Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pada pasien pasca operasi paralisis otot - otot kandung kemih menyebabkan
terjadinya retensi urine. Salah satu tindakan perawatan untuk mengatasinya dengan
melakukan ambulasi dini, namun efektifitas dari ambulasi dini belum bisa dibuktikan.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ambulasi dini pada pasien
pasca operasi dengan spinal anestesi. Desain penelitian deskriptif korelasi, dengan
prosedur analisis statistik menggunakan uji Chi Square. Pengambilan sampel dengan
sistem purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Jumlah sampel yang bersedia dan berhasil di observasi sebanyak 16 orang,
sampel diambil di Rumah Sakit Fatmawati dan Rumah Sakit Islam Jakarta.
Pengumpulan data dengan menggunakan Iembar observasi yang telah disusun dan
diberi petunjuk pengisiannya. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa dari 16
sampel yang diobservasi, 11 pasien melakukan ambulasi dini pasca operasi dan 5
orang tidak melakukan ambulasi dini atau melakukan ambulasi setelah 24 jam. Dari
11 pasien yang melakukan ambulasi dini, 9 pasien (81.8%) mampu berkemih secara
spontan, dan hanya 2 pasien (18.2%) yang mengalami retensi urine. Sedangkan dari
5 pasien yang melakukan ambulasi setelah 24 jam, 4 pasien (80%) mengalami retensi
wine, dan hanya 1 pasien (20%) yang mampu berkemih spontan. Hasil analisis
statistik menggunakan uji Chi Square didapatkan p value : 0.036, dengan demikian p
value < alpha ( 0.05 ). Sehingga keputusannya Ho ditolak, berarti dapat diambil
kesimpulan ada pengaruh ambulasi dini terhadap retensi urine pada pasien pasca
operasi dengan spinal anestesi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5321
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Lutfiyanti
"Latar belakang: Retensio urine pasca persalinan merupakan salah satu komplikasi tersering dalam persalinan. Salah satu jenis retensi urine yang sulit diketahui adalah tipe covert yang tidak bergejala. Akan tetapi, retensi urine tipe covert dapat menyebabkan retensi urine persisten yang dapat menurunkan kualitas hidup. Diperlukan suatu studi untuk meneliti faktor risiko terjadinya retensi urine tipe covert agar dapat dideteksi lebih dini. Tujuan: Mengetahui faktor risiko retensi urine pasca persalinan tipe covert. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan metode potong lintang (cross sectional). Subjek dari penelitian ini merupakan ibu yang melakukan persalinan pervaginam di RSUPN Cipto Mangunkusumo, RSUP Persahabatan, RSUD Koja, RSUD Kabupaten Tangerang, dan RSUD Karawang pada
20 September 2019 hingga 27 Februari 2020. Pasien dengan riwayat retensi urine sebelumnya, penggunaan kateter menetap, atau memiliki nyeri VAS 5 meski sudah diberikan analgetik dieksklusi dari penelitian. Pasien yang tidak berkemih 6 jam pasca persalinan termasuk dalam drop out.
Hasil: Didapatkan sebanyak 520 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Tidak terdapat hubungan antara usia ibu dengan kejadian retensio urine pascapersalinan tipe covert (p > 0,05). Paritas primipara lebih berisiko mengalami kejadian retensio urine pascapersalinan tipe covert (p < 0,001, OR 3,8 IK95% 1,87-7,72). Durasi persalinan kala II ≥ 20 menit lebih berisiko mengalami kejadian retensio urine pascapersalian tipe covert (p < 0,001, OR 36,69 IK95% 14,9-90,20). Ruptur perineum
berat (derajat 3 atau 4) lebih berisiko mengalami kejadian retensio urine pascapersalinan tipe covert (p = 0,050, OR 8,54 IK95% 1,00-73,66). Berat bayi saat lahir > 3.000 gram
lebih berisiko mengalami kejadian retensio urine pascapersalinan tipe covert (p < 0,001, OR 8,54 IK95% 1,76-7,59). Persalinan pervaginam menggunakan alat lebih berisiko
mengalami kejadian retensio urine pascapersalinan tipe covert (p = 0,002, OR 4,79 IK95% 1,75-12,99). Tidak terdapat hubungan antara volume urine kala III dengan kejadian retensio urine pascapersalinan tipe covert (p > 0,05). Kesimpulan: Faktor risiko terjadinya retensi urine pasca persalinan tipe covert adalah paritas primipara, durasi persalinan kala II memanjang, ruptur perineum berat, berat
badan lahir bayi besar, dan persalinan pervaginam dengan bantuan alat.

Background: Postpartum urine retention is one of the most common complications in labor. One type of urine retention that is difficult to know is the asymptomatic covert
type. However, covert type urine retention can cause persistent urine retention which could reduce quality of life. A study is needed to examine the risk factors for covert type urine retention so that they can be detected early. Objective: To determine the risk factors for the occurrence of covert urinary retention after delivery.
Method: This study was an observational analytic study with cross sectional. method. The subjects of this study were mothers delivering vaginal deliveries at Cipto Mangunkusumo General Hospital, Friendship Hospital, Koja Regional General
Hospital, Tangerang District General Hospital, and Karawang General Hospital from September 20th 2019 to February 27th 2020. Patients with a history of previous urinary retention, moderate catheter use, or moderate pain even though analgesics have been excluded from the study. Patients who did not urinate 6 hours after delivery were dropped out.
Result: There were 520 subjects who met the inclusion and exclusion criteria. There was no relationship between maternal age and the incidence of covert postpartum urine
retention (p> 0.05). Primiparous parity was more at risk of having covert postpartum urine retention (p <0.001, OR 3.8% 95.97-7.72). Duration of second stage of labor ≥ 20 minutes is more at risk of covert postpartum urine retention (p <0.001, OR 36.69 IK95% 14.9-90.20). Severe perineal rupture (grade 3 or 4) is more at risk of having covert postpartum urine retention (p = 0.050, OR 8.54 IK95% 1.00-73.66). The birth weight > 3,000 grams is more at risk of having covert postpartum urine retention (p<0.001, OR 8.54 IK95% 1.76-7.59). Vaginal delivery using a tool is more at risk of
having covert postpartum urine retention (p = 0.002, OR 4.79 IK95% 1.75-12.99). There is no relationship between the volume of urine stage III with the incidence covert
postpartum urine retention (p> 0.05). Conclusion: Risk factors of covert type urine retention are primiparous parity, prolonged duration of second stage of labor, severe perineal rupture, birth weight of large infants, and vaginal delivery with the aid of a tool.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library