Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reihani Zaida
Abstrak :
Vaksinasi COVID-19 pada anak di Indonesia tidak terlepas dari orang tua yang menyetujui dan tidak menyetujui vaksinasi COVID-19 pada anak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kesediaan orang tua menyetujui vaksinasi COVID-19 pada anak di Indonesia. Responden merupakan orang tua yang memiliki anak berusia 6-18 tahun. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, korelasi dan cross-sectional dengan sampel 428 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner karakteristik orang tua dan anak, serta kuesioner pengetahuan terkait vaksin COVID-19. Penelitian ini menunjukkan adanya faktor yang berhubungan dengan kesediaan orang tua menyetujui vaksin COVID-19 pada anak meliputi keterkaitan dengan anak (p = 0.003, α = 0.05), riwayat pengobatan anak (p = 0.008, α = 0.05), status vaksin influenza, dan status vaksinasi COVID-19 anak, khawatir keparahan COVID-19, penjelasan ilmiah, akses ke pelayanan kesehatan, dan pengetahuan orang tua/wali (p=0.000, α = 0.05). Penelitian selanjutnya diharapkan untuk meneliti faktor lain yang berkaitan dengan kesediaan orang tua menyetujui vaksin COVID-19 pada anak. ......Vaccination against COVID-19 in children in Indonesia is inseparable from parents agreeing and not agreeing to vaccination of COVID-19 in children. The study aims to determine the factors associated with the willingness of parents to agree to vaccination against COVID-19 in children in Indonesia. Respondents are parents who have children aged 6-18 years. This study used a descriptive, correlation and cross-sectional research design with a sample of 428 respondents. The research instrument used a questionnaire on the characteristics of parents and children, as well as a knowledge questionnaire related to the COVID-19 vaccine. This study showed that there were factors associated with the willingness of parents to agree to the COVID-19 vaccine in children including association with the child (p = 0.003, α = 0.05), history of child medication (p = 0.008, α = 0.05), influenza vaccine status, and children's COVID-19 vaccination status, concern about the severity of COVID-19, scientific explanation, access to health services, and knowledge of parents/guardians (p=0.000, α = 0.05). Future research is expected to examine other factors related to the willingness of parents to approve the COVID-19 vaccine for children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Farah Diza
Abstrak :
Penelitian ini memberikan kontribusi berupa studi empiris risk preference dan time preference di Indonesia kaena merupakan alasan dasar pengambilan keputusan oleh individu. Penelitian ini mengestimasi pengaruh risk preference dan time preference orang tua terhadap keputusan imunisasi anak menggunakan data IFLS 2014. Imunisasi dasar bagi anak adalah keputusan yang dibuat oleh orang tua untuk anaknya. Pembentukan keputusan orang tua mempertimbangkan faktor uncertainty dari adverse events imunisasi dan preventable desease yang hendak dilawan melalui imunisasi. Riset di Amerika Serikat dan Jepang menunjukkan bahwa seseorang yang risk averse cenderung memilih untuk diimunisasi karena preventable desease dianggap beresiko terhadap kesehatan. Namun penelitian ini menemukan bahwa risk aversion ibu berpengaruh negatif terhadap keputusan imunisasi anak, sedangkan time preference orang tua tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan imunisasi anak. Hal ini mengindikasikan bahwa resiko yang dianggap lebih membahayakan kesehatan anak adalah adverse events imunisasi bukan preventable desease. Kondisi ini dapat dijelaskan dengan model probability weight function dimana resiko adverse events yang kecil di-overvalue akibat perceived risk atas adverse events yang tinggi.
This study contributes to empirical studies of risk preference and time preference in Indonesia. These preferences are the basic reason for individual decision making. This study estimated the effect of parents risk preference and time preference on childrens immunization decisions using 2014 IFLS data. Parents make a decision to Immunize their children or not. In the decision-making process, parents consider the uncertainty about immunization such as the likelihood of preventable diseases and adverse events following immunization. Research in the United States and Japan show that someone who is a riskaverse tends to be immunized because of the risk of preventable disease. However, this study finds that maternal risk aversion has a negative effect on children's immunization decisions, while parents time preference does not significantly influence childrens immunization decisions. This indicates parents consider that adverse events following immunization is more harmful to childrens health rather than the preventable disease. This condition can be explained by a probability weight function model where the risk of small adverse events is overvalued due to the high perceived risk to adverse events.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Perikani
Abstrak :
ABSTRACT
Anak usia 1-5 tahun atau biasa disebut Balita Bawah Lima Tahun memiliki sistem imun yang rendah dan cukup rentan terhadap serangan penyakit, oleh karena itu anak memerlukan serangkaian imunisasi untuk membangun kekebalan dasar pada tubuhnya. Adanya KLB Difteri dapat meningkatkan resiko balita mengalami kecacatan, kesakitan dan kematian. Pengetahuan ibu berperan penting dalam memenuhi kelengkapan imunisasi difteri sebagai tindakan pencegahan penyakit difteri, hal ini kaitannya dengan kepatuhan ibu. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kepatuhan imunisasi difteri anak usia 1-5 tahun. Desain penelitian cross sectional menggunakan metode convinience sampling. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun, jumlah sampel penelitian sebanyak 95 responden. Hasil analisa data menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kepatuhan imunisasi difteri anak usia 1-5 tahun p le; p = 0.001, =0.5. Tenaga kesehatan keperawatan dapat meningkatkan upaya preventif dan promosi kesehatan tentang imunisasi dan difteri agar kepatuhan terhadap imunisasi difteri dapat ditingkatkan.
ABSTRACT
Children aged 1 5 years or commonly called Toddlers Under Five Years have a low immune system and are quite susceptible to disease attacks, therefore children need a series of immunizations to build basic immunity in the body. The presence of Diphtheria Outbreak may increase the risk of todlers experiencing disability, illness and death. Mother 39 s knowledge plays an important role in fulfilling the completeness of diphtheria immunization as a preventive measure of diphtheria disease, this is related to mother 39 s compliance. The purpose of this study was to identify the relationship between mother 39 s knowledge level and compliance diphtheria immunization in children 1 5 years old. The research design used cross sectional with convinience sampling method. Sample in this research is a mother have children aged 1 5 years old, the number of research samples were 95 respondents. The result of data analysis showed that there was a correlation between mother 39 s knowledge level and diphtheria immunization of children 1 5 years old p le p 0.001, 0.5 Nursing health can improve preventive and health promotion about immunization and diphtheria, so that adherence to diphtheria immunization can be improved.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jesita Noor Sabila
Abstrak :
Imunisasi merupakan upaya untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi. Cakupan imunisasi dasar lengkap Indonesia mengalami penurunan tahun 2017 yaitu dari 91,58% menjadi 91,12%. Orang tua berperan dalam menentukan perawatan kesehatan anak termasuk mengenai imunisasi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi imunisasi anak yaitu sikap dan pengetahuan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan sikap orangtua dengan kelengkapan imunisasi dasar anak. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Jumlah sampel sebanyak 106 orangtua dari anak usia 1-5 tahun di kelurahan Tanjung Barat Jakarta Selatan. Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi square menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan (p value 0,001) dan sikap (p value 0,004) orangtua dengan kelengkapan imunisasi dasar anak. Penelitian ini merekomendasikan untuk melakukan upaya peningkatan pengetahuan mengenai imunisasi dan mendorong sikap positif terhadap imunisasi untuk dapat meningkatkan cakupan imunisasi dasar anak. ...... Immunization is an effort to reduce morbidity, mortality and disability due to Immunization-Preventable Diseases. Indonesia's complete basic immunization coverage experienced a decline in 2017, from 91.58% to 91.12%. Parents have a role in determining child health care, including immunization. One of the factors that can influence children's immunization is the attitudes and knowledge of parents. This study aimed to identify the relationship between knowledge and attitudes of parents with the completeness of basic childhood immunizations. This study used a cross-sectional design with consecutive sampling type. The number of samples are 106 parents of children aged 1-5 years in the Tanjung Barat village of South Jakarta. The results of bivariate analysis using the chi square test showed that there is a relationship between parental knowledge (p value 0.001) and attitudes (p value 0.004) toward completeness of basic immunization of children This study recommends making efforts to increase knowledge about immunization and encourage positive attitudes towards immunization to be able to increase the coverage of basic immunization of children.

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabira Ridha Rifani
Abstrak :
Vaksinasi COVID-19 merupakan salah satu alternatif untuk mencegah penyebaran COVID-19. Provinsi Gorontalo merupakan wilayah dengan cakupan vaksinasi COVID-19 yang rendah pada remaja, sehingga perlu dikaji tingkat pengetahuan, sikap, dan keinginan remaja untuk membantu memaksimalkan program vaksinasi COVID-19 di kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan keinginan remaja terhadap vaksinasi COVID-19 di Provinsi Gorontalo. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan metode convenience sampling digunakan dengan melibatkan 444 remaja di Provinsi Gorontalo. Hasil uji chi-square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara Usia, masalah keuangan, status kesehatan, status COVID-19, status penyakit kronis, riwayat anggota keluarga atau teman yang pernah terinfeksi COVID-19, didiagnosis penyakit kongenital, status pekerjaan orangtua, sumber informasi tentang vaksin COVID-19, tingkat pengetahuan dan sikap dengan keinginan remaja terhadap vaksinasi COVID-19. Analisis regresi logistik menunjukkan variabel dominan yaitu sikap positif terhadap keinginan remaja untuk vaksin COVID-19, yaitu dengan nilai p = < 0,001 dan aOR = 9,643 (95% CI = 4,850 – 19,171). Secara keseluruhan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan keinginan remaja terhadap vaksinasi COVID-19 di Provinsi Gorontalo. Pemerintah perlu membuat kebijakan khusus mengenai vaksin COVID-19 terhadap remaja, guna meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19. ......Vaccination against COVID-19 is an alternative to prevent the spread of COVID- 19. Gorontalo Province is an area with low COVID-19 vaccination coverage for adolescents, so it is necessary to study the level of knowledge, attitudes, and willingness of adolescents to help maximize the COVID-19 vaccination program among adolescents. This study aims to identify the relationship between the level of knowledge and attitudes with adolescents' willingenss for COVID-19 vaccination in Gorontalo Province. This study used a cross-sectional design and the convenience sampling method involved 444 adolescents in Gorontalo Province. The results of the chi-square test showed that there was a significant relationship between age, financial problems, health status, COVID-19 status, chronic disease status, history of family members or friends who had been infected with COVID- 19, diagnosed with congenital diseases, parents' employment status, sources of information. about the COVID-19 vaccine, the level of knowledge and attitudes of adolescents towards the COVID-19 vaccination. Logistic regression analysis showed that the dominant variable was a positive attitude towards adolescents' willingness for the COVID-19 vaccine, with p value = < 0.001 and aOR = = 9,643 (95% CI = 4,850 – 19,171). Overall, there is a relationship between the level of knowledge and attitudes with the willingness of adolescents towards COVID-19 vaccination in Gorontatol Province. The government needs to make a special policy regarding the COVID-19 vaccine for adolescents, in order to increase the coverage of the COVID-19 vaccination.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Offit, Paula
New York: Macmillan Press , 1998
615.372 OFF w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Rizqi Nursyifa
Abstrak :
Vaksinasi merupakan suatu upaya meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu, sehingga apabila terpajan dengan penyakit tersebut di kemudian hari, hanya akan mengalami sakit yang ringan. Insiden dari berbagai penyakit dapat dicegah dengan pemberian vaksin pada waktu yang tepat. Dalam rangka memfokuskan pelayanan kesehatan secara preventif dan promotif, Puskesmas melaksanakan program imunisasi wajib (Imunisasi Nasional) bagi anak-anak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menunjang keberhasilan program Imunisasi Nasional ini ialah dengan memberikan edukasi yang tepat terkait vaksinasi anak kepada para orang tua. Dalam hal ini, upaya edukasi dilakukan dengan metode media cetak yaitu leaflet dan informasi yang dimuat yaitu mengenai berbagai imunisasi dasar yang tercakup dalam program imunisasi nasional pada anak. Media leaflet edukasi vaksinasi ini dapat diperbanyak dan diberikan pada ibu hamil trimester akhir yang melaksanakan kontrol rutin ke puskesmas. ...... Vaccination is an effort to actively increase a person's immunity against a particular disease, so then if exposed to the disease in the future, they will only experience mild illness. Incidents of various diseases can be prevented by administering vaccines at the right time. In order to focus on the preventive and promotive health services, the District Health Center (Puskesmas) implements a mandatory immunization program (National Immunization) for children. One of the effort that can be made to support the success of this National Immunization program is to provide appropriate information (education) regarding child vaccination to the parents. In this case, educational efforts of providing adequate information are carried out using the print media method, namely leaflets and the information contained is about various basic immunizations included in the national immunization program for children. This vaccination education in leaflet media can be reproduced and given to pregnant women in the final trimester who carry out routine checks at the health center.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Kimberly Tjahjadi
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang. Meskipun vaksin Bacille Calemette-Guerin telah menjadi program vaksinasi wajib di Indonesia, TB pada anak tetap prevalen sehingga penelitian ini akan mengevaluasi jaringan parut BCG dan hubungannya dengan kejadian TB ekstraparu (TB-EP) pada anak. Metode Penelitian. Pengambilan data dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kiara dengan metode potong-lintang pada populasi anak terdiagnosis TB berdasarkan kriteria WHO dan konsensus IDAI. Hasil. Sebanyak 246 pasien anak dengan jangkauan usia 2 bulan -18 tahun terdiagnosis TB. Sebesar 127 anak (51,6%) mengalami TB-EP, dengan prevalensi TB tulang, KGB dan abdomen secara berurutan 13%, 10,9%, dan 6,6%. Mayoritas pasien TB EP adalah laki-laki (55,2%) dan berada dalam kelompok usia 6-14 tahun (60%). Riwayat kontak dengan kasus TB-EP ditemukan pada 49 kasus (51,5%). Penyakit komorbid penyerta dengan mayoritas keganasan (25,6%) dan infeksi HIV (23,1%) ditemukan pada 21 kasus TB-EP (35%). Status jaringan parut BCG positif ditemukan pada 140 kasus (56,9%). Dari 106 anak tanpa jaringan parut BCG, sebanyak 38 anak (35,8%) memiliki TB paru dan sebanyak 68 anak (64,2 %) memiliki TB-EP. Tidak adanya jaringan parut BCG memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian TB-EP pada anak (p < 0.01) dengan OR: 2,457 (IK95% : 1,46 - 4,131). Kesimpulan. Tingginya kejadian TB-EP pada anak pada proporsi tanpa jaringan parut BCG berhubungan signifikan secara statistik. Upaya vaksinasi BCG yang optimal diperlukan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas TB-EP pada anak di Indonesia.
ABSTRACT
Objectives. Although the Bacille Calmette-Guerin vaccination program is already implemented nationally, childhood TB remains prevalent particularly in Indonesia so this study will evaluate the relationship between BCG vaccination scar and extra pulmonary TB in children. Methods. Data collection was conducted at Cipto Mangunkusumo Kiara Hospital by cross-sectional method. Children diagnosed with TB according to WHO criteria and IDAI consensus are included in this study. Results. A total of 246 pediatric patients with a-2 months to 18 years-age range were diagnosed with TB. Extra pulmonary TB was found in 127 children (51.6%), with the most prevalent type: bone, lymph node and abdomen TB sequentially are 13%, 10.9%, and 6.6%. The majority of patients with extrapulmonary TB are male (55.2%) and are in the age group 6-14 years (60%). History of contact with active TB cases was found in 49 out of 95 extrapulmonary cases (51.5%). Comorbidities, predominantly malignancies (25.6%) and HIV infection (23.1%), were found in 21 of 60 extrapulmonary cases (35%). BCG scar was found in 140 cases (56.9%). Of 140 children with BCG scar, 81 children (68.1%) had pulmonary TB and 59 children (42.1%) had extra-pulmonary TB. Of the 106 children without BCG scar, 38 (35.8%) had pulmonary TB and 68 (64.2%) had extra-pulmonary TB. The absence of BCG scar tissue has a significant relationship with extra-pulmonary TB incidence in children (p <0.01) with OR :2.457 (CI95% : 1.46 - 4.131). Conclusion: The high incidence of extra-pulmonary TB in children in the proportion lacking BCG scar was statistically significant.Thus, an optimal BCG vaccination effort is required to reduce the morbidity and mortality of childhood extrapulmonary TB in Indonesia.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library