Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Steffi Fatima Indra
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagaimana yang umum terjadi di negara-negara lainnya, pertumbuhan industri pertelevisian juga diikuti oleh integrasi kepemilikan. Hal tersebut dilakukan oleh para pemimpin pasar untuk mendirikan dan melanggengkan kerajaan bisnis raksasa milik mereka. Merujuk kepada model analisis StukturPerilaku-Kinerja, penelitian ini akan mengungkapkan meski performa ekonomi grup-grup media saat ini terkena imbas dari perlambatan ekonomi dan perkembangan teknologi secara cepat, dominasi PT Global Mediacom Tbk dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk dalam industri media saat ini tetap sama selama satu dekade terakhir. Studi kasus kolektif dalam penelitian ini akan mengelaborasikan kinerja kedua grup dalam rangka mendapatkan kesimpulan terkait bagaimana kedua perusahaan mengukuhkan dan menguatkan keberadaan mereka di dalam era digitalisasi industri media Indonesia saat ini. Penelitian ini menemukan bahwa (1) struktur pasar pertelevisian selepas 1998 bersifat oligopolistik dan terkonsentrasi tinggi kepada sejumlah kelompok saja, (2) Global Mediacom dan Elang Mahkota Teknologi sebagai pemimpin-pemimpin pasar telah melakukan strategi-strategi integrasi dan digitalisasi produk yang menghasilkan penguasaan yang stabil atas pasar khalayak dan iklan, serta (3) meskipun perusahaan-perusahaan ini telah melakukan sejumlah strategi digital besar, hasilnya tetap belum mampu menghasilkan keuntungan yang signifikan karena tetap saja keduanya bergantung kepada lini-lini usaha konvensionalnya seperti penyiaran dan TV berlangganan.
ABSTRACT
As what commonly happens to any other nations, Indonesian Television industry growth is also followed by ownership integration. This was done by the market leaders to establish and sustain a massive business empire. Relying on the Structure-Conduct-Performance analysis model, this study reveals that although the economic performance of media holding companies are impacted by both the recent economic slowdown and the technology rapid development, the domination of PT Global Mediacom Tbk and PT Elang Mahkota Teknologi Tbk in this media industry is in fact remain intact throughout decade. The collective case study in this research will elaborate the performance of the two groups in order to get a conclusion on how these corporations solidify and strengthen their existence in the Indonesian media industry in the current digitazion era. This research finds that (1) the television market structure after 1998 is oligopolistic and is highly concentrated onto very few groups, (2) Global Mediacom and Elang Mahkota Teknologi as market leaders, have been trying to apply integration strategies and product digitization resulting in their stable domination in both audience and advertising market and (3) although these two holding companies have had committed several major digital strategies, the results have yet to generate significant profit because these two groups eventually still dependent on its conventional line of business lines like broadcasting and pay TV.
2018
T50077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Langitantyo Tri Gezar
Abstrak :
Industri televisi Indonesia terus memproduksi konten media hiburan seperti program musik dengan menggunakan jasa penonton bayaran dalam proses produksinya demi menarik khalayak dan meraih keuntungan ekonomi yang berpatokan pada rating dan share, lalu menjualnya kepada pengiklan. Dalam hal ini, industri televisi melakukan komodifikasi konten, khalayak, dan pekerja media yang menempatkan penonton bayaran sebagai komoditas. Dengan menggunakan paradigma kritis dan pendekatan kualitatif disertai wawancara dan observasi lapangan pada studi kasus penonton bayaran program Dahsyat, peneliti menyimpulkan bahwa industri media telah melakukan komodifikasi terhadap penonton bayaran sebagai pekerja media yang berada pada relasi kuasa yang tidak seimbang. ...... ndonesian television industry continues to produce entertainment content such as music programs by using the services of paid audiences in the production process to attract audiences and gain economic benefits based on rating and share, then sell it to advertisers. Television industry is doing commodification of content, audiences, and workers that put paid audiences as commodities. By using critical paradigm and qualitative approach through interviews and field observations on a case study of paid audiences in Dahsyat program, researcher concluded that the media industry has done commodification of media workers to the paid audiences who are in unequal power relations.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64970
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library