Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nahla Shihab
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Melasma merupakan kelainan pigmentasi yang menyebabkan gangguan kosmetik serta berdampak negatif pada kualitas hidup, kesehatan emosi, dan interaksi sosial. Terdapat berbagai modalitas terapi melasma, namun efektivitas dan keamanan masing-masing terapi masih belum memuaskan. Asam traneksamat diketahui memiliki kemampuan menghambat inflamasi, faktor pertumbuhan melanosit, dan aktivitas tirosinase, sehingga dapat berperan dalam terapi melasma. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai efektivitas asam traneksamat oral sebagai terapi melasma di Indonesia. Tujuan: Menilai efektivitas asam traneksamat oral dalam kombinasi terapi topikal pada tata laksana melasma.Metode: Uji klinis acak terkontrol tersamar ganda. Lima puluh subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok mendapatkan intervensi terapi topikal melasma berupa krim hidrokuinon 4 dan tabir surya SPF 30 ditambah asam traneksamat oral, sedangkan kelompok lainnya mendapatkan terapi topikal melasma dan kapsul plasebo selama 3 bulan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan skor MASI modifikasi dan mexameter.Hasil: Nilai efektivitas kombinasi asam traneksamat dengan terapi topikal hidrokuinon dan tabir surya terhadap perbaikan klinis berdasarkan skor MASI dan mexameter berturut-turut sebesar 72 dan 52 sedangkan terapi topikal saja sebesar 4 dan 0 . Simpulan: Kombinasi asam traneksamat oral 500 mg dengan terapi topikal hidrokuinon 4 lebih efektif dibandingkan dengan terapi topikal saja untuk perbaikan klinis melasma.
ABSTRACT
Melasma is a pigmentary disorder that cause not only cosmetic impairment but also gives negative impact in the quality of life, emotional health and social interaction. There are different theurapeutic modalities for melasma, but none of those have the best satisfactory effectivity and safety yet. Tranexamic acid is known to have the abitily to inhibit inflamation, melanocyte growth factor, and tyrosinase activation, thus may have a role in the treatment of melasma. Until recently, there is no study about the effectiveness of oral tranexamic acid as a treatment of melasma in Indonesia. Objective To assess the effectiveness of oral tranexamic acid in combination with topical therapy in the treatment of melasma.Methods A double blinded controlled randomized clinical trial. Fifty subjects were divided into two groups, one group received a topical therapy of 4 hydroquinone and sunscreen SPF 30 with oral tranexamic acid, while the other group received topical therapy with placebo capsules for three months. Evaluation is done by using a modified MASI score and mexameter.Results The effectiveness of oral tranexamic acid in combination with topical hydroquinone and sunscreen for melasma clinical improvement based on the modified MASI score and mexameter respectively are 78 and 52 , whereas the topical therapy alone are 4 and 0 . Conclusion Combination of oral tranexamic acid 500 mg with topical 4 hydroquinone is more effective than topical therapy alone for clinical improvement of melasma.
2017
T55685
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernis Oktaviani
Abstrak :
Optimasi dan validasi metode derivatisasi pra-kolom menggunakan KCKT fase terbalik telah ditemukan untuk analisis asam traneksamat dalam krim pemutih. Asam traneksamat adalah obat antifibrinolitik, namun di pasaran asam traneksamat 2% dapat digunakan sebagai pemutih kulit Asam traneksamat tidak memiliki gugus kromofor, sehingga memerlukan proses derivatisasi untuk meningkatkan sensitivitas deteksinya. Pada penelitian ini, derivatisasi dilakukan dengan menggunakan larutan ninhidrin 1% dalam metanol untuk membentuk produk berwarna Ruhemann’s Purple. Kondisi analisis optimum menggunakan C18 sebagai fase diam, metanol – 20 mM dapar asetat pH 4 (75:25) sebagai fase gerak dengan laju alir 0,8 mL/menit, dan detektor UV-Vis dengan panjang gelombang 570 nm. Waktu retensi rata-rata yang dihasilkan dari derivat asam traneksamat adalah 5,413 menit. Hasil kurva kalibrasi menunjukkan garis linear dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9993 dalam rentang konsentrasi 8 – 48 μg/mL. Nilai perolehan kembali berada dalam rentang 99,26% – 101,77%. Nilai batas deteksi dan batas kuantitasi yang diperoleh secara berturut-turut adalah 1,87 μg/mL dan 6,25 μg/mL. Penelitian ini telah memenuhi persyaratan validasi dan terbukti dapat diaplikasikan untuk analisis asam traneksamat dalam krim pemutih dengan metode derivatisasi yang sederhana dan biaya yang ekonomis. ......Optimization and validation of the pre-column derivatization method using reverse phase KCKT was found for the analysis of tranexamic acid in whitening creams. Tranexamic acid is an antifibrinolytic drug, but in the market 2% tranexamic acid can be used as whitening agent. Tranexamic acid does not have a chromophore group, so it requires a derivatization process to increase its detection sensitivity. In this study, derivatization was carried out by 1% ninhydrin solution in methanol to form a colored Ruhemann's Purple product. The optimum analysis condition was using C18 as a stationary phase, methanol – 20 mM acetate buffer pH 4 (75:25) as a mobile phase with a flow rate of 0,8 mL/minute, and a UV-Vis detector with a wavelength of 570 nm. The. The average retention time produced from the derivatives of tranexamic acid is 5.413 minutes. The average retention time of tranexamic acid derivative in this method was 5,413 minutes. The results of the calibration curves were linear with a correlation coefficient (r) of 0,9993 at a concentration ranging from of 8 to 48 μg/mL. Recovery was between 99,26% - 101,77%. Limit of detection and quantification were 1,87 μg/mL and 6,25 μg/mL. This study had met the validation requirements and proved to be applicable for the analysis of tranexamic acid in whitening cream with a simple derivatization method and economical costs.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zamilatul Azkiyah
Abstrak :
ABSTRAK
Intrakranial hemoragik merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa yang membutuhkan penanganan secara intensif. Intrakranial hemoragik dapat bersifat spontan dan dapat disebabkan oleh malformasi pembuluh darah, trauma atau karena penggunaan obat antikoagulan. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai efektivitas penggunaan asam traneksamat dan vitamin K terhadap nilai PT dan APTT pada pasien intrakranial hemoragik. Studi ini menggunakan desain kohort retrospektif, data diambil dari rekam medis pasien di instalasi rekam medis RSUP Fatmawati Jakarta pada Januari 2013 - Desember 2015. Kelompok pertama adalah pasien yang menerima asam traneksamat tunggal dan kelompok kedua adalah pasien yang menerima asam traneksamat dan vitamin K. Sejumlah 125 rekam medis dimasukkan kedalam kriteria inklusi. Analisis statistik menggunakan uji chisquare dan regresi logistik. Pasien yang menggunakan asam traneksamat 2,5 kali berpeluang memendekkan nilai APTT dan 1,2 kali berpeluang memendekkan nilai PT. Pasien yang menggunakan asam traneksamat dan vitamin K 2,7 kali berpeluang memendekkan nilai APTT dan 1,6 kali berpeluang memendekkan nilai PT. Penggunaan asam traneksamat berpeluang menyebabkan terjadinya pemendekan nilai APTT 6 kali setelah dikontrol oleh variabel rentang waktu pengukuran. Penggunaan asam traneksamat dan vitamin k berpeluang menyebabkan terjadinya pemendekan nilai APTT 7,5 kali setelah dikontrol oleh penyakit penyerta.
ABSTRACT
Intracranial hemorrhage is a life threatening condition, the outcome of which can be improved by intensive care. Intracranial hemorrhage may be spontaneous, precipitated by an underlying vascular malformation, induced by trauma, or related to therapeutic anticoagulation. The purpose of this study was to determine the PT and APTT scores in patient with intracranial hemorrhage that received tranexamic acid and vitamin K. This study used observational with cohort retrospective design. The research was conducted in the Installation Medical Records, data takes from patient rsquo s medical records admitted to RSUP Fatmawati Jakarta in January 2013 until Desember 2015.First group is patient who received tranexamic acid alone and the second group is patient who received tranexamic acid and vitamin K. A total of 125 medical records were included in the inclusion criteria. The statistical analysis of the chi square test showed that patient used tranexamic acid shorten the APTT scores 2,5 times and shorten the PT scores 1,2 times. Patients used tranexamic acid and vitamin K shorten the APTT scores 2,7 and 1,6 times. The use of tranexamic acid shorten the APTT scores 6 times after being controlled by the measurement times. The use of tranexamic acid and vitamin k cause shorten APTT scores 7.5 times after being controlled by the comorbidities.
2017
T49695
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library