Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Wayan Krisna Yasa Putra
Abstrak :
Kecelakaan lalu lintas jalan pada umumnya terjadi karena berbagai faktor penyebab secara bersama-sama antara faktor manusia dengan parameter lengah, mengantuk, mabuk, tidak trampil, tidak tertib, faktor kendaraan dengan parameter rem, ban, kemudi, Iampu, dan faktor jalan dengan parameter lobang, rusak, licin, dan bergelombang. Data kecelakaan lalu lintas dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari pengukuran atas kejadian kecelakaan yang terjadi selama kurun waktu 141 bulan (mulai bulan Januari tahun 1990 sampai dengan bulan September tahun 2001) dengan wilayah studi adalah yang meliputi Polresta Bekasi, Polresta Bogor, Polresta Depok, Polresta Jakarta Barat, Polresta Jakarta Pusat, Polresta Jakarta Selatan, Polresta Jakarta Timur, Polresta Jakarta Utara, dan Polresta Tangerang. Angka kecelakaan lalu lintas jalan pada masing-masing wilayah studi dengan parameter faktor penyebab kecelakaan lalu lintas jalan dibuat suatu analisa deret berkala (Time Series Analysis) dengan menggunakan pendekatan Box-Jenkins (ARIMA) yang merupakan salah satu metode analisis deret berkala (Time Series Analysis). Model yang dihasilkan dari sebaran data tiap parameter faktor penyebab kecelakaan sebagian besar bersifat Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dan beberapa model bersifat Autoregressive (AR) dan Moving Average (MA). Model yang dihasilkan untuk semua wilayah berjumlah 120 model dimana sebagian besar dari model memiliki tingkat keberartian (significant) yang cukup baik dalam mewakili sebaran data. Hal ini ditunjukkan dengan dua pengujian yang dilakukan yaitu uji -t dan uji Box- Ljung dengan tingkat kepercayaan 95 %. Faktor penyebab kecelakaan yang paling dominan terjadi pada masing-masing wilayah dengan nilai korelasi Pearson diatas 0,6 adalah didominasi oleh faktor manusia dengan modus operandi berturut-turut akibat pengemudi tidak tertib, lengah dan tidak terampil. Pala kecenderungan total kecelakaan yang terjadi pada masing-masing wilayah menunjukkan pola kecenderungan rata-rata meningkat (naik) secara landai kecuali untuk wilayah Depok, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur mengalami penurunan. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya penanggulangan (counter measures) untuk meminimalkan dampak-dampak negatif yang mungkin timbul sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas jalan di wilayah Jabodetabek.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amin Suwarto
Abstrak :
Perkembangan mobilitas penduduk di Jakarta menuntut Pemerintah DKI Jakarta untuk menyediakan transportasi umum masal (mass transport) yang terjangkau oleh daya bell masyarakatnya. Transportasi umum masal yang paling tepat adalah angkutan kereta api yang mampu mengangkut ribuan penumpang setiap trip. Tetapi kereta api Jabotabek hanya mampu mengangkut 2 - 4 % dari kebutuhan angkutan, sehingga sisanya ditangani oleh angkutan bus kota, dan angkutan umum lainnya. Karena angkutan bus kota non AC tidak mampu memberikan pelayanan yang cepat, tepat, aman dan nyaman, maka Perkembangan angkutan pribadi meningkat lebih cepat dari kendaraan angkutan umum, sehingga pada jam jam sibuk angkutan pribadi yang hanya berpenumpang 1 - 3 orang memadati 75 % ruas jalan sedangkan angkutan bus yang memiliki kapasitas rata-rata 50 orang hanya memanfatkan 18 % dari, kapasitas jalan. Hal ini yang menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas, yang bukan saja menyebabkan terjadinya pemborosan bahan bakar minyak, pemborosan waktu, tenaga dan biaya, tetapi juga menyebabkan pencemaran udara dan gangguan kesehatan bagi pengemudi, penumpang dan masyarakat di jalan. Di samping itu sebagian besar pengusaha angkutan tidak memahami pentingnya pendekatan dari segi manusia dalam mengelola kinerja perusahaannya. Bagi pengusaha bus non AC mereka memandang bahwa pengemudi sebagai alat produksi semata, sehingga mereka menetapkan sistem setoran kepada pengemudinya setiap ship ( 8 Jam operasi ) berkisar Rp 250.000,- untuk bus regulair. Jika pengemudi tidak mampu membayar setoran, bukan saja ia tidak memperoleh penghasilan untuk keluarga tetapi dianggap berhutang yang harus dibayar pada hari berikutnya. Jika dalam waktu 3 hari berturut-turut tidak mampu membayar maka pengemudi akan menanggung akibatnya yaitu diberhentikan. Hal ini yang menyebabkan pengemudi bus non AC bukan hanya tidak disiplin terhadap peraturan lalu lintas, tetapi juga tidak memperhatikan keselamatan penumpang dan kesehatan dirinya sendiri. Oleh karena itu pengemudi selalu memperlambat kendaraan atau berhenti dipertigaan atau perempatan jalan untuk menunggu penumpang, kemudian memacu kendaraan secepat-cepatnya untuk berebut penumpang dangan kendaraan lainnya dalan satu trayek bahkan kadang-kadang dalam perusahaan yang sama. Hal ini lah yang menyebabkan timbulnya kecelakaan lalu lintas. Hal ini sangat berbeda dengan pengemudi bus PATAS -AC yang cukup disiplin karena penumpannya terbatas dan konsumennya golongan menengah, yang memerlukan keamanan dan kenyamanan sekalipun tarifnya Rp.2.300,?
The growth of Jakarta residence mobility has demanded the Municipal Government of DKI Jakarta for providing achievable mass transport for the societies. The appropriate mass transport is railways, whose capacity is thousands passengers per trip. However, since the Jabotabek railway only accommodate 2 - 4 % of the total demand for transportation services, therefore the rest of the passengers are served by city buses, and other public transportation modes. Since the non air-conditioned city buses do not provide fast, punctual, secure and safe services, it causes the growth of private cars higher than that of public transport vehicles. Hence, in the peak hours, the private cars -- with 1 - 3 passengers --- occupy 75 % of the road, in the contrary, public transportation vehicles whose capacity per bus is 50 passengers in average, occupy only around 18%. This phenomenon leads traffic jam, which does not only waste fuel, time, energy and cost, but also creates air pollution and threat the health of the drivers, passengers as well as societies on the road. In addition, most of the transportation operators do not consider the importance of humanity approach in managing the company operation. The non air-conditioned buses' operators treat the drivers as a production mean, therefore they establish a rental fee system to their drivers with the amount of Rp 250,000,- for one shift (i.e. 8 hours operation) per regular bus. If the drivers can not pay the rental fee on that day, it means they do not only earn money for their family, but they also shoulder the debt which have to be paid on the day after. If it happens for 3 days at a stretch, the drivers will be fired. It causes the non air-conditioned buses' drivers do not only obey the traffic regulations, but they also do not care of the passengers safety and their own health as well. Therefore, the drivers always slow their buses down or stop at three-way intersections or intersections to wait for passengers, and afterwards they drive as fast as possible in order to seize the passengers of other buses in the same line, even sometimes in the same company. It can be said that these driving habits evoke accidents. On the other hand, these habits are not conducted by the air-conditioned buses' drivers, since their passengers are limited and most of them are from middle-class societies, who are willing to pay Rp 2,300,- for security and comfortability. A traffic accident is an unpredicted and unintentionally incident on the road, which involves vehicles with or without other road users resulted in human victims or property loss. In general, traffic accident is caused by 3 (three) factors, namely driver, vehicle, and road. The three factors are influenced by the environment.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanny H. Tjakranata
Abstrak :
Kelelahan adalah suatu kondisi fisik manusia yang menurun, dan berkurangnya kemampuan otot untuk melakukan suatu tindakan refleks serta bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi, atau suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh dapat menghindari kerusakan yang lebih lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan.

Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda (Peraturan Pemerintah no. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan Pasal 93).

Kecelakaan lalu lintas di jalan raya merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat diduga seringkali diakibatkan oleh faktor manusia. Penyebab kecelakaan tersebut pada umumnya terdiri atas 4 (empat) faktor yaitu manusia, kendaraan, jalan dan lingkungan. Pengemudi pada umumnya memacu kendaraannya dengan kecepatan yang tinggi di jalan tol, dan hal tersebut memerlukan suatu kondisi fisik yang cukup prima, karena pada kecepatan yang tinggi masalah waktu merupakan suatu hal yang sangat sensitif dan dapat berakibat fatal, apabila pengemudi tidak mempunyai daya refleks yang baik.

Kondisi fisik seseorang dalam pekerjaannya dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain kondisi pekerjaan yang monoton, beban dan lamanya bekerja, faktor kejiwaan dan sakit atau rasa sakit atau kurang gizi. Hal tersebut seringkali sangat mempengaruhi kondisi seseorang yang mengakibatkan kelelahan. Untuk mengatasi hal tersebut, agar didapat hasil yang produktif serta produktivitas kerja yang meningkat, maka diperlukan penyegaran seperti kepemimpinan yang memberikan motivasi dari semangat kerja, manajemen yang baik, perhatian perusahaan terhadap keluarga karyawan, peningkatan kesehatan dari kesejahteraan tenaga kerja termasuk upah serta gizi kerja, dan organisasi perusahaan yang menentukan waktu bekerja serta istirahatan yang diperlukan oleh suatu jenis pekerjaan tertentu. Apabila hal tersebut dapat dipenuhi, maka pekerja pada umumnya akan dapat bekerja secara produktif dan menghasilkan peningkatan produktivitas kerja, dan merekapun akan mempunyai dorongan untuk bekerja yang lebih baik daripada hari-hari sebelumnya.

Jumlah kecelakaan yang terjadi di jalan tol Jakarta - Cikampek merupakan jumlah terbesar di antara semua jalan tol yang ada di Indonesia, dan dari data jumlah kecelakaan yang pernah terjadi, ternyata faktor pengemudi menduduki peringkat teratas yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Kurang antisipasi, lengah dan mengantuk merupakan bagian di dalam faktor kelelahan pada pengemudi yang merupakan penyebab terjadinya kecelakaan di jalan tol. Penelitian ini meninjau masalah hubungan antara kelelahan pengemudi kendaraan bus dengan frekuensi kecelakaan lalu lintas. Pada jalan tol ini jumlah kejadian kecelakaan pada jenis kendaraan bus cukup banyak, yaitu sebagai berikut, jumlah kecelakaan pada tahun 1993 sebanyak 87 kejadian; tahun 1994 sebanyak 132 kejadian; pada tahun 1995 sebanyak 153 kejadian. Jika rata-rata satu bus memuat 40 orang, maka jumlah orang yang dirugikan pada tahun 1995 ialah 6.120 orang, belum termasuk kemacetan dan kerugian harta benda akibat kecelakaan tersebut.

Penelitian yang dilakukan, selain berdasarkan data sekunder yang didapat dari PT Jasa Marga (Persero) Cabang Jakarta - Cikampek, juga dilakukan pengumpulan data primer dengan Cara wawancara langsung kepada para pengemudi bus. Pertanyaan yang diajukan meliputi 3 (tiga) pokok permasalahan yaitu latar belakang pekerjaan, keadaan sekarang dan faktor yang berpengaruh dalam perjalanan. Dari data kuesioner yang diolah tersebut didapat hasil sebagai berikut : 1. Jumlah kecelakaan terbesar yang terjadi di jalan tol Jakarta - Cikampek disebabkan oleh faktor pengemudi, yaitu akibat faktor kelelahan karena masalah kurang antisipasi, lengah dan mengantuk adalah gejala kelelahan seseorang. 2. Jarak perjalanan yang telah ditempuh mempunyai asosiasi/hubungan dengan kelelahan pengemudi dengan tingkat kepercayaan atau probabilitas 90%. 3. Adanya supir pengganti atau cadangan seperti yang disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah no. 44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi Pasal 240 seringkali tidak dipenuhi. Dari hasil perhitungan statistik didapat asosiasi/hubungan antara faktor adanya supir pengganti dengan kelelahan mempunyai tingkat kepercayaan atau probabilitas 80%.

Sesuai dengan hasil penelitian tersebut, disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Bagi P.T.Jasa Marga (Persero) dan P.T.Jasa Marga Cabang Jakarta - Cikampek, melalui Departemen Perhubungan c.q. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, agar memberikan surat edaran kepada perusahaan bus yang mempunyai trayek lebih dari 300 km atau 6 jam waktu perjalanan. Di samping itu, juga mengharuskan menyediakan pengemudi pengganti yang mempunyai ketrampilan minimum sama dengan pengemudi utama, karena menurut peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah no. 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi, Pasal 240 bahwa istirahat dilaksanakan setiap 4 jam bekerja, dan trayek dengan lama perjalanan 8 jam wajib mempunyai pengemudi pengganti. 2. Kepada pihakP.T.Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek yang sudah berusaha semaksimal mungkin dalam melakukan pemeriksaan ban pada tempat-tempat tertentu, dapat dilaksanakan terus menerus secara berkala. 3. Mendisiplinkan para pengemudi kendaraan dan memberi sanksi kepada para pelanggar peraturan, terutama kepada kendaraan-kendaraan dengan kecepatan melebihi ketentuan dan melaju pada bahu jalan. 4. Menyebarluaskan data kecelakaan yang lebih lengkap secara luas, baik melalui media cetak (yang sudah dilakukan), selebaran maupun melalui media elek-tronik yaitu radio, televisi yang sangat banyak jumlahnya. Hal ini bertujuan agar masyarakat secara tidak langsung dapat disadarkan bahwa betapa banyaknya kecelakaan yang telah terjadi karena kelelahan pengemudi (yang di dalamnya tercakup masalah kurang antisipasi, lengah dan mengantuk), ketidakdisiplinan pengemudi, ketidakprimaan kondisi kendaraan dan hal-hal lain yang dilakukan secara berkala dan terus menerus. Mudah mudahan pihak yang bersangkutan yaitu P.T.Jasa Marga cabang Jakarta - Cikampek tidak bosan melakukannya, yang memang untuk diperlukan dana yang tidak sedikit jumlahnya. ...... Fatigue is a condition where the human physical went down, with a decreased ability of the tendons to do reflex reaction and it will take a longer period of time for the tendons to do contraction or relaxation. Fatigue is actually a body preventive mechanism to avoid any further damage to the body, and in turn will allow the recovering processes to take place.

Traffic accident is an unpredictable and unexpected event on the road that involves a vehicle, several vehicles or several vehicles with the other road users, which usually resulted in casualties and property losses (Government Regulation no. 43 of 1993 Article 93 re. Infrastructure and Road Traffic).

Traffic accidents are unpredicted events that usually caused by human factors. In general the cause of traffic accidents are the following factors: human factor, vehicle factor, road factor and the environmental factor. People usually driving at a very high speed when they are on a toll road. This behavior of speedy driving actually needs to be supported by excellent physical condition of the driver, because in high speed driving, time is a very dominant factor that can cause a fatal accidents if the driver doesn't have a good reflex reaction.

Someone's physical condition in carrying out his/her duties is influenced by several factors: i.e. monotonous nature of work, the load and time period of the work, mental condition, health condition or suffering pains at parts of his/her body, or he/she is in a malnutrition condition. In most cases those are the main factors influenced someone's physical condition caused fatigue. To overcome this fatigue issue and in order to increase the productivity of the workers, there should be refreshing actions, such as good leadership that can give motivation and working spirit, good management, employer's attention to the worker's family, better health facilities and benefits. That includes the salaries, the nutrition, and the company's organization that decides on the working hour and the resting time required for certain type of job activity. If all the above have been fulfilled, the workers should be able to work more productively and that will also motivate them to perform better in the future.

The total traffic accidents that happened along the Jakarta - Cikampek Toll road was the highest in number amongst all toll roads in Indonesia, and it turned out that the driver factor was the main caused of those accidents. Lack of anticipation, carelessness and sleepiness are indications of the fatigue experienced by the bus drivers that have caused the traffic accidents_ This study looked into the relationship between the driver's fatigue condition and the frequency of traffic accidents. The number of traffic accidents that involved busses on the toll road is quite excessive. The records collected are as follows: 87 cases in 1993, 132 cases in 1994 and 153 cases in 1995. If each of the bus carried an average of 40 passengers, that means during 1995 alone there were 6,120 people have suffered, doesn't count traffic disruptions and material losses have been resulted by those accidents.

This study has been conducted based on the secondary data available from PT Jasa Marga (Persero), the Jakarta - Cikampek Branch, as well as the primary data that have been collected through direct interview to the bus drivers by asking three (3) basic questions: 1) The working background, 2) Current employment status and 3) The affecting factors on the trip. I have processed data collected, and the result is as follows: 1. Most of the accidents happened on the Jakarta - Cikampek toll road were because of the driver's factor. The driver's fatigue has caused lack of anticipation, carelessness and sleepiness. 2. The distance that has been travelled has an association/connection with the driver's fatigue, with a probability factor of 90%. 3. The provision for an alternate driver as required under the Government Regulation No. 44' Chapter 240, Year 1993, re. Vehicles and Drivers, in most cases were not followed, and based on statistical calculation the association! connection of the provision of an alternate driver with the driver's fatigue has a probability factor of 80%.

In accordance with the above study, the following recommendations are suggested: 1. P.T. Jasa Marga (Persero) and P.T. Jasa Marga Jakarta - Cikampek Branch, through the Department of Transportation, c.q. the Directorate General of Land Transportation, to issue a Circular Letter to all the bus companies that have designated routes exceeding 300 km or more than 6 hours travel time, to require them to provide alternate drivers with minimum qualification similar to the main drivers. Because, in, accordance with the Government Regulation No. 44 Chapter 240, Year 1993, re. Vehicles and Drivers, that the drivers should take rest every 4 hours work, and for the designated routes with more than 8 hours travel must be provided with alternate drivers. 2. P.T, Jasa Marga Jakarta - Cikampek Branch that has done their best effort through the tire checking at certain location will continue this effort intermittently. 3. To take disciplinary actions to the drivers by sanctioning the violators, especially they who drove faster than the allowable speed and drove on they who drove on the road shoulder, 4. To disseminate the accidents data more widely and complete, through the newspaper (has been done), hand outs or through electronic medias such as the radios and television, in order that people can be informed of how many accidents have happened due to the driver's fatigue (which has caused the lack of anticipation, carelessness and sleepiness), the indisciplinary actions of the drivers, poor condition of the vehicles and other factors, and this can be done intermittently or continuously-. We hope that P.T. Jasa Marga Jakarta - Cikampek Branch will not be tired of taking this action, as this action will need quite an amount of financial resources.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Armyn Nurdin
Abstrak :
Pembangunan di Indonesia yang cepat disertai meningkatnya jumlah kendaraan dan mobilitas penduduk yang tinggi menyebabkan secara proporsional meningkatnya angka kesakitan dan kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Jenis kendaraan sepeda motor dan kejadian cedera kepala berat pada pengemudi sepeda motor merupakan hal yang penting dalam kejadian kecelakaan lalu lintas dimana penggunaan helm pengaman berhubungan dengan kejadian cedera kepala pada pengemudi sepeda motor tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya daya lindung pemakaian helm, sebagai informasi yang penting bagi pemerintah dalam menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh dalam upaya mengurangi akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan lalu lintas. Penelitian dengan desain kasus kontrol ini dilaksanakan pada bagian Unit Gawat Darurat Bedah R.S. dr. Soetomo dan R.S. Islam Surabaya, sebagai sampel adalah seluruh pengemudi sepeda motor dalam wilayah Kodya Surabaya yang mengalami kecelakaan lalu lintas antara tanggal 1 Mei 1990 sampai 31 Juli 1990 yang berkunjung kelokasi penelitian." Out come" adalah cedera kepala berat ( kasus ) dan cedera kepala ringan ( kontrol ), pemakaian helm sebagai variabel utama, sedangkan lawan tabrakan, jenis tabrakan, jumlah penumpang, kebiasaan minum alkohol, rem kendaraan, pemilikan SIM C, umur dan jenis kelamin sebagai variabel "confounder". Diperoleh sampel 356 terdiri atas 114 kasus dan 242 kontrol. Dengan program Epi Info dari analisis tabel silang diperoleh Odds ratio untuk helm standard 0,24 ( 95 % CI = 0,11 - 0,53 ) dan OR untuk helm bukan standard 0,70 ( 95 % CI = 0,26 - 1,89 ). Resiko atribut dalam kelompok exposed untuk helm standard 76 per 100 dan untuk helm bukan standard 30 per 100. Dari analisis stratifikasi pada strata jenis kelamin diperoleh OR untuk pria 0,35 ( 95% C1= 0,15 - 0,83 ) dan OR untuk' wanita = 0,09 (95% CI = 0,00 - 0,85) Bila tabrakan dengan kendaraan bermotor diperoleh OR = 0,48 (95% CI = 1,17 -- 1,37) dan bila bukan kendaraan bermotor OR = 0,16 (95% CI = 0,03 - 0,70 ). Strata pada variabel lain tidak menunjukkan perbedaan efek yang bermakna. Pada penilaian "confounding", variabel yang merupakan "confounder" ialah jumlah penumpang, lawan tabrakan, SIM C, rem dan jenis kelamin. Dari hasil analisis regresi logistik ganda diperoleh Odds ratio "adjusted" untuk efek penggunaan helm terhadap cedera kepala setelah dikontrol dengan variabel " confounder " sebesar 0, 37 ( 95 % CI = 0,15.- 0,84 ). Pemakaian helm memberikan daya lindung yang cukup besar terutama pemakaian helm standar, sehingga kami menyarankan agar kebijaksanaan pemakaian helm tetap dilanjutkan dan helm yang digunakan adalah helm standar.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didin R. Roesamsi
Abstrak :
Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu ancaman yang paling rawan terhadap keamanan dan ketertiban dibidang lalu lintas jalan raya, sebab selain menyebabkan kerugian harta benda juga dapat menimbulkan korban jiwa. Situasi kecelakaan lalu lintas di Indonesia menunjukkan gambaran yang meningkat dari tahun ketahun, sehingga merupakan salah satu penyebab kematian yang utama di Indonesia. Kecelakaan lalu lintas sepeda motor merupakan jenis kecelakaan lalu lintas yang paling banyak terjadi di jalan raya, sehingga menjadi penyebab utama kematian atau cedera yang memerlukan perawatan mondok di Rumah Sakit. Jenis kendaraan sepeda motor adalah jenis kendaraan bermotor yang paling banyak di Jakarta, lebih dari separuh dari seluruh jenis kendaraan yang ada. Pada pemakai sepeda motor, baik pengemudi maupun pembonceng berada dalam keadaan kurang terlindung dari akibat kecelakaan lalu lintas. Korban kecelakaan lalu lintas sepeda motor, paling banyak mengalami benturan pada kepala, sehingaa mengakibatkan korban menderita cedera kepala ( trauma kapitis ) dan menyebabkan kematian ditempat kecelakaan atau memerlukan perawatan mondok di Rumah Sakit. Untuk mengatasi situasi yang rawan dibidang lalu lintas, POLRI telah melaksanakan berbagai macam kegiatan,antara lain dengan mengadakan Operasi Zebra 1985, dengan tujuan untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas dan menurunkan kerugian harta benda serta korban jiwa. Salah satu anjuran yang terdapat dalam kegiatan Operasi Zebra 1985 adalah anjuran untuk memakai helm bagi pemakai sepeda motor di wilayah DKI-Jakarta, dengan harapan dapat mengurangi korban yang menderita cedera kepala baik yang mati ditempat kecelakaan/dalam perjaianan ke Rumah Sakit maupun korban yang memerlukan rawat mondok di Rumah Sakit. Dengan maksud untuk mengetahui sampai sejauh mana helm dapat melindungi kepala / dapat mengurangi cedera pada kepala pemakai sepeda motor yang mengalami kecelakaan lalu lintas, maka dilaksanakan penelitian tentang pengaruh pemakaian helm terhadap derajat trauma kapitis yang diderita oleh pemakai sepeda motor yang mengalami kecelakaan lalu lintas di wilayah DKI-Jakarta Serta dirawat di R.S.C.M. Jenis Penelitian adalah suatu studi observasional dengan desain Cohort-non-concurrent.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1986
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Zuvil Arganata
Abstrak :
Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan dan keselamatan yang utama di dunia. Sistem transportasi terbagi menjadi darat, laut, dan udara. Diantara tiga sistem tersebut, transportasi darat merupakan yang paling kompleks dan rawan terhadap kecelakaan. Pekerja yang bekerja pada bidang Transportasi dan Pekerjaan Pemindahan Bahan (khususnya pengemudi truk) memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi daripada pekerja dalam kelompok pekerjaan lainnya. Menurut William Haddon kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu, faktor manusia, kendaraan, dan lingkungan yang dibagi dalam 3 fase, yaitu: pre-crash, crash, dan postcrash. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan faktor risiko kecelakaan pada truk car carrier di PT. XYZ pada tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan studi kuantitatif yang menggunakan pendekatan analisis deskriptif. Sampel penelitian ini adalah total populasi yaitu sebanyak 11 driver PT. XYZ yang bertugas untuk car carrier projcet rute Sunter-Indonesia Kendaraan Terminal (Pelabuhan Tanjung Priok). Hasil dari penelitian didapatkan bahwa mayoritas driver memiliki pengetahuan dan kondisi kesehatan yang baik. Driver dengan tingkat pendidikan SD semuanya mengalami kecelakaan. Usia dan masa kerja driver memiliki nilai OR masing-masing 1,5 dan 2 kali. Kecelakaan paling banyak dialami oleh driver dengan perilaku mengemudi kurang yaitu sebanyak 36,4% Hampir semua driver (72,7%) melakukan hal yang dapat mengganggu konsentrasi pada saat mengemudi. Tidak ada driver yang mengalami kelelahan tinggi dan sangat tinggi. PT. XYZ melakukan pengecekan kendaraan setiap hari. Hampir semua driver (81,8%) mengemudi dengan kecepatan diatas 60 km/jam. PT. XYZ telah membuat RHM untuk rute sunter-IKT. Kondisi jalan yang dilalui sepanjang rute dalam keadaan bagus. 3 dari 5 kecelakaan yang dialami oleh driver terjadi pada saat macet Kesimpulan penelitian ini adalah faktor risiko manusia terkait kecelakaan di PT. XYZ adalah usia, masa kerja, perilaku mengemudi, dan gangguan saat mengemudi. Kemudian faktor risiko kendaraan terkait kecelakaan adalah kecepatan saat mengemudi dan untuk faktor risiko lingkungan adalah kemacetan.
Traffic accidents are a major health and safety problem in the world. The transportation system is divided into land, sea and air. Among the three systems, land transportation is the most complex and prone to accidents. Workers working in the Transport and Material Transfer Works (especially truck drivers) have a much higher mortality rate than workers in other occupational groups. According to William Haddon, traffic accidents can be caused by three main factors, namely, human factors, vehicles, and the environment which are divided into 3 phases, namely: pre-crash, crash, and post-crash. The purpose of this study was to describe the risk factors for accidents in car carrier trucks at PT. XYZ in 2019. This research is an observational study with quantitative studies using a descriptive analysis approach. The sample of this study is the total population, which is 11 drivers PT. XYZ is in charge of the project carrier car for the Sunter-Indonesia Vehicle Terminal (Tanjung Priok Port) route. The results of the study found that the majority of drivers have good knowledge and health conditions. Drivers with elementary education all have accidents. Drivers age and working period have OR values of 1.5 and 2 times, respectively. The most accidents experienced by drivers with less driving behavior were as much as 36.4%. Almost all drivers (72.7%) did things that could interfere with concentration while driving. No driver experiences high and very high fatigue. PT. XYZ checks vehicles every day. Almost all drivers (81.8%) drive at speeds above 60 km/hour. PT. XYZ has made RHM for the sunter - IKT route. The road conditions along the route are in good condition. 3 out of 5 accidents experienced by drivers occurred during traffic jams Conclusions of this study are human risk factors related to accidents at PT. XYZ is age, years of service, driving behavior, and disruption while driving. Then the vehicle risk factors related to accidents are speed while driving and for environmental risk factors is congestion.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Patriot
Abstrak :
Salah satu bentuk intervensi yang di lakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam mengurangi fatalitas korban kecelakaan lalu lintas adalah dengan menerapkan penegakan hukum pembatasan kecepatan melalui Tilang Elektronik yang di implementasikan dengan kamera kecepatan. Sepanjang tahun 2017 sampai dengan 2018, Korlantas Polri telah memasang 75 unit kamera kecepatan di sepanjang jalan Tol jakarta seperti di Toll Cikampek, Jagorawi, Bitung dan lain lain, bahkan pada akhir tahun 2020 Korlantas telah menambah 75 unit yang telah terpasang di jalan arteri kota jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pelaksanaan perlambatan kecepatan kendaraan melalui rambu dan kamera kecepatan pada zona kontrol. Analisa data dilakukan dengan membandingkan kecepatan kendaraan sebelum, saat dan setelah melintas zona kontrol dengan menggunakan statistik distribusi normal uji Z dengan membandingkan nilai Z hitung dengan nilai Z tabel menggunakan tingkat kesalahan 5%. Hasil studi menunjukan bahwa setelah di terapkan perlambatan kecepatan kendaraan melalui rambu dan kamera kecepatan pada zona kontrol dapat menurunkan kecepatan sebesar 9%  pada level rata rata 8 Km/Jam. Pengguna jalan yang mematuhi batas kecepatan saat melintasi zona kontrol sebesar 76,6 % atau 230 kendaraan dari 302 sampel kendaraan dengan rincian 82,1% untuk kelompok Mobil penumpang, kemudian 55,5% untuk mobil barang dan 90% untuk mobil bus dengan batas kecepatan 60-80 Km/Jam. Dapat disimpulkan penerapan perlambatan kecepatan kendaraan melalui rambu dan kamera kecepatan pada zona kontrol di jalan Tol jagorawi Km 16-26  memenuhi sasaran perencanaan. ......A form of intervention carried out by the National Police of the Republik of Indonesia in reducing the fatality rate of traffic accident victims is by enforcing the law on speed restrictions through Electronic Tickets implemented using speed cameras. Throughout 2017 to 2018, the National Police Traffic Corps (Korlantas) had installed 75 speed cameras along Jakarta Toll Roads such as Cikampek, Jagorawi, Bitung, and others. Even by the end of 2020 Korlantas has added 75 more units installed on the arterial roads of Jakarta. This study aims at analyzing the implementation of vehicle speed deceleration through signs and speed cameras in the control zone. Data analysis is done by comparing the speed of vehicles before, during, and after crossing the control zone by using the normal distribution Z test, comparing the value of Z with Z Tabel with a 5% margin of error. The research shows that speed deceleration policy using signs and speed cameras in the control zone can reduce the speed by 9% at an average level of 8 Km / Hour. The number of road users obeying the speed limit when crossing the control zone reaches 76.6% or 230 vehicles from 302 vehicle samples. In details, 82.1% of which are passenger cars, 55.5% are freight cars, and 90% are buses with 60-80 Km/Hour speed limit. It can be concluded that the application of speed deceleration using signs and speed cameras in the control zone on Jagorawi Toll Road Km 16-26 meets the planning target.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Husnul Khuluqi
Abstrak :
Kecelakaan lalu lintas telah mengakibatkan kematian sekitar 1,35 juta orang di seluruh dunia setiap tahun dan menjadi beban aspek kesehatan masyarakat di negara maju dan berkembang. Pembatasan mobilitas di masa pandemi COVID-19 di Jepang berpengaruh pada kepadatan arus lalu lintas. Data kecelakaan lalu lintas dari National Police Agency menunjukkan adanya peningkatan jumlah kasus di masa pandemi. Rancangan studi adalah cross sectional, analisis deskriptif kuantitatif dengan tujuan menganalisis kecelakaan lalu lintas fatal sebelum dan selama masa pandemi di Jepang. Penerapan model prediksi kecelakaan lalu lintas dapat dijadikan acuan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan di waktu yang akan datang. Ditemukan hubungan signifikan antara variabel usia, penggunaan sabuk keselamatan, penggunaan alkohol, kecepatan tinggi, tipe kendaraan, waktu kecelakaan, tipe area jalan, dan bentuk jalan dengan kejadian kecelakaan lalu lintas fatal pada kedua periode. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan proporsi pada kasus terkait dengan kecepatan tinggi dari 4,5% menjadi 6% di masa pandemi. Terjadi peningkatan proporsi tipe kendaraan sepeda dari 6% menjadi 7,4%, serta penurunan proporsi secara signifikan pada tipe kendaraan mobil pribadi dan mobil umum sebagai penyebab utama kecelakaan. Jumlah kasus kecelakaan lalu lintas fatal diprediksi akan mengalami penurunan, tertinggi di Desember 2022 dengan 295 kasus dan terendah di Mei 2022 dengan 172 kasus. ......Traffic accidents have resulted in the death of around 1.35 million people worldwide every year and become a burden on public health aspects in developed and developing countries. Restrictions on mobility during the COVID-19 pandemic in Japan have an effect on traffic density. Traffic accident data from the National Police Agency shows an increase in the number of cases during the pandemic. The study design was a cross sectional, quantitative descriptive analysis with the aim of analyzing fatal traffic accidents before and during the pandemic in Japan. The application of the traffic accident prediction model can be used as a reference to minimize the occurrence of accidents in the future. A significant relationship was found between variables of age, use of seat belts, use of alcohol, high speed, type of vehicle, time of accident, type of road area, and road shape with the incidence of fatal traffic accidents in both periods. The results showed a significant increase in the proportion of cases associated with high speed from 4.5% to 6% during the pandemic. There was an increase in the proportion of bicycle types from 6% to 7.4%, as well as a significant decrease in the proportion of private cars and public cars as the main causes of accidents. The number of fatal traffic accident cases is predicted to decrease, with the highest number of cases occurring in December 2022 with 295 cases and the lowest in May 2022 with 172 cases.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yova Tsalvina Rizka
Abstrak :
Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia yang disebabkan oleh tiga faktor risiko utama yaitu faktor manusia yang meliputi faktor sosial demografi dan faktor perilaku, kedaraan, dan lingkungan/infrastruktur. Dampak yang ditimbukan dari kecelakaan lalu lintas di Indonesia berdasarkan data Kepolisian setiap jam meyebabkan tiga orang meninggal dunia. Terdapat perbedaan angka kecelakaan lalu lintas di setiap daerah di Indonesia serta terdapat perbedaan faktor risiko penyebab kecelakaan lalu lintasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor risiko kecelakaan dengan kecelakaan lalu lintas di Kota Cilegon tahun 2017-2018. Penelitian ini ini menggunakan desain cross sectional dengan variabel independennya adalah faktor risiko kecelakaan yang meliputi faktor manusia, faktor kendaraan, dan faktor lingkungan/infrastruktur. Variabel dependennya adalalah kecelakaan lalu lintas. Data yang digunakan merupakan data sekunder terkait dengan kecelakaan lalu lintas yang didapatkan dari Polres Kota Cilegon. Pengambilan dan pemasukkan data dilakukan di Polres Kota Cilegon. Digunakan analisis data univariat dan bivariat dengan Uji Chi Square. Hasil ananlisis menunjukkan bahwa proporsi faktor jenis kelamin laki-laki memiliki presentase tertinggi yaitu sebesar 91,8% pada tahun 2017 dan 87,6% pada tahun 2018. Dari 14 variabel yang diuji, tidak ada variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kecelakaan lalu lintas di Kota Cilegon. ......Traffic accidents are one of the public health problems in the world caused by three main risk factors, such as human factors which include social demographic factors and behavioral, vechile, and environmental / infrastructure factors. The impact caused by traffic accidents in Indonesia based on Police data every hour caused three deaths. There are differences in the number of traffic accidents in each region in Indonesia and there are different risk factors that cause traffic accidents. This study aims to analyze the relationship between accident risk factors and traffic accidents in Cilegon in 2017-2018. This study uses a cross sectional design with independent variables are accident risk factors which include human factors, vehicle factors, and environmental / infrastructure factors. The dependent variable is a traffic accident. The data used are secondary data related to traffic accidents obtained from Polres Cilegon. The data is collected and entried in Polres Cilegon. Data analysis is used the Kai SquareTest. The results of the analysis showed that the proportion of male gender factors had the highest percentage of 91.8% in 2017 and 87.6% in 2018. Of the 14 variables tested, there are no variables that were significantly related to traffic accidents in Cilegon.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richard Agustinus
Abstrak :
Kecelakaan lalu lintas merupakan pembunuh terbesar ketiga setelah jantung koroner dan TBC. Kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan. Dalam rangka mengetahui pengaruh cuaca yang merupakan salah satu faktor lingkungan terhadap resiko kecelakaan lalu lintas, penelitian ini ingin mengetahui signifikansi dari faktor utama lalu lintas yang direpresentasikan sebagai cuaca, kepadatan jalan, dan jenis kelamin pengemudi terhadap perilaku dan performa pengemudi yang direpresentasikan sebagai kecepatan rata-rata, kesalahan mengemudi, dan respon pengereman menggunakan driving simulator. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa masing-masing faktor utama lalu lintas berpengaruh signifikan terhadap perilaku dan performa pengendara, dan interaksi faktor berpengaruh terhadap kecepatan rata-rata dan kesalahan mengemudi. ...... Traffic accidents are in the third place of leading cause of death, comes after cardiovascular disease and tuberculosis. Traffic accidents caused by a lot of contributing factors, including enviromental factors. In order to find the relation between adverse weather condition, which is one of enviromental factor, and traffic accidents risks, this research made to find signification in main factors of traffic, which represented by weather conditions, traffic levels, and driver?s gender, to the drivers behaviour and performances which represented by average speed, driving errors, and brake response. Results from this research shows that each of the traffic main factors have a significant impact on drivers? behaviour and performances, and the interaction of traffic factors also affect significantly on average speed and driving errors.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>