Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdurrahman Aslam
Abstrak :
Kabupaten Lebak memiliki letak geografis unik yang dapat dijadikan kawasan pariwisata alam mulai dari bukit, sungai, gua, dan garis pantai yang panjang karena setiap objek alam dapat memiliki potensi untuk dijadikan objek wisata alam dengan nilai yang  berbeda-beda. Bentang alam sebagai sumberdaya wisata menjadi penentu ada atau tidaknya kegiatan wisata alam tersebut (Dernoi dalam Burton, 1995). Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi pariwisata alam di Kabupaten Lebak dan mengetahui hubungan antara potensi pariwisata alam dengan jumlah pengunjung. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan keruangan serta menggunakan Uji Statistik Chi Square untuk mencari hubungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi objek wisata alam di Kabupaten Lebak berdasarkan pembobotan menghasilkan sebagian besar nilai potensi objek wisata alam yang rendah. Secara spasial Kabupaten Lebak memiliki beragam objek wisata alam dan terdapat beberapa objek wisata alam yang memiliki keunikan sendiri yaitu objek wisata Pantai Langir dan objek wisata Karang Taraje, namun belum adanya pengelolaan yang baik pada fasilitas dan aksesibilitas membuat nilai potensi tetap rendah. Kedatangan wisatawan ke objek wisata alam disebabkan oleh nilai potensi objek wisata alam yang tinggi dan memiliki fasilitas yang baik. Melalui hasil uji statistik diketahui bahwa adanya hubungan yang signifikan antara potensi pariwisata alam dengan jumlah pengunjung objek wisata alam tahun 2017 di Kabupaten Lebak ditunjukan dengan objek wisata alam yang memiliki nilai tinggi mendatangkan jumlah pengunjung yang tinggi juga, dan begitu sebaliknya.
Lebak Regency has a unique geographical location that can be used as a natural tourism area starting from long hills, rivers, caves and coastlines because each natural object can have the potential to be a natural tourist attraction with different values. Landscapes as tourism resources are a determinant of the presence or absence of natural tourism activities (Dernoi in Burton, 1995). The purpose of this research is to find out the potential of natural tourism in Lebak Regency and find out the relationship between the potential of natural tourism and the number of visitors. The analytical method used is descriptive method with spatial approach and using the Chi Square Statistic Test to find relationships. The results of the study showed that the potential of natural tourism objects in Lebak Regency based on weighting produced most of the potential value of low natural tourism objects. Spatially, Lebak Regency has a variety of natural attractions and there are several natural attractions that have their own uniqueness, namely the Langir Beach tourist attraction and Karang Taraje tourist attraction, but the lack of good management of facilities and accessibility makes the potential value remains low. The arrival of tourists to natural attractions is due to the potential value of high natural tourism objects and good facilities. Through the results of statistical tests, it is known that the existence of a significant relationship between the potential of natural tourism and the number of visitors to natural attractions in 2017 in Lebak Regency is indicated by natural attractions that have high scores, bringing high numbers of visitors, and vice versa.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Alif Abhinaya
Abstrak :
Kabupaten Pangandaran merupakan satu dari 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Potensi terbesar pariwisata yang dimiliki Kabupaten Pangandaran adalah wisata alam baik objek wisata pantai maupun sungai. Objek wisata di Kabupaten Pangandaran yang bervariasi memicu terbentuknya pola pergerakan wisatawan. Namun, dari banyaknya objek wisata yang ada di Kabupaten Pangandaran, kunjungan wisatawan hanya terkonsentrasi di beberapa wisata saja. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pola pergerakan wisatawan dan hubungannya dengan faktor pengaruhnya yaitu motivasi wisatawan, pengalaman berkunjung, aksesibilitas, dan daya tarik wisata. Analisis yang digunakan adalah analisis keruangan dan analisis statistik menggunakan metode crosstab. Hasil didapatkan bahwa di Kabupaten Pangandaran terbentuk empat jenis pola pergerakan wisatawan yaitu single point, base site, stopover, dan chaining loop. Pola pergerakan chaining loop merupakan yang paling banyak terbentuk sedangkan pola pergerakan single point yang paling sedikit. Dari hasil pengolahan dan analisis data, motivasi wisatawan, pengalaman berkunjung, aksesibilitas, dan daya tarik wisata memiliki hubungan dengan pola pergerakan wisatawan yang terbentuk di Kabupaten Pangandaran. ......Pangandaran Regency is one of the 88 National Strategic Tourism Areas (KSPN) located in West Java Province. The greatest tourism potential of Pangandaran Regency lies in it’s natural attractions, including both beach and river tourism destinations. The diverse range of tourist attractions in Pangandaran Regency has led to the formation of various tourist movement patterns. However, despite the numerous tourist attractions available in Pangandaran Regency, tourist visits are only concentrated in a few specific destinations. This research aims to examine the patterns of tourist movement and their relationship with influencing factors, namely tourist motivation, visiting experience, accessibility, and tourist attractions. The analysis employed spatial analysis and statistical analysis using the crosstab method. The results revealed that four types of tourist movement patterns were formed in Pangandaran Regency: single point, base site, stopover, and chaining loop. The chaining loop movement pattern was the most commonly observed, while the single point pattern was the least frequent. From the data processing and analysis, it was found that tourist motivation, visiting experience, accessibility, and tourist attractions are related to the formation of tourist movement patterns in Pangandaran Regency.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmadea Ghafari
Abstrak :
Kota Bogor merupakan kota yang pariwisatanya sedang dikembangkan pada saat ini. Dalam upaya pengembangan pariwisata di Kota Bogor, diperlukan penelitian yang mengkaji tentang pola pergerakan wisatawan di Kota Bogor, dan faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik wisatawan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif keruangan untuk mengetahui pola pergerakan, analisis statistik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik wisatawan, dan analisis cross tabulation untuk mengetahui hubungan antara pola pergerakan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik wisatawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wisatawan yang mengunjungi objek wisata di Kota Bogor bergerak dengan 4 jenis pergerakan, yaitu pola single point, base Site, stop over, dan chaining loop, dengan mayoritas wisatawan yang bergerak dengan jenis pergerakan single pattern. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik wisatawan, mayoritas wisatawan yang berwisata ke Kota Bogor berusia 18-25 tahun, berasal dari wilayah Jabodetabek, berjenis kelamin perempuan, merupakan repeater atau wisatawan yang sebelumnya telah mengunjungi Kota Bogor, memiliki motivasi restorasi, dan berwisata bersama keluarga. Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik wisatawan sendiri seperti faktor geografis, demografis, dan perilaku, didapatkan bahwa, walaupun seluruh wisatawan yang dikaji pada penelitian ini mewakili seluruh kategori yang tercantum pada semua faktor yang mempengaruhi pola pergerakan, tetapi tetapi hampir keseluruhan dari mereka tetap bergerak dengan pola single point  dan Base Site. ......Bogor City is a city whose tourism is currently being developed. In an effort to develop tourism in the City of Bogor, research is needed that examines the patterns of tourist movements in the City of Bogor, and the factors that influence tourist characteristics. This study uses descriptive spatial analysis to determine movement patterns, statistical analysis to determine the factors that influence tourist characteristics, and cross tabulation analysis to determine the relationship between movement patterns and the factors that influence the factors that influence tourist characteristics. The results of this study indicate that tourists visiting tourist attractions in Bogor City move with 4 types of movement, namely single point, base site, stop over, and chaining loop patterns, with the majority of tourists moving with a single pattern type of movement. From the factors that influence the characteristics of the tourists, the majority of tourists visiting Bogor City are aged 18-25 years, come from the Greater Jakarta area, are female, are repeaters or tourists who have previously visited Bogor City, have restoration motivation, and are traveling with family. For the factors that influence the tourist characteristic such as geographic, demographic, and behavioral factors, it was found that, although all tourists studied in this study represent all categories listed on all factors that influence movement patterns, almost all of them still move with single point pattern and base site.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria
Abstrak :
Kota Serang memiliki destinasi wisata utama Kawasan Banten Lama yang merupakan cagar budaya perkotaan dengan sebutan urban heritage. Tingginya jumlah wisatawan yang datang mendorong pembangunan fasilitas penunjang wisata. Keberadaan fasilitas menyesuaikan tempat yang mungkin banyak dikunjungi wisatawan dan berdampingan dengan fasilitas lain. Hal ini akan menimbulkan pengelompokan dari masing-masing jenis fasilitas wisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola distribusi spasial fasilitas wisata yang terbentuk di sekitar Kawasan Banten Lama serta menganalisis keterkaitan pola distribusi spasial fasilitas wisata terhadap jaringan jalan dan penggunaan lahan di Kawasan Banten Lama, Kota Serang, tepatnya di Masjid Agung Banten, Keraton Surosowan, dan Benteng Speelwijk. Metode analisis yang digunakan Nearest Neighbor Analysis dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pola distribusi spasial fasilitas wisata di Masjid Agung Banten, Keraton Surosowan, dan Benteng Speelwijk berpola clustered. Adapun jenis fasilitas yang tersebar mengelompok tersebut berupa fasilitas primer, sekunder, dan kondisional. Diketahui pula bahwa fasilitas wisata cenderung memanjang mengikuti jaringan jalan dan dominasi fasilitas primer berada di penggunaan lahan cagar budaya, sedangkan dominasi fasilitas sekunder dan kondisional berada di penggunaan lahan pemukiman, perdagangan dan jasa serta sarana prasarana. ......Serang City has a main tourist destination in the Banten Lama region which is an urban cultural heritage known as urban heritage. The high number of tourists who come encourages the construction of tourism supporting facilities. The existence of facilities adjusts to places that may be visited by many tourists and side by side with other facilities. This will lead to a grouping of each type of tourist facilities. This study aims to analyze the spatial distribution pattern of tourist facilities formed around the Banten Lama region and analyze the relationship between the spatial distribution pattern of tourist facilities on the road network and land use in the Banten Lama region, Serang City, to be precise at the Banten Grand Mosque, Surosowan Palace, and Benteng Speelwijk. The analytical method used is Nearest Neighbor Analysis and descriptive analysis. The results showed the spatial distribution pattern of tourist facilities at the Great Mosque of Banten, Surosowan Palace, and Speelwijk Fort with a clustered pattern. The types of facilities that are spread out in groups are primary, secondary, and conditional facilities. It is also known that tourist facilities tend to extend following the road network and the dominance of primary facilities is in the use of cultural heritage land, while the dominance of secondary and conditional facilities is in the use of residential land, trade and services and infrastructure.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jajang Gunawijaya
Jakarta: Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional , 2006
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
An Nisaa Citra Hasanah
Abstrak :
Kabupaten Bandung Barat merupakan kabupaten yang memiliki potensi serta daya tarik yang tinggi terhadap pariwisata. Salah satu cara mengetahui potensi serta daya tarik tersebut yaitu berupa pengembangan pariwisata dengan cara mengklasifikasi tipologi objek wisata, variasi spasial wisatawan, dan mengetahui korelasi antara kedua variabel tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai fungsi objek wisata sebagai destinasi serta memperoleh tingkat daya tarik objek wisata. Analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan dari penelitian ini adalah analisis spasial dan analisis statistik dengan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tipologi objek wisata berdasarkan jenis fasilitas wisata sebagian besar adalah tipologi objek wisata ideal yang memusat di Kecamatan Lembang. Variasi spasial wisatawan didominasi oleh nilai masing-masing unsur variasi yang dominan, yaitu jumlah wisatawan yang sedang, physical or physiological motivation, dan individual mass touris yang memusat di Kecamatan Lembang. Terdapat hubungan antara kedua variabel, yaitu nilai masing-masing unsur variasi yang dominan melekat pada tipologi objek wisata cukup ideal. ...... Bandung Barat Regency is a district that has a high tourism potential and attractiveness. One way to explore the potential and attractiveness is development of tourism by classifying the typology of tourist attractions, spatial variations of tourists, and the correlation between the two variables. This study aims to determine the function of a tourist object as a destination and to obtain the level of a tourist attraction. The analysis used to answer the purposes of this study is descriptive spatial analysis and statistical analysis with chi square test. The results of this study indicate that the typology of tourist attractions based on the type of tourism facilities is dominated by typology ideal centered in the District of Lembang. The spatial variation of tourists is dominated by the characteristic value of each element of the dominant, which are medium number of tourists, physical or physiological motivation, and individual mass touris centered in Lembang District. There is relationship between the two variables in which the value of each element of the dominant variation attached to the typology of the tourist attraction is quite ideal.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Fahry
Abstrak :
Revitalisasi di Alun-alun Majalengka menyebabkan terjadinya peningkatan intensitas jumlah pengunjung. Hal tersebut juga menyebabkan timbulnya tumpang tindih pemanfaatan ruang di Alun-alun Majalengka. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik perilaku pengunjung dan teritorialitas yang terbentuk akibat adanya pemanfaatan ruang di Alun-alun Majalengka. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi dengan pemetaan perilaku (place centered mapping), wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu berdasarkan aktivitas pengunjung terdapat karakteristik perilaku pengunjung yang terlihat melalui aktivitas yang dilakukan, di antaranya kelompok kegiatan kesehatan, hobi, gairah, dan relaksasi. Kemudian terdapat dua jenis pergerakan pengunjung, yaitu pergerakan individu dan kelompok. Ditemukan juga sebaran aktivitas secara menyebar pada zona bermain dan zona berumput, linear pada zona air mancur, dan memusat pada zona tribun I dan zona tribun II. Pada saat weekdays ditemukan lebih banyak pengunjung dengan kelompok kegiatan hobi dan relaksasi, sedangkan pada saat weekends ditemukan keempat jenis kelompok kegiatan. Teritori yang terbentuk di Alun-alun Majalengka terjadi secara individu yang dominan berada di zona bermain, zona air mancur, zona tribun. Serta perilaku teritori berkelompok yang dominan berada pada zona berumput. Berdasarkan perilaku pengunjung, terdapat tiga jenis teritori, di antaranya teritori primer, teritori sekunder, dan teritori publik. ......The revitalization in Majalengka Square caused an increase in the intensity of the number of visitors. This also caused an overlap in the use of space in Majalengka Square. The purpose of this study is to determine the characteristics of visitor behavior and territoriality formed due to the use of space in Majalengka Square. The approach used in this study is a qualitative approach using data collection methods through observation with place-centered mapping, interviews, documentation studies, and literature studies. The results obtained in this study are that based on visitor activities, there are characteristics of visitor behavior that are seen through the activities carried out, including groups of health activities, hobbies, passions, and relaxation. Then there are two types of visitor movements, namely individual and group movements. It was also found that the distribution of activity was spread out in the play zone and grassy zone, linearly in the fountain zone, and centered on the zone of stand I and zone of stand II. On weekdays, more visitors were found with hobby and relaxation activity groups, while on weekends, all four types of activity groups were found. The territory formed in Majalengka Square occurs individually which is predominantly in the play zone, fountain zone, grandstand zone. As well as the dominant group territory behavior is in the grassy zone. Based on visitor behavior, there are three types of territories, including primary territory, secondary territory, and public territory.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Ghifari Agustama
Abstrak :
Babakan Madang merupakan Kecamatan di Kabupaten Bogor yang berada di dataran tinggi dengan bentang alam yang bervariasi dan udara yang sejuk. Potensi alam yang dimiliki Kecamatan Babakan Madang merupakan salah satu modal penting untuk menjadikannya daya tarik sebagai daerah tujuan wisata. Di Kecamatan Babakan Madang terdapat 13 objek wisata air terjun yang berlokasi di Desa Karang Tengah dan Desa Bojong Koneng. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tipologi dan tingkat daya tarik wisata alam air terjun yang ada di Kecamatan Babakan Madang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan objek wisata alam air terjun di Kecamatan Babakan Madang memiliki tipologi yang beragam di antaranya tipe cascade, tipe cataract, tipe slide, tipe paralell, tipe chute, tipe birai menggantung. Tingkat daya tarik Objek wisata alam air terjun dengan tingkat daya tarik rendah ada pada Curug 3 Perjaka, Curug Cisalada, Curug Ngumpet, Curug Lewih Pariuk dan Curug Cikujang. Selanjutnya, objek wisata alam air terjun dengan tingkat daya tarik sedang ada pada Curug Lewih Asih, Curug Barong, Curug Love dan Curug Bidadari. Terakhir, air terjun dengan kategori tingkat daya tarik tinggi ada pada Curug Lewiheijo, Curug Benjol, Curug Putri Kencana dan Curug Cibingbin. ......Babakan Madang is a sub-district in Bogor Regency which is located in the highlands with varied landscapes and cool air. The natural potential of Babakan Madang District is one of the important capitals to make it an attraction as a tourist destination. In Babakan Madang District, there are 13 waterfall attractions located in Karang Tengah Village and Bojong Koneng Village. The purpose of this study was to determine the typology and level of natural tourist attraction of waterfalls in Babakan Madang District. The method used in this research is descriptive quantitative. The analysis used in this research is spatial analysis and descriptive analysis. The results showed that natural waterfall attractions in Babakan Madang District have various typologies including cascade type, cataract type, slide type, parallel type, chute type, and hanging ledge type. Level of attractiveness Waterfall natural attractions with a low level of attractiveness are Curug 3 Perjaka, Curug Cisalada, Curug Ngumpet, Curug Lewih Pariuk and Curug Cikujang. Furthermore, natural attractions of waterfalls with a moderate level of attractiveness are Curug Lewih Asih, Curug Barong, Curug Love and Curug Bidadari. Finally, waterfalls with a high level of attraction category are Curug Lewiheijo, Curug Benjol, Curug Putri Kencana and Curug Cibingbin.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Sukabumi, which is located between Jakarta and Bandung, is one of tourism area in West Java. The beach and mountain range, especially in South Coast Sukabumi, has been becoming a tourist attraction. Tourist can spend their time in the beach for diving, surfing, fishing, and boating. The mountain range is becoming "Suaka Margasatwa" which protecting scarce animals and tourists can see those animals closely. The abundance of Sukabumi nature sources must use for the Indonesia tourism development. In the fact, that nature sources which can become a tourist attraction, spreads in many area. Those causes the tourist attractions are not use optimally by the tourist or by the society. The government must take a serious step. One-step, which can take, is compiling those areas and after that, the government can build a good settlement.
790 JUKIN 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Esti Indah Puji Lestari
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Bandoeng Vooruit 1925-1941: Upaya Pengembangan Turisme Pramodern ke Turisme Modern adalah mengungkapkan tentang dinamika organisasi Bandoeng Vooruit dan perannya dalam mengembangkan turisme selama awal abad 20 di Bandung. Faktor-faktor yang menyebabkan Bandoeng Vooruit muncul dan perannya dalam dunia pariwisata yang antara lain akan menjadi pokok bahasan.Tujuan skripsi ini adalah untuk mengetahui dinamika Bandoeng Vooruit terutama perannya dalam mengembangkan turisme modern di Bandung tahun 1925-1941. Di samping itu adalah untuk mengetahui latar belakang munculnya Bandoeng Vooruit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah. Metode ini terdiri dari empat tahap yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemunculan Bandoeng Vooruit berkontribusi dalam mendorong perubahan pola kegiatan wisata di Bandung yang semula berupa turisme pramodern menjadi turisme modern. Organisasi ini berperan menggerakkan aktivitas turisme dengan menyediakan sarana-prasarana, menjadi pusat informasi wisata, mengkoordinir tur kelompok, serta melakukan berbagai promosi wisata. Keberadaan aktivitas wisata juga memberikan dampak sosial dan ekonomi terhadap masyarakat di sekitarnya. Berkembangnya industri pariwisata membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Bandung. Dari aspek sosial menunjukkan adanya perubahan kehidupan sosial orang pribumi dengan tergusurnya kultur kehidupan tradisional.
ABSTRACT
Thesis entitled Bandoeng Vooruit 1925 1941 Development Efforts on Premodern Tourism to Modern Tourism was revealed about the history of Bandoeng Vooruit and its role in developing tourism during the early 20th century in Bandung. Factors that cause Bandoeng Vooruit to emerge and its role in the tourism will be one of the subject in this thesis.The purpose of this thesis is to know the dynamics of Bandoeng Vooruit especially its role in developing modern tourism in Bandung during 1925 1941. In addition, it is to know the background of the emergence of Bandoeng Vooruit.The research method used is historical method. This method consists of heuristics, criticism of sources, interpretation, and historiography.The results showed that Bandoeng Vooruit contributed to encourage changes in the pattern of tourism activities in Bandung which was originally a premodern tourism into modern tourism. This organization has a role in mobilizing tourism activities by providing facilities, being a tourist information center, coordinating group tours, and conducting various tourism promotions. The existence of tourism activities also inflict social and economic impacts on the surrounding community. The development of tourism industry provide jobs for the people of Bandung. From a social point of view there is a change in the social life of indigenous people with the destruction of the culture of traditional life.
2017
S67999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>