Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggadewi Moesono
Abstrak :
ABSTRAK
Pengasuhan "nurturant" bukan sekedar berarti mengasuh anak atau " child rearing", meerawat anak atau "care giving", perlindungan anak oleh keluarga atau "protection". Kelekatan ibu-anak juga berkembang menurut tingkatan tahap-tahap. Dalam proses perkembangan ini kualitas strukturnyapun ditentukan oleh bagaimana perlakuan lingkungannya (oleh ibu dalam konteks lingkungannya). Variabel pengasuhan yang diteliti adalah cariable rangsangan "inanimate", variabel lingkungan pengasuhan ibu, rangsangan suasana lingkungan yang dilakukan oleh ibu. Subyek penelitian ini adalah sejumlah 203 bayi berumur antara 6-12 bulan, dari lima wilayah kota DKI, yang diasuh oleh ibunya sendiri dalam keluarga yang utuh (ada ayah). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengenali variable-variabel penentu dalam pengasuhan "nurturant" yang mempengaruhi perkembangan kemampuan kognitif anak berumur 6-12 bulan.
1993
D216
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soffa Lutfiah
Abstrak :
ABSTRACT
Penimbangan balita sangat penting dilakukan untuk memantau pertumbuhan dan melakukan deteksi dini permasalahan gizi. Rendahnya jumlah balita ditimbang di Kecamatan Kramat Jati merupakan masalah serius yang harus dievalausi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil evaluasi D/S pada Kegiatan Penimbangan Balita di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur Tahun 2015. Penelitian ini merupakan jenis cross sectional kualitatif menggunakan pendekatan evalausi CDC dengan melakukan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Pemilihan narasumber menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih butuh kerja keras dari semua pihak, terutama peran lintas sektor dan organisasi profesi untuk meningktkan cakupan D/S.
ABSTRACT
Toddlers weighing is very important for growth monitoring and early detection of nutritional problem. Low number of toddler weighed in Kramat Jati District is a serious problem which must be evaluated. The study aimed to obtain the evaluation result of D/S on toddler weighing in Kramat Jati District, East Jakarta 2015. This study is cross-sectional qualitative study with CDC evaluation approach by conducting in-depth interviews and documents review. Selection of interviewees used purposive sampling technique. The results showed that it still needs hard work from all parties or stake holders, especially from cross-sector role and professional organizations to improve the D / S coverage.
[;;, ]: 2016
S63964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Fikriyah
Abstrak :
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena masih menjadi penyebab kematian yang cukup tinggi di Indonesia. Pada tahun 2015, prevalensi balita yang meninggal karena diare secara global sebesar 9% (UNICEF, 2016). Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2013, insiden diare pada kelompok usia balita di Indonesia adalah 10,2%. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, prevalensi diare di provinsi Jawa Barat sebesar 7,5%, kemudian pada Riskesdas tahun 2018 prevalensi diare di provinsi Jawa Barat meningkat menjadi sebesar 8,6%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Provinsi Jawa Barat tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Sampel yang digunakan adalah balita berusia 0-59 bulan di Provinsi Jawa Barat yang terdata di SDKI 2017, dan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 1.554 balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian diare pada balita di Provinsi Jawa Barat tahun 2017 adalah sebesar 15,6% (242 balita). Hasil uji bivariat menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kejadian diare adalah balita usia ≤ 1 tahun (OR 1,62; 95% CI 1,23-2,13; p=0,001), sarana sanitasi (OR 1,52; 95% CI 1,14-2,03; p=0,005), dan sumber air minum (OR 1,34; 95% CI 1,01-1,79; p=0,047). Salah satu cara untuk mencegah terjadinya diare pada balita adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat. ......Disease is still a public health problem because it is still a fairly high cause of death in Indonesia. In 2015, the prevalence of children under five years who died from diarrhea globally was 9% (UNICEF, 2016). Based on Riskesdas data in 2018 the incidence of diarrhea in Indonesia was 10,2%. Based on Riskesdas data in 2013 the prevalence of diarrhea in West Java province was 7,5%, then based on Riskesdas in 2018 the prevalence of diarrhea in West Java province increased to 8.6%. The purpose of this research is to find out the description of the factors that associated with the incidence of diarrhea in children under five years in West Java Province in 2017. This study uses a Cross Sectional study design. Data that used is secondary data based from the Demographic Survey and Indonesian Health (IDHS) in 2017. The sample used is children aged 0-59 months in West Java Province, recorded in the 2017 IDHS, and samples that meet the inclusion and exclusion criteria are 1.554 children. The research result showed that the prevalence of diarrhea in West Java province in 2017 was 15,6% (242 children). The results of the bivariate test showed that the factors associated with the incidence of diarrhea were children aged ≤ 1 year (OR 1,62; 95% CI 1,23-2,13; p=0,001), sanitation facilities (OR 1,52; 95% CI 1,14-2,03; p=0,005), and source of drinking water (OR 1,34; 95% CI 1,01-1,79; p=0,047). To prevent diarrhea in children under five years is keep the environmental clean and healthy lifestyle.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Lailiyah
Abstrak :
Pneumonia merupakan penyebab kematian kedua pada balita. Lima dari enam provinsi di Pulau Sulawesi memiliki period prevalence pneumonia balita di atas angka nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pneumonia pada anak balita di 5 Provinsi di Pulau Sulawesi pada tahun 2012. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi cross sectional dengan menggunakan data SDKI 2012. Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor pejamu yang meliputi umur anak balita, jenis kelamin, berat badan lahir, pemberian vitamin A, status imunisasi campak, status imunisasi DPT, dan faktor lingkungan yang berupa pendidikan ibu, tempat tinggal, bahan bakar memasak, keberadaan perokok yang merokok dalam rumah. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pneumonia pada anak balita. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan bermakna antara umur anak balita, status imunisasi DPT, pendidikan ibu, bahan bakar memasak, keberadaan perokok yang merokok dalam rumah dengan pneumonia pada anak balita. ...... Pneumonia is the second cause of death in children. The prevalence of pneumonia in children in 5 provinces in Sulawesi is higher than those in the national level. The aim of this study was to describe its condition and factors associated with pneumonia in children under five years in 5 provinces in Sulawesi in 2012. The design of this study was cross sectional using Indonesian Demographic and Health Survey 2012. Independent variable of this study was host factors consisting of child?s age, sex, birth weight, provision of vitamin A, measles immunization status, DTP immunization status, and environmental factors consisting of maternal education, type of residence, type of cooking fuel, in house smokes. Dependent variable of this study was pneumonia among children under five years. The result indicated that child?s age, DTP immunization status, maternal education, type of cooking fuel, and in house smokes associated with pneumonia in children under five years.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agusni Rohmayanti
Abstrak :
Stunting merupakan perawakan pendek pada balita yang mencerminkan suatu proses kegagalan dalam mencapai potensi pertumbuhan linier yang masih menjadi permasalahan status gizi tingkat berat di Indonesia. Angka stunting di Kabupaten Lombok Timur (43,52%) pada tahun 2018 lebih tinggi dibandingkan dengan angka stunting Provinsi NTB (33,5%) dan Nasional (30,8%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan Kejadian Stunting pada Balita (0 – 59 Bulan) di Kabupaten Lombok Timur. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain cross-sectional dan memanfaatkan data sekunder dari Riskesdas 2018 dengan jumlah sampel sebesar 283 balita usia 0 – 59 bulan. Data dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 43.1% balita yang mengalami stunting. Hasil analisis bivariat menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan lahir balita, tinggi badan dan Pendidikan terakhir Ibu, namun tidak ada korelasi positif antara stunting dengan jenis kelamin, kebiasaan BAB, riwayat diare, riwayat ISPA, imunisasi dasar, konsumsi vitamin A, status pekerjaan ibu, kebiasaan merokok ayah, jumlah anggota rumah tangga, jumlah balita, IMD, kepemilikan buku KIA, ANC, ASI eksklusif, wilayah tempat tinggal, dan waktu tempuh ke Puskesmas. Faktor dominan stunting pada balita (0 – 59 bulan) di Kabupaten Lombok Timur, yaitu berat badan lahir (OR = 3.21). Kesimpulan dari penelitian ini adalah balita yang memiliki berat badan lahir <3000gram memiliki risiko 3.21 kali untuk mengalami stunting. ......Stunting is a short stature in toddlers which reflects a process of failure to achieve linear growth potential which is still a severe nutritional status problem in Indonesia. The stunting rate in East Lombok Regency (43.52%) in 2018 was higher than the stunting rate of NTB Province (33.5%) and National (30.8%). This study aims to determine the dominant factor in Stunting Incidence in Toddlers (0 – 59 Months) in East Lombok Regency. This quantitative study used a cross-sectional design and utilized secondary data from Riskesdas 2018 with a total sample of 283 aged 0 – 59 months. Data were analyzed using the chi-square test and multiple logistic regression. The results of this study showed that there were 43.1% of children under five were stunted. The results of the bivariate analysis stated that there was a significant relationship between the birth weight of toddlers, height, and mother's last education, but there was no positive correlation between stunting and gender, bowel habits, history of diarrhea, history of ARI, basic immunization, vitamin A consumption, work status mother, father's smoking habit, number of household members, number of children under five, BMI, ownership of MCH book, ANC, exclusive breastfeeding, area of ​​residence, and travel time to the Puskesmas. The dominant factor for stunting in toddlers (0 – 59 months) in East Lombok Regency, namely birth weight (OR = 3,206). The conclusion of this study is that toddlers who have a birth weight of <3000 grams have a risk of 3,206 times of experiencing stunting.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kandita Iman Khairina
Abstrak :
Diare didefinisikan sebagai cairan abnormal atau tinja yang tidak berbentuk (cair), yang disertai peningkatan frekuensi buang air besar sebanyak tiga kali atau lebih dalam sehari.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian diare yaitu karakteristik anak, karakteristik keluarga, faktor perilaku, dan faktor lingkungan. Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang menggunakan desain potong lintang yang bertujuan untuk mengetahui determinan faktor kejadian diare pada balita usia 6-59 bulan di Jawa Barat menggunakan data sekunder Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021. Sampel merupakan balita berusia 6-59 bulan di Jawa Barat dalam data SSGI 2021 dan 4083 sampel didapat. Hasil penelitian menunjukkan proporsi kejadian diare pada balita 9,1%. Analisis bivariat menunjukkan variabel yang berhubungan bermakna dengan diare adalah usia anak, usia ibu, pendidikan ibu, sumber air minum, kelayakan jamban, dan tempat tinggal. Hasil analisis multivariat menunjukkan bhwa faktor paling dominan dari kejadian diare yaitu usia anak dengan nilai OR terbesar 1,872. Anak yang berusia 6-23 bulan berisiko 1,872 kali mengalami diare dibandingkan anak berusia 24-59 bulan. ......Diarrhea is defined as loose or liquid stool with increased frequency of defecation three times in a day. There are some factors that have been associted with diarrhea such as; children’s characteristic, mother’s characteristic, behavioural factors, and environmental factors. This study is a descriptive study using cross-sectional design that aims to determine the determinants of diarrhea incidence in infants aged 6-59 months in West Java Province using secondary data from Study of Indonesia Nutritional Status Data 2021. Sample in this study is toddler aged 6-59 months in West Java Province in Indonesia Nutritional Study Data 2021 and 4083 samples were obtained. This study shows that diarrhea incidence in 6-59 month children in West Java is 9,1%. Bivariate analysis shows that there are significant relationship between diarrhea incidence with children;’s age, mother’s age, mother’s education, drinking water source, latrines, and type of residence. Multivariate analysis shows that children’s age is the dominant factor in diarrhea incidence in children aged 6-59 month old.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eden, Alvin N
New York: Hetherleigh , 2007
649.1 EDE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library