Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewanti Putri Sekarsari
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena alih bahasa pada lagu yang banyak dilakukan oleh beberapa kalangan masyarakat. Dewasa ini, lagu-lagu campursari kembali populer bersamaan dengan meningkatnya popularitas seniman senior, yaitu Didik Prasetyo atau biasa dipanggil dengan nama Didi Kempot. Semakin populer sebuah lagu, semakin banyak pula orang yang berusaha untuk menyebarluaskan lagu tersebut salah satunya dengan melakukan alih bahasa yang kemudian diunggah ke laman sosial media. Penelitian ini membahas tentang hasil analisis alih bahasa berdasarkan teknik penerjemahan Newmark dan struktur gramatikalnya (pergeseran bentuk atau transposisi) pada lirik lagu campursari ke dalam bahasa Arab. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui metode yang paling banyak diterapkan oleh penerjemah dan jenis pergeseran bentuk (transposisi) apa saja yang paling banyak terjadi dalam proses penerjemahan ketiga lirik lagu. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi ilmu kebahasaan bagi masyarakat umum khususnya para akademisi yang bergerak di bidang kebahasaan. Setelah melakukan analis, dapat diketahui secara keseluruhan bahwa dalam proses penerjemahan lagu Bapak, Sewu Kutho, dan Tatu, penerjemah menggunakan enam metode penerjemahan Newmark dan empat jenis pergeseran bentuk (transposisi). Mayoritas metode yang digunakan adalah metode harfiah (literal method). Pergeseran bentuk (transposisi) yang paling sering terjadi adalah pergeseran bentuk otomatis atau wajib karena mengikuti kaidah bahasa. Dikarenakan metode yang paling sering digunakan adalah metode harfiah (literal method), membuat lagu-lagu campursari ciptaan Didi Kempot mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat dari semua kalangan. Masyarakat tidak membutuhkan interpretasi lebih untuk memahami setiap lirik lagunya.

This research is motivated by the phenomenon of language transfer in songs that are widely performed by some circles of society. Nowdays, campursari songs are popular again, along with the increasing popularity of senior artists Didik Prasetyo or commonly know as Didi Kempot. The more popular a song is, the more people try to disseminate the song, one of them is to transfer the language and upload to social media. This research will discuss the results of language transfer analysis based on Newmark translation techniques and its grammatical structure (transposition) on campursari song lyrics into Arabic. The main purpose of this study is to find out what methods used the most by translators and what kind of shape change (transposition) occurred the most in the process of translating all three song lyrics. In addition, it is expected that this research can be a source of linguistic information for the general public, especially for linguists. After analyzing, it can be found that in the process of songs translation entitled: Bapak, Sewu Kutho, and Tatu, translators used six Newmark translation methods and four types of shape shifts (transposition). The majority of method used is literal method. The most common shape shift (transposition) is automatic or mandatory form shifting because it follows language rules. Because the most commonly used method is the literal method, it makes songs campursari created by Didi Kempot are easily accepted and understood by people from all circles. People don't need more interpretation for understanding every lyric of songs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ruswandiani
"Transposition of Great Arteries (TGA) adalah kelainan penyakit jantung bawaan sianotik kedua yang paling sering ditemukan. Tatalaksana definitif saat ini adalah Arterial Switch Operation (ASO). Angka mortalitas pasca ASO di negara maju cukup rendah, sementara di negara berkembang sekitar 15%. Pada TGA Intact Ventricular Septum (TGA IVS), sebaiknya ASO dilakukan ≤ 3 minggu. Sedangkan, di negara berkembang, karena berbagai hal multifaktorial, ASO sering dilakukan saat usia > 3 minggu. Pengaruh usia saat operasi > 3 minggu terhadap kelangsungan hidup jangka panjang sampai saat ini masih kontroversial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh usia saat operasi > 3 minggu terhadap kelangsungan hidup 10 tahun pasien TGA yang menjalani operasi ASO. Penelitian ini merupakan studi kohort retrospekstif yang dilakukan pada pasien TGA IVS yang keluar hidup setelah operasi ASO selama periode Januari 2008-Desember 2018. Pasien kemudian dilakukan follow up untuk mengetahui kondisi hidup dan meninggal. Analisis waktu terjadinya event ditentukan berdasarkan titik awal dan titik akhir penelitian. 71,9 % pasien menjalani operasi ASO > 3 minggu. Angka kelangsungan hidup 10 tahun keseluruhan pasien pasca operasi Arterial Switch Operation sebesar 90%. Walaupun mean survival time kelompok usia operasi ≤ 3 minggu lebih panjang dibandingkan dengan kelompok usia operasi > 3 minggu (113 bulan vs 107 bulan), tetapi secara statistik tidak berbeda bermakna. Usia saat operasi > 3 minggu mempunyai risiko meningkatkan risiko kematian sebesar HR 0,49 (IK95% 0,11-2,27; p=0.86).

Transposition of Great Arteries (TGA) is the second most common found cyanotic congenital heart disease. The current definitive management is Arterial Switch Operation (ASO). Early and long term mortality rates after ASO in developed countries are quite low, while in developing countries the number is around 15%. In TGA Intact Ventricular Septum (TGA IVS), ASO should be done in ≤ 3 weeks. However, in developing countries, due to various multifactorial causes, it is often being done at the age of > 3 weeks. The effect of age at surgery > 3 weeks on long-term survival is still controversial. This study aims to determine the effect of age at surgery and other factors on the 10-year survival of patients after ASO. A retrospective cohort study was done on TGA IVS patients that survived ASO surgery during the period of January 2008-December 2018. Patients were being followed up to find out if they are still alive. Analysis of the time to evaluate the event is determined based on the starting point and end point of the study. 71,9% patients underwent ASO surgery > 3 weeks. The overall 10-year survival rate of patients after Arterial Switch Operation is 90%. Even though the mean survival time of the operating age group ≤ 3 weeks is longer than the operation age group > 3 weeks (113 months vs 107 months), but it is not statistically significant. Age at surgery > 3 weeks had a risk of increasing the risk of death by HR 0,49 (IK95% 0,11-2,27; p=0.86).
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dannika Sulistyana Santoso
"Penelitian ini membahas prosedur penerjemahan transposisi dan modulasi dalam serial TV Jerman Biohackers ke dalam bahasa Indonesia dan bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi bagaimana transposisi dan modulasi digunakan dalam hasil terjemahan takarir, serta alasan terjadinya pergeseran dalam hasil terjemahan takarir. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif yang mempertimbangkan karakteristik penerjemahan teks lisan seperti takarir. Analisis ini dilakukan berdasarkan teori prosedur penerjemahan transposisi dari Catford (1965) dan prosedur penerjemahan modulasi dari Vinay dan Darbelnet (1965). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 27 prosedur penerjemahan transposisi dan modulasi. Sebagian besar data yang ditemukan adalah transposisi sebanyak 21 data, sedangkan modulasi hanya enam data. Terjadinya pergeseran dalam hasil terjemahan takarir disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain perbedaan struktur dan tata bahasa antara bahasa Jerman dan bahasa Indonesia. Selain itu, pemilihan kata dan struktur kalimat yang sesuai harus dipilih oleh penerjemah, serta sudut pandang dan interpretasi makna juga memainkan peran penting agar mudah dipahami oleh penonton dalam bahasa sasaran (BSa).
This study examines the procedures of transposition and modulation in translating the German TV series Biohackers into Indonesian. The research aims to analyze and identify how transposition and modulation are utilized in the translated subtitles, as well as the reasons for shifts in the translated subtitles. A qualitative research method is employed, considering the characteristics of translating spoken text such as subtitles. This analysis is based on Catford's (1965) theory of transposition procedures and Vinay and Darbelnet's (1965) modulation procedures. The findings reveal 27 instances of transposition and modulation translation procedures. The majority of the data are transpositions, with 21 cases, while modulation accounts for only six cases. Shifts in the translated subtitles are caused by several factors, including the differences in structure and grammar between German and Indonesian. Additionally, the translator's choice of appropriate words and sentence structures, as well as the perspective and interpretation of meaning, play crucial roles in ensuring the translation is easily understood by the audience in the target language (TL)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Popi Tri Tamalia Putri
"Penelitian ini menganalisis pergeseran bentuk dan makna dalam penerjemahan cerita anak Die Geschichte vom Löwen, der nicht schreiben konnte karya Martin Baltscheit, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Nathalie Sugondho Nasution dengan judul Kisah Seekor Singa yang Tidak Bisa Menulis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pergeseran bentuk dan makna yang terjadi selama proses penerjemahan juga dampaknya terhadap kualitas terjemahan berdasarkan teori transposisi Catford (1965), teori penerjemahan Larson (1984), dan parameter penilaian Nababan, Nuraeni, dan Sumardiono (2012). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan pendekatan komparatif terhadap teks sumber (bahasa Jerman) dan teks sasaran (bahasa Indonesia). Hasil analisis menunjukkan 76 data yang mengalami pergeseran bentuk, terdiri atas pergeseran tingkat (11 data), pergeseran struktur (26 data), pergeseran kelas kata (23 data), pergeseran unit (9 data), dan pergeseran intrasistem (7 data). Struktur kalimat dalam teks sasaran cenderung disederhanakan dibandingkan teks sumber, khususnya dalam pemilihan kata dan struktur kalimat, namun makna utama cerita tetap terjaga. Penilaian kualitas terjemahan menunjukkan bahwa aspek keakuratan memperoleh skor 48,6%, keberterimaan 81,3%, dan keterbacaan 96,3%. Temuan ini menunjukkan bahwa fokus utama penerjemahan lebih menekankan keberterimaan dan keterbacaan untuk memastikan cerita dapat dinikmati pembaca anak-anak sesuai dengan tujuan penerjemahan. Dengan demikian, terjemahan Kisah Seekor Singa yang Tidak Bisa Menulis dinilai berhasil menyampaikan pesan cerita dengan baik, relevan, dan mudah dipahami oleh pembaca anak-anak di Indonesia.

. This study analyzes the shifts in form and meaning in the translation of the children's story Die Geschichte vom Löwen, der nicht schreiben konnte by Martin Baltscheit, translated into Indonesian by Nathalie Sugondho Nasution under the title The Story of a Lion Who Could Not Write. This study aims to identify the shifts in form and meaning that occur during the translation process and their impact on the translation quality based on Catford's transposition theory (1965), Larson's translation theory (1984), and Nababan, Nuraeni, and Sumardiono's assessment parameters (2012). The research method used is descriptive-qualitative with a comparative approach to the source text (German) and target text (Indonesian). The results of the analysis show 76 data that experience shape shifts, consisting of level shifts (11 data), Universitas Indonesia structural shifts (26 data), word class shifts (23 data), unit shifts (9 data), and intrasystem shifts (7 data). The sentence structure in the target text tends to be simplified compared to the source text, especially in word choice and sentence structure, but the main meaning of the story is maintained. The assessment of translation quality shows that the accuracy aspect scored 48.6%, acceptability 81.3%, and readability 96.3%. This finding shows that the main focus of translation emphasizes acceptability and readability to ensure that the story can be enjoyed by children readers in accordance with the purpose of translation. Thus, the translation of The Story of a Lion Who Could Not Write is considered successful in conveying the message of the story well, relevant, and easily understood by children readers in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library