Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harrina Erlianti Rahardjo
Abstrak :
Tujuan: Melaporkan pengalaman TUR-P menggunakan NaCl 0,9% sebagai irigasi (sistem bipolar) dan efeknya terhadap kadar hemoglobin, hematokrit dan natrium. Bahan dan Cara: Studi ini adalah studi prospektif non randomisasi. Enam puluh pasien PPJ memenuhi kriteria penelitian (30 sistem bipolar, 30 sistem monopolar), dinilai lama operasi, jumlah cairan irigasi, berat chip prostat, penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, natrium dan ada tidaknya TUR sindrom. Hasil : Terdapat perbedaan yang bermakna antara volume prostat pada kedua grup. Pada sistem bipolar rerata lama operasi adalah 39,66+12,02 menit dan 54,33+19,01 menit pada sistem monopolar, rerata berat chip yang direseksi 14,09+11,25 gram pada sistem bipolar dan 24,26+18,15 gram pada sistem monopolar. Rerata penurunan hemoglobin 0,7601 pada sistem bipolar dan 1,09g/dl pada sistem monopolar, rerata penurunan natrium 2,3mEg11 pada sistem bipolar dan 1,7meg11 pada sistem ronopolar. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lama operasi dengan penurunan hemoglobin dan natrium pada kelompok sistem bipolar sedangkan pada sistem monopolar terdapat korelasi yang bermakna antara lama operasi dengan penurunan hemoglobin(p:0,04), dan penurunan natrium(p:0,008). Tidak dijumpai adanya TUR sindrom pada kedua kelompok. Simpulan: Dari pengalaman awal ini, disimpulkan bahwa TUR-P dengan sistem bipolar merupakan prosedur yang aman dan tidak memerlukan keahiian tambahan. Penelitian lanjutan dengan studi prospektif randomisasi untuk membandingkan sistem ini dengan sistem monopolar sangat dianjurkan.
Objectives: To report our experience in TUR-P using normal saline as irrigation (bipolar system) and its effect towards patient's hemoglobin, hematocryte and sodium content. Materials and methods: This study was performed in a prospective non-randomized fashion. Sixty BPH patients were included (30 patients were done with bipolar system, 30 patients with monopolar system). The parameters recorded were operation time, amount of irrigation, resected tissue weight, hemoglobin, hematocryte and sodium decline and presence of TUR syndrome. Results : There was a significant difference in prostate volume between the two groups. Mean operation time was 39,66+12,02 mnt in the bipolar group and 54,33+19,01 mnt in the monopolar group, resected tissue weight was 14,09+11,25 grams in the bipolar group and 24,26+18,15 grams in the monopolar group. Hemoglobin decline was 0,7601 in the bipolar group and 1,09 in the monopolar group, sodium decline was 2,3mEg11 in the bipolar group and 1,7meg11 in the monopolar group. There was no significant correlation between operation time with hemoglobin and sodium decline in the bipolar group whilst in the monopolar group there was significant correlation between operation time with hemoglobin decline (p:0,04), and sodium decline (p:0,008). There was no TUR syndrome seen in either groups. Conclusions: TUR-P with bipolar system is a new technology which is safe and requires no additional skills. Further investigation using randomized controlled trial to compare this technology with monopolar system is recommended.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Sholichin
Abstrak :
Tujuan: Penelitian ini akan mencari korelasi antara pemeriksaan dengan sistim skoring (IPSS) dan hasil pemeriksaan uroflowmetri (Qmax) serta hasil pemeriksaan urodinamik ( BOOI ). Diharapkan akan diketahui sejauh mana data subyektif pasien berkorelasi dengan data obyektif. Bahan dan Cara: Data dikumpulkan dari pasien yang dilakukan pemeriksaan di Poliklinik Khusus Urologi sejak bulan Oktober 2005 sampai dengan Mei 2006 dengan kriteria inklusi dan eksklusi. HasiI Penelitian: Terdapat 89 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Umur rata-rata 65,56 ±7,2 tahun. IPSS rata-rata 20,57+7,0. Pancaran kencing maksimal (Qmax) rata-rata 5,94 ±3,5 ml/detik. BOOI kategori obstruksi sebanyak 56 (65,1%) pasien, ekuivokal 20 (23,3%) dan tidak obstruksi sebanyak 10 (11,6%). Koefisien korelasi antara IPSS dan Qmax adalah r = - 0,32 (sangat lemah) signifikansi p = 0,002. Koefisien korelasi antara IPSS dengan BOOI adalah r = 0,28 p = 0,008. Koefisien korelasi antara Qmax dan BOOI adalah r = - 0,45 p = 0,00. Hasil uji Anova didapatkan adanya perbedaaan Qmax yang bermakna p=0,041 (p<0,05) diantara derajat LUTS. Pada penelitian ini tidak ada perbedaan BOOT yang bermakna (p=0,093) diantara derajat LOTS. Tidak ada perbedaan Qmax yang bermakna (p = 0,12 ) diantara BOOT. Kesimpulan: Keluhan LUTS yang diukur dengan IPSS mempunyai korelasi sangat lemah tetapi signifikan dengan pemeriksaan obyektif yang diukur dengan uroflowmetri dan urodinamik. Pemeriksaan uroflowmetri mempunyai korelasi sangat lemah tetapi signifikan dengan pemeriksaan urodinamik.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stirling, Margaret W.A.
London: William Heinemann Medical Books 1, 1971
616.6 STI u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Boca Raton: Informa UK, 2006
616.6 BRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, Medical, 2008
616.6 Smi
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hofstetter, A.
Switzerland: Roche, 1980
616.6 HOF n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
St Louis: Mosby Year Book, 1990
R 616.060 5 YEA
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Refluks vesiko-ureter (RVU) adalah suatu keadaan berbaliknya urin dari kandung kemih kembali ke ureter dan secara potensial ke parenkim ginjal. RVU timbul dalam lima stadia menurut The International Reflux Study, masih terdapat perbedaan paham mengenai penanganan RVU berat (stadium IV dan V). Tujuan penelitian ini ialah untuk menilai laju filtrasi glomerulis (LFG) dengan pemeriksaan radionuklir DTPA pada anak dengan RVU pada berbagai stadia. Selama periods satu tahun (Agust.93-Agust.94) diteliti 21 anak dengan berbagai stadia RVU. Terdapat 14 anak laki-laki dan 7 perempuan dengan umur berkisar antara 2 jam sampai 15 tahun dan lama menderita RVU berkisar antara 5 hari sampai 8 tahun. Beberapa kesimpulan sementara dapat disebut disini ialah :
1. Penderita ISK simtomatis atau asimtomatis pada kasus RVU ditemukan 52.4%.
2. Kreatinin serum dan klirens kreatinin merupakan parameter yang baik untuk menilai fungsi ginjal yang abnormal pada RVU.
3. Terdapat hubungan bermakna antara berat RVU pada tiap ginjal dengan menurunnya LFG. ...... Visicoureteral reflux (VUR) is a condition in which urine regurgitates from the bladder back into the ureter and potentially to the renal parenchyma. VUR occurs in five degrees of severity according to the International Reflux Study. There remain some controversy concerning the management of severe VUR (stage IV and V). The purpose of this study is to evaluate the glomerular filtration rate (GFR) using the radionuclide DTPA examination in children with VUR of different stages. During a one year period (Aug.93 - Aug.94) 21 children with varying degrees of VUR were studied. Fourteen boys and 7 girls were encountered. The ages range from 2 hours till 15 years and the duration of the VUR were from 5 days up till 8 years. Some preliminary conclusions could be taken from this study:
1. Patients with symptomatic or asymptomatic UTI reveal the presence of VUR in 52.4% of cases.
2. Serum creatinine and creatinine clearance are good parameters to evaluate the abnormal renal function in VUR,
3. There was a significant correlation between the degree of the VUR of each kidney and the degree of GFR reduction.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>