Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoedi Ariyanto
Abstrak :
Derajat kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar dan merupakan indikator status kesehatan di suatu negara sehingga sccara terus menurus perlu mendapat perhatian melalui upaya yang berkesinambungan. Salah sam indikator peming dalam menilai derajat kesehatan adalab Angka Kematian Balita (AKBa). Hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 200l, Angka Kematian Balita akibat penyakit Sistim pemapasan adalah 4,9 per l.000 yang berarti ada sekitar 5 dari 1.000 balita yang meninggal setiap tahun akibat ISPA, atau rata-rata 1 anak Balita Indonesia akibat meninggal akibat ISPA setiap 5 menimya. Pengetahuan ibu dan keluarga tentang pengetahuan Infeksi Saluran Pemapasan Almt (ISPA) merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap upaya penurunan kesakitan dan kematian Balita, yaitu dengan mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kondisi kesehatannya Balita serta meningkatkan akses pada pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Citeureup Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor tahun 2008. Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal daxi pcnelitian yang dilakukan oieh peneliti pada bulan April tahun 2008 di Puskesmas Citeureup Kecamatan Ci1eureup Kabupaten Bogor tahun 2008. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah crass seclional (potong lintang). Populasi adalah scluruh ibu Balita yang terpilih menjadi subyek penelitian berdasarkan hasil survey di Puskesmas Citeureup Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor iahun 2008. Hasil analisis diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada balita, pada ibu yang berpengetahuan rendah mempunyai resiko sebesar 3,673 kali Lmtuk menderita ISPA pada balitanya dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan tinggi. Variabel lainnya yang mempengaruhi hubungan pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada balita adalah variabel pendidikan (0R= 3,037 nilai p= 0,000 dan 95 % CI: l,738-5,309). Riwayat imunisasi campak (0R= 1,814 nilai p= 0,037 dan 95 % CI: 1,036-3,l77) dan status gizi balitanya (OR= 1.807 nilai p= 0,039 dan 95 % CI: 1,030-3,l69) serta status sosial ekonomi keluarga (0R= 1.323 nilai p= 0,333 dan 95 % Cl: 0,750-2,335). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan rcsponden dengan kejadian ISPA pada balita setelah dikontrol oleh variabcl pendidikan. Responden yang berpengetahuan rendah mempunyai kemungldnan 3,673 kali untuk meningkatkan resiko kejadian ISPA pada balitanya diban dingkan dengan responden yang berpengetahuan tinggi. Dampak pengetahuan terhadap kejadian ISPA pada balita cukup besar yaitu sebesar 72,4%, untuk itu perlu dilakukan penyuluhan yang lebih intensif dengan melibatlcan kader, tokoh masyarakat, tokoh agama dan ibu-ibu penggerak PKK untuk rnaningkatkan pengetahuan ibu tentang faktor risiko kejadian ISPA pada balita dalam memberikan penyuluhan, meningkatkan kctrampilan petugas kesehatan dcngan membcrikan pelatihan konseling dan mempermudah akses masyarakat ke pelayanan kcsehatan. ......The degree of health is one of the basic needs and an indicator of health status in a country such that it requires constant attention through a continuous effon. One ofthe important indicator when evaluating the degree of health if Child Mortality Rate (CMR). Findings from a domestic health survei “SKR'l"’ in the year of 2001 stated that the CMR due to diseases ofthe respiratory system was 4,9 per 1000, which means there is 5 deaths out of 1000 children under 5 years old attributed to URTI, or an average of 1 child’s death every 5 minutes. Mothers’ and families’ knowledge on Upper Respiratory Tract Infection (URTI) is the most influential factor in the effort to decrease morbidity and mortality of children under 5 years, that is by knowing the risk factors which influence the health conditions of children under 5 years and by increasing the accessibility to health services. The objective of this research was to determine the association between mothers’ knowledge on Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and events of URTI in children under tive years in Citeureup Public Health Centre, Citeureup distrcit of Bogor region in the year of 2008. This study used primary data which originated from a study conducted by the researcher in April 2008 in Citeureup Public Health Centre, Citeureup distrcit of Bogor region The study design used was cross sectional. The population was all mothers having children under 5 years old who were selected to be study subjects based on a survey in Citeureup Public Health Centre, Citeureup distrcit of Bogor region in the year of 2008. Results from analysis fotmd that there were four variables which were significantly associated with URTI namely knowledge (OR= 3,673 nilai p= 0,000 dan 95 % Cl: 1,970-6,848), education (OR= 3,037 nilai p= 0,000 dan 95 % Cl: l,738- 5,309), measles variable (OR= l,8l4 nilai p= 0,037 dan 95 % Cl: l,036~3,l77) as well as nutrition (OR= l.807 nilai p= 0,039 dan 95 % Cl: 1,030-3,l69). Other variables namely occupation, social economy, birth weight, crowded residency, and presence of a smoker in one’s house, were not significantly associated with URTI events in children under 5 years. It can be concluded that there was a significant association between the subjects’ knowledge and URTI events in children under 5 years after controlling for education variable. Subjects with lower knowledge had a probability of 3,673 times of increasing the risk of URTI events in their children under 5 years when compared to subjects with higher knowledge. Impact on knowledge on URTI events in children under 5 years was quite huge, which was 72,4%. 'Therefore health education and promotion need to be conducted more intensively by involving "kader”, public figures, religious figures, and PKK ladies in order to increase mothers’ knowledge on risk factors of URTI events in children \mder 5 years. This was done through giving heath education and increasing health personals’ skills by conducting counseling training and making the publichan easier access to health services.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34276
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Nathanael
Abstrak :
Pendahuluan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penyakit menular yang terjadi di hidung, faring, laring dan sinus. Gejala ISPA umum terjadi pada masyarakat Indonesia dan seringkali diobati sendiri. Penelitian tentang hubungan antara pengetahuan dan praktik pengobatan mandiri terhadap ISPA masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan, mengevaluasi praktik pengobatan mandiri ISPA dan mencari hubungan kedua faktor tersebut. Peneliti juga ingin mengetahui ketepatan pemilihan obat dengan gejala ISPA yang dialami. Metode Desain penelitian ini adalah cross-sectional, dan menggunakan kuesioner online yang disebar melalui Google Form. Uji Cronbach dan Pearson menunjukkan bahwa kuesioner tersebut masing-masing mempunyai reliabilitas dan validitas yang dapat diterima (a=0.773). Analisis data menggunakan statistik deskriptif untuk menganalisis informasi demografi, tingkat pengetahuan dan praktik pengobatan mandiri. Uji Chi-Square digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kesesuaian penggunaan obat dan gejala yang dialami. Hasil Tingkat pengetahuan baik, cukup dan kurang dimiliki masing-masing oleh 44,1%, 51% dan 4,9% subjek. Praktik pengobatan mandiri yang dilakukan subjek secara umum dapat diterima. Sebagian besar subjek sudah tepat memilih obat untuk mengatasi gejala infeksi saluran pernapasan atas (56% untuk rinorea, 95% untuk demam, dan 85% untuk batuk). Namun, tidak ditemukan hubungan antara tingkat pengetahuan dan kesesuaian pemilihan obat untuk gejala demam (p = 0,384), batuk (p = 0,660) dan rinorea (p = 0,837). Kesimpulan Sebagian besar subjek memiliki pengetahuan cukup dan dapat memilih obat dengan tepat sesuai gejala infeksi saluran pernapasan atas. Walaupun demikian dalam penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan pemilihan obat untuk gejala infeksi saluran pernapasan atas. ......Introduction Upper respiratory tract infection (URTI) is an infectious disease that affects the upper respiratory tract. URTI symptoms are common within the Indonesian population. Hence, URTI symptoms are frequently self-medicated. Research about the association between knowledge and self-medication practices for URTI is limited. Therefore, this study aims to measure the level of knowledge, evaluate the self-medication practices for URTI and find the association between the two factors. We also want to find the appropriateness of their self-medication practices based on URTI symptoms. Method Design of this study was cross-sectional, using an online questionnaire was distributed through Google Form. Cronbach’s and Pearson test showed that the questionnaire had acceptable reliability (a=0.773) and validity respectively. Data analysis involved descriptive statistics to analyse the demographic information, level of knowledge and self-medication practices. Chi-Square test was done to determine the association between level of knowledge and appropriateness of drug indication. Results Good, adequate, and poor level of knowledge were possessed by 44.1%, 51% and 4.9% of respondents respectively. The self-medication practices of the participants were generally acceptable. Most of the self-medication practices for symptoms were appropriate (56% for rhinorrhea, 95% for fever and 85% for cough). However, there was no association between the level of knowledge and the appropriateness of self-medication practices for fever (p = 0,384), cough (p = 0,660) and rhinorrhea (p = 0,837). Conclusion Most of the subjects had adequate knowledge and could choose the appropriate medications according to the symptoms of URTI. However, in this study there was no relationship between the level of knowledge and the appropriateness of drug use for symptoms of URTI.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library