Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
Akila Paravathi Pilihanto
"Penggunaan strategi zona abu-abu oleh Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan merupakan pendekatan yang disengaja yang bertujuan untuk memajukan klaim teritorialnya sambil menghindari konflik militer langsung. Strategi ini melibatkan penggunaan cara-cara nonmiliter, seperti mengerahkan kapal penjaga pantai, membangun pulau-pulau buatan, dan memanfaatkan milisi maritim, untuk menegaskan kendali atas wilayah-wilayah yang disengketakan. Dengan tetap berada di bawah ambang batas peperangan konvensional, Tiongkok bertujuan untuk memperkuat posisinya tanpa memprovokasi pembalasan yang signifikan dari para penggugat saingan atau kekuatan eksternal seperti Amerika Serikat. Taktik zona abu-abu memungkinkan Tiongkok untuk mengonsolidasikan klaim teritorialnya, menjaga rute perdagangan maritim yang penting, dan mengamankan sumber daya alam yang berharga, semuanya sambil meminimalkan risiko meningkatnya ketegangan. Pendekatan ini juga mendukung tujuan geopolitik dan ekonomi Tiongkok yang lebih luas, termasuk mengejar dominasi regional dan peremajaan nasional. Melalui strategi zona abu-abu, Tiongkok berupaya untuk membentuk kembali tatanan regional, menantang norma-norma internasional, dan memproyeksikan kekuatan dengan cara yang membatasi intervensi eksternal dan mempertahankan fleksibilitas strategisnya.
China's use of a gray-zone strategy in the South China Sea is a deliberate approach aimed at advancing its territorial claims while avoiding direct military conflict. This strategy involves employing non-military means, such as deploying coast guard vessels, constructing artificial islands, and utilizing maritime militias, to assert control over contested areas. By staying below, the threshold of conventional warfare, China aims to strengthen its position without provoking significant retaliation from rival claimants or external powers like the United States. The gray-zone strategy allows China to consolidate its territorial claims, safeguard crucial maritime trade routes, and secure valuable natural resources, all while minimizing the risks of escalating tensions. This approach also supports China’s broader geopolitical and economic goals, including the pursuit of regional dominance and national rejuvenation. Through the gray-zone strategy, China seeks to reshape the regional order, challenge international norms, and project power in a way that limits external intervention and preserves its strategic flexibility."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library