Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 477 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chicago : Rand McNally, 1963
973.082 BUI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hacker, Louis M.
New York : Columbia University Press, 1947.
973.7 HAC s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hacker, Louis M.
New York : Columbia University Press, 1947
973 HAC s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Fivi Oktavia
Abstrak :
Masa-masa awal terpilihnya Franklin D. Roosevelt pada tahun 1933 sebagai presiden Amerika adalah masa dimana Amerika serikat sedang berada pada keadaan terberat karena terpaan depresi terbesar dalam sejarah Amerika, yang dimulai tahun 1929. Pada saat itu Roosevelt menghadapi berbagai tantangan baik yang disebabkan oleh depresi ekonomi itu sendiri maupun oleh berbagai pihak yang tidak menyetujui segala kebijakan dalam pemerintahannya, termasuk dalam hal ini pihak kongres dan mahkamah agung.

Karena besarnya tantangan tersebut, Roosevelt mencoba untuk mendapatkan dukungan sebesar-besarnya dan masyarakat Amerika terhadap segala kebijakannya. Dalam hal ini, Roosevelt kemudian dikenal sebagai presiden yang mempelopori gaya sosialisasi politik yang baru yaitu dengan cara mencari dukungan rakyat lewat pendekatan melalui radio. Melalui radio, Roosevelt yang sejak semula mempunyai kelebihan kemampuan retorik, berusaha menjangkau rakyatnya dalam mensosialisasikan berbagai kebijakannya agar dapat diterima oleh rakyat.

Tindakan Roosevelt ini bukannya tidak beralasan. Radio, sejak ditemukannya pada akhir abad 18, berkembang begitu pesat dan langsung menduduki tempat di hati setiap rakyat Amerika. Radio merupakan hal yang baru bagi masyarakat Amerika dan mampu menyajikan hal-hal yang sangat berbeda dari media yang ada sebelumnya yaitu surat kabar. Radio mampu memberikan pengaruh yang besar dalam menggerakkan dan mempengaruhi pendapat suatu masyarakat. Radio pada saat itu bahkan mampu menggeser kedudukan surat kabar dalam penyajian siaran beritanya, yang diyakini masyarakat lebih cepat dan hangat, dan lebih murah dan praktis. Berbagai potensi yang dimiliki radio inilah yang menyebabkan ia menjadi rentan terhadap kemungkinan menjadi alat pembentuk monopoli pendapat dan corong bagi pihak-pihak yang mampu secara jeli memanfaatkan radio untuk kepentingannya.

Masalah yang muncul dan menjadi pembahasan dalam tesis ini adalah apakah radio memang mempunyai pengaruh besar dalam berhasilnya Roosevelt mendapat dukungan rakyatnya, dan jika memang demikian akan dilihat lebih lanjut bagaimana cara Roosevelt dalam menggunakan media ini dan apakah ada kemungkinan terjadinya perbedaan antara retorika Roosevelt yang mendapat sambutan begitu antusias dari masyarakat dengan berbagai kenyataan sosial yang ada yang menjadi konsekuensi dari pelaksanaan kebijakan Roosevelt.

Melalui penelitian ini, dapat dilihat bahwa ternyata potensi yang dimiiiki radio dapat dimanfaatkan oleh Roosevelt dengan menggabungkan juga potensi retorika yang ada padanya. Lewat media inilah Roosevelt mensosialisasikan sebagian besar kebijakannya dan radio inilah yang menjadi salah satu faktor terpenting dalam keberhasilannya merebut simpati rakyat Amerika masa itu.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa dengan sosialisasi semacam itu, Roosevelt dapat mengoptimalkan potensi radio sebagai pembentuk opini publik positif terhadapnya dan sekaligus dapat menutupi setiap kekurangan-kekurangan dari berbagai kebijakannya, serta dapat menggiring masyarakat Amerika ke arah pendapat dan dukungan yang ia inginkan.
Rhetorics Using Radio by President Franklin D. Roosevelt and Social RealityThe early years of Franklin D. Roosevelt?s administration as the United States? president were the hardest time for American people because of the great depression beginning in 1929. At that time, Roosevelt faced a lot of challenges, which were caused both by the depression and by some people who do not like him and his policies.

Because of those challenges, Roosevelt tried to get as much support as he could from the American people to support his policies. He is well known then as the president who pioneers a new style of politics socialization by using radio as his media to get people's support. By that medium, Roosevelt, who had very good rhetoric ability, tried to reach his people in socializing his policies in order to get the American people's support.

Roosevelt had reasons for what he did in getting people's support. Radio at that time was a very phenomenal medium for American people. It provided very different things compared to newspaper. Successfully, radio finally could get newspaper's position in presenting news program, because people considered radio to be quicker and hotter in presenting news. Moreover, it was cheaper and easy to get. These potentialities of radio make it easier to be the vehicle of some people who want to use it for their assessment for many things.

The problem which arouse here in this thesis then is whether radio had a big influence in Roosevelt's successfulness in getting people's support or not. If the answer is `yes', then how Roosevelt could use it effectively and whether there are some possibilities that what Roosevelt said in his radio program was different compared to the social reality as a consequences of Roosevelt's policies.

By this research, it can be seen that Roosevelt could use the potentialities of radio effectively. He used it by combining his rhetoric potentiality and radio's potentialities. By this medium, Roosevelt socialized most of his programs and policies and this medium became a very important factor of Roosevelt's successfulness in getting people's support and sympathy.

This research proves too, that by this kind of socialization, Roosevelt could maximize radio's potentialities both in shaping a positive public opinion about him and in covering negative sides of his policies and programs and finally, he also could drive the American people to be always become supporters of his programs and policies.
2001
T5302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titien Diah Soelistyarini
Abstrak :
Perang Saudara (1861-1865) dan masa Rekonstruksi (1865-1877) merupakan sebuah periode sejarah yang berulangkali mengalami reinterpretasi. Hingga saat ini peristiwa ini terus diingat bukan sekedar sebagai sebuah episode dalam sejarah Amerika melainkan telah menjadi sebuah legenda. Salah satu upaya untuk menghidupkan terus legenda seputar Perang Saudara dan masa Rekonstruksi yang menandai kelahiran kembali bangsa Amerika adalah diproduksinya film The Birth of a Nation yang disutradarai oleh DW Griffith pada tahun 1915. Masalah yang diteliti dalam tesis ini adalah reinterpretasi sejarah bangsa Amerika masa Perang Saudara dan masa Rekonstruksi seperti yang ditampilkan dalam film The Birth of a Nation. Tesis ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa interpretasi kembali sejarah bangsa Amerika masa Perang Saudara dan masa Rekonstruksi dalam film tersebut merupakan upaya untuk melakukan rasionalisasi dan justifikasi atas kekalahan Selatan dalam Perang Saudara dan kegagalan program Rekonstruksi dengan menghidupkan kembali legenda The Lost Cause. Dengan demikian, film ini berharap dapat mengembalikan harga diri dan kehormatan Selatan yang harus menelan kekalahan pahit dalam Perang Saudara. Selain itu, Rekonstruksi pasca perang dianggap semakin mengacaukan kondisi masyarakat Amerika di Selatan sehingga film ini ingin mewujudkan tatanan ideal masyarakat sebagaimana sebelum pecahnya perang tersebut dengan membangkitkan kembali kejayaan `the Old South`.
Reinterpreting the American History of the Civil War and Reconstruction Era: A Study of The Birth of a Nation. American Studies. Civil War (1861-1865) and Reconstruction (1865-1877) is a historical period that time and again has undergone so many reinterpretations. Hitherto, this event has been remembered not simply as an episode in the American history but more as a legend. One of the attempts to preserve the legend of Civil War and Reconstruction that marked the rebirth of America as a nation was the production of The Birth of a Nation, a film directed by DW Griffith in 1915. The research problem of this thesis is the reinterpretation of the American history of the Civil War and Reconstruction era as depicted in the film The Birth of a Nation. This thesis proposes that the reinterpretation of the American history in the Civil War and Reconstruction era as portrayed in this film is an attempt to rationalize and justify Southern defeat and the failure of Reconstruction by reviving the myth of The Lost Cause. By doing so, this film is expected to salvage Southern pride and honor from the all-encompassing defeat. Furthermore, as the post-war Reconstruction has long been considered to bring ruin and degradation to the Southern society, this film wished to realize the ideal image of the antebellum Southern life by revitalizing the glory of `the Old South.`
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Hamirza
Abstrak :
Islam sudah lama eksis dalam kehidupan bangsa Amerika Serikat. Pada tahun 1312 telah datang ke benua Amerika bagian Utara seorang kulit hitam Afrika yang berasal dari negara Mali bernama Mohammad Mu'min. Selain itu dari beberapa catatan penting tentang kedatangan Columbus ke benua Atnerika, telah ada seorang ahli perbintangan bernama Al-Ibissy yang juga beragama Islam. Pada tahun 1787 ada perjanjian antara negara Maroko dan Presiden pertama Amerika Serikat, George Washington. Perjanjian tersebut berisi tentang pengiriman budak-budak dari Afrika Utara dan Tengah. Permulaan dari munculnya kekuatan muslim kulit hitam di Amerika adalah ketika pada tahun 1875 seorang kulit hitam kelahiran North Carolina, bernama Timothy Drew menyebarkan ajaran Back-to-Islamism yang mempunyai kemiripan dengan ajaran Marcus Garvey. Drew mengubah namanya menjadi Noble Drew Ali dan mulai menyebarkan ajarannya di wilayah-wilayah yang dihuni oleh orang-orang kulit hitam yang miskin dan putus asa. Drew menyebarkan ajarannya di Vita New Jersey, Chicago, Pittsburgh dan Detroit. Drew menemui orang-orang kulit hitam di sudut-sudut jalan kota-kota tersebut dan menghampiri mereka yang hidup di lantai dasar gedung-gedung perkantoran. Pada tahun 1913 pada waktu berusia 27 tahun, dia masjid bernama, Moorish American Science Temple di kota Newark, New Jersey. Beberapa bulan kemudian dia membuka lagi masjid peribadatan di kota Pittsburgh, Detroit dan Chicago pada tahun 1925. Hal itu membuat dirinya mendapatkan perhatian dari pemerintah Amerika Serikat karena kegiatannya yang mulai meningkat dan memiliki banyak pengikut. Dalam perkembangannya Drew berhasil membuat sistem perekonomian yang modern dengan membentuk perusahaan minyak Old Moorish Healing Oil, perusahaan sabun mandi Moorish Purifier Bath Compound dan Moorish Herb Tea for Human Ailments. Keberhasilan dalam mendapatkan pengikut yang banyak di kota Chicago membuat dirinya semakin kuat. Pada tahun 1929 kepemimpinannya sebagai Yang Tertinggi dalam Moorish Science Temple di seluruh kota digantikan oleh wakilnya, Sheik Claude Greene. Namun, kepemimpinan Greene tidak berlangsung lama karena banyak pengikut Drew yang menentangnya. Pada masa kepemimpinan Greene ajaran Islam tidak berkembang dengan baik dan dia dianggap terlalu lemah dalam menyelesaikan perselisihan di antara para pengikutnya. Dia juga terlalu kooperatif dengan pemerintah dan tidak mewakili pengikut-pengikutnya yang tertindas oleh pemerintah. Pada bulan Maret 1929 Greene terbunuh oleh pengikut Drew. Drew Ali sendiri kemudian ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan karena terbukti terlibat dalam pembunuhan tersebut. Dia secara misterius terbunuh dalam tahanan. Para pengikutnya berangsur-angsur menghilang dan para pimpinan dari masjid yang didirikannya mengundurkan diri. Perkembangan Islam di Amerika Serikat sebagai bagian dari black nationalism berlanjut pada tahun 1930 ketika terbentuk sebuah organisasi black muslim, yaitu Nations of Islam di kota Detroit. Organisasi ini didirikan oleh Wallace Dodd Fard yang berasal dari Maroko. Dalam menyebarkan ajarannya Fard, menggunakan ajaran Back-to-Africa untuk melawan superioritas dari kulit putih yang ada di Amerika Serikat. W. D. Fard, selain mengajarkan cara beribadah dan syariah, menggunakan Islam sebagai alat perlawanan untuk memperjuangkan hak asasi mereka. Sistem perekonomian dan pendidikan menurut Islam diperkenalkan untuk mendidik orang_-orang kulit hitam agar lebih mempunyai sikap optimis dalam hidupnya. Pada tahun I920-an di New York berkembang Harlem Rennaissance. Gerakan ini muncul karena keputusasaan dari kulit hitam yang hidup di wilayah ghetto di Amerika Serikat bagian Utara. Mereka merupakan korban dari kekejaman kulit putih pada masa perbudakan dan berpindah ke distrik City's Harlem di kota New York (pada awalnya merupakan daerah pemukiman elit bagi kulit putih). Di kota Harlem ini orang-orang kulit hitam menuangkan secara bebas pemikiran mereka, baik di bidang budaya dan seni. Hal yang panting dalam usaha untuk menarik dan memicu kaum intelektual kulit putih dan philantropist adalah dengan kebangkitan dari literatur dan kesenian yang terjadi pada tahun 20-an dan permulaan tahun 30-an. Pada masa yang dikenal dengan Harlem Rennaisance ini, orang kulit hitam banyak yang menuangkan pemikirannya dalam bidang seni untuk menghilangkan rasa rendah din mereka terhadap kulit putih. Masjid yang pertama didirikan pada tahun 1931 di kota Detroit dan diberi nama Detroit Moslem Temple Number Two, kata Temple digunakan karena masyarakat Amerika belum mengenal kata Masjid pada waktu itu. Dalam perkembangannya Nations of Islam mempunyai badan keamanan tersendiri yang dikenal dengan Fruit of Islam dan mengajarkan tentang dasar-dasar kemiliteran dan taktik perang. Ketika perkembangan NOI hampir meliputi seluruh kota-kota besar di Amerika Serikat, dia menunjuk wakil-wakil pada setiap pusat peribadatan yang didirikan. Pihak kepolisian mulai memberikan perhatian secara khusus terhadap dirinya karena tersebar gosip bahwa ajarannya mengajarkan pengorbanan darah. Fard pun ditangkap pada tahun 1932. Dia berpindah dari kota Detroit ke kota Chicago pada tanggal 26 Mei 1933 karena merasa diawasi oleh polisi. Pada tahun 1934 W.D. Fard menghilang secara misterius tanpa diketahui oleh para pengikutnya. Dia digantikan oleh muridnya bernama Elijah Poole. Elijah Poole diganti narnanya oleh Fard menjadi Elijah Muhammad, karena Poole merupakan nama pemberian dari tuan tanah pada masa perbudakan. Hilangnya pemimpin mereka secara misterius membuat pars pengikutnya menyebut dirinya sebagai titisan Tuhan yang dikirimkan untuk keselamatan kulit hitam di dunia. Elijah merupakan tokoh yang radikal dan berhasil mengembangkan NOI ke seluruh negara bagian Amerika Serikat (pada tahun 1965 pusat peribadatan black muslim ada di seluruh Amerika Serikat). Elijah mengikuti pola yang sama dengan Marcus Garvey dalam mengembangkan ajaran Islam. Dia mengembangkan sistem perekonomian yang sesuai dengan ajarannya, kaum kulit hitam berkedudukan sama dalam melakukan transaksi pembelian dan penjualan. Mereka membentuk masyarakat yang komunal dengan mempunyai restauran, pasar dan toko pakaian yang hanya diperuntukkan bagi black muslim. Pada akhir tahun 1950-an ketika di Amerika Serikat sedang muncul gerakan perlawanan terhadap Undang-Undang Segregasi, NOI turut serta dalam setiap protes dan demonstrasi menentang kebijakan tersebut. Undang-Undang yang mengatur pemisahan aktivitas antara kulit hitam dan kulit putih di muka umum. pada prakteknya hal itu sama saja dengan membatasi kegiatan kulit hitam di muka umum, misalnya terjadi pemisahan tempat ketika berada dalam bus, orang-orang kulit hitam duduk di belakang sedangkan kulit putih di depan. Undang-undang ini ditentang oleh masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat, tidak terkecuali dari kalangan black muslim. Malcolm X yang menjadi murid Elijah Muhammad dan menjadi pemimpin pusat Masjid New York Moslem Temple Number Seven merupakan seorang tokoh yang mendapatkan perhatian penting dari pers dan masyarakat Amerika Serikat. Perlawanannya dilakukan secara radikal dan bertentangan dengan non-violence action yang dipimpin oleh Martin Luther King Jr. Namun, dirinya selalu menjadi pemberitaan pers karena merupakan salah seorang wakil penting dari kulit hitam di Amerika Serikat yang berani menentang sikap rasialis dari orang kulit putih dan menyebut mereka sebagai setan kulit putih. Sikapnya ini membuatnya dibunuh oleh lawan-lawan politiknya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beny Yanis
Abstrak :
Amerika Serikat adalah negara besar dengan wilavah dan jumlah penduduk yang besar. Negara yang terdiri dari 50 negara bagian ini memiliki pengaruh yang kuat baik secara regional maupun international. luas wilayah dan banyaknya jumlah negara bagian tersebut diperoleh melalui suatu proses yang panjang sejak kemerdekaannya tahun 1776. Perpindahan ke barat (westward movement) adalah salah satu penyebab dari kepemilikan wilayah yang luas Amerika Serikat di benua Amerika bagian utara tersebut. Perpindahan itu sendiri adalah proses perpindahan penduduk ke barat dari wilayah timur yang terjadi selama tiga abad. antara tahun 1607-1890 Mobilisasi social ini terjadi sebagai jawaban dari adanya keinginan untuk meningkat perekonomian dan luas wilayah. Setelah pembelian Louisiana dari Francis lahun 1803 daerah baru yang menjadi tujuan utama dari westward Movement ini adalah Oregon. California. dan Texas. Texas pada awalnva adalah daerah kekuasaan Spanvol yang kemudian berubah menjadi daerah kedaulatan Mexico sejak tahun 1821. Minat masyarakat dan pemerintah Amerika Serikat terhadap Texas telah ada sejak masa Spanvol hingga Mexico. Keinginan tersebut dapat terlihat melalui berbagai usaha kaum pemukim Amerika Serikat untuk menetap dan membangun pertanian di Texas yang daerahnya sangat potensial untuk pertanian dan peternakan. Perpindahan mereka baru disetujui secara resmi sejak Moses Austin dan penerusnya Stephen F. Austin berhasil mendapatkan ijin dari pemerintah setempat untuk mendirikan koloni sejak tahun 1823. Arus perpindahanpun kemudian semakin meningkat ke Texas dan pendirian koloni-koloni baru banyak tercipta. Perubahan konstelasi politik pada tahun 1827 dalam pemerintahan Mexico dengan naiknya Santa Anna sebagai penguasa yang diktator menyebabkan terciptanya berbagai perubahan kebijakan Mexico terhadap kaum pemukim Amerika Serikat di Texas. Kebijakan terhadap masalah budava, agama, dan perbudakan mengalami perombakan total dan kemudian ini tambah diperparah dengan perubahan kebijakan seputar masalah kerjasama dan kontrak terhadap daerah yang ditempati kaum pemukim di Texas. Kondisi ini menyebakan timbulnya berhagai gelombang protes dari kaum pemukim terhadap Mexico. Karena dijawab dengan kekerasan akibatnya gelombang tersebut menciptakan suatu revolusi yang dipimpin oleh Sam Houston. Pada akhimya revolusi tersebut menghasilkan suatu kemerdekaan penuh Texas dari Mexico pada tahun 1836. Sejak masa awal kemerdekaan Texas hidup dalam suasana yang tidak menentu baik dari segi keamanan, dengan masih berlangsungnya ancaman Mexico untuk merebut kembali wilayahnya, maupun dari segi ekonomi. Ole h karena itu salah satu jalan untuk mengatasi permasalahan itu Texas langsung menyatakan minatnya untuk bergabung dengan Amerika Serikat tapi karena isu perbudakan yang sedang hangat-hangatnya di dalam negeri Amerika Serikat menyebabkan niat ini tidak bisa dipenuhi oleh Amerika Serikat. Sementara itu karena besarnya niat Amerika Serikat untuk menganeksasi Texas dari masa sebelumnya ditambah Iagi adanva kekhawatiran terhadap keinginan Inggris dan Prancis untuk menanamkan pengaruhnya di Texas melalui rencana kerjasama ekonomi dengan Pemerintah Texas yang sedang membutuhkan investasi asing untuk keberlangsungan negaranya membuat segala hambatan dalam aneksasi tersebut dapal diminimalisir. Akhirnya melalui persetujuan Kongres Amerika Serikat dan Texas maka pada tangal 29 Desember 1845 Texas resmi menjadi wilayah Amerika Serikat atau sebagai Negara bagian Amerika Serikat ke-46.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S12224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diendy Dewiyanti Ayudya F.
Abstrak :
Skripsi ini menjelaskan bagaimana gaya hidup perempuan Amerika Serikat pada tahun 1920-an. Perkembangan industri pada awal abad 20, Perang Dunia I, dan disahkannya Amandemen ke-19 pada tahun 1920 adalah faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya perempuan modern pada tahun 1920-an. Sebelumnya perempuan Amerika terkurung dalam budaya Victorian yang melarang perempuan untuk memiliki kehidupan di luar lingkungan domestik. Dari penulisan ini bisa dilihat dinamika kehidupan perempuan Amerika Serikat, dari masa Victorian sekitar abad 19, awal abad 20, sampai dengan tahun 1920-an. ...... The focus of this study is to describe the American women’s lifestyle in the 1920s. The industrial development in the early 20th century, World War I, and the passing of the 19th Amendment in 1920 were the factors that underlying the emergence of the modern women in the 1920s. Previously, American women trapped in a Victorian culture that forbids women to have a life outside of the domestic environment. The main focus of the study is to explain the dynamics of the American women's life, from the Victorian period starting from the 19th century to 1920s.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46221
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boller, Paul F.
Boston: Houghton Mifflin , 1988
320.97 BOL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ver Steeg, Clarence L.
New York: Harper & Row , 1971
973 VER p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>