Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Astuti Cahyasiwi
Abstrak :
Peningkatan kebutuhan transfer data nirkabel dengan bandwidth yang besar akan menjadikan Ultra Wideband (UWB) sebagai teknologi yang akan banyak digunakan. Hal ini ditunjang dengan kemampuan UWB mentransmisikan data dengan kapasitas 500 Mbps dan dengan daya yang sangat rendah (0,5 mW). Akan tetapi UWB yang memiliki pita frekuensi 3,1 ? 10,6 GHz, menduduki beberapa frekuensi kerja sistem komunikasi radio lainnya, salah satunya adalah WLAN 802.11a di frekuensi 5 GHz. Hal ini menyebabkan adanya potensi interferensi antara kedua sistem tersebut, meskipun UWB memiliki power emisi yang sangat rendah (-41,3 dBm/MHz). Untuk melindungi WLAN 802.11a dari interferensi yang ditimbulkan oleh perangkat-perangkat UWB, perlu dilakukan kajian yang menganalisis pengaruh interferensi aggregate UWB Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis interferensi agregat UWB terhadap penerima WLAN 802.11a menggunakan metode Monte Carlo. Skenario yang digunakan adalah propagasi indoor-indoor dengan variasi kepadatan perangkat transmiter UWB serta jarak pemisah transmiter UWB dengan penerima WLAN. Hasil simulasi menunjukkan bahwa masking -41,3 dBm/MHz dari UWB memiliki keterbatasan dalam aplikasinya, hal ini ditunjukkan dengan harus adanya jarak proteksi sejauh 4 m serta jumlah transmiter yang hanya 35 buah saja dalam radius sebaran UWB 25 m. Untuk lebih menunjang koeksistensi UWB dengan WLAN maka masking -55 dBm/MHz dapat diaplikasikan dengan jarak proteksi yang hanya 0,5 m dan jumlah transmiter tidak lebih dari 105 buah per radius sebaran 25 m.
The growing demand of wireless data transferred at higher bandwidth and low power consumption will turn UWB as a technology that will be mostly used. UWB has the capability for transferring data at 500 Mbps with 0.5 mW power consumption. UWB?s frequency which lays in 3.1 ? 10.6 GHz overlaps with those existing such as WLAN 802.11a in frequency 5 GHz, so this condition will cause the interference between UWB devices and the WLAN 802.11a receiver though UWB has low power emission (-41.3 dBm/MHz). The study of UWB and WLAN 802.11a coexistence is needed to protect the existing services from UWB interference. The proposed research will analyze the WLAN 802.11a performance in the presence of the aggregate interference of UWB using Monte Carlo simulation. The indoor-indoor propagation will be used with the variation of UWB transmitters density and protection distance. The simulation result shows that -41.3 dBm/MHz masking, limits the coexistence between UWB and WLAN 802.11a with 4 m protection distance and only 35 UWB active transmitters in the 25 m radius. To accommodate coexistence between the two systems, -55 dBm/MHz masking will be appropriate to be applied for 0.5 m protection distance and 105 UWB active transmitters in the 25 m radius.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26353
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arryo Comara Putra
Abstrak :
Aplikasi antena pada aplikasi wall through imaging. Ground penetrating radar dan sistem komunikasi teresterial lainnya menuntut antena yang memiliki bandwidth yang semakin lebar. Salah satu standar intemasional terhadap kinerja antena dengan bandwidth lebar ditentukan oleh Federal Communications Commission (FCC). Lembaga ini menetapkan bahwa Antena Ultra wideband hams memiliki bandwidth minimal 20% dari frekuensi tengah atau minimal memiliki bandwidth 500 MHz. Pada skripsi ini dirancang antena slot log periodik dengan pencatuan microstrip line. Pemilihan teknik Log periodik didasari kemampuannya untuk meningkatkan bandwidth dengan menggabungkan seluruh bandwidth dari masing elemen slot sehingga menghasilkan fractional bandwidth yang lebar. Perancangan dilakukan dengan mensimulasikan pada software Microwave office 5.53. Hasil dari simulai ini akan dipabrikasi dan diukur pada ruang Anechoic Chamber. Hasil dari pengukuran menunjukkan bahwa antena slot Log Periodik telah memenuhi syarat Ultra wideband dengan menghasilkan bandwidth872 MHz (20% dari frekuensi tengah). Hasil dari pengukuran antena menunjukkan bahwa antena bekerja pada frekuensi 2,84 GHz-5,9 GHz dengan bandwidth 3,06 GHz (70%). Nilai VSWR rata-rata 1,59. Pola radiasi yang dihasilkan bidirectional dengan gain rata-rata 2,63 dB.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Nurmaida
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker payudara adalah kanker yang paling sering didiagnosis di kalangan wanita. Teknik microwave imaging khususnya pencitraan radar UWB (Ultra Wideband) adalah teknik yang mempunyai gelombang mikro yang non-pengion, lowcost, dan efisien untuk wanita yang lebih muda. Antena yang dirancang adalah antena printed wide slot ukuran 24 × 24 × 1,6 (mm) dengan frekuensi kerja 3,1 GHz – 10,6 GHz, lebar pita > 7,5 GHz. Bahan substrat FR4 dengan tebal 1,6 mm, sedangkan bahan untuk feed, patch dan ground nya adalah cooper, relative permitivity 4,3 dan loss tangent 0,025. Antena dirancang berdasarkan tiga kondisi yaitu antena tunggal, antena tunggal konfigurasi 2 (dua) tanpa phantom dan antena tunggal konfigurasi 2 (dua) dengan phantom. Phantom yang digunakan adalah phantom homogen berbentuk setengah bola dengan diameter 10 cm. Nilai konstanta dielektrik (εr) dan konduktivitas (σ) phantom pada frekuensi 6 GHz. Berdasarkan hasil pengukuran dari ketiga kondisi yaitu antena tunggal, antena tunggal konfigurasi 2 (dua) tanpa phantom dan antena tunggal konfigurasi 2 (dua) dengan phantom mampu pada frekuensi 3,1 - 10,6 GHz. Antena tunggal memiliki bandwidth 2,63 – 10,77 GHz. Antena tunggal konfigurasi 2 (dua) tanpa phantom memiliki bandwidth 2,62 – 10,82 GHz. Antena tunggal konfigurasi 2 (dua) dengan phantom memiliki bandwidth 2,51 – 10,6 GHz. Antena memiliki dimensi 24 x 24 x 1,6 [mm]. Nilai VSWR dari ketiga kondisi < 2. Nilai Mutual Coupling dari ketiga kondisi < -20. Berdasarkan hasil pengukuran, besarnya nilai impedansi masukan antena di frekuensi kerja 6 GHz untuk pencitraan kanker payudara adalah 27,55 – j2,09, berdasarkan nilai impedansi tesebut antena lebih bersifat kapasitif. Pola radiasi diukur pada dua bidang yaitu bidang xz dan bidang yz. Nilai gain hasil pengukuran pada frekuensi kerja 6 GHz untuk pencitraan kanker payudara untuk ketiga kondisi yaitu antena tunggal, antena tunggal konfigurasi 2 (dua) tanpa phantom dan antena 2 (dua) dengan phantom berturut-turut sebesar 2,42 dBi, 3,05 dBi dan 1,27 dBi.
ABSTRACT
Breast cancer is the most frequently diagnosed cancer among women. Microwave imaging technique specifically radar imaging UWB (Ultra Wideband) is a technique that has a microwave non-ionizing, lowcost, and efficient for younger women. Designed antenna is printed wide-slot antenna size of 24 × 24 × 1.6 (mm) with a frequency of 3.1 -10.6 GHz, bandwidth > 7.5 GHz. FR4 substrate material with 1.6 mm thick, while materials for feeds, patch and ground is cooper, relative permitivity 4.3 and loss tangent 0.025. The antenna is designed based on three conditions, there are single antenna, two single antenna configuration without phantom and two single antenna configuration with phantom. Homogeneous phantom used is hemispherical with a diameter of 10 cm. Value of the dielectric constant (εr) and conductivity (σ) at a frequency of 6 GHz. Based on the results of measurements of the three conditions, there are single antenna, two single antenna configuration without phantom and two single antenna configuration with phantom able to work in the frequencies 3.1 to 10.6 GHz. Single antenna has a bandwidth of 2.63 to 10.77 GHz. Two antenna single configuration without phantom has a bandwidth of 2.62 to 10.82 GHz. Two single antenna configuration with phantom has a bandwidth of 2.51 to 10.6 GHz. Antenna has dimensions of 24 × 24 × 1.6 [mm]. VSWR values of the three conditions < 2. Mutual coupling values of three conditions < -20. Based on the measurement results, the value of the input impedance of the antenna at 6 GHz for breast cancer imaging is 27.55 - j2.09 Ω, antenna is capacitive. Radiation pattern is measured at two field there are xz-plane and yz-plane. Gain vaulues of the antenna at 6 GHz for breast cancer imaging for tree condition, there are a single antenna, two single antenna configuration without phantom and two single antenna configuration with phantom, respectively for 2.42 dBi, 3.05 and 1.27 dBi.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Rafiqi
Abstrak :
Dalam beberapa tahun terakhir, aplikasi Ultra-Wide Band mengalami peningkatan yang cukup pesat seperti radar penembus tanah, radar pendeteksi, sistem pencitraan medis, penginderaan jauh, komunikasi satelit hingga sistem komunikasi nirkabel. Tentunya aplikasi ini membutuhkan antena yang memiliki bandwidth yang lebar, gain dan directivity yang tinggi, serta dimensi yang tidak terlalu besar. Salah satu antena yang paling banyak digunakan dalam aplikasi Ultra-Wide Band adalah antena Antena Antipodal Vivaldi (AVA) karena karakteristiknya yang dapat bekerja secara broadband, memiliki gain tinggi, serta efisiensi radiasi yang sangat baik. AVA yang didesain memiliki dimensi 59 x 62 x 1,6 mm menggunakan substrat FR-4. Modifikasi dilakukan berupa penambahan korugasi dan elemen parasitik dilakukan untuk meningkatkan gain dan directivity dari antena ini. Berdasarkan hasil simulasi, AVA ini dapat bekerja di frekuensi 2,9-11,2 GHz dengan gain dan directivity yang tinggi setelah dilakukan modifikasi yang masing-masing memiliki range 5,6-8,5 dB dan 5,6-8,6 dB. AVA ini memiliki pola radiasi direksional dan juga efisiensi total yang tinggi yaitu sekitar 87-98%. Berdasarkan hasil pengukuran, AVA dapat bekerja pada frekuensi 2,9-11,4 GHz dan memiliki gain sebesar 4,7-8,3 dB serta pola radiasi direksional. Hasil pengukuran ini menunjukkan performa AVA modifikasi yang sudah sangat baik. Dengan demikian, rancang bangun AVA yang telah difabrikasi dapat dikatakan cocok untuk digunakan pada aplikasi UWB. ...... In recent years, Ultra-Wide Band applications have experienced a fairly rapid increase such as ground-penetrating radar, detection radar, medical imaging systems, remote sensing, satellite communications, and wireless communication systems. Of course, this application requires an antenna that has a wide bandwidth, high gain and directivity, and dimensions that are small enough. One of the most widely used antennas in Ultra-Wide Band applications is the Antipodal Vivaldi Antenna (AVA) antenna because of its characteristics that can work in broadband, high gain, and excellent radiation efficiency. The AVA is designed to have dimensions of 59 x 62 x 1.6 mm using the FR-4 substrate. Modifications were made in this antenna form by adding corrugation and parasitic element to increase its gain and directivity. Based on the simulation results, this AVA can work at a frequency of 2.9-11.2 GHz with high gain and directivity which has a range of 5.6-8.5 dB dan 5.6-8.6 dB, respectively after modification. This AVA has a directional radiation pattern and high total efficiency around 87-99%. Based on the measurement results, AVA can work at a frequency of 2.9-11.4 GHz which has gain of 4.7-8.3 dB, and directional radiation pattern. The results of this measurement show that the modified AVA performance is good enough. Thus, the fabricated AVA is suitable for use in UWB applications.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septian Wahyu Kusuma Wardhani
Abstrak :
Saat ini, berbagai macam peralatan nirkabel diletakkan di dekat tubuh manusia, baik secara implan maupun disematkan di permukaan tubuh manusia yang biasa dikenal dengan Body Wireless Communication System (BWCS). Selain itu, Microwave Tomography (MWT) yang sedang berkembang saat ini juga memerlukan antena yang dekat dengan tubuh manusia. Oleh karena itu, analisis studi interaksi antara perangkat wearable/implan dan tubuh manusia serta pengaruh gelombang elektromagnetik (EM) terhadap tubuh, perlu dilakukan telaah. Pada dasarnya interaksi gelombang EM dengan tubuh terdiri dari 2 tipe yaitu: pengaruh tubuh manusia terhadap kinerja antena dan pengaruh gelombang EM terhadap tubuh manusia. Agar dapat mengevaluasi studi interaksi tersebut, maka diperlukan model phantom sebagai media evaluasi. Pada tesis ini dirancang model phantom kepala manusia, terdiri dari dua model, yaitu model phantom homogen dan phantom 2-lapis. Model phantom homogen dimodelkan sebagai jaringan otot dengan permitivitas 2/3 nilai permitivitas dan konduktivitas otot pada rentang frekuensi ultrawideband yang diinvestigasi (yaitu di 3,1 GHz, 5,8 GHz dan 7,5 GHz). Model phantom 2-lapis dimodelkan dengan jaringan kulit dan otak. Model phantom tersebut diletakkan di dekat antena dipol, loop dan mikrostrip UWB, yang disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak CST Microwave Studio. Ketiga tipe antena tersebut digunakan untuk menganalisis pengaruh model phantom terhadap kinerja antena tersebut. Hasil simulasi antena ketika berada di dekat model phantom menunjukkan menunjukkan pergeseran frekuensi resonan ke frekuensi yang lebih rendah untuk antena dipol, loop dan mikrostrip UWB yang digunakan, dibandingkan ketika bekerja di udara bebas. Hal ini menunjukkan bahwa material jaringan phantom menyerap gelombang EM yang ditransmisikan antena dan mempengaruhi impedansi antena sehingga frekuensi resonansi antena bergeser. Untuk memudahkan dalam validasi melalui pengukuran maka difabrikasi model phantom fisik 2/3 jaringan otot. Berdasarkan hasil pengukuran antena ketika didekatkan ke model phantom fisik, frekuensi resonan antena dipol, loop dan mikrostrip UWB cenderung bergeser ke frekuensi yang lebih rendah. Nilai SAR phantom yang didekatkan dengan antena dipol, loop dan mikrostrip UWB bervariasi nilainya. Pengukuran SAR dilakukan dengan metode termografi, dimana phantom dipapar dengan gelombang elektromagnet selama 30 menit dengan daya sekitar 1 Watt. Nilai SAR hasil pengukuran yang memenuhi standar IEC adalah ketika phantom berada di dekat antena mikrostrip UWB yaitu < 10 Watt/kg.
Many devices in common use today are worn either implanted, on or in the proximity to the body which is now commonly known as Body Wireless Communication System (BWCS). In addition, currently, microwave tomography (MWT) system is widely studied, which requires an antenna in close to the human body. Hence, a study on interaction between the human body and electromagnetic (EM) wave inevitably must be evaluated for wearable/implantable antennas and the effect of EM wave to the human body as well. Basically, the interaction of EM wave includes two types: an influence of the human body on the performance of antennas and an influence of EM wave on the human body. This thesis proposes head phantom models i.e. a homogeneous phantom model and two-layers model. The homogeneous phantom is modelled as 2/3 muscle tissue in terms of its permittivity and conductivity in ultrawideband range (i.e. 3.1 GHz, 5.8 GHz and 7.5 GHz). The two-layer phantom is represented by brain and skin tissues. The phantom models are placed near to dipole, loop and microstrip UWB antennas, which are then simulated using CST Microwave Studio. Those three antennas are used to analyze the effect of phantom models on the performance of the antenna. The simulation results when the antenna is near to the phantom models show that the resonant frequency shifts to a lower frequency for dipole, loop and microstrip UWB, comparing when they operate in free space. This shows that the phantom material absorbs the transmitted EM wave and affects the antenna impedance, so thus the resonant frequency of the antenna is shifted. In order to simplify validation by a measurement of the physical phantom model, such a phantom is fabricated by representing 2/3 muscle tissue. According to the measured results, the resonant frequency of dipole, loop and microstrip UWB tend to shift to the lower frequency when the antenna is in the proximity to the physical phantom. The specific absorption rate (SAR) values on the phantom vary in value when the phantom is exposed to EM energy from the dipole, loop or microstrip UWB antenna. The SAR measurement is conducted by using thermographic method, where the phantom is exposed to EM wave for 30 minutes by an input power of about 1 Watt. The measured SAR values agree with the IEC standards (i.e. less than 10 Watts/kg ) when the phantom is exposed to EM wave by using an UWB microstrip antenna.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Narpati
Abstrak :
Ablasi termal dilakukan dengan memanfaatkan perubahan temperatur untuk menghancurkan jaringan yang abnormal atau memulihkan fungsinya. Teknik terbaru pada ablasi termal adalah Ablasi Gelombang Mikro MW Ablation yang mengandalkan pada propagasi gelombang elektromagnetik yang mampu meningkatkan suhu dari jaringan secara cepat. Perubahan temperatur ketika ablasi akan menyebabkan kandungan air pada jaringan organ tubuh akan berkurang 78 jaringan dari organ hati terdiri dari air dan mempengaruhi nilai permitivitas dan konduktivitas dari jaringan tersebut. Perubahan ini menyebabkan pola radiasi dan impedance matching dari antena aplikator berubah selama proses ablasi berlangsung. Perubahan impedansi membuat sistem menjadi tidak match pada frekuensi kerja sebelumnya Untuk mengakomodasi beberapa frekuensi yang banyak digunakan dalam teknik ablasi gelombang mikro dan untuk menanggulangi masalah yang muncul akibat efisiensi transmisi yang berkurang maka dirancanglah suatu aplikator yang memliki karekteristik Ultrawideband UWB. Pada penelitian telah dirancang suatu aplikator yang memiliki karakteristik UWB dengan memodifikasi bidang pentanahan aplikator tersebut dengan bentuk slot lingkaran. Hasil pengukuran magnitudo koefisien refleksi dan VSWR menunjukkan aplikator hasil fabrikasi memiliki impedance bandwidth sebesar 7.616 GHz 2.384 GHz ndash; 10 GHz . Hasil tersebut telah memenuhi definisi UWB dan dapat mengakomodasi beberapa frekuensi kerja yang digunakan pada ablasi gelombang mikro 2.45 GHz, 5.8 GHz, 9.2 GHz, 10 GHz.
Thermal ablation is done by utilizing temperature changes to destroy the abnormal tissue or restore its function. The latest technique in thermal ablation is Microwave Ablation MW Ablation that rely on the propagation of electromagnetic waves that able to increase the temperature of a tissue rapidly. Changes in temperature during the ablation process will reduce the water content in the body tissue 78 of the liver tissue is composed of water and affect the value of permittivity and conductivity of the tissue. These changes cause the radiation pattern and impedance matching of the antena applicator also change during the ablation process. The change on impedance will make the system does not match with the frequency of previous work. To accommodate some of the frequencies that are widely used in microwave ablation technique and to tackle the problems arising from the reduced transmission efficiency then an applicator that possess Ultrawideband UWB characteristics is designed. In this study, we have designed an applicator which has the characteristics of UWB by modifying the ground plane of the applicator with a circle slot in the ground plane. The measurement result of reflection coefficent S11 and VSWR shows that the fabricated applicator has a impedance bandwidth of 7.616 GHz 2.384 GHz ndash 10 GHz. The results have met the UWB definition and can accommodate multiple working frequencies used in microwave ablation 2.45 GHz, 5.8 GHz, 9.2 GHz, 10 GHz.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library