Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Thamrin Pahar
Abstrak :
ABSTRAK
Di Indonesia yang termasuk kelompok negara-negara "Stone-belt", urolitiasis merupakan suatu masalah yang besar karena kebanyakan mengenai golongan umur produktif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data prevalensi, profit radiologik, pengaruh suku dan tingkat sosial ekonomi terhadap urolitiasis.

Materi penelitian ini adalah penderita urolitiasis rawat inap di salah satu rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Didapatkan 155 penderita batu saluran kemih selama jangka waktu 4 tahun dari bulan Juli 1986-Juni 1990 yang terdiri dari 115 laki-laki dan 40 wanita dengan umur antara 1-75 tahun. Frekunsi kejadian tertinggi pada kelompok umur 40-49 tahun yaitu 40 dari 155 kasus {25,81%) dan paling rendah pada kelompok umur 10-19 tahun yaitu 6 dari 155 kasus (3,87%).

Lokalisasi Batu Saluran Kemih (BSK) yang terbanyak adalah pada ureter yaitu 82 kasus (45,05%) dan paling sedikit adalah uretra yaitu 1 kasus (0,54%). Pada penelitian ini ditemukan semua BSS{ dari kelompok umur 0-9 tahun adalah vesikolitiasis yang jumlahnya adalah 10 kasus. Dan ini adalah 30,30% dari semuua kasus vesikolitiasis yang berjumlah 33 kasus.

Jeis batu radiopak lebih banyak dari batu radiolusen dengan perbandingan 2,2, : 1.

Baik pada nefrolitiasis maupun pada ureterolitiasis tidak ditemukan perbedaan yang bermakna secara statistik antara penderita yang termasuk tingkat sosial ekonomi yang rendah, sedang dan tinggi. Namun pada vesikolitiasis ditemukan perbedaan yang bermakna antara setiap tingkat sosial ekonomi.

Penyulitan yang didapatkan secara radilogik berupa hidronefrosis 48 (35,40%) dan gangguan fungsi ginjal 32 (25,60%).

Kekerapan BSK paling tinggi pada suku Toraja yaitu 41 kasus dari 4210 penderita suku Toraja yang dirawat inap (9,73% per mil) dibanding dengan suku Bugis Makassar (6,32 per mil), Jawa (4,13 per mil) dan Cina (2,04 per mil).

Melihat tingginya angka penyulitan BSK dan banyaknya batu radiolusen, maka perlu dilakukan pemeriksaan Pielografi Intravena (PIV) pada setiap BSK.

1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Partini Pudjiastuti
Abstrak :
Latar Belakang Sarnpai saat ini batu saluran kemih (BSK) pada anak masih merupakan masalah kesehatan anak di negara yang sedang berkembang ( Aurora dkk.,1970; Remzi dkk.,1984 ). Urolitiasis atau batu saluran kemih telah dikenal sejak beberapa abad yang lampau. Ruffer (dikutip oleh Aurora dkk.,1970) melaporkan penemuan batu buli-buli di sela kerangka Predinasti Mesir; namun hingga saat kini BSK masih merupakan hal yang menarik dalam ilmu kedokteran untuk dibicarakan. Beberapa laporan dari Eropa dan Amerika yang dikutip oleh Walther dkk.(1980) menunjukkan adanya penurunan frekuensi kejadian BSK pada anak. Namun di beberapa negara Asia, penyakit ini masih bersifat endemis ( Malek, 1976; Tellaloglu dan Ander, 1984). Indonesia terletak pada kelompok negara dunia yang termasuk dalam daerah 'sabuk batu' ('stone belt'). Batu saluran kemih pada anak mempunyai frekuensi kejadian, komposisi batu dan keadaan Minis yang berbeda-beda, dari satu negara ke negara lain, dan dari masa ke masa. Bahkan di negara-negara yang penyakit ini bersifat endemis, terdapat perbedaan lokasi batu dan hubungannya dengan infeksi saluran kemih (Tellaloglu dan Ander, 1984). Penyakit ini berhubungan erat dengan faktor sosioekonomi. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa dengan perbaikan status sosio-ekonomi, frekuensi kejadian BSK bagian bawah akan menurun, namun frekuensi kejadian BSK bagian atas akan meningkat (Sinno dkk., 1979). Penyakit ini juga menunjukkan adanya predisposisi dalam keluarga ( Aurora dkk.,1970; Malek,1976; Smith,1981; Noe dkk.,1983 ). Baru saluran kemih merupakan bagian yang besar dari penyebab kunjungan ke unit gawat darurat maupun perawatan bedah di rumah sakit. Bahkan bagian terbesar dari operasi urologi adalah pengangkatan batu dari saluran kemih (Remzi,1980; Asworth dan Hill, 1988). Di Jakarta, dalam kurun waktu 1979 - 1980, Rahardjo dan Firdaoessaleh (1982), menemukan 319 kasus (20,49 %) batu saluran kemih dari 1557 kasus urologi yang dirawat. Akibat yang ditimbulkan oleh batu saluran kemih ialah obstruksi, infeksi, rasa nyeri dan metaplasia, yang sangat merugikan penderita. Obstruksi dan infeksi yang berlangsung lama akan menyebabkan gangguan fungsi ginjal, bahkan dapat sampai ke taraf gagal ginjal. Sedang rasa nyeri yang hebat, dapat menyebabkan seorang penderita Herman dari Binjai (Sumatera Utara) pada tahun 1988, nekat mengoperasi dirinya sendiri untuk mengeluarkan batu dari dalam buli-bulinya (Tempo, 1988). Meskipun penelitian yang ekstensif telah banyak dilakukan, namun sampai sekarang etiologi dan patogenesis pembentukan BSK masih belum jelas (Aurora dkk.,1970; Remzi, 1980 ). Penyakit batu saluran kemih sebenarnya merupakan penyakit kronik. Penyelidikan faktor penyebab terjadinya BSK pada setiap kasus perlu dilakukan untuk dapat mengatur cara pencegahan kekambuhan. Oleh karena belum semua faktor pembentukan batu dapat diterangkan dengan jelas, maka pemantauan untuk mengawasi hasil operasi dan kemungkinan kekambuhan sangat penting. Namun sangat disayangkan, pada kasus-kasus BSK , usaha yang dilakukan sering kali masih dititikberatkan pada pengangkatan batu itu sendiri, sehingga meskipun pengobatan BSK mengalami kemajuan yang pesat akhir-akhir ini, tetapi usaha pencegahan kekambuhan masih merupakan tantangan bagi para peneliti (Ohkawa dan Morimoto, 1987).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989
T58515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiyana Dwi Rahmawati
Abstrak :
Latar Belakang: Distribusi penderita urolitiasis di Jakarta mengalami peningkatan setiap tahunnya dari 2016-2019, namun distribusi komposisi batu pada penderita urolithiasis tersebut belum diketahui. Selain itu, belum diketahui hubungan distribusi komposisi batu ginjal tersebut dengan jenis kelamin dan usia. Tujuan: Untuk mengetahui distribusi karakteristik komposisi  batu ginjal yang ada di wilayah Jakarta dan mengetahui hubungan batu ginjal dengan jenis kelamin dan usia. Metode: Penelitian ini adalah penelitian cross-secsional yang menggunakan 160 sampel dari data hasil analisis komposisi batu ginjal di Laboratorium Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI. Data dianalisis dengan sistem SPPS tipe 20, setelah itu dilakukan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin dan usia terhadap komposisi batu ginjal. Kemudian dilakukan uji Mann Whitney pada data yang tidak memenuhi syarat untuk uji chisquare. Hasil: Batu ginjal terbanyak ditemukan pada laki – laki dibandingkan perempuan dengan perbandingan (3:1) dan batu ginjal paling banyak terjadi pada kelompok usia 45-64 tahun (49,4%). Komposisi unsur batu ginjal terbanyak adalah oksalat (89,4%) dan komposisi jenis batu ginjal terbanyak adalah jenis campuran kalsium, oksalat, karbonat, amonia (25%). Terdapat hubungan antara jenis kelamin terhadap komposisi batu ginjal yang menunjukan hasil signifikan (p<0,05) untuk komposisi kalsium, amonia dan magnesium. Tidak terdapat hubungan antara usia terhadap komposisi batu ginjal  Kesimpulan: Komposisi batu ginjal terbanyak adalah oksalat. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin terhadap komposisi batu ginjal. Tidak terdapat hubungan antara usia terhadap komposisi batu ginjal.  ......Background: There is no research on distribution of kidney Stones in Jakarta since 2016-2019, while the incidence has increased. No research has been conducted on relation between the compositions with gender and age. Objective: This research was done to distribute the kidney stones in Jakarta and relation of the compositions with gender and age. Methods: This research is a cross-sectional, which used stored 160 samples from results of data analysis in Departemen of medical biochemistry and molecular biology of Universitas Indonesia. The analysis by SPSS type 20. Its using chi square test to know about relation of the compositions with gender and age. The end of data which not qualify were using mann whitney test. Results: Kidney stone mostly do form in men than women, the disease are three more likely to form stones in men than women. Which at the most in the age group between 45-64 years (49,4%). The most composition has found is oksalat (89,4%) and types of stones have found are kalsium, oksalat, karbonat and amonia (25%). The relation of the compositions with gender has indicate significant results (p<0,05) which are calcium, amonia and magnesium. The relation of the compositions with age has indicate not significant results (p>0,05). Conclusion: the most composition of kidney stones is oksalat. that has significant results about relation of compositions with gender and has not significant results about relation of compositions whit age.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkika Ramadhani
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek klinik spesialis keperawatan medikal bedah pada sistem perkemihan secara keseluruhan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan tingkat lanjut, menerapkan praktek keperawatan berbasis bukti serta berperan sebagai agen pembaharu di ruang perawatan. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan Model Adaptasi Roy pada 30 pasien gangguan sistem perkemihan dan pada pasien urolithiasis sebagai kasus utama. Peran sebagai peneliti dilakukan melalui penerapan Evidence Based Nursing berupa penerapan format DSI Dialysis Symptom Index pada 164 pasien hemodialisis terbukti memudahkan perawat dalam mengidentifikasi keseluruhan sindroma hemodialisis yang dialami pasien. Peran sebagai inovator dilakukan dengan menerapkan latihan ROM Range of Motion terbukti dapat menurunkan nilai fatigue yang diukur dengan format FACIT-F Functional Assessment of Chronic Illness Therapy- Fatigue
ABSTRACT
Clinical practice of medical surgical nursing specialist in urinary system aimed to provide the advance nursing care to implement the evidence based nursing and to act as an innovator in the treatment room. The role as a caregiver in nursing process was carried out using Roy rsquo s Adaptation Theory toward 30 patients with urinary system disorder and toward an urolithiasis patient as a main case. The role as a researcher was carried out by implementing evidence based nursing about assessment of hemodialysis syndrome by using DSI Dialysis Symptom Index on 164 hemodialysis patients that can facilitate nurses to identify all of patient rsquo s hemodialysis syndrome. The role as an innovator was carried out by doing Range of Motion ROM exercise that was proven to reduce fatigue level measuring by FACIT F Functional Assessment of Chronic Illness Therapy Fatigue .
2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library