Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eddy Bramianto
"Masalah utama yang dihadapi DKI Jakarta adalah pesatnya perkembangan jumlah penduduk, dan di lain pihak ruang yang ada sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan penurunan kemampuan dayadukung lingkungannya.
Hal tersebut, menjadi latarbelakang penyusunan Rencana Umum Tata Ruang DKI Jakarta Tahun 2005 (RUTR 2005) dalam rangka untuk mengembalikan dayadukung secara wajar.
Masalah Transportasi yang dihadapi antara lain ialah
1. Tidak seimbangnya perkembangan prasarana jalan dihandingkan dengan pertumbuhan kendaraan.
2. pertumbuhan prasarana jalan kurang lebih 4% per tahun.
3. pertumbuhan kendaraan kurang lebih 14-15% per tahun.
Survei yang dilakukan oleh ARSDS menyimpulkan bahwa perbandingan penggunaan kendaraan pribadi dan angkutan umum adalah 611:35.
Hal ini jelas-jelas menunjukkan adanya ketidak efisienan penggunaan ruang jalan oleh pola penggunaan kendaraan. Pertumbuhan penggunaan kendaraan di Jakarta menunjukkan adanya kecenderungan pemanfaatan kendaraan bermotor dan lenyapnya kendaraan tidak bermotor. Yang diramalkan mecapai 15 juta trip pada tahun 2005. Hal ini, akan menyebabkan tekanan pada lingkungan baik penggunaan energi maupun pencemaran lingkungan.
Suatu kebijaksanaan yang diambil oleh Pemerintah ,selain membangun infrastruktur penunjang transportasi tersebut, adalah usaha pembatasan terhadap angkutan pribadi, dengan harapan pertambahan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum.
Dengan demikian, praktisnya adalah mendorong pengguna kendaraan pribadi berganti menjadi pengguna angkutan umum. Namun, Jakarta dan Botabek mengalami pertumbuhan ekonomi dan pertambahaan penduduk yang cepat. Pertumbuhan ekenomi yang pesat berdampak semakin tingginya pendapatan masyarakat, yang cenderung mendorong masyarakat untuk memiliki dan mengendarai kendaraan pribadi.
Semakin baiknya mutu prasarana angkutan dan kurang baiknya alat dan layanan sarana angkutan umum, juga semakin mendorong orang untuk memiliki dan mengendarai kendaraan pribadi.
Hal-hal tersebut, akan menjadi kendala bagi upaya "memasyarakatkan" penggunaan angkutan umum.
Di samping kemampuan ekonomis seseorang dan tersedianya sarana angkutan umum yang cukup jumlahnya, kiranya faktor-faktor lingkungan lainnya berpengaruh pada kecenderungan seseorang untuk memilih moda angkutan.
Suatu studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa masalah keamanan dan keselamatan pengguna jasa angkutan umum, seperti kriminalitas menjadi kendala utama yang diperhatikan dalam manajemen angkutan umum.
Di Jakarta selain kriminalitas (pencopetan, Penodongan), kiranya beberapa faktor seperti: ketepatan waktu perjalanan, kebersihan, kenyamanan, martabat penumpang, biaya perjalanan, pencemaran udara, kemacetan jalan, menjadi factor-faktor menetukan seseorang menggunakan angkutan umum.
Tujuan umum penelitian adalah ingin mengetahui keinginan masyarakat untuk menggunakan angkutan umum.
Tujuan khusus, mencari faktor-faktor utama yang mendorong penggunaan angkutan umum.
Penelitian dilakukan di kota Jakarta, Kecamatan Senen dan Cempaka Putih, Jakarta Pusat dan Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Variabel yang diteliti adalah: martabat, ketepatan waktu, keamanan, kebersihan kendaraan, kenyamanan, biaya perjalanan, pencemaran udara, kemacetan jalan, dan karateristik jalan yaitu ketepatan perjalanaan dan titik pencapaian.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara langsung berdasarkan daftar pertanyaan. Sedangkan data sekunder didapat dari hasil-hasil penelitian, laporan-laporan studi, dan literatur yang relevan.
Analisis data dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) yang validasinya diukur dengan Consistency Index yang jika nilainya lebih kecil dari. 0,10 menunjukkan hasil yang baik, cukup konsisten.
Dari hasil penelitian, didapat faktor utama yang mempengaruhi pemilihan moda angkutan adalah kemacetan jalan, pencemaran udara, kebersihan kendaraan, menyusul ketepatan waktu, keamanaan di kendaraan, kenyamanan, biaya perjalanan, martabat. Sedangkan moda angkutan yang dipilih berurut: kendaraan umum sistem Baru, kendaraan pribadi, kendaraan umum sistem lama.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa untuk dapat mendorong pemakai kendaraan pribadi beralih untuk menggunakan moda angkutan umum, diperlukan memperbaiki kondisi sistem angkutan umum yang ada saat ini, yakni, pertama-tama Adanya sistem angkutan yang tidak menimbulkan kemacetan misalnya sistem angkutan massal cepat (MHT) yang melayang atau di bawah tanah, sistem angkutan yang kurang mencemari lingkungan, kemudian penyuluhan tentang rasa kebanggaan menggunakan angkutan umum dan meningkatkan kebersihan kendaraan umum, ketepatan perjalanan (jadwal pemberangkatan dan pencapaian tujuan ); keamanan pengguna, kenyamanan pengguna. Kemudian yang perlu diperhatikan , adalah biaya perjalanan, secara tidak langsung berarti ikut berpartisipasi memperbaiki kondisi lingkungan hidup Jakarta dengan mengurangi pencemaran.

The main-problem the DKI (Special-Capital District of Jakarta) faced is a rapid population-growth but on the other hand, the space is very restricted. This results in the reduction of the environmental-bearing capacity, that becomes the background of the DKI?s Master plan 2005 (called RUTR 2005) in order to have a proper environmental bearing capacity.
The transportation issues facing include bellows :
- Imbalance of road-infrastructural development compares to the vehicle growth.
- Road-infrastructural growth is about 4% per annum
- Vehicle growth is about 14-15% per annum
The survey conducted by ARSDS comes into a conclusion that the comparison between the usage of private-car and public transportation is 65:35. This clearly shows an inefficiency of road occupation by the vehicle using pattern.
The growth of the Vehicle-operation in Jakarta shows a trend of increasing the motorized-vehicles and elimination that of non-motor driven which is estimated to reach 15 million trips by the year of 2005. This would cause an environmental depression either the energy consumption and the pollution.
A policy taken by the Government in addition to build the transportation facilities is to limit the using of private-automobiles hoping an additional trip by using the public transportation.
Therefore, practically, is to drive private car user changing to use the public transportation modes.
Meanwhile, Jakarta and its Satellite Towns (Bogor-Tanggerang-Bekasi) experience a drastic economic and population growth. Such a drastic economic growth results in the better people income tending to own and drive the private-car.
Lion and transportation-infrastructure are, the more interests in owning and driving the private cars will be.
The things mentioned above may become a hindrance in order to "socialize" the use of public transportation.
Beside the individual economic-capability and the availability of sufficient volume of public transportation facilities, there might be other environmental factors influencing some one in choosing to use the public transportation modes.
A study conducted in United States shows that security and comfort or convenience for public-transportation users, as crimes become the major constraint considered in public-transportation management.
In Jakarta, in additional to crimes (such as thief, armed-robbery) seem that several factors like: punctual trips, vehicle cleanliness, comfort or convenience, and passengers prestige travel cost, air pollution, traffic jam, become personal determinants to use the public transportation.
General objective of the study is to know the public interest to use the public transportation. While the specific goal is to look for key-factors encouraging the use of such a transportation.
The study has been conducted in the Capital of Jakarta, i.e, Districts of Senen and Cempaka Putih-Central Jakarta and at Matraman District-East Jakarta.
Variables observed are prestige, punctuality, security, Vehicle cleanliness, comfort or convenience, traveling expenses, air pollution, traffic jam and road-characteristics such as its velocity and achieving point.
Primary data collection has been implemented through direct--interview based on questionnaire. While secondary data were obtained from the study, research reports and relevant literatures.
The data analyzed with Analytical Hierarchy Process Method that the validity is measured with a consistency Index where the value is less than 0.10, it shows a good result, consistent enough.
The study resulting the main factors that influence the choice in using the transportation modes are, traffic jam, air pollution, the vehicle-cleanliness, then following by rile punctuality, security, comfort or convenience, traveling expense, prestige while the transportation-modes selected in the first option is new system of public transportation, then what we calf, private car, and the last is old-system public transportation.
Therefore, it is concluded, to have the private car user changing to use the public transportation modes, the management shall have a new system of public transportation, by improving the first is the transportation system that is not effects traffic jam, just like mass rapid transit (MRT) , elevated or underground, the transportation that is less pollute environment, than the vehicle-cleanliness, then to have a punctual-trips; user's security; to promote the proud of traveling with public transport and convenience well managed, then to consider the travel cost, because by this, he or she participates in improving the environment of Jakarta in deducting the pollution.
References : 48 (1974-1991)
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Dewa Putra
"Skripsi ini membahas tentang lika-liku dan perkembangan lalu lintas jalan raya dan transportasi umum di Jakarta pada tahun 1989-2007. Metode penelitian ini menggunakan metode sejarah. Dalam penelitian ini ditemukan fakta bahwa dalam kurun waktu tersebut, keadaan arus lalu lintas di Jakarta seiring berjalannya waktu terjadi kemacetan yang semakin parah. Selain itu transportasi umum yang ada tidak mampu memberikan pelayanan yang memadai yang membuat masyarakat kebanyakan beralih menggunakan kendaraan pribadi. Berbagai kebijakan diterapkan untuk menanggulangi permasalahan jalan raya, namun hasilnya dirasa tidak memuaskan. Hingga akhirnya dioperasikan moda transportasi Transjakarta yang memberi secercah harapan untuk pelayanan transportasi umum yang lebih baik di Jakarta.

This undergraduate thesis expalains about twist and development of the traffic and public transportation in Jakarta in 1989-2007. This thesis use historical methods. In this undergraduate thesis finds fact that in 1989-2007, the traffic condition in Jakarta starts getting worse as the time goes by. Meanwhile, the existing public transportation couldnt keep upĀ  with public demand, so a lot of people use their private vehicle. A lot of policy has been applied to reduce the traffic problem, albeit not satisfying. Finally, the government operate Transjakarta to better serve the public transportation demand in Jakarta."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pohan, Muhammad Fauzi
"Dioperasikannya Bus Transjakarta koridor IX oleh Pemerintah Provinsi DKI. Jakarta menyebabkan dihapusnya trayek bus reguler yang bersinggungan 50% atau lebih dengan jalur Bus Transjkarta koridor IX. Untuk itu perlu dilakukan analisa mengenai dampak penghapusan trayek bus reguler akibat beroperasinya Bus Transjakarta koridor IX tersebut terhadap penumpang.
Dampak-dampak yang dianalisa anatara lain, pola perjalanan, biaya total perjalanan, waktu total perjalanan, waktu tunggu bus, kenyamanan dan keamanan menggunakan bus sebelum dan sesudah dihapusnya trayek bus reguler. Untuk mengetahui dampaknya terhadap responden digunakan metode analisa deskriptif dan Uji Hipotesis-Z. Dari analisis tersebut didapat bahwa penghapusan trayek bus reguler berdampak pada waktu total perjalanan, waktu tunggu bus, kenyamanan dan keamanan.

The operation of the corridor IX Bus Transjakarta that is operated by the provincial governments of DKI Jakarta, has led to the elimination of the regular bus routes which the routes is intersect with 50% or more corridor IX Transjakarta Bus lane. From that cause, we need to do an impact study of the operation Bus Transjakarta corridor IX Pinang Ranti-Pluit to Elimination of regular Bus route on the passengers.
The impacts that we need to analyze such as, travel patterns, total cost for the bus trip, total time for the bus trip, bus waiting time, comfort and safety of using the bus before and after the elimination of the regular bus routes. To determine its impact on the respondents, we use descriptive analysis method and Hypothesis Test-Z. From the analysis we will find that the elimination of regular bus routes has an impact on the total time for the bus trip, bus waiting time, comfort and safety.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1723
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Jakarta sebagai ibukota negara, idealnya merupakan kota yang indah, bersih, tertib, nyaman dan teratur. Tetapi kenyataannya, Jakarta sebagai kota metropolitan yang mempunyai ciri khas kota besar, yaitu: keramaian lalu lintas kendaraan, banyaknya penduduk dan pembangunan gedung dan mall, serta banyak lagi sejumlah aktivitas yang dilakukan yang menyebabkan timbulnya kemacetan. Kemacetan lalu lintas di Jakarta mencerminkan ketidakberdayaan Pemda DKI Jakarta dahlin mengantisipasi perkembangan penduduk dan pembangunan kota Jakarta serta pertumbuhan kendaraan yang semakin pesat sehingga dahlin hal memberikan pelayanan transportasi apapun tidak bisa seeara baik terlak>ana. Padahal transportasi adalah salah satu tolok ukur dari ketahanan ekonomi suatu wi/ayah atau daerah. Program busway ditujukan untuk menjadi solusi atas persoalan transportasi massa di Jakarta, namun jalur busway itu sendiri pun masih dipertanyakan warga, apakah untuk mengatasi kemacetan atau justru menambah kemacetan di wilayah DKI Jakarta.

Jakarta as the capital of the countlY, ideally is a beautiful city, clean, orderly, comfortable and organized. But in reality, Jakarta as a metropolitan city that has typical big city, ie, traffic vehicles, large population and construction of buildings and malls, as well as many more number of activities undertaken that cause congestion. Traffic congestion in Jakarta, reflects helplessness Government of DIG Jakarta to anticipation of population growth and development of the city as well as the rapid growth of vehicle so in terms of providing transportation services of any kind can not be done. In fact, transportation is one of the benchmarks of economic resilience of a region or area. Program busway intended to be a solution to the problem of mass transportation in Jakarta, but the lane busway itself is still questionable residents, whether to tackle congestion or even add to traffic congestion in Jakarta."
Universitas Indonesia, 2012
MK-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfiar Sani
"ABSTRAK
Karya tulis dengan judul "Perencanaan pembangunan Angkutan masal di Jakarta"atau yang dikenal dengan istilah MRT ( Mass Rapid Transit) dengan menggunakan Subway mengupas tentang suatu kemungkinan pembangunan sistem MRT ini JABOTABEK, khususnya di DKI Jakarta.
Dalam mengulas hal ini dibagi atas beberapa Bab;
Bab I Latar belakang wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya
(JABOTABEK) ;
a. Geology daerah Jabotabek;
Kondisi geology dan tanah, melihat kemungkinan bisa dibangunnya sistem Subway
b. Keadaan sosial dan ekonomi penduduk DKI Jakarta;
Kegiatan perekonomian dan pertumbuhan penduduk yang mempunyai dampak terhadap kebutuhan jasa angkutan
c. Kompisisi dan kebijaksanaan angkutan di Jakarta;
Jasa angkutan apa saja dan bagaimana peranannya dalam melayani penduduk DKI Jakarta dan sekitarnya.
d. Sistem angkutan dinegara berkembang;
Sebagai bahan perbandingan dan hebatnya perdebatan yang dilakukan untuk memilih jenis angkutan masal yang akan digunakan, karena diperlukan dana investasi cukup besar sedangkan sumber dana masih tanda Tanya.
e. Alternatif angkutan dan aspek ekonomisnya;
Harus kita lihat model angkutan yang hemat energy, kurang polusi, aman dan bagaimana mendapatkan biaya untuk membangunnya.
Bab II Aspek keuangan dalam pembangunan MRT;
Baik dinegara berkembang maupun negara maju, bagaimana kriteria investasi untuk membangun MRT ini, karena biaya investasi yang besar sedangkan pengembaliannya tidak mungkin secara ekonomis.
Bagaimana perbandingan penghasilan dan biaya operasi di negara yang mempunyai angkutan masal
Bab III: Suatu kemungkinan angkutan masal (Subway) di Jakarta;
Hubungan antara perkembangan kota dan sistem angkutannya selama ini, bagaimana pemecahan permasalahan sistem angkutan dan alternatifnya.
Mengoptimalkan formasi jaringan dan memanfaatkan sistem yang sudah ada serta memilih jenis angkutan yang sesuai.
Bagaimana seharusnya melakukan pemilihan sistem angkutan, pemilihan jalur, sistem pengumpan, pemilihan MRT dan melihat keunggulan "Subway" dibandingkan angkutan masal lainnya.
Bab IV: Mass Rapid Trasit "Subway" di Jakarta;
Perkembangan Subway didunia dan bagaimana rencana jika Subway ini dikembangkan di Jakarta.
Bagaimana metoda konstruksi, perencanaan stasiun, pro ses implementasi, pembiayaan konstruksi, besar biaya konstruksi dan bisnis sampingan yang mungkin bisa dilakukan bila sistem ini terlaksana."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adnan Kusuma Putra
"ABSTRAK
PT Transjakrta bersama dengan pihak operator Swasta mulai bersinergi untuk menambah angkutan pengumpan city feeder di wilayah jangkauan di sekitar Jakarta. Salah satunya adalah Layanan City Feeder Lebak Bulus ndash; Senen koridor 6H Transjakarta. Hasil evaluasi dari layanan ini menunjukan bahwa jumlah armada bus yang disediakan tidak mampu memenuhi demand penumpang yang ada. Hal ini ditunjukan dari besarnya nilai faktor muat bus yang memerlihatkan jumah demand penumpang yang tinggi, namun waktu tunggu penumpang lebih besar dari waktu kedatangan bus Waktu antara . Jumlah armada yang ada saat ini juga tidak mampu mencapai standar karena berdasarkan waktu tempuhnya, armada bus yang dibutuhkan adalah 35 unit sedangkan dalam prakteknya hanya mengoperasikan 26 unit kendaraan. Diperlukan perencanaan ulang dengan mempertimbangkan penambahan unit bus agar Pelaksanaan Layanan Bus Feeder Transjakarta Lebak Bulus ndash; Senen sesuai dengan kebutuhan penumpang dan Standar Pelayanan Minimal Transjakarta.

ABSTRACT
PT Transjakrta together with the private operators have synergized to add the city feeder 39 s unit bus in the Jakarta area. The Transjakarta Lebak Bulus Senen corridor 6H is one of them. The evaluation result of this service shows that the amount of the operated buses was not able to fulfill the demand of existing passengers. This was indicated by the percentage of bus load factor which was showing high demand of the passengers, but the waiting time of passengers are bigger than bus arrival Headway . The number of existing armadas is also not able to carry on the standard. Refering to the travel time, the required bus fleet must be 35 units but it was only operating 26 units of vehicles. There needed re planning by considering the addition of unit bus so that the Implementation of Lebak Bulus Senen Bus Feeder Service can be in accordance with the demand of passengers and Minimum Service Standards Transjakarta.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Diantorio Putri
"ABSTRACT
Mass Rapid Transit MRT Jakarta adalah salah satu transportasi kota yang ada di DKI Jakarta. MRT Jakarta muncul sebagai jawaban atas permasalah transportasi di Jakarta yang meliputi kemacetan, keakuratan jadwal, dan kenyamanan. Dari segi kemacetan, MRT Jakarta unggul karena memiliki jalur yang tidak beririsan dengan jalan raya. Proses operasional MRT tidak dipengaruhi kemacetan dan tidak menyebabkan kemacetan. Dari segi keakuratan jadwal, MRT Jakarta telah mengeluarga janji berupa target headway yang cukup singkat. Headway adalah interval kedatangan kereta. Dari segi kenyamanan, MRT Jakarta memiliki kualitas kereta yang cukup tinggi namun hal ini belum dapat memastikan tingkat kenyamanan MRT Jakarta, mengingat banyak faktor yang memengaruhi tingkat kenyamanan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kenyamanan MRT Jakarta berdasarkan kepadatan penumpang dan keakuratan jadwal kedatangan. Penulis menggunakan perangkat lunak ProModel 7.5 untuk melakukan simulasi atas 12 kebijakan yang telah dirancang berdasarkan tiga variabel kontrol, yaitu jumlah rangkaian kereta, jumlah kereta per rangkaian, dan headway. Dengan mempertimbangkan kepadatan penumpang dan pemenuhan target headway, kebijakan terbaik untuk peak hour adalah menggunakan 14 rangkaian kereta dengan 6 kereta per rangkaian untuk headway 5 menit, dan untuk off-peak hour menggunakan 7 rangkaian kereta dengan 8 kereta per rangkaian untuk headway 10 menit.

ABSTRACT
Mass Rapid Transit MRT Jakarta is one of the new urban transportation in Greater Jakarta area. MRT Jakarta appear as an answer for Jakarta rsquo s transportation problem, such as congestion, schedule accuracy, and level of comfort. MRT Jakarta rsquo s track is separated from highways, so it wouldn rsquo t impacted by congestion nor leads to congestions. MRT Jakarta has publish the headway target to promise the schedule accuracy. Headway is the interval time between train arrivals. MRT Jakarta has a high quality rolling stock, but this couldn rsquo t indicates MRT Jakarta overall level of comfort, since this level of comfort is affected by many factors. Therefore this research goal is to analyze MRT Jakarta level of comfort by considering passenger density and its headway target fulfillment. The researcher uses ProModel 7.5 to simulate 12 optional policies. This 12 optional policies are made of combined three control variable, which are train set, car number, and headway. By considering the passenger density and headway target fulfillment, the best specification for peak hour is 14 train set and 6 cars for each set with 5 minutes headway and for off peak hour is 7 train set and 8 cars for each set with 10 minutes headway."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Putri Yulianti
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai hubungan kualitas layanan transportasi melalui perantara aplikasi, yaitu layanan YYY dengan kepuasan pengguna layanan YYY yang ada di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang murni membahas tentang kualitas pelayanan YYY dan kepuasan pengguna, tanpa melihat aspek kehidupan pribadi dan kesejahteraan penyedia layanan YYY pengemudi dan pengguna layanan. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden pengguna layanan YYY yang ada di DKI Jakarta. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kualitas layanan yang terdiri dari dimensi tangible bukti fisik, reliability keandalan, responsiveness daya tanggap, assurance jaminan, dan empathy empati memiliki penilaian yang baik dari pengguna layanan, dengan kepuasan pengguna layanan yang tinggi pula dimana terdiri dari indikator kesesuaian harapan, minat menggunakan kembali, dan kesediaan merekomendasikan. Hasil uji korelasi menggunakan rumus Kendall Tau-b menunjukkan angka 0,495 yang berarti bahwa kekuatan hubungan antara variabel kualitas layanan dan variabel kepuasan pengguna bersifat sedang dengan pola hubungan positif, yang berarti bahwa semakin baik kualitas layanan semakin tinggi pula kepuasan pengguna layanan.

ABSTRACT
This study discusses the relationship between transportation service quality through application intermediary, that is YYY service with satisfaction of YYY service user in DKI Jakarta. This research uses a quantitative approach with a descriptive type of research that is purely about YYY service quality and user satisfaction, regardless of aspects of personal life and welfare of YYY service providers drivers and service users. This research was conducted by distributing questionnaires to 100 respondents of YYY service users in DKI Jakarta. The results showed that service quality consisting of tangible dimensions, reliability, responsiveness, assurance and empathy have good ratings of service users, with service user satisfaction high where it consists of indicators of conformity of expectations, interest in reuse, and willingness to recommend. The result of correlation test using Kendall 39s Tau b formula shows the number 0,495 which means that the strength of the relationship between service quality variable and user satisfaction variable is medium with positive relationship pattern, which means that the better the service quality the higher the user service satisfaction. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrinanisa Islah Birru Akhsana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan operasional layanan eksisting bus sedang reguler non-Transjakarta trayek Lebak Bulus Pasar Senen berdasarkan karakteristik operasional dan besaran permintaan penumpang. Metode perbandingan terhadap parameter kinerja operasional layanan angkutan umum diterapkan dalam proses analisis. Proses analisis dilakukan secara bertahap, pertama adalah melakukan evaluasi layanan dengan meninjau standar parameter kinerja operasional. Tahap selanjutnya adalah memutuskan perancangan operasional layanan.
Hasil evaluasi terhadap parameter load factor, waktu tempuh, dan frekuensi berupa restrukturisasi rute layanan dengan pemotongan rute eksisting dan perencanaan rute baru. Layanan hasil restrukturisasi difungsikan sebagai bus pengumpan Kereta Commuter Indonesia terintegrasi Transjakarta di Stasiun Gondangdia untuk tujuan Lapangan Banteng, dengan mengutilisasi jumlah armada eksisting dan menerapkan headway sesuai permintaan penumpang. Jumlah armada tersisa untuk rute tersebut diutilisasi untuk rute baru lain yaitu Stasiun Gondangdia ndash; Medan Merdeka Barat dan Stasiun Gondangdia Senen.

This study aims to evaluate the operational feasibility of existing non Transjakarta medium bus service with Lebak Bulus Pasar Senen route based on operational characteristics and passenger demand. Comparison method for the operational performance parameters of public transport services is applied in the analysis. The analysis process is done in two stages, first is to evaluate the existing service by considering the standard of operational performance parameters. The next stage is to decide the design of service operations.
The evaluation results on load factor, travel time, and frequency yield to a service route restructurisation by cutting existing route and planning the new routes. The service restructurisation is functioned as a Transjakarta integrated feeder bus in Gondangdia Station with Lapangan Banteng destination by utilizing the existing fleet and applying headway based on passenger demand. The remaining fleets for that route are utilized for other new routes, Gondangdia Station Medan Merdeka Barat and Gondangdia Station Senen.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mezky Matthew Yandito
"Penelitian ini dimaksudkan untuk memperkirakan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi preferensi penumpang dalam melakukan perjalanan di rute Jakarta Kota-Tanjung Priok. beserta membentuk perangkat analisis permintaan berbentuk model pemilihan moda. Analisis dilakukan dengan menggunakan model logit binomial yang dibentuk dengan hasil survey stated preference terhadap penumpang angkot yang melalui rute yang sama dengan KRL. Kuesioner stated preference dibentuk melalui studi literatur, survey awal, dan survey pilot. Berdasarkan hasil uji korelasi, diketahui bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap pilihan moda adalah tarif KRL. Melalui pembentukan model, diperoleh tiga model lolos uji untuk responden dengan perjalanan dari ujung ke ujung trayek Grup A, responden choice riders dari Grup A Grup B, dan responden berpendapatan diatas empat juta rupiah per bulan dari Grup B Grup C. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa model yang paling baik adalah model Grup C, sedangkan validasi split sample menunjukkan bahwa model Grup A dan B jauh lebih baik dari model tersebut.

The objective of this research is to estimate factors that could affect passengers mode preference on the route Jakarta Kota ndash Tanjung Priok and create a modal split model as a demand analysis tool. Analysis was created using binomial logit model which is made from stated preference survey results on share taxi passengers that goes through the same route as EMU Train. Stated preference questionaire was designed through literature study, preliminary survey, and pilot survey. Based on the results of correlation test it is known that the most influencing factor against mode choice was EMU tariff. By model creation, three tested models are obtained those who travels from edge to edge of train route Group A, choice riders on Group A Group B , and passengers with monthly income more than four million Rupiah from Group B Group C. The result of regression analysis shows that the best model is the model created from Group C, meanwhile split sample validation shows that Group A and B model is better than the last model.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>