Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohamad Ashadiansyah
Abstrak :
Penulisan ilmiah ini mengangkat masalah mengenai pernbuatan alat untuk menguji rangkaian solar thermal collector: Pembuatan alat ini akan menghasilkan alat yang dapat digunakan untuk menguji empat jenjs rangkaian variasi seri dan paralel dimana tiap rangkaian terdiri dari delapan kolektor tipe pelat datar. Empat rangkaian tersebut adalah Seri Semua, Seri-Seri di-Paralel, Paralel-Paralel di-Seri, dan Paralel-Paralel di-Paralel. Alat ini melakukan pengujian rangkaian secara bergantian menggunakan sistem buka/tutup katup-katup yang terpasang, sehlngga didapat sistem pengujian rangkaian kolektor yang eiisien terhadap waktu, tempat, dan biaya. Penulisan ini dibuat untuk mcrnudahkan proses penelitian perkiraan temperatur keluaran dari tiap susunan rangkaian yang difasilitasinya. Dengan debit maksimal sekitar 15,3 literlmenit, dan temperatur keluaran maksimal 47°C, alat ini menyimpulkan mngkaian Paralel-Paralel di-Paralel sebagai rangkaian optimal. Pemanfaatan penulisan ilmiah ini untuk penelitian rangkaian kolektor yang optimal serta sebagai referensi dalam perencanaan sistem pengujian rangkaian solar tbemral oollector yang lebih baik lagi. ......This sciencetific writing discussed about making a device for testing solar thermal collector series. Making this device will produce a device which can be used for testing four kind of varied sene and paralel while each serie consists of eight flat plate collectors. Those Four had of series are All Senes; Paralel Senes, Serial Paralels, and Paralel Paralels. This device testing the senes (one sene per test) using the open/close system to the valves attached with the result of solar collector sene test system which is efficient to the work-tune; work-place; and work-cost Huis naruhg was made to fasilitate the research of outlet temperature prediction from each senre. With maximum flow-rate approximately 15,3 litres.minutes and maximum outlet temperature 47c, this device conclude the Paralel Paralels as the optimal serie. The utilization of this scientific writing rs for optimal collector serie researclr and as a reference for a better design of solar tlrencoal collector sene test system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandy Setiadi Djaya Putra
Depok: UI Publishing, 2019
621.47 NAN t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nandy Setiadi Djaya Putra
Depok: UI Publishing, 2019
621.47 NAN t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Widiandoko Kasiarnoldi Putro
Abstrak :
Berkembangnya suatu negara dapat ditandai dengan meningkatnya secara kualitas maupun kuantitas bangunan di negara tersebut. Jika dilihat dari sudut pandang pembangunan, ini merupakan hal yang positif. Tetapi jika dari sudut pandang penggunaan energi, ini merupakan hal yang negatif. Karena gedung bertingkat menggunakan konsumsi energi yang tidak sedikit, khususnya energi listrik. Pada penelitian kali ini, akan coba menganalisa energi dan beban thermal yang ada pada gedung Dekanat FT-UI dengan menggunakan software yang bernama EnergyPlus versi 2.2. Energy Plus itu sendiri adalah sebuah program simulasi untuk menghitung besar energi dan besar pembebanan yang dimiliki oleh sebuah bangunan atau gedung. Input data yang diperlukan disini adalah data cuaca, temperatur, tata letak bangunan, inventaris, jumlah orang yang terdapat di gedung Dekanat itu sendiri. Hasil keluaran yang akan dianalisa pada penelitian kali ini adalah berapa besar sensible cooling energi dan sensible cooling rate pada tiaptiap ruangan di gedung Dekanat. Adapun peningkatan dari ke-2 hal tersebut diatas adalah dimulai pada jam ke-7 hinga jam ke-19. Hal ini disebabkan karena faktorfaktor yang terjadi terhadap gedung Dekanat itu sendiri, baik didalam maupun diluar gedung. ......Evolution in a country must have development in their building structural. It looks positive when we take it from the development side. But from the energy uses, it?s a negative side. Because every building need a lot of energy for their use, especially electrical energy. So that in this research, we want to know how much about the energy and the thermal load from the building. Which building is Dekanat building in University of Indonesia. The tools that we use in this research is EnergyPlus version 2.2. EnergyPlus is an energy analysis and thermal load simulation program. Data input that we need are temperature, wheather, strategical of the building, inventory, and the people. From the output side, we want to know about the sensible cooling energy and sensible cooling rate at each room of the building, which we want to analyze. From the result, we know that its enhancement occur from 7 to 19 o?clock time based.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50746
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jusafwar
Abstrak :
ABSTRAK
Destilator Surya yang ada saat ini sangat kecil penggunaannya dalam masyarakat, karena efisiensinya masih sangat rendah. Dengan demikian pembicaraan pemanfaatan energi surya untuk penjernihan 1 pemurnian air hanya terbatas di dunia Laboratorium saja. Pada kesempatan ini penulis mencoba mengadakan penelitian untuk melihat hasil penyulingan air dengan menggunakan bermacam jenis bahan absorber. Bahan tersebut antara lain : + Serat Ijuk Kelapa + Serat Kain Goni + Serbuk Arang Kayu + Serat Hasil Gergaji Kayu + Pasir

Kesemua bahan ini akan menimbulkan suatu rongga ( pori ) pada absorber. Bahan ini di tempatkan di atas seng pada landasan absorber dengan ketebalan tertentu. Dengan Demikian energi matahari yang tiba di permukaan absorber dapat dengan cepat menguapkan lapisan air yang sangat tipis di sekitar butir-butir absorber.

Dengan menggunakan 5 (lima) macam bahan absorber terlihat hasil penyulingan yang banyak di hasilkan oleh absorber yang menggunakan bahan pasir. Dengan demikian bahan absorber yang baru ini akan dapat di gunakan untuk menjawab kebutuhan air bersih di daerah yang jauh dari energi konvensional.
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Doddy Purwadianto
Abstrak :
ABSTRACT
A common way to increase the efficiency of distillation of solar energy is by cooling the cover glass. The method of cooling glass that is widely studied is the spray method. Spray method still has a weakness that is not the entire surface of the glass can be wetted cooling water. The water reservoir method allows wettage of the entire surface of the cover glass so that the cooling process can be better. This study aims to increase the efficiency of the distillation of solar energy water by cooling the cover glass using a water reservoirs method. Parameters varied during this experimental stage are: the cooling water mass rate. Parameters measured were: (1) absorber temperature, (2) cover glass temperature, (3) cooling water temperature, (4) input water temperature, (5) ambient air temperature, (6) distilled water, (7) solar energy coming and (8) data recording time. The conclusions of this study were: the largest distillate water yield obtained was 3.26 liter / (hari.m2) with an average efficiency of 41.0%. Distilled water yield and best efficiency are obtained at cooling water rate of 7.1 liter / hour. The temperature difference between the absorber and the largest glass is 11.4°C
Yogyakarta: Media Teknika, 2017
620 MT 12:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gerardo Janitra Puriadi Putra
Abstrak :
Teknologi penyimpanan energi termal telah banyak digunakan untuk meningkatkan efisiensi sistem atau memanfaatkan limbah kalor. Phase change material (PCM) merupakan material tertentu yang dapat digunakan sebagai media penyimpan kalor dan tersedia dalam temperatur operasional yang luas. Molten salt merupakan salah satu PCM yang memiliki keunggulan temperatur operasional yang sangat tinggi. Kalor yang tersimpan di PCM selanjutnya dapat digunakan untuk berbagai utilitas seperti pembangkitan energi. Dalam penelitian ini, simulasi pemadatan garam cair komersial dari PlusICE, yaitu H500 dengan temperatur operasional 500 °C. Simulasi dilakukan menggunakan software COMSOL Multiphysics dengan lima variasi penyerapan fluks kalor yang mensimulasikan penyerapan kalor dari mesin stirling, dari 1kW/m2 hingga 5kW/m2 dengan kenaikan 1kW/m2 per variasi dan asumsi penyerapan kalor konstan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa solidifikasi yang terjadi pada domain PCM dimulai dari batasan pipa dengan aliran searah gravitasi dan akan berbelok pada titik tertentu. Terjadinya aliran pada proses solidifikasi adalah karena adanya perbedaan temperatur pada domain PCM dan perpindahan kalor secara konveksi yang terjadi secara alami. Domain PCM akan tersolidifikasi dalam jangka waktu 1039 menit untuk variasi 1kW/m2, 539 menit untuk variasi 2kW/m2, 371 menit untuk variasi 3kW/m2, 289 menit untuk variasi 4kW/m2, dan 237 menit untuk variasi 5kW/m2. 3.Total energi kalor yang dapat ditransfer oleh PCM hingga tersolidifikasi sepenuhnya adalah 313,19 kJ untuk penyerapan 1kW/m2; 324,95 untuk penyerapan 2kW/m2; 335,5 untuk penyerapan 3kW/m2; 348,46 untuk penyerapan 4kW/m2 dan 357,20 untuk penyerapan 5kW/m2. ......Thermal energy storage technologies have been widely used to increase system efficiency or to utilize waste heat. Phase change material (PCM) is a certain material that can be used as a heat storage medium and is available in a wide range of operating temperaturs. Molten salt is one of the PCMs that has the advantage of a very high operating temperatur. The heat stored in the PCM can then be used for various utilities such as energy generation. In this study, simulating the solidification of commercial molten salt from PlusICE, namely H500 with an operating temperatur of 500 °C. The simulation was carried out using the COMSOL Multiphysics software with five variations of heat flux absorption simulating heat absoption from the stirling engine, from 1kW/m2 to 5kW/m2 with an increment of 1kW/m2 per variation and assuming constant heat absorption. The results show that the solidification that occurs in the PCM domain starts from the boundary of the pipe with the flow in the direction of gravity and will turn at a certain point. The occurrence of flow in the solidification process is due to the temperatur difference in the PCM domain and heat transfer by convection which occurs naturally. The PCM domain will consolidate within 1039 minutes for the 1kW/m2 variation, 539 minutes for the 2kW/m2 variation, 371 minutes for the 3kW/m2 variation, 289 minutes for the 4kW/m2 variation, and 237 minutes for the 5kW/m2 variation. 3. The total heat energy that can be transferred by the PCM for each heat flux absorption until it is fully solidified is 313.19 kJ for 1kW/m2; 324.95 for 2kW/m2; 335.5 for 3kW/m2; 348.46 for 4kW/m2 and 357.20 for 5kW/m2.
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Hosea Widjaja
Abstrak :
Bangunan mempunyai konsumsi energi yang besar untuk pendinginan ruang demi mempertahankan lingkungan termal yang nyaman, dengan konsumsi energi keseluruhan di bangunan mewakili 36% dari semua sektor industri. Sistem HVAC menyumbang 49% dari konsumsi listrik di bangunan. Meningkatkan kinerja termal menggunakan Penyimpanan Energi Termal (TES) pasif dapat mengurangi konsumsi listrik dengan menurunkan beban pendinginan. Studi ini berfokus pada PCM Solid-solid (SS-PCM), yang menyerap dan melepaskan panas tanpa perubahan fase, sehingga mempertahankan kenyamanan termal tanpa enkapsulasi, memperpanjang penggunaan HVAC, dan meningkatkan efisiensi energi. SS-PCM Linear Polyurethane 2000 (PUL-2K) diintegrasikan ke dalam Jendela Ganda (DGW) untuk mengurangi suhu bangunan secara pasif. Penelitian ini bertujuan menentukan ketebalan optimal SS-PCM dan penghematan energi yang dicapai dibandingkan dengan DGW biasa. Eksperimen menggunakan Glass-Reinforced Concrete (GRC) dengan sistem pendingin disertai variasi iradiasi (1000 W/m², 750 W/m², dan 500 W/m²), serta lima sampel ketebalan SS-PCM DGW (3 – 7 mm), studi menemukan bahwa DGW dengan SS-PCM PUL-2K secara efektif mengurangi suhu ruangan. Ketebalan optimal SS-PCM PUL-2K adalah 3 mm, menghasilkan penghematan energi rata-rata 12,49%. Secara keseluruhan, DGW dengan SS-PCM PUL-2K mencapai penghematan energi hingga 16,15%, dengan rata-rata 8,19%, menunjukkan potensi signifikan untuk TES dalam konservasi energi bangunan. ......Buildings consume a substantial amount of energy for space cooling to maintain a comfortable thermal environment, with the overall energy consumption in buildings representing 36% of all industrial sectors. HVAC systems account for 49% of electrical energy in buildings. Enhancing thermal performance using passive Thermal Energy Storage (TES) can reduce electrical energy consumption by lowering the cooling load. This study focuses on Solid-solid PCM (SS-PCM), which absorbs and releases heat without phase change, thus maintaining thermal comfort without encapsulation, extending HVAC usage, and improving energy efficiency. The SS-PCM Linear Polyurethane 2000 (PUL-2K) is integrated into Double Glazed Windows (DGW) to passively reduce building temperatures. The research aims to determine the optimal SS-PCM thickness and the energy savings achieved compared to standard DGW. Using a Glass Reinforced Concrete (GRC) Box with a cooling system, various irradiations (1000 W/m², 750 W/m², and 500 W/m²), and five thickness samples of SS-PCM DGW (3 – 7 mm), the study found that DGW with SS-PCM PUL-2K effectively reduces room temperature. The optimal thickness of SS-PCM PUL-2K is 3 mm, yielding an average energy savings of 12.49%. Overall, DGW with SS-PCM PUL-2K achieved energy savings up to 16.15%, with an average of 8.19%, indicating significant potential for TES in building energy conservation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imam Dzaky
Abstrak :
Salah satu pemanfaatan energi terbarukan adalah energi matahari yang dimanfaatkan untuk Solar Thermal Cooling System dengan menggunakan Evacuated Tube Solar Collector (ETSC) untuk mengkonversi energi matahari menjadi energi kalor yang dapat memanaskan fluida kerja air tanpa menggunakan heater. Peneilitian ini bertujuan untuk mengetahui durasi pemanasan fluida kerja air dari suhu ambien hingga 50°C agar dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan mandi air hangat sebanyak 50-liter dan 100-liter air. Penelitian ini menggunakan Standar ASHRAE 93-2003 yang menyediakan berbagai metode untuk menentukan performa dari solar kolektor, standard ini menggunakan single phase fluids dengan sistem close loop. Metode pengambilan data dilakukan dengan cara mempersiapkan measurement device sebagai mikrokontroller untuk menjalankan sensor thermocouple yang dimana sensor tersebut digunakan untuk mengambil data temperatur inlet dan outlet solar collector manifold, serta data radiasi didapatkan dari Pyranometer. Pengambilan data durasi pemanasan air sebanyak 50-liter dan 100-liter dilakukan dengan memvariasikan flow rate fluida kerja air yang bersirklus pada sistem, sebesar 2,6 LPM, 3,6 LPM, dan 4,6 LPM serta sudut kemiringan ETSC sebesar 15° yang berlokasi di Depok, Jawa Barat dengan kondisi cuaca aktual pada bulan November-Desember 2022. ......One of the uses of renewable energy is solar energy which is utilized for the Solar Thermal Cooling System using an Evacuated Tube Solar Collector (ETSC) to convert solar energy into heat energy which can heat the water working fluid without using a heater. This research aims to determine the duration of the heating of the water working fluid from ambient temperature to 50°C so that it can be utilized for the needs of 50-liter and 100-liters of water warm baths. This study uses the ASHRAE 93-2003 standard which provides various methods for determining the performance of solar collectors, this standard uses single phase fluids with a close loop system. The data collection method is carried out by preparing a measurement device as a microcontroller to run the thermocouple sensor where the sensor is used to retrieve the inlet and outlet temperature data of the solar collector manifold, as well as radiation data obtained from the Pyranometer. Data collection for the duration of water heating of 50-liters and 100-liters was carried out by varying the flow rate of the circulating water working fluid in the system, by 2.6 LPM; 3.6 LPM; and 4.6 LPM and an ETSC angle of 15° which is located in Depok, West Java with actual weather conditions in November-December 2022.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abiyyu
Abstrak :
Penelitian mengenai unjuk kerja solar termal kolektor terus mengalami kemajuan. Telah banyak inovasi dan temuan baru pada berbagai jenis kolektor non concentrating yang menyatakan peningkatan yang cukup signifikan dalam unjuk kerja solar termal kolektor.Olehkarena itu dibutuhkan suatu sistem sebagai fasilitas pengujian unjuk kerja, yang memiliki standar tertentu yang umum. Penelitian ini membahas sistem pengujian dengan standar ASHRAE-93 , yaitu meliputi perancangan fasilitas pendukung seperti frame, perhitungan instrumen-instrumen utama , dan pemilihan alat ukur yang sesuai dengan standar. Selanjutnya juga diberikan pembahasan mengenai proses assembling dan validasi alat-alat ukur. Dilakukan pengujian dengan menggunakan kolektor jenis Evacuated Tube Sollar Collector, yang dipasang di atas gedung MRC FTUI. Pengujian dimulai pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB dibawah sinar matahari. Data yang diproleh yaitu temperatur inlet kolektor, temperatur outlet, temperatur ambien dan radiasi matahari setiap sepuluh menit. Diperoleh bahwa efisiensi pada pengujian ini adalah sebesar 50,7 % dengan persamaan garis karakteristik efisiensi y = -3.1836x + 0.057. ......Research on the solar thermal collector performance continues to progress. There have been many innovations and new findings on various types of non-concentrating collectors which state a significant increase in the performance of solar thermal collectors. Therefore, a system is needed as a performance testing facility, which has certain common standards. This study discusses the testing system with the ASHRAE-93 standard, which includes the design of supporting facilities such as frames, calculation of main instruments, and selection of measuring instruments according to standards. Furthermore, it is also given a discussion about the assembling process and validation of measuring instruments. The test was carried out using the Evacuated Tube Sollar Collector , which is installed on the rooftop of the MRC FTUI building. The experiment was carried out at 09.00 WIB to 15.00 WIB under the sun . The data obtained are collector inlet temperature, collector outlet temperature, ambient temperature and solar radiation every ten minutes. It was found that the efficiency of Evacuated Tube Sollar Collector was 50.7% with the efficiency characteristic line equation y = -3.1836x + 0.057.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>