Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Khaifaz Drinanda
Abstrak :
Drama serial televisi memiliki penggemar tersendiri dan telah meluas di berbagai negara. Perkembangan drama serial televisi semakin lama semakin meningkat, dan kehadirannya memiliki daya-tarik sendiri.Salah satu drama serial televisi yang menarik adalah drama serial televisi untuk anak-anak yang ditayangkan juga di Indonesia berasal dari Malaysia. Drama televisi ini berhasil memperkenalkan tokoh-tokoh yang beragam suku, agama, dan budaya. Jika kita menonton drama serial televisi “Upin-Ipin” ini, akan terlihat kekentalan dialek bahasa setiap tokoh, yaitu dialek Melayu. Pada tahun 2009, drama serial televisi Malaysia ini memasukkan satu tokoh baru, yaitu seorang anak perempuan bernama Susanti dan berasal dari Indonesia. Dengan metode kualitatif analisis, penelitian ini menganalisis dialog-dialog dari delapan serial “Upin-Ipin” yang diakses melalui kanal Youtube, dan menemukan bahwa tokoh Susanti yang berasal dari Indonesia dalam adegan-adegan tertentu merepresentasikan budaya Indonesia. Beberapa teori mengenai representasi dari Barker, Hartley, Giles dan Middleton, dan Hall berserta teori penokohan menunujukkan bahwa Susanti memiliki kesesuaian dengan anak-anak Indonesia, meskipun ada juga yang tidak sesuai dalam karakter Susanti. Kata kunci: representasi, drama televisi, tokoh, dialog, Indonesia, ......Drama television series has its own fans and has been widespread in various countries. The development of television drama series is increasing, and its presence has its own charm. One of the interesting television series dramas is a television series for children which is also broadcast in Indonesia from Malaysia. This television drama succeeded in introducing characters from various ethnic groups, religions, and cultures. If we watch the drama television series "Upin-Ipin", it will be seen the thickness of the language dialect of each character, namely the Malay dialect. In 2009, this Malaysian television drama series included a new character, namely a girl named Susanti who came from Indonesia. Using a qualitative analysis method, this study analyzes the dialogues of the eight “Upin-Ipin” series accessed through the Youtube channel, and finds that Susanti's character from Indonesia in certain scenes represents Indonesian culture. Several theories regarding the representation of Barker, Hartley, Giles and Middleton, and Hall along with the theory of characterizations show that Susanti is compatible with Indonesian children, although some are not appropriate in Susanti's character.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmeen Nadya Putri
Abstrak :
Dalam drama televisi sering ditemukan tema yang diambil dari topik-topik sosial di masyarakat pada zamannya. Di Jepang, drama televisi ber-genre percintaan cenderung menyelipkan topik sosial dalam ceritanya. Salah satu drama televisi tersebut Nigeru wa Haji da ga Yaku ni Tatsu, yang sempat menjadi fenomena sosial di masyarakat Jepang, dan menceritakan pasangan yang menikah kontrak untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Penelitian ini menggunakan teori feminis media oleh Suzanne Leonard, yang menjabarkan tentang munculnya kecemburuan terhadap pernikahan. Hasil analisis menemukan bahwa drama tersebut menggambarkan pernikahan sebagai suatu ideal yang diinginkan semua orang, suatu posisi yang patut dicemburui, serta status pembeda antara perempuan. Meskipun drama pada awalnya membawakan bentuk pernikahan dengan karakteristik non-konvensional, pernikahan tersebut pada akhirnya ditemukan berubah ke bentuk konvensional. ......Television drama often feature social issues of its time. In Japan, romance drama often shows social issues in its story. One example of that is a drama called Nigeru wa Haji da ga Yaku ni Tatsu which was once a social phenomenon in Japan. It tells the story of a couple who enter a marriage contract to fulfill each of their needs. This research adopts Suzanne Leonard’s feminist media theory. Result shows that the drama portrays marriage as a desirable ideal, an enviable position, and a status divider between women. Although at first the drama presents a non-conventional model of marriage, at the end of its story the model would then return to the conventional model of marriage.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sydney: Angus & Robertson, 1959
822.029 ONT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library