Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hadi S. Muktisendjaja
"ABSTRAK
1. Gambaran Umum
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mikobakterium tuberkulosis. Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan nilai prevalensi nasional 0,29%, dan nilai prevalensi untuk DKI Jakarta 0,26 % (Manaf, 1986).
Salah satu ciri penyakit tuberkulosis paru yang sudah lama dikenal ialah penurunan status gizi yang tampak jelas dengan adanya penurunan berat badan atau bertambah kurusnya penderita dari hari ke hari. Dokumen tertua yang memuat hal ini ditemukan sekitar tahun 3700 SM, sekalipun waktu itu namanya masih bermacam-macam. Demikian juga dikemukakan bahwa lukisan orang sakit yang ditemui Budha dalam perjalanannya pada rilief-rilief candi Borobudur berupa gambar orang-orang kurus dengan tulang iga yang menonjol dan bahu yang tertarik ke atas merupakan gambaran penderita tuberkulosis paru, yang rupanya saat itu telah menjadi
penyakit rakyat yang dikenal luas (Van Joost, 1951). Selanjutnya penelitian di Rumah Sakit Persahabatan pada tahun 1977 mendapatkan bahwa dari 132 penderita tuberkulosis paru (apusan sputum positif), 84,1% di antaranya mempunyai berat badan kurang, kekurangannya bervariasi antara 10% s/d 47% dari berat badan ideal (Danusantoso, 1979).
Saat ini sudah disadari bahwa penurunan status gizi pada pasien dengan penyakit infeksi umumnya disebabkan anoreksia dan peningkatan kebutuhan metabolik sel oleh inflamasi (Faster, 1987), dampaknya bukan sekedar penurunan berat badan atau bertambah kurusnya penderita tetapi juga akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh yang memberi perlindungan terhadap penyakit infeksi seperti penurunan Sekretori Imunoglobulin A (SIgA) yang memberikan kekebalan permukaan membran mukosa, gangguan sistem fagositosis, gangguan pembentukan kekebalan humoral tertentu, berkurangnya sebagian besar komplemen, dan berkurangnya thymus sel (T) sel yang sudah tentu akan mempengaruhi fungsinya (sel mediated immunity) (Faulk & Vitale, 1982). Kesemuanya itu akan meniadi kendala dalam merawat dan mengobati penderita karena dapat memperburuk keadaan, memperpanjang masa perawatan, menghambat penyembuhan serta mempermudah kekambuhan atau reinfeksi di kemudian hari (Faulk dkk, 1974; Silk, 1983; Kudsk and sheldon, 1983). Dari gambaran di atas sudah sewajarnya faktor penurunan status gizi ini mendapat perhatian dan penanganan yang intensif, lebih-lebih lagi pada saat ini dimana obat-obat anti tuberkulosis sudah demikian banyak dan ampuh, maka tunjangan nutrisi sebagai bagian dari mata rantai pengobatan dapat Lebih bezperan dalam menentukan suksesnya pengobatan. Hal lain yang penting yaitu peningkatan status gizi akan memberikan dampak psikologis yang positif terhadap penderita sendiri maupun lingkungan keluarga, masyarakat,
pekerjaannya dalam anti rasa percaya diri, penerimaan keluarga / masyarakat / lingkungannya, termasuk lingkungan pekerjaannya sehingga penderita dapat produktif kembali?
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Puji Pratiwi
"Malnutrisi meningkatkan risiko kegagalan pengobatan dan kematian pada penderita TB-MDR. Oleh karena itu, deteksi malnutrisi secara cepat dan tepat sangat diperlukan dalam penatalaksanaan TB-MDR. Salah satu alat skrining status gizi yang cepat dan sederhana adalah Malnutrition Screening Tool MST. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan menggunakan MST dan bacterial load pada penderita TB-MDR. Studi cross sectional ini dilaksanakan di RSUP Persahabatan Jakarta pada bulan Juni-Oktober 2017 dengan subjek sebanyak 81 penderita TB-MDR yang belum mendapatkan pengobatan TB-MDR. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, pengukuran antropometri, dan pemeriksaan laboratorium. Dari 81 subjek, 54 subjek berisiko malnutrisi dan 47 subjek mempunyai IMT kurang dari 18 kg/m2. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara MST dan bacterial load pada penderita TB-MDR p=0,923. Walaupun begitu, perbedaan proporsi bacterial load positif antara kelompok berisiko dan tidak berisiko malnutrisi mencapai 11,2. Selain itu, pada kelompok berisiko malnutrisi, bacterial load cenderung positif.

Malnutrition in patients with MDR TB may increase the risk of treatment failure and death. Therefore, rapid and precise malnutrition detection is essential in the management of MDR TB. One of the fastest and simplest nutritional screening tools is the Malnutrition Screening Tool MST. This study aims to determine the association between nutritional status using MST and bacterial load in patients with MDR TB. This cross sectional study was conducted in RSUP Persahabatan Jakarta in June October 2017 with the subject of 81 MDR TB patients who had not received MDR TB treatment. Data were collected using questionnaires, anthropometric measurements, and laboratory examination. Of 81 subjects, 54 subjects at risk of malnutrition and 47 subjects have BMI less than 18 kg m2. Bivariate analysis showed that there is no association between MST and bacterial load in patients with MDR TB p 0.923. However, the difference in the proportion of positive bacterial loads between the at risk and non risk groups of malnutrition is 11,2. In addition, at risk group of malnutrition, bacterial load tends to be positive."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christi Giovani Anggasta Hanafi
"Salah satu karakteristik klinis yang sering diamati pada TB paru adalah adanya kavitas paru pada pemeriksaan radiologis dada. Kavitas paru akan menyebabkan prognosis lebih buruk akibat keterlambatan konversi kultur sputum, hasil klinis yang buruk, dan penularan infeksi yang lebih tinggi. Beberapa faktor yang telah ditemukan berkaitan dengan kavitas paru adalah usia tua, jenis kelamin laki-laki, penyakit penyerta diabetes mellitus, dan malnutrisi. Prevalensi malnutrisi pada pasien dengan TB diperkirakan berkisar antara 50% sampai 57%, dan malnutrisi dikaitkan dengan dua kali lipat risiko kematian. Telah lama diketahui bahwa terdapat hubungan antara TB dan malnutrisi, tetapi dampak malnutrisi terhadap derajat keparahan TB, yang dilihat dari adanya kaviats paru, masih kurang diketahui dan data yang telah ada masih saling bertentangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan kavitas paru pada pasien tuberkulosis paru di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang. Sebanyak 134 pasien yang memenuhi kriteria menjadi subjek penelitian di Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan. Pasien pada penelitian ini umumnya berjenis kelamin laki-laki (61,9%) dan berusia 18-59 tahun (92,5%). Mayoritas subjek penelitian termasuk dalam kategori status gizi SGA B (malnutrisi ringan-sedang) sebanyak 77 orang (57,5%), SGA A (status gizi baik) sebanyak 35 orang (26,1%), dan SGA C (malnutrisi berat) sebesar 22 orang (16,4%). Proporsi kavitas paru pada pasien TB paru dalam penelitian ini sebanyak 42 orang (31,3%). Penelitian ini mendapatkan hubungan bermakna secara statistik antara status gizi berdasarkan SGA dan kavitas paru (OR=6,933; 95%CI=1,986-24,205; p=0,002; aOR=7,303 (95%CI=2,060-25,890; p=0,002). Variabel lain yang mempengaruhi terbentuknya kavitas paru adalah pemeriksaan bakteriologis (p=0,016), TB resisten obat (p<0,001), dan perubahan BB (p=0,033). Analisis multivariat mendapatkan bahwa pemodelan dapat memenuhi 29,3% faktor prediktor kejadian kolonisasi dan setelah dimasukkan ke dalam perhitungan, maka probabilitas seorang pasien yang mengalami TB resisten obat dan malnutrisi untuk pembentukan kavitas paru adalah sebesar 95,16%. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status gizi dan kavitas paru pada pasien tuberkulosis paru di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan.

One of the clinical characteristics that is often found in pulmonary TB is the presence of lung cavities on chest radiological examination. Lung cavities will lead to a worse prognosis due to delayed sputum culture conversion, poor clinical outcome, and higher transmission of infection. Several factors that have been found to be related to the lung cavity are elder age, male gender, comorbid diabetes mellitus, and malnutrition. The prevalence of malnutrition itself in patients with TB is estimated to range from 50% to 57%, and malnutrition is associated with a twofold risk of death. It has long been known that there is a relationship between TB and malnutrition, but the impact of malnutrition on the severity of TB, which is observed from lung cavity presence, is still poorly understood and the available data are conflicting. This study aims to determine the relationship between nutritional status and lung cavity in pulmonary tuberculosis patients at Persahabatan General Hospital. This research is a cross-sectional study. A total of 134 patients who met the criteria became research subjects at the Outpatient and Inpatient Department at the Persahabatan General Hospital. Patients in this study were generally male (61.9%) and aged 18-59 years (92.5%). The majority of research subjects were included in the SGA B (mild-moderate malnutrition) category of 77 people (57.5%), SGA A (good nutritional status) of 35 people (26.1%), and SGA C (severe malnutrition). by 22 people (16.4%). The proportion of lung cavities in pulmonary TB patients in this study were 42 people (31.3%). This study found a statistically significant relationship between nutritional status based on SGA and lung cavities (OR=6.933; 95%CI=1.986-24.205; p=0.002; aOR=7.303 (95%CI=2.060-25.890; p=0.002). Variables Other factors that influenced the formation of lung cavities were bacteriological examination (p=0.016), drug-resistant TB (p<0.001), and changes in weight (p=0.033). Multivariate analysis found that modeling could fulfill 29.3% of the predictors of colonization and after taken into account, the probability of a patient with drug-resistant TB and malnutrition for lung cavity formation is 95.16%. Conclusion: There is a relationship between nutritional status and lung cavity in pulmonary tuberculosis patients at Persahabatan General Hospital."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library