Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Doddy Sumaryono
Abstrak :
ABSTRAK
Upaya mempertahankan gigi adalah suatu tindakan yang mengutamakan tindakan penambalan dari pada pencabutan, pada gigi yang terkena penyakit karies gigi.

Manfaat tindakan penambalan gigi adalah (1) mencegah penjalaran penyakit karies, (2) mengembalikan bentuk anatomis gigi, (3) mengembalikan fungsi gigi yaitu untuk mastikasi, estetik dan fonetik, (4) mengurangi resiko hilangnya gigi asli oleh karena tindakan pencabutan, (5) mengurangi biaya untuk pemulihan kesehatan gigi (misalnya: biaya untuk pembuatan prothesa, bridge) sehingga dapat menekan ekonomi biaya tinggi pada masyarakat, (6) memberikan perasaan tenang dan hidup enak oleh karena tidak terganggu oleh sakit gigi sehingga dapat berkonsentrasi penuh dalam tugas sehari-hari, baik sebagai karyawan naupun pelajar dan sebagainya.

Pada pelayanan medik gigi di Puskesmas (1988) secara nasional tampak masih rendah, dimana didapatkan ratio Tambal : Cabut = 1 : 6 . Ratio Tambal : Cabut di DKI Jakarta {1988 /1989) dengan 5 Kodya-nya berkisar dari 1 : 1 s/d 1 : 3,6 dan didapat angka rata-rata = 1 : 2,5 per Kodya. Proporsi tambal di DKI Jaya adalah 1/3,5 = 28,57 = 29 2.

Target Pelita IV menurut Direktorat Kesehatan Gigi, ratio Tambal : Cabut = 1 : 1 , berarti Proporsi tambal = ½ = 0,50 = 50 % , dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Upaya mempertahankan gigi di DKI masih rendah dan masih perlu ditingkatkan lagi agar target Pelita IV dapat dicapai.

2. Perlu dilakukan penelitian upaya mempertahankan gigi untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi rendahnya upaya mempertahankan gigi.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh faktor: tenaga Dokter Gigi, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan penderita yang berobat gigi terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas.

Penelitian dilakukan di 6 Puskesmas DKI Jakarta dengan melibatkan 17 orang Dokter Gigi pada bulan Mel s/d Juni 1991 dengan 409 responden sebagai sample. Responden adalah penderita yang berobat gigi di Puskesmas. Pengendalian sampel dilakukan pada umur dan jumlah kunjungan, umur dibatasi minimal 8 tahun dan jumlah kunjungan adalah minimal kunjungan ke-dua.

Hasil penelitian upaya mempertahankan gigi dengan mempergunakan ukuran ?performed treatment need" yaitu dengan membandingkan. F/DMF-T, didapatkan hasil upaya mempertahankan gigi baik (0,50 - 1,00) = 20,8 % dan upaya mempertahankan gigi kurang baik (0,00 - 0,49) = 79,2 %.

Hasil analisis dengan uji statistik Chi Square dan analisis regresi dengan MLR (Multiple Logistic Regression) didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak ditemukan adanya pengaruh faktor tenaga Dokter Gigi, khususnya peminatan spesialisasi kedokteran gigi terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas DKI 1991.

2. Tidak ditemukan adanya pengaruh faktor ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan gigi, khususnya alat rontgen dan alat endodontik terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas DKI1991.

3. Ditemukan adanya pengaruh faktor pada penderita yang berobat gigi di Puskesmas, khususnya status karies DHF-T, status ekonomi (kategori tinggi), status kebersihan mulut OHI-S (kategori sedang) terhadap upaya mempertahankan gigi di Puskesmas DKI, 1991.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misniarti
Abstrak :
Angka kejadian caries gigi pada anak usia prasekolah mencapai 89 % disebabkan kurangnya keterampilan menggosok gigi. Penelitian bertujuan mengetahui efektivitas edukasi teknik menggosok gigi terhadap keterampilan menggosok gigi pada anak TK. Desain penelitian quasi eksperiment dengan pre and post test with control group. Sampel anak TK berusia usia 5-6 tahun, mandiri, berjumlah 44 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan rerata keterampilan menggosok gigi antara kelompok kontrol dan intervensi, edukasi teknik menggosok gigi efektif meningkatkan keterampilan anak sebesar 64 %. Edukasi teknik menggosok gigi perlu dilakukan di sekolah dengan partisipasi aktif guru dalam meningkatkan kemampuan anak.
The incidence of dental caries in preschool children reached 89% due to lack of brushing skills. The research aims to determine the effectiveness of educational techniques for teeth brushing skills in kindergarten children. Quasi-experimental research design with pre and post test with control group. Sample of kindergarten children aged 5-6 years old, independent, total amount are 44 people. Collecting data used the observation sheet. The results showed there is difference the mean of brushing skills between the control and intervention groups, teeth brushing techniques education effectively improve children's skills are 64%. brushing techniques education should to be done in the schools through active participation of teachers to improve the skill of brushing.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosdiana Nurul Annisa
Abstrak :
Latar Belakang: Affected dentin merupakan lapisan yang masih dapat terjadi remineralisasi karena masih terdapat ikatan silang kolagen dan prosesus odontoblastik yang masih vital yang merupakan syarat terjadinya remineralisasi. Terdapat dua metode remineralisasi, yaitu metode konvensional dan guided tissue remineralization GTR. Pada metode konvensional hanya dapat terjadi remineralisasi secara ekstrafibrillar. Sedangkan pada metode GTR memiliki keunggulan yaitu dapat terjadi remineralisasi secara ekstrafibrillar dan intrafibrillar. Beberapa penelitian melaporkan bahwa mineralisasi intrafibrillar dapat meningkatkan properti mekanis dari dentin. Pada metode GTR dibutuhkan peran protein non kolagen, yaitu DMP 1. Namun karena proses karies, maka sebagian DMP 1 mengalami kerusakan sehingga dibutuhkan material analog protein non-kolagen, salah satunya adalah Carboxymethyl Chitosan/Amorphous Calcium Phosphate CMC/ACP. Tujuan: Mengevaluasi terjadinya remineralisasi intrafibrillar pada permukaan demineralized dentin setelah aplikasi material analog protein non-kolagen CMC/ACP. Metode: Empat kelompok dilakukan demineralisasi buatan, dalam satu gigi terdapat dua kavitas, salah satu kavitas diaplikasikan material CMC/ACP, sedangkan kavitas lainnya tidak diaplikasikan CMC/ACP. Sampel diperiksa pada hari ke-7 dan ke-14 dengan Transmission Electron Microscope TEM. Hasil: Terlihat peningkatan kadar kalsium dan fosfat setelah aplikasi CMC/ACP pada hari ke-7 dan ke-14. Kesimpulan: CMC/ACP memiliki potensi untuk meremineralisasi demineralized dentin. ......Affected dentin is a layer which can be remineralized due to the presence of cross linked collagen and a living odontoblastic process a key to remineralization. There are two methods of remineralization convensional and guided tissue remineralization GTR. In conventional methods, only extrafibrillar remineralization occurs. GTR resulting intrafibrillar and extrafibrillar remineralization. Intrafibrillar remineralization improves physical properties of dentin. GTR is a method of collagen dentin remineralization using non collagen protein, Dentin Matrix Protein 1 DMP 1. DMP 1 is damaged due to caries process. Carboxymethyl Chitosan Amorphous Calcium Phosphate CMC ACP has similar function with DMP 1. Aim: To evaluate intrafibrillar remineralization on demineralized dentin after application non collagen protein analog CMC ACP. Method: Four groups performed artificial demineralization two of which applied CMC ACP material. Whereas, the other group was not applied CMC ACP. Evaluation of intrafibrillar remineralization with Transmission electron Microscope TEM. Result: After 7 days and 14 days CMC ACP application, intrafibrillar remineralization was observed in the gap zone. Conclusion CMC ACP has a potential for intrafibrillar remineralization on demineralized dentin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raudha Wardina
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman minuman yoghurt terhadap kekerasan permukaan resin komposit Tetric® N-Ceram bulk-fill. Enam puluh spesimen resin komposit bulk-fill dibagi menjadi 2 kelompok yaitu perendaman dengan akuades sebagai kontrol dan minuman yoghurt pH 4,01±0,1 (n=30). Masing-masing kelompok dilakukan perendaman selama 1 hari, 3 hari dan 7 hari (n=10). Nilai kekerasan permukaan resin komposit diukur menggunakan Knoop Hardness Tester. Data dianalisis menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis. Setelah dilakukan perendaman, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) pada setiap kelompok perendaman. Disimpulkan bahwa penurunan kekerasan lebih besar terjadi pada spesimen yang direndam dengan minuman yoghurt dibandingkan akuades serta kekerasan permukaan resin komposit Tetric® N-Ceram bulk-fill semakin menurun seiiring dengan bertambahnya waktu perendaman baik dalam perendaman akuades maupun minuman yoghurt.
This study aims to analyze the effect of yoghurt drink immersion on the surface hardness of Tetric® N-Ceram bulk-fill composite resin. Sixty bulk-fill composite resin specimens were divided into 2 immersion groups with distilled water as control and yogurt drinks pH 4,01 ± 0,1 (n = 30). Each group was immersed for 1 day, 3 days and 7 days (n = 10). The value of the composite resin surface hardness was measured using Knoop Hardness Tester. Data were analyzed using Kruskal-Wallis statistical test. After immersion, the results showed that there were significant differences (p <0,05) in entire group. It was concluded that the decrease in surface hardness was greater in the specimens immersed in yogurt drinks than distilled water and the surface hardness of the resin decreased with increasing immersion time in distilled water and yogurt drinks.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silviana Swastiningtyas
Abstrak :
Skripsi ini membahas perbedaan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi anak usia ±12 tahun antara kelas unggulan dan reguler di MTsN Pagedangan. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan jenis penelitian cross sectional study dengan jumlah responden 100 orang. Hasil penelitian yaitu terdapat perbedaan bermakna pada perilaku (p=0,036), pengetahuan (p=0,015) dan tindakan (p=0,001) pemeliharaan kesehatan gigi antara kelas unggulan dan kelas reguler. Namun pada aspek sikap (p=0,613) dan status karies gigi (DMFT) (p=0,606) tidak terlihat perbedaan bermakna. Kesimpulan penelitian ini adalah kelas unggulan memiliki perilaku pemeliharaan kesehatan gigi yang lebih baik daripada kelas reguler.
The focus of this study is the differences between dental healthcare behavior of children aged 12-year-olds between unggulan and reguler classes in MTsN Pagedangan. This research is an analytical research with cross sectional study by the number of respondents are 100 students. Research results are there is significant difference of dental healthcare behavior (p=0,036), at the level of knowledge (p=0,015) and action (p=0,001) between unggulan and reguler classes, but there is no significant difference on the attitude aspect (p=0,613) and dental caries status (DMF-T) (p=0,606). The conclusion is unggulan class has a better dental healthcare behavior than reguler class.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S45638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Jamilah
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai persepsi ibu terhadap kesehatan gigi mulut dan status kesehatan gigi mulut anak prasekolah. Penelitian ini adalah deskriptif analitik potong lintang. Data persepsi ibu tentang kesehatan gigi dan mulut diambil dengan pengisian kuesioner Hiroshima University Dental Behaviour Inventory (HU-DBI) yang dimodifikasi. Data status kesehatan gigi mulut anak diambil menggunakan oral rating index dan oral debri. Hasil penelitian menunjukkan status kesehatan gigi mulut anak lebih baik dibandingkan dengan ibunya dan ditemukan hubungan yang bermakna antara beberapa persepsi ibu mengenai kebiasaan ibu dalam menjaga kesehatan gigi mulut anaknya dengan status kesehatan gigi mulut anak. ......The focus of this study is maternal perception of oral health and oral health status in preschool children. This research is cross-sectional analytic. Data about maternal perception of oral health was carried out by using Hiroshima University Dental Behaviour Inventory that has been modified. Data about oral health status was carried out by using oral rating index and oral debri. The results showed oral health status of children is better than their mother and found a significant association between some maternal perceptions about taking care their children`s oral health with oral health status of children.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S45212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nori Febriyensi
Abstrak :
Perilaku kesehatan masyarakat masih kurang baik menyebabkan masalah kesehatan gigi. Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh buku saku terhadap perbedaan perubahan perilaku antara kelompok remaja dan dewasa. Pada 30 orang pada setiap kelompok diberikan buku saku selama 1 minggu. Sebelum dan sesudahnya diminta untuk mengisi kuesioner pra dan paska-tes untuk dilihat perubahan perilaku yang terjadi. Kemudian perubahan tersebut dilihat perbedaannya antara kedua kelompok. Hasil menunjukkan terdapat peningkatan perilaku bermakna pada kelompok remaja (p=0,002) dan dewasa (p=0,008), namun tidak terjadi perbedaan bermakna peningkatan perilaku antara remaja dan dewasa (p>0,05). Buku saku memiliki pengaruh yang sama terhadap peningkatan perilaku kelompok remaja dan dewasa.
The lack of health behavior causes dental health problems. Purpose of the research is to know the influence of pocketbook towards behavioral changes of adolescent and adult. The pocketbooks were given to 30 people from each groups. The subjects were expected to fill the pre and post questionnaire, then compared inter and intra groups. The behavior of adolescent and adult were improved, with p=0,002 and p=0,008, but they were not significantly different. The pocketbook has same effect in improving behavior of adolescent and adult.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Mariana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih terhadap gingivitis. Empat puluh subjek penderita gingivitis dibagi dalam dua kelompok yaitu, kelompok uji (menyikat gigi dengan pasta gigi daun sirih) dan kelompok kontrol (menyikat gigi dengan pasta gigi tanpa bahan alami). Skor PI dan PBI diukur sebelum dan sesudah menyikat gigi selama 7 hari berturut-turut. Hasil uji Independent T-test menunjukan perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok kontrol dan uji pada penurunan skor PI dan PBI. Pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih terbukti memiliki pengaruh lebih besar dalam menurunkan tingkat gingivitis dibandingan pasta gigi tanpa bahan alami.
The purpose of this study is to analyze the effect of toothpaste containing betel leaf extract towards gingivitis. Forty subjects with gingivitis were divided into two groups, test group (brushing teeth with toothpaste containing betel leaf) and control group (brushing teeth with toothpaste without natural ingredients). PI and PBI were measured before and after brushing teeth for 7 consecutive days. Independent T-test result shows a significant difference (p<0.05) between control group and test group on PI and PBI scores reduction. Toothpaste containing betel leaf extract is proven to be more effective in decreasing gingivitis than the toothpastes without natural ingredients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syiva Sakinatun
Abstrak :
Studi ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara media berbasis komputer DHESTA dengan lembar balik terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi mulut dan retensinya, pada anak usia 7-8 tahun. 30 subjek diberikan edukasi menggunakan DHESTA, dan 30 subjek lain diberikan edukasi menggunakan lembar balik. Dilakukan pra tes, dan tes pasca 20 menit, 1 hari, 6 hari, dan 14 hari. Hasil menunjukan tidak ada perbedaan bermakna peningkatan pengetahuan antara kedua media (p=0,49). Namun retensi pengetahuan kelompok DHESTA lebih tahan lama daripada lembar balik, penurunan retensinya dari hari ke-6 sampai ke-14 hanya 2,59%, nilai p=0,122. Media DHESTA efektif untuk retensi pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.
This study due to know effect of computer based media DHESTA compared with flipchart towards dental health knowledge improvements and its retention. A group consist of 30 subjects is educated using DHESTA and another group is educated using flipchart. The subjects fill the pretest and posttest 20 minute, 1 day, 6 day, and 14 day after. There is no significant difference of knowledge improvement using each media (p=0,49). But, knowledge retention of DHESTA group is better than flipchart group, decrease of its retention from day 6 to 14 just 2.59% (p=0.12). DHESTA effective for knowledge retention and recommended for DHE.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Clarissa Eunike
Abstrak :
Latar belakang: Black stain sering ditemukan pada anak dan tingkat rekurensinya tinggi. Dibutuhkan bahan antibakteri untuk mematikan bakteri Actinomyces penyebab black stain. Tujuan: Menganalisis perbedaan viabilitas bakteri Actinomyces sp. setelah berkumur dengan chlorine dioxide dan klorheksidin. Metode Penelitian: Bakteri Actinomyces didapat dari plak black stain anak sebelum dan sesudah berkumur chlorine dioxide dan klorheksidin. Kemudian dilakukan uji viabilitas dengan MTT assay. Hasil: Terdapat perbedaan selisih viabilitas bakteri Actinomyces sp. sebelum dan sesudah berkumur dengan chlorine dioxide dan klorheksidin. Kesimpulan: Penggunaan obat kumur chlorine dioxide menyebabkan penurunan viabilitas bakteri Actinomyces sp. yang lebih besar dibandingkan dengan klorheksidin. ......Background: Black stain is often found in children and the recurrence rate is high. Antibacterial agent is needed to kill Actinomyces sp. causing black stain. Aim: To compare Actinomyces sp. bacterial viability differences before and after rinsing with chlorine dioxide and chlorhexidine. Method: Actinomyces sp. was obtained from black stain plaque in children before and after rinsing with chlorine dioxide and chlorhexidine. Bacterial viability was measured using MTT assay. Results: Significant differences in Actinomyces sp. bacterial viability was found when rinsing with chlorine dioxide and chlorhexidine. Conclusion: Using mouthrinse containing chlorine dioxide resulted in reducing Actinomyces sp. bacterial viability.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>