Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Willy Candra Junior
Abstrak :
Alun-alun Kota Serang merupakan ruang publik yang dibangun pada tahun 1828 oleh Belanda. Sebagai warisan benda budaya, pemanfaatan ruang publik ini diatur agar sesuai dengan kondisinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran Pemerintah Daerah Kota Serang dalam mengatur pemanfaatan ruang Alun-alun Kota Serang dan pengaruhnya terhadap pemanfaatan ruang. Hal ini diidentifikasi melalui interaksi tiga elemen spasial yaitu representasi ruang (conceived space), praktik spasial (perceived space), dan ruang representasi (lived space) yang diwujudkan dalam bentuk perencanaan, penyelenggaraan, dan pemanfaatan ruang. Data penelitian ini dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sedangkan analisis dilakukan dengan metode komparatif spatial antara rencana tata ruang pemanfaatan alun-alun, dengan persebaran aktivitas dan kepadatan pengguna di alun-alun. Selain itu juga dilakukan identifikasi interaksi antara tiga elemen spasial pembentuk aktivitas di alun-alun. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagai conceived space, terdapat dua ruang perencanaan. Pada area timur, perencanaan dilakukan dengan konsep modern dan berorientasi pada peningkatan ekonomi sehingga fasilitas dan atraksi yang tersedia lebih banyak dan bervariasi. Sedangkan pada area barat, perencanaan yang dilakukan oleh Pemerintah dilakukan dengan konsep kuno dan berorientasi untuk melestarikan bangunan-bangunan bersejarah yang tersebar di sekitar Alun-alun Kota Serang. Untuk mempertahankan fungsi warisan budaya di area barat, fasilitas dan atraksi disediakan secara terbatas. Dengan perbedaan pola ruang pemanfaatan tersebut, perceived space cenderung memusat di area timur. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan alun-alun sebagai warisan benda budaya yang dilakukan pemerintah berhasil mengatur pemanfaatan ruang. Alun-alun sebagai lived space tidak berdiri sendiri, namun menunjukkan keterkaitan dengan ruang di sekitarnya. ......Serang Alun-alun is a public space built in 1828 by the Dutch. As a cultural heritage, the utilization of this public space is regulated according to its conditions. This study aims to identify the role of the Local Government of Serang City in regulating the spatial use of Serang Alun-alun and its influence on space utilization. This is identified through the interaction of three spatial elements, namely spatial representation (conceived space), spatial practices (perceived space), and representational space (lived space) which are embodied in the form of planning, organizing, and spatial utilization. The research data was collected through observation, interviews, and documentation studies. While the analysis was carried out using a spatial comparative method between the spatial plan for the use of the Alun-alun, with the distribution of activities and the density of users in the Alun-alun. In addition, the study was also carried out to identify interactions between the three spatial elements forming activities in the Alun-Alun. The results of the analysis show that as a conceived space, there are two planning spaces. In the eastern area, planning is carried out with a modern concept and is oriented towards improving the economy so that more and more varied facilities and attractions are available. Whereas in the western area, the planning carried out by the government with an ancient concept is oriented towards preserving historical buildings scattered around Serang Alun-alun. To maintain the function of cultural heritage in the West area, the government provided limited facilities and attractions. With the difference in the spatial utilization pattern, the perceived space tends to concentrate in the east. The conclusion of this study shows that the planning of the Alun-alun as a cultural heritage by the government has succeeded in regulating the use of space. Alun-alun as a lived space does not stand alone but shows a connection with the space around it.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Widia Ningsih
Abstrak :
Kota Cirebon menjadi salah satu kota pusaka yang berada di Pulau Jawa. Keberadaan pusaka perkotaan (urban heritage) tersebut berpotensi untuk dijadikan objek wisata. Urban heritage yang dijadikan sebagai objek wisata di Kota Cirebon diantaranya yaitu Keraton Kasepuhan dan Kota Tua. Keberadaan urban heritage diharapkan mampu menjadi daya tarik dalam meningkatkan city branding yang dimiliki kota tersebut. Pemerintah Kota Cirebon memiliki tagline city branding dalam sektor pariwisata yakni “The Gate of Secret”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tempat yang memiliki identitas urban heritage di Kota Cirebon dan mengidentifikasi kesesuaian persepsi antara identitas Kota Cirebon dengan branding "The Gate of Secret". Penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan melalui observasi destinasi wisata urban heritage di Kota Cirebon dan wawancara mendalam untuk mengetahui persepsi masyarakat lokal maupun wisatawan terhadap identitas destinasi wisata urban heritage. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Identitas Kota Cirebon yang dominan muncul adalah sebagai tempat yang bersejarah dengan banyaknya cerita didalamnya. Identitas Kota Cirebon yang didapatkan cenderung menghasilkan brand image Kota Cirebon sebagai The City of Stories dibandingkan dengan brand The Gate of Secret. ......Cirebon City is one of the heritage cities on the island of Java. The establishment of urban heritage has the potential to become a tourist attraction. Urban heritage which is used as a tourist attraction in Cirebon City includes the Kasepuhan Palace and the Old City. The existence of urban heritage is expected to be an attraction in increasing the city branding of the city. Cirebon City Government has a city branding tagline in the tourism sector, namely "The Gate of Secret". This study aims to identify places that have urban heritage identities in the city of Cirebon and identify a match between the perceptions of the identity of the city of Cirebon and the branding "The Gate of Secret". This study uses data collected through observation of urban heritage tourist destinations in the city of Cirebon and in-depth interviews to determine the perceptions of local people and tourists towards the identity of urban heritage tourist destinations. The results of this study state that the dominant identity of the City of Cirebon appears as a historical place with many stories in it. The identity of Cirebon City that is obtained tends to produce a brand image of Cirebon City as The City of Stories compared to The Gate of Secret brand.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library