebih
mementingkan tipe nilai itu dibandingkan remaja bukan perokok.
Dalam diskusi, hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori nilai
Schwartz, dan penelitian tentang remaja serta teori merokok yang
dikaitkan dengan nilai.
Saran yang dapat diajukan untuk penelitian berikutnya adalah selain
menggunakan kuesioner gunakan juga wawancara untuk memperkaya
hasil, memperbanyak sampel, mengkaitkan nilai dengan variabel lainnya,
seperti konsep diri, sikap. Selain itu perlu diteliti nilai tunggal mana yang
menjadi bagian tipe nilai tertentu yang khas Indonesia."
1999
S2555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Atty Kurniawati
"
ABSTRAK
Mahasiswa merupakan sumber daya yang potensial untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional, sehingga dengan mengetahui sistem nilai mereka saat ini dapat Iebih dikembangkan nilai-nilai positif yang sudah dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai sistem nilai pada mahasiswa Universitas Indonesia (UI), yang berupa hirarki dari nilai-nilai yang dianut serta tujuan akhir yang dianggap penting oleh mahasiswa UI. Selain itu karena latar belakang pendidikan yang mengarah kepada profesi dapat mempengaruhi nilai-nilai yang dianut, maka dalam penelitian ini juga dilihat hirarki dari nilai dan tujuan akhir mahasiswa yang berasal dari fakultas fakultas ilmu eksakta dan fakultas-fakultas ilmu sosial.
Pada penelitian ini, digunakan kuesioner yang mengukur hirarki dari nilai-nilai dan tujuan akhir mahasiswa. Subyek penelitian merupakan mahasiswa UI dari 12 fakultas dan berasal dari angkatan 1990-1996. Prosedur sampling yang dipergunakan adalah nonprobability sampling. sementara teknik pengambilan sampelnya adalah incidental sampling. Metode pengolahan data yang dipakai adalah koefisien konkordansi dari Kendall (II)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai yang dianut oleh mahasiswa UI adalah nilai kebahagiaan, moral, sosial, keadilan, ilmiah, kemandirian, dan manfaat. Sedangkan tujuan akhir yang dianggap penting adalah ketakwaan, kematangan moral, keberhasilan pendidikan, keberhasilan karir, kebahagiaan, pengetahuan dan wawasan yang luas, kepekaan sosial, menemukan pasangan hidup, perluasan pergaulan, serta penerapan ilmu. Selain itu, mahasiswa yang berasal dari fakultas ilmu sosial menempatkan nilai moral lebih penting daripada nilai sosial, sedangkan mahasiswa yang berasal dari fakultas ilmu eksakta mencapaikan nilai sosial lebih tinggi daripada nilai moral. Untuk tujuan akhir, selain ketakwaan yang sama-sama meletakkannya untuk peringkat pertama, kedua kelompok terlihat berbeda dalam hirarki tujuan akhir Iainnya.
Tujuan akhir yang khas pada mahasiswa UI adalah penerapan ilmu dan ketakwaan. Sistem nilai dari kelompok yang berbeda dalam suatu lingkungan akademis yang sama dapat berbeda. Pada penelitian ini perbedaan tersebut tampak pada kelompok subyek laki-Iaki dan perempuan, kelompok subyek dengan agama yang berbeda, kelompok subyek dengan suku bangsa yang berbeda, serta kelompok subyek dengan pekerjaan orangtua yang berbeda. Dalam penelitian mengenai sistem nilai mahasiswa selanjutnya, hendaknya jumlah sampel penelitian Iebih besar dan proporsional pembagiannya, disamping perlu diperhatikan instrumen penelitian yang menggali lebih mendalam mengenai nilai dan tujuan akhir dari subyek penelitian. Hal lain yang disarankan adalah mempertahankan nilai positif yang telah dimiliki mahasiswa UI, serta mengembangkan nilai estetika, politik, kepemimpinan, dan kreativitas pada mahasiswa UI. Sistem pembelajaran di UI yang ada saat ini juga perlu ditinjau kembali, sehubungan dengan rendahnya nilai ilmiah dan penerapan ilmu pada mahasiswa UI.
"
1998
S2681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahm, Archie J.
Mexico: Al Buquerque, 1984
121.8 BAH a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Sumarwanto
"Tesis ini membahas mengenai upaya membangun budaya organisasi pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Pembentukan nilai-nilai budaya organisasi pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian masih dalam proses tumbuh kembang. Sebagai suatu organisasi publik yang memiliki anggota dengan latar belakang budaya organisasi yang heterogen, maka untuk kepentingan integritas organisasi, perlu memiliki nilai-nilai budaya organisasi. Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu Bagaimana kondisi nilai-nilai budaya organisasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berdasarkan model 7S McKinsey?
Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan nilai-nilai yang sedang tumbuh dan berkembang secara alamiah yang menjadi unsur penting budaya organisasi pada saat ini (Existing of Share Values); memberi pilihan terhadap nilai-nilai yang akan ditumbuhkembangkan sebagai identitas budaya organisasi (Optional of Shared Values); bahan masukan bagi pimpinan dalam mencapai sasaran reformasi birokrasi yang mendorong perubahan pola pikir (mind set) dan budaya kerja (culture set) untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja organisasi; dan bahan masukan bagi dunia akademisi sebagai pelengkap referensi penelitian dalam membangun budaya organisasi (organizational culture).
Lokus objek penelitian yang dipilih adalah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer berupa pengamatan langsung, peneliti berperan juga sebagai bagian dari objek yang diteliti dan Focus Group Disscusion (FGD); dan data sekunder berupa artikel, jurnal, karya hasil penelitian di bidang budaya organisasi yang relevan, kutipan-kutipan pembicaraan informal, dokumen terkait persiapan reformasi birokrasi, data Sumber Daya Manusia. Teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung pada objek dan FGD.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upaya membangun budaya organisasi pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dapat dikembangkan melalui kerangka teori 7-S McKinsey Framework. Tujuh variable dalam teori tersebut, yaitu strategi (strategy), struktur (structure), sistem (system), nilai-nilai bersama (share values), keterampilan (skill), gaya manajemen kepemimpinan (style), dan sumber daya manusia (staff) merupakan suatu kesatuan kerangka pikir yang saling terkait dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Pengembangan nilai-nilai budaya organisasi dapat dilakukan dengan perubahan yang terencana, dimulai dari pucuk pimpinan tertinggi sampai pada keterlibatan seluruh anggota organisasi.

This thesis discuss an efforts to build organizational culture at the Coordinating Ministry for Economic Affairs . Establishment of organizational cultural values on the Coordinating Ministry for Economic Affairs is still in the process of growth and development. As a public organization, that has members with heterogeneous culture backgrounds. For the integrity of the organization, it needs cultural values of the organization. Problems in this study: 1. How does the condition of organization cultural values in the Coordinating Ministry for Economic Affairs under the terms of the 7S McKinsey framework model? 2. How to develop the values to build an organizational culture based on the 7S McKinsey framework?
The purpose of this study is to describe the values that were growing and developing naturally becoming an important element of organizational culture at this point (existing of share values); gives options to values that will be developed as the cultural identity of the organization (shared values) ; input for leadership in achieving the target of bureaucratic reforms that encourage changes in thinking (mind set) and work culture (culture sets) to increase the capacity and performance of the organization, and an input for academic as a complement to research references in building an organizational culture.
Locus of the research object is the Coordinating Ministry for Economic Affairs, with used qualitative research methods. Data source are primary in the form of direct observation, researchers also play a role as part of the item being researched and Focus Group Disscusion (FGD); and secondary data such as articles, journals, research work in relevant areas of organizational culture, speech excerpts informally, document preparation related to bureaucratic reform, the human resources data. Collecting data by direct observation on the object and the FGD.
The results of this study show that in an effort to build an organizational culture at the Coordinating Ministry for Economic Affairs can be developed through a theoretical of 7-S McKinsey Framework. Seven variables in the theory, are strategy, structure, system, shared values, skills, style (management style of leadership) and staff (human resources). There are unitary frame of mind interrelated and mutually affect one another. Development of organizational cultural values can be done with the changes planned, starting from the top manager that effect all of organization members.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28091
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arrow, Kenneth J.
New York: John Wiley & Sons, 1951
302.13 ARR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>