Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Syiami Fitri
Abstrak :
Penyakit berbasis lingkungan salah satunya diare masih menjadi penyebab kematian pada balita di Indonesia dengan proporsi 25,2%. Tujuan riset ini adalah mengetahui distribusi frekuensi kejadian diare; menganalisis pengaruh status sosial ibu, status ekonomi keluarga, dan STBM terhadap kejadian diare; dan mendapatkan model struktural kejadian diare pada balita di Kecamatan Johar Baru. Metode riset yang digunakan adalah kuantitatif. Hasil menunjukkan bahwa prevalensi diare balita sebesar 38,6%. Terdapat pengaruh langsung status sosial ibu dan status ekonomi keluarga dengan STBM dengan masing-masing sebesar 6,91% dan 9%. Terdapat pengaruh langsung status sosial ibu, status ekonomi keluarga, dan STBM dengan kejadian diare pada balita dengan masing-masing sebesar -2,25%, -0,16%, dan -24,7%. Terdapat pengaruh tidak langsung status sosial ibu dengan kejadian diare pada balita melalui STBM sebesar -13,07% dan pengaruh tidak langsung status ekonomi keluarga dengan kejadian diare pada balita melalui STBM sebesar -14,91%. Model struktural kejadian diare pada balita di Kecamatan Johar Baru didapat Z=-0,150X1-0,040X2-0,497Y. ......Environmental disease such as diarrhea becomes the cause of death on toddlers in Indonesia with a proportion 25,2%. The purpose of this research is to determine the frequency distribution of diarrheal; analyze the effect of mother's social standing, family's financial condition, and CLTS toward diarrhea; get structural model of diarrhea on toddlers in Johar Baru District. The research method used was quantitative. The research results show that diarrhea prevalence is 38,6%. There is a direct effect of mother's social standing and family's financial condition toward CLTS with 6.91% and 9%. There is a direct effect of mother's social standing, family's financial condition, and CLTS toward diarrhea with -2.25%, -0.16%, and -24.7%. There is an indirect effect of mother's social standing toward diarrhea through CLTS with -13.07% and there is an indirect effect of family's financial condition toward diarrhea through CLTS with -14.91%. Structural model of diarrhea on toddlers obtained Z=-0,150X1-0,040X2-0,497Y.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Evanny Indah
Abstrak :
Penyakit saluran pernapasan merupakan salah satu indikator dalam status kesehatan yang pada usia anak. Penyakit yang biasa menyerang saluran pernapasan pada anak yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) baik yang disebabkan oleh bakteri maupun virus. ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pernafasan, mulai dari hidung hingga alveoli. Prevalensi ISPA pada tahun 2018 ini berada di atas prevalensi ISPA Indonesia, yaitu 5.3%. ISPA merupakan penyakit yang paling banyak terjadi di Kabupaten Tangerang, yaitu ada 207.434 kasus, dan termasuk 10 besar penyakit yang terjadi di Kabupaten Tangerang berdasarkan laporan dari puskesmas dan menempati urutan pertama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ISPA berulang pada balita. Metode penelitian menggunakan metode cross sectional. Sampel sebanyak 350 keluarga yang memiliki balita dengan riwayat ISPA yang datang ke posyandu yang diambil dengan teknik Total Sampling. Data dianalisis menggunakan uji univariat, bivariat, dan multivariate dengan menggunakan regresi logistik multivariat. Hasil penelitian menunjukan faktor usia, status gizi, status imunisasi, status ekonomi keluarga, dan terpapar asap rokok, dengan p value<0,05. Faktor yang paling dominan yang berpengaruh terhadap ISPA berulang pada balita adalah usia balita.
Respiratory disease is an indicator of the health status of children. The disease that usually attacks the respiratory tract in children is acute respiratory infections (ARI) caused by both bacteria and viruses. ARI is an acute infectious disease that attacks the respiratory tract, ranging from the nose to the alveoli. The prevalence of ARI in 2018 is above the prevalence of ARI in Indonesia, which is 5.3%. ARI is the most common disease in Tangerang Regency, where there are 207,434 cases, and including the top 10 diseases that occur in Tangerang District based on reports from puskesmas and ranked first. The purpose of this study was to determine the factors associated with recurrent ARI in infants. The research method uses cross sectional method. A sample of 350 families who have children under five years old with a history of ARI coming that coming to the posyandu were taken with a total sampling technique. Data were analyzed using univariate, bivariate, and multivariate tests using multivariate logistic regression. The results showed age, age, nutritional status, immunization status, family economic status, dan exposure to cigarette smoke, with p value<0.05. The most dominant factor influencing recurrent ARI in infants is exposure to age of cigarette smoageke.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T54934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Nadia
Abstrak :
ABSTRACT
Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian terbesar pada balita. Terdapat lima provinsi dengan prevalensi pneumonia pada balita tertinggi yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sumatera Barat dan Kalimantan Barat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sumatera Barat dan Kalimantan Barat pada tahun 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah anak berusi 1-4 tahun yang terdapat pada data SDKI 2012. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan sampel sebanyak 1.134 balita. Analisis data yang digunakan adalah regresi logistik untuk mempredikasi kejadian pneumonia. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi dari pneumonia di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sumatera Barat dan Kalimantan Barat sebesar 12. Berdasarkan analisis regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian pneumonia pada balita adalah pemberian vitamin A p = 0.038, pendidikan ibu p = 0.001 dan status merokok ART didalam rumah p = 0.016. Penelitian ini menambahkan bukti bahwa faktor yang berkaitan dengan rumah tangga dapat dimodifikasi atau dihilangkan dalam mengurangi kejadian pneumonia pada balita. Memaksimalkan upaya pendekatan keluarga dalam mengendalikan faktor risiko pneumonia perlu dilakukan dalam pencegahan pneumonia.
ABSTRACT
PneumoniaIs one of the biggest causes of death in children. Five provinces with the highest prevalence of pneumonia in Indonesia are Central Sulawesi, Southeast Sulawesi, Gorontalo, West Sumatera and West Kalimantan. The purpose of this study was to determine the factors associated to the incidence of pneumonia in toddlers in Central Sulawesi, Southeast Sulawesi, Gorontalo, West Sumatera and West Kalimantan in 2012. The study population was children aged 1-4 years that were included in the 2012 Indonesia Demographic and Health Survey. This study used a cross sectional design with a sample of 1,134 toddlers. A logistic regression was performed to analyze factors that predict the incidence of pneumonia. The results showed the incidence of pneumonia in toddlers was 12. Multivariate analysis showed the factors that were significantly predicted the incidence of pneumonia in toddlers were vitamin A supplement p 0.038, low maternal education p 0.001 and household member smoking p 0.016. This study adds the evidence of factors within household that can be modified or eliminated to reduce the incidence of pneumonia among toddlers. Strengthening family approaches in controlling pneumonia risk factors should be done in the prevention of pneumonia.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library