Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khairul Mar`ie
Abstrak :
Computed Tomography (CT) Scanner merupakan modalitas pencitraan tubuh tiga dimensi. Untuk observasi organ tubuh yang bergerak, selain menggunakan Singlesource CT (SSCT) telah dikembangkan pula Dual-source CT (DSCT) yang dilengkapi dengan sumber sinar-X primer dan sekunder. Posisi kedua sumber DSCT membentuk sudut 90°, dan pada saat akuisisi citra keduanya berputar 90°. Dengan demikian proses akuisisi citra organ tubuh yang bergerak dapat dilaksanakan dalam waktu yang relative singkat. Berbagai pengujian untuk menganalisis kualitas citra biasanya dilakukan menggunakan fantom. Berbagai macam jenis fantom yang telah dibuat dengan menggunakan material ekuivalen jaringan telah banyak dikembangkan. Dalam meningkatkan studi fantom untuk menganalisa kualitas citra CT scan yang meliputi pengukuran detectability, noise, dan resolusi spasial pada penelitian ini dilakukan suatu konstruksi dan pengembangan fantom desain khusus (in-house) yang terdiri dari beberapa material ekuivalen jaringan. Fantom terdiri dari 3 bagian. Fantom in-house yang dibuat digunakan untuk analisis kualitas citra dan dikhususkan untuk QC pada DSCT dan SSCT. Fantom in-house yang di buat telah dilakukan uji coba dan dapat digunakan untuk evaluasi kualitas citra dari DSCT dan SSCT. Hasil pengukuran detektabilitas, menunjukkan DSCT mampu mendeteksi objek dengan kontras rendah pada objek pipa silinder berukuran 2 mm. Pengukuran SNR pada citra SSCT didapatkan terjadinya peningkatan nilai SNR seiring dengan pertambahan mAs, dan nilai SNR objek pada bagian perifer tidak selalu sama daripada center dikarenakan proses scanning helical. Pengukuran resolusi spasial menunjukkan nilai MTF 10% dari DSCT lebih rendah di bandingkan dengan dengan SSCT. Perbedaan mAs yang digunakan tidak berpengaruh terhadap MTF 10% yang dihasilkan. ...... Computed Tomography (CT) Scanner is a three-dimensional body imaging modality. Instead of using Single-Source CT (SSCT), the observation of moving organs could be performed also by Dual-Source CT (DSCT) that has been developed recently. DSCT is equipped with primary and secondary x-ray sources. The position of the two sources DSCT forms an angle of 90°, and at the time of image acquisition, both rotate 90°. This new technology of CT could reduce the scan time so that the process of image acquisition of a moving body can be carried out in a relatively short time. A special phantom would be needed to perform several testing procedures for analyzing the image quality. Many phantom modules were designed with tissue-equivalent materials. The proposed in-house phantom was aimed to enhance the phantom study in order to analyze the CT scan image quality: detectability, noise and spatial resolution. The phantom was special designed and constructed with several tissue-equivalent materials. The phantom was consist of three part modules. This in-house phantom can be used for image quality analyzis for both quality control (QC) of DSCT and SSCT. The in-house phantom was tested and image quality evaluation of DSCT and SSCT can be succesfully performed with the phantom. The detectability measurement shows that DSCT was able to detect the object with low contrast in cylidrical pipe object with 2 mm diameter. The SNR measurement for noise test in SSCT image shows that the SNR tends to rise proportional to the mAs increment. The SNR value of the object in periferal region seems to be higher compared to the SNR value from the central region, due to the helical scanning process. The highest SNR value shows the lowest noise. The spatial resolution shows that 10% MTF value from DSCT is lower than SSCT. It means that SSCT represents the better spatial resolution compared to DSCT. The mAs difference during this work was not affect the 10% MTF value produced.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T55298
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misbahul Munir
Abstrak :
Penyakit atau gangguan pada rongga perut merupakan salah satu penyakit yang sering diderita pasien dengan keluhan di daerah perut. Alat diagnostik untuk memeriksa gangguan atau penyakit pada rongga perut antara lain menggunakan CT Scan. Pemeriksaan CT Scan whole abdomen 3 fase banyak dijumpai dibeberapa rumah sakit yaitu untuk melihat jalannya obat kontras pada fase arteri, vena dan delay. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besarnya dosis radiasi, faktor resiko yang akan timbul setelah pemeriksaan serta menganalisa faktor yang menyebabkan besarnya nilai dosis yang diterima pasien. Pada penelitian ini, tahapan-tahapan yang dilakukan yaitu uji kesesuaian pesawat CT Scan untuk lingkup kualitas citra, akurasi CTDIvol antara konsol pesawat terhadap pengukuran. Dalam penelitian ini dilakukan juga estimasi dosis pada 25 pasien dengan menggunakan program imPACT CT Dosimetry. Pesawat CT Scan yang digunakan memenuhi syarat uji kesesuaian alat berdasarkan standar Australia Barat dan British Columbia CDC. CTDIvol pengukuran dibandingkan dengan CTDIvol pada pesawat CT Scan terdapat perbedaan sebesar 4,62 ? 9,40%. Organ yang paling besar mendapatkan dosis ekivalen adalah ginjal yaitu berkisar dari 32 mGy ? 140 mGy, dan dosis efektif diseluruh tubuh berkisar dari 15 mSv - 64 mSv. Potensi resiko tertinggi yang diterima oleh pasien dengan dosis efektif diseluruh tubuh 64 mSv adalah sebesar 0,32%. Penggunaan mode AEC merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi dosis radiasi yang diterima oleh pasien pada saat pemeriksaan CT Scan whole abdomen 3 fase. ...... Abdominal disease or disorder is a common problem occured in a patient with abdominal symptom. One of diagnostic equipment being used to diagnose the abdominal disorder is CT Scan. A whole abdomen CT scan 3 phase examination is often taken in many hospitals to see the passage of contrass agent in arterial, vein and delayed. The aim of this study is to calculate radiation dose, risk factor that will arise after the examination and also to analyze factors that effect the amount of dose received by patient. During the study several steps are taken which are compliance test of CT equipment on image quality and CTDIvol display accuracy against measurement. In this study we also estimate the dose on 25 patients using imPACT CT dosimetry software. The CT Scan equipment is passed the Western Australia and British Columbia CDC standard. Comparison between measured CTDIvoI and console show 4,62% - 9,40% difference. The organ that received highest equivalent dose is kidney 32 mGy- 140 mGy with total body effective dose between 15 mSv - 64 mSv. The highest potential risk patient received with total body effective dose 64 mSv is 0,32%. Application of AEC is one of the factor to reduce radiation dose patient received in examination with CT Scan whole abdominal 3 phase.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1262
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan
Abstrak :
Metode penelusuran sinar ( ray tracing ) merupakan sebuah metode yang banyak digunakan didalam tomografi untuk memperoleh sebuah pemodelan mengenai struktur bawah permukaan, adapun dalam proses pembuatan program penelusuran sinar ini mengunakan asumsi bahwa gelombang tersebut merambat secara sferis dan dalam penjalarannya tidak mengalami atenuasi dan dianggap sangat ideal atau tanpa noise. Dalam penelitian ini, data seismik 2D (dimensi) dibuat dalam empat tipe yaitu model datar tiga lapisan, model patahan, model graben, model antiklin, dan model datar berlapis banyak, adapun metode numerik yang digunakan dalam penjalaran gelombang tersebut didasarkan pada persaman eikonal dan selanjutnya solusi dari persamaan eikonal tersebut diselesaikan dengan metode finite-difference (beda hingga). Hasil dari penelusuran sinar tersebut akan menghasilkan model struktur bawah permukaan berupa snapshot, shot record sintetik, dan struktur geologi dalam bentuk wavelet. Hasil dari ketiga hal ini kemudian dianalisa.
Ray tracing method is a method widely used in tomography to obtain a modeling of the subsurface structure. As for the process of making this program we use the assumption that the wave propagate in spherical form and is considered ideal. In this research, 2D seismic data was made in five types: flat model with three layer, fault models, Graben model, anticline model and a flat model with many layer, as for the numerical methods used in the wave propagation is based on the eikonal equations and subsequent solution eikonal equation is solved by finite-difference method and the results of the ray tracing will produce a model of subsurface such a snapshot, synthetic shot record, and the subsurface structure, and the results of these three is then analyzed.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1650
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library