Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ovy Zairani
Abstrak :
ABSTRAK
Pasta gigi latar belakang yang mengandung bahan abrasif dan kekakuan bulu sikat gigi dapat mempengaruhi permukaan restorasi. Tujuan Untuk mengidentifikasi efek kekakuan sikat gigi terhadap kekasaran permukaan nanohybrid. Metode Enam belas spesimen nanohybrid dikelompokkan menjadi dua kelompok Kelompok pertama disikat menggunakan sikat gigi berbulu lembut, kelompok kedua disikat menggunakan sikat gigi dengan bulu sedang. Menyikat media yang digunakan seperti aquabides pada kedua kelompok. Menyikat dilakukan 3 kali selama lima menit. Kekasaran permukaan diukur menggunakan tester kekasaran permukaan. Hasil Hasil diuji dengan ANOVA satu arah dan uji T independen, setelah menyikat gigi kelompok sikat gigi lunak 15 menit menunjukkan nilai kekasaran permukaan nanohybrid berbeda nyata.
ABSTRAK
Background Toothpaste containing abrasive agent and stiffness of toothbrush bristles can affect surface of the restoration. Objective To identify the effect of the stiffness of toothbrush to nanohybrid surface roughness. Methods Sixteen nanohybrid speciments are grouped into two groups The first group was brushed using soft bristle toothbrush, the second group was brushed using medium bristles toothbrush . Brushing used media such as aquabides in both groups. Brushing were done 3 times for five minutes. Surface roughness was measured using a surface roughness tester. Results The results tested with one way ANOVA and independent T Test, after brushing 15 minutes soft bristle toothbrush group shows the value of nanohybrid surface roughness significantly different P
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Frisca Givani
Abstrak :
Latar Belakang : Gangguan pendengaran menempati urutan ketiga jumlah disabilitas terbanyak di dunia. Sebagai konsekuensinya, anak-anak tunarungu mengalami penurunan pemahaman terhadap praktik kebersihan gigi dan mulut yang mengakibatkan masalah kesehatan gigi seperti karies dan gingivitis. Upaya untuk menuju Indonesia Bebas Karies 2030 dapat dimulai dengan edukasi kepada anak. Edukasi dapat diberikan melalui media pembelajaran berupa video menyikat gigi berbahasa isyarat yang disesuaikan dengan kebutuhan anak tunarungu. Tujuan Penelitian: Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan motivasi anak tunarungu setelah menonton video menyikat gigi berbahasa isyarat di SLB-B Pangudi Luhur. Metode Penelitian: Pengambilan data dilakukan secara luring dengan studi quasi experimental menggunakan kuesioner dengan 20 pertanyaan mengenai pengetahuan dan motivasi untuk menyikat gigi pada 63 murid kelas 4-6 SD SLB-B Pangudi Luhur, Jakarta Barat. Analisis data dilakukan dengan uji beda mean non-parametrik wilcoxon menggunakan perangkat lunak statistik. Hasil: Terdapat perbedaan rata-rata tingkat pengetahuan yang meningkat secara signifikan dari 4,22±1,60 menjadi 9,06±1,07 setelah diberikan intervensi(p=0,001). Kemudian, terdapat perbedaan rata-rata tingkat motivasi yang meningkat secara signifikan dari 6,04±1,51 menjadi 9,30±1,58 setelah diberikan intervensi (p=0,001). Kesimpulan: Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat perbedaan peningkatan pengetahuan dan motivasi anak tunarungu setelah menonton video “Ayo Menyikat Gigi” di SLB-B Pangudi Luhur secara bermakna. ......Background: Hearing impairment is the third largest number of people with disabilities in the world. As a consequence, deaf children experience a decreased understanding of dental and oral hygiene practices, which results in dental health problems such as caries and gingivitis. Efforts towards a Caries-Free Indonesia by 2030 can start with education for children. Education can be provided through learning media in the form of sign language toothbrushing videos that are adapted to the needs of deaf children. Research Objective: To determine differences in the level of knowledge and motivation of deaf children after watching a sign language toothbrushing video at SLB-B Pangudi Luhur. Research Method: Data collection was carried out offline using a quasiexperimental study using a questionnaire with 20 questions regarding knowledge and motivation for brushing teeth in 63 students in grades 4-6 at SLB-B Pangudi Luhur Elementary School, West Jakarta. Data analysis was carried out using the non-parametric Wilcoxon mean difference test using statistical software. Results: There was a difference in the average level of knowledge which increased significantly from 4,22 ± 1,60 to 9,06 ± 1,07 after being given the intervention (p =0.001). Then there was a difference in the average level of motivation which increased significantly from 6,04 ± 1,51 to 9,30 ± 1,58 after being given the intervention (p = 0.001). Conclusion: In this study, it was found that there was a significant difference in the increase in knowledge and motivation of deaf children after watching the video "Ayo Menyikat Gigi" at SLBB Pangudi Luhur.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Rahardjo
Abstrak :
Pengukuran frekuensi, waktu dan lamanya sikat gigi pada populasi dewasa dan anak di Jakarta, Indonesia. Studi Epidemiologi sangatlah penting untuk mengevaluasi kesehatan gigi dan mulut suatu negara. Tujuan: Mendapatkan data frekuensi, waktu, dan lamanya menyikat gigi orang dewasa dan anak-anak di Jakarta, Indonesia. Metode: Sikat gigi yang telah berisi pencatat data dijital disebar secara acak pada 120 keluarga di Jakarta untuk mendapatkan data menyikat gigi dalam keluarga tersebut. Keluarga yang dianalisis adalah bapak, ibu dan dua orang anak yang berusia antara 6 ? 15 tahun. Hasil: Rerata frekuensi sikat gigi populasi penelitian adalah 1.27 kali per hari. Sebagian besar individu (46%) menyikat gigi pada pagi hari. Rerata waktu lamanya menyikat gigi adalah 57.29 detik. Frekuensi menyikat gigi ibu cenderung lebih tinggi daripada anggota keluarga yang lain, sementara bapak cenderung menyikat gigi lebih lama. Simpulan: Pendidikan efektif yang bertujuan untuk meningkatkan lamanya dan frekuensi menyikat gigi dari satu kali menjadi dua kali masih sangat penting dilakukan di Indonesia.
Epidemiological study of tooth brushing is essential to evaluate dental health of a country. Objective: To obtain data on tooth brushing frequency, time of day and duration from adults and children in Jakarta, Indonesia. Methods: Toothbrushes containing data loggers were distributed to 120 random families in Jakarta to record how many times a day, when and for how long subjects brushed their teeth. The families were each composed of a mother, father and two children aged between 6 and 15 years. Results: The mean brushing frequency of the population was 1.27 times per day. The majority of the tooth brushing (46%) was performed in the morning. The mean tooth brushing duration of this population was 57.29 seconds. The mothers? tooth brushing frequencies tended to be higher than that of the other family members, and the fathers tended to brush their teeth longer. Conclusion: Effective education aimed at increasing both the duration and frequency of tooth brushing from once to twice per day is urgently required in Indonesia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Prihastari
Abstrak :
Latarbelakang: Diperlukan program intervensi perubahan perilaku menyikat gigi yang berefek jangka panjang. Tujuan: membandingkan efektivitas metode appreciative inquiry (AI) dengan dental health education (DHE) konvensional terhadap pembentukan otomatisasi habit menyikat gigi. Metode: intervensi komunitas dilakukan dengan rancangan acak pada 164 anak usia 7-8 tahun di kota Madiun. Pengumpulan data dengan wawancara kuesioner dan pemeriksaan intra oral. Hasil: Proporsi anak yang mengalami otomatisasi pada kelompok AI lebih besar (63,8%) dibandingkan dengan kelompok DHE (22,1%) dan berbeda secara signifikan (P = 0.000; OR= 11.9, 95% CI = 4.794-29.497). Kesimpulan: metode appreciative inquiry lebih efektif dalam mengubah perilaku menyikat gigi dibandingkan DHE konvensional. ...... Background: Intervention program to achieve toothbrushing behavioural change with long-term effect still rarely implemented. Objective: to compare the effectiveness of appreciative inquiry (AI) againts conventional health education approach for forming automaticity toothbrushing habit. Methods: Randomized-Community Trial on 164 children age 7-8 years in Madiun City, data collection by interview and intraoral examination. Results: automaticity proportion was significantly higher in the AI group (63,8%) as compared to conventional group (22,1%) (P = 0.000; OR= 11.9, 95% CI = 4.794-29.497). Conclusion: appreciative inquiry was more effective than conventional health education approach for toothbrushing behavior change.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library