Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erpryta Nurdia Tetrasiwi
"Latar Belakang: Individu dengan diabetes melitus tipe 2 (DMT2) dilaporkan mengalami peningkatan risiko terjadinya sarkopenia dan juga sebaliknya. Penelitian mengenai DMT2 dengan sarkopenia mayoritas berasal dari populasi geriatri. Sampai saat ini belum ada studi yang membandingkan profil metabolik dan parameter inflamasi di kelompok DMT2 dengan dan tanpa sarkopenia pada usia yang lebih muda.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan rerata profil metabolik dan parameter inflamasi pada penyandang DMT2 nongeriatri dengan dan tanpa sarkopenia.
Metode: Penelitian potong lintang ini melibatkan individu dengan DMT2 nongeriatri berusia  18-59 tahun yang berobat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Indonesia pada bulan Januari 2021- Januari 2022. Dilakukan pengambilan data sekunder berupa antropometri dan laboratorium yang mencakup Homeostatic Model Assessment for Insulin Resistance (HOMA-IR), HbA1c dan profil lipid. Kadar interleukin (IL)-6 dan IL-10 serum diukur menggunakan teknik ELISA. Kelompok sarkopenia terdiri atas possible dan true sarcopenia berdasarkan kriteria Asian Working Group for Sarcopenia (AWGS) 2019.
Hasil: Dari 100 subjek, 35 subjek dikategorikan ke dalam possible sarkopenia dan 4 subjek true sarkopenia. Subjek DMT2 nongeriatri dengan sarkopenia memiliki median (RIK) nilai HOMA-IR dan kadar HbA1c yang lebih tinggi dibanding subjek tanpa sarkopenia yaitu berturut-turut [6,52 (4,05-17,26) vs. 4,66 (2,61-10,14); p=0,025] dan [9,0% (7,3-10,3)% vs. 7,4% (6,6-8,45)%; p=0,002]. Tidak terdapat perbedaan kadar profil metabolik lain dan IL-6 antara kedua kelompok, sementara kadar IL-10 hanya terdeteksi pada 33 sampel sehingga tidak dapat dianalisis lebih lanjut.
Kesimpulan: Median nilai HOMA-IR dan kadar HbA1c kelompok DMT2 nongeriatri dengan sarkopenia lebih tinggi dibanding kelompok tanpa sarkopenia. Tidak ditemukan perbedaan kadar profil metabolik lain dan IL-6 sebagai parameter inflamasi antara kedua kelompok tersebut. Tidak dilakukan analisis beda rerata kadar IL-10 karena sedikitnya sampel yang terdeteksi.

Background: Individuals with type 2 diabetes mellitus (T2DM) are at increased risk for sarcopenia and vice versa. Studies in T2DM with sarcopenia mostly came from the geriatric population. To date, no study has compared the metabolic profile and inflammatory parameters in younger T2DM subjects with and without sarcopenia.
Aim: This study aimed to assess the mean differences in the metabolic profile and inflammatory parameters of nongeriatric T2DM individuals with vs. without sarcopenia.
Method: This cross-sectional study involved nongeriatric T2DM individuals aged 18-59 years old visiting Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia between January 2021 and January 2022. Secondary data was obtained, namely anthropometric and laboratory data including Homeostatic Model Assessment for Insulin Resistance (HOMA-IR), HbA1c and lipid profile. Serum levels of interleukin (IL)-6 and IL-10 were measured using the ELISA technique. The sarcopenia group consists of individuals with possible and true sarcopenia based on the Asian Working Group for Sarcopenia (AWGS) 2019 criteria.
Results: From 100 subjects, 35 was categorized as possible sarcopenia and 4 as true sarcopenia. Nongeriatric T2DM subjects with sarcopenia had significantly higher median (interquartile range) HOMA-IR and HbA1c compared to nonsarcopenic subjects [6.52 (4.05-17.26) vs. 4.66 (2.61-10.14); p=0.025] and [9.0% (7.3-10.3)% vs. 7.4% (6.6-8.45)%; p=0.002]. There were no differences in other levels of metabolic profile and IL-6 between the two groups, while IL-10 levels were only detected in 33 samples and could not be analyzed further.
Conclusion: Median HOMA-IR and HbA1c nongeriatric T2DM subjects with sarcopenia was higher than those without sarcopenia. There was no difference in other metabolic profile and IL-6 level as inflammation parameter between the two groups. IL-10 was not analysed further due to the small sample number that were detected.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bellinda Fitri Amara
"Hiperglikemia kronis yang jika tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah yang merupakan salah satu penyebab utama kematian terkait diabetes yang disebabkan oleh stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kesadaran diri penyandang diabetes mellitus terhadap risiko komplikasi stroke di kota depok. Penelitian deskriptif yang melibatkan 100 responden penyandang diabetes melitus tipe 2 di Kota Depok. Pengambilan data secara offline di 3 puskesmas Kota Depok menggunakan kuesioner kesadaran diri terhadap risiko komplikasi stroke yang dikembangkan sendiri dengan nilai alpha cronbach 0,826. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas berada pada rentang usia 61-80 tahun, berjenis kelamin perempuan serta mayoritas responden menganut agama Islam. Mayoritas responden menempuh pendidikan terakhir tingkat SMA, tidak pernah mengikuti penyuluhan/edukasi DM dan telah menyandang DM selama <5 tahun. Mayoritas responden memiliki kesadaran diri terhadap risiko komplikasi stroke yang sedang. Responden memiliki tingkat kesadaran diri rendah, lebih banyak daripada responden yang telah memiliki kesadaran diri tinggi terhadap risiko komplikasi stroke. Penelitian ini merekomendasikan pemberian edukasi kesehatan terkait risiko komplikasi stroke pada penyandang diabetes melitus tipe 2 agar dapat meningkatkan kesadaran diri terhadap risiko komplikasi stroke.

Chronic hyperglycemia which if not controlled can damage blood vessels which is one of the leading causes of diabetesrelated death caused by stroke. This study aims to find out the picture of self-awareness of people with diabetes mellitus to the risk of stroke complications in the city of Depok. Descriptive research involving 100 respondents with type 2 diabetes mellitus in Depok. Offline data collection in 3 health centers in Depok using self-awareness questionnaire on the risk of stroke complications developed by itself with an alpha cronbach value of 0.826. The results of this study showed the majority were in the age range of 61-80 years, the gender of women and the majority of respondents adhered to Islam. The majority of respondents attended the last high school level, never attended DM counseling/education and have held DM for <5 years. The majority of respondents had self-awareness of the risk of moderate stroke complications. Respondents had a low level of self-awareness, more than respondents who had high self-awareness of the risk of stroke complications. This study recommends providing health education related to the risk of stroke complications in people with type 2 diabetes mellitus in order to increase self-awareness of the risk of stroke complications."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Benny Christian
"Pendahuluan Salah satu penyebab komplikasi DM tipe 2 adalah terjadinya peningkatan radikal bebas yang berujung pada kerusakan organ akibat stres oksidatif yang dapat dilihat pada mikrovaskular, salah satunya ginjal. Daun kari memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menetralkan radikal bebas sehingga mengurangi stres oksidatif. Metode Penelitian dilakukan dengan desain eksperimental pada hewan coba yaitu tikus. Pengukuran dilakukan pada kadar malondialdehida dan aktivitas enzim katalase yang termasuk dalam biomarker stres oksidatif. Pengukuran dilakukan dengan metode spektrofotometri Hewan coba terbagi dalam lima kelompok yaitu kelompok normal, diabetes, diabetes dengan pemberian ekstrak daun kari 200 mg/KgBB/hari, pemberian 400 mg/KgBB/hari dan pemberian glibenklamid. Hasil Kadar MDA pada jaringan ginjal tikus DM tipe 2 dengan pemberian ekstrak daun kari dengan dosis 200 mg/KgBB/hari mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tikus diabetes tanpa intervensi (p = 0,003) dan tikus diabetes dengan pemberian glibenklamid (p = 0,012) dengan batas kemaknaan p < 0,05 sedangkan dosis 400 mg/KgBB/hari tidak memberikan hasil yang signifikan. Pemberian ekstrak daun kari pada berbagai dosis tidak memberikan hasil yang signifikan pada kenaikan aktivitas katalase dibandingkan kelompok lainnya. Kesimpulan Pemberian ekstrak etanol daun kari dosis 200 mg/KgBB/hari memberikan penurunan kadar MDA dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif dan kontrol positif glibenklamid.

Introduction One of the causes of complications on type 2 diabetes is the increase in free radical that lead to organ damage due to oxidative stress. This damage can be seen in microvascular complications, one of them is kidney. Curry leaves have antioxidant capacity that is able to neutralize free radicals thereby reduce the oxidative stress. Method This study was conducted with an experimental design in animals, mice. Measurement were made on the levels of malondialdehyde and the activity of catalase enzyme which are oxidative stress biomarker. Measurements were done with spectrophotometry. The experimental animal were divided to five groups namely normal, diabetes, diabetes with curry leaf extract in high and low dose, and diabetic with glibenclamide administration. Result MDA level in kidney tissue of type 2 diabetic mice with curry leaf extract administration in dose 200 mg/KgBW/d experienced a significant decrease compared to diabetic mice without intervention (p=0,003) and diabetic mice with glibenclamide administration (p=0.012) with a significance limit at p<=0,05 while at dose 400 mg/KgBW/d did not give significant results. Curry leaf extract at various doses did not give any significant results on the increase of catalase activity compared to other groups. Discussion Curry leaf extract administration at dose 200 mg/KgW/d reduce MDA level than negative (diabetes without any administration) and positive (glibenclamide administration) control group."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library