Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Susilo
Abstrak :
Latar Belakang Masalah Hilangnya dukungan periodontal merupakan problema penting dalam periodontologi, seringkali dimulai sejak usia muda dan biasanya melanjut seumur hidup. Para peneliti berpendapat, bahwa celah interproksimal merupakan salah satu etiologi terjadinya kerusakan tulang alveolar. Pendapat tersebut didukung-oleh alasan bahwa adanya celah memudahkan impaksi dam retensi makanan, berarti memudahkan plak bakteri berkumpul pada tempat tersebut (Hirschfeld-1930, Ramfjord 1952, Ditto 1954, Pelton 1969). Tidak semua celah menimbulkan impaksi dam retensi makanan, tergantung lebar sempitnya celah dam juga letak celah. Selain itu tergantung juga pada lawanya celah tersebut berada, dan hal tersebut berhubungan dengan faktor umur. Celah interproksimal pada gigi posterior sering menimbulkan gangguan pada pasien dengan keluhan rasa tidak nyaman karena terselipnya makanan berserat seperti daging dam sayuran pada waktu mengunyah. Pengeluaran serat tersebut sering tidak dapat dilakukan dengan prosedur penyikatan gigi biasa. Untuk menghindari rasa tidak nyaman yang kadang-kadang sampai menimbulkan rasa sakit, seringkali pasien menggunakan tusuk gigi dengan cara yang salah sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan periodontal iebih lanjut. Kehadiran pasien pada seorang dokter gigidengan keluhan tersebut di atas, sering menimbulkan keragu-raguan para dokter gigi untuk merawatnya,lebih-lebih bila celah sempit dan gigi masih dal.am keadaan utuh. Pertanyaan selalu timbul antara menghilangkan keluhan pasien dengan cara merusak gigi yang masih baik (penainbalan), ataukah sekedar memberi petunjuk mengenai cara pembersihannya. Untuk memberikan keyakinan mengenai pemilihan terapi yang harus dilakukan, pada penelitian ini akan dibuktikan apakah melalui celah interproksimal suatu proses pantologi yang lama dapat merusak jaringan pendukung gigi. Demikian juga apakah lebar sempitnya celah dan umur pasien berpengaruh terhadap kerusakan tulang alveolar. Tujuan Penelitian, Tujuan umum untuk melihat sampai berapa jauh pengaruh celah interproksimal terhadap kerusak an tulang alveolar. Tujuan khusus, untuk melihat pengaruh celah interproksimal, lebar celah dan umur terhadap kerusakan interdental septum pada gigi posterior 4-5-6-7.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niki Putri Irianti
Abstrak :
Pasien gigi impaksi meningkat jumlahnya setiap tahun dan terjadi dalam rentang usia yang luas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi frekuensi dan distribusi impaksi gigi kaninus, premolar, dan molar ketiga pada pasien RSKGM FKGUI tahun 2010-2013. Metode: Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif melalui pengamatan data sekunder yaitu kartu rekam medik di RSKGM FKGUI. Hasil: Terdapat 500 sampel penelitian dengan 904 kasus gigi impaksi yang terdiri dari 0.44% impaksi gigi kaninus, 0.44% premolar, 14.93% molar ketiga maksila, dan 84.18% molar ketiga mandibula. Kesimpulan: Jumlah gigi impaksi di RSKGM FKGUI tahun 2010-2013 mengalami peningkatan, penurunan frekuensi hanya terjadi pada tahun 2012, dengan frekuensi tertinggi terdapat pada perempuan dan kelompok usia 26-35 tahun. ...... The number of patient with impacted teeth is increasing every year in a wide range of ages. Objective: This study aims to evaluate the frequency and distribution of impacted canine, premolar, and third molar in RSKGM FKGUI 2010-2013. Methods: A descriptive study through observation of secondary data which is patient’s medical record in RSKGM FKGUI. Results: There were 500 samples with 904 cases of impacted tooth consist of 0.44% impacted canine, 0.44% premolar, 14.93% maxillary third molar, and 84.18% mandibular third molar. Conclusion: The number of impacted teeth in RSKGM FKGUI 2010-2013 was increasing, the frequency decreases only in 2012, the highest frequency mostly happened on female and age group 26-35 years old.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gery Gilbert
Abstrak :
Latar Belakang : Distribusi frekuensi impaksi gigi molar tiga maksila berdasarkan klasifikasi Pell-Gregory, Winter, dan hubungan dengan sinus maksila dapat menunjukan variasi yang dapat berperan penting dalam mengantisipasi kesulitan pada saat odontektomi. Tujuan : Mengetahui frekuensi kasus impaksi molar tiga maksila pada radiograf panoramik berdasarkan klasifikasi Pell-Gregory dan Winter serta hubungan dengan sinus maksila di RSKGM FKG UI. Metode : Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kategorik menggunakan data sekunder berupa rekam medik pasien di RSKGM FKG UI. Hasil : Penelitian yang dilakukan pada 102 kasus impaksi molar tiga maksila menunjukkan kasus impaksi molar tiga maksila paling banyak pada wanita dengan persentase 62.7%, namun hasil uji statistik menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara perbedaan gender dengan masing-masing klasifikasi impaksi. Frekuensi tertinggi dari masing-masing klasifikasi adalah Kelas C sebesar 46.08% pada klasifikasi Pell-Gregory, impaksi distoangular sebesar 35.3% pada klasifikasi Winter, dan impaksi tipe 4 sebesar 60.78% pada klasifikasi berdasarkan hubungan dengan sinus maksila. Kesimpulan : Penelitian ini mendapatkan hasil distribusi frekuensi impaksi molar tiga maksila yang dapat menjadi acuan dalam menentukan tingkat kesulitan perawatan odontektomi. ......Background : A method of classification of third molar impaction is needed because the anatomical position of impacted third molars can show variations that will play an important role in anticipating difficulties during extraction. Objective : To determine the impaction frequency of maxillary third molar impaction cases, as seen on panoramic radiographs and classified based on Pell-Gregory and Winter classification and also the relationship with maxillary sinus in RSKGM FKG UI. Methods : The type of research conducted is categorical descriptive research, using secondary data in the form of patient medical records at RSKGM FKG UI. Results : From 102 cases of maxillary third molar impaction, it was found that maxillary third molar impaction was most common in women with a percentage of 60%, but the results of statistical tests show no significant relationship between gender differences with each classification. The highest frequency of each classification is Class C of 46.08%, distoangular impaction of 35.3%, and impaction of type 4 by 60.78%. Conclusion : Classification of maxillary third molar impact can be a reference in determining the difficulty level of odontectomy treatment.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, William Carlos
Abstrak :
ABSTRAK Latar belakang: Kecemasan dental merupakan respon stress pasien terhadap keadaan spesifik terkait perawatan dental. Ekstraksi gigi molar tiga mandibula impaksi merupakan perawatan dalam bedah kedokteran gigi yang paling sering menimbulkan kecemasan. Musik mengambil peran dalam mengurangi kecemasan pasien saat prosedur ekstraksi tersebut. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh musik pilihan pasien pada saat ekstraksi gigi molar tiga mandibula impaksi terhadap kecemasan dan membandingkannya dengan musik klasik. Metode : Penelitian ini menggunakan desain eksperimental single-blinded acak dengan kontrol di RSKGM FKG UI. Intervensi menggunakan musik dengan alat BoseÒ SoundWearÔ untuk memutarkan musik. Subjek penelitian dibagi dalam 3 kelompok : Musik Pilihan Pasien, Musik Klasik, dan Kontrol (tanpa musik). Operator ekstraksi adalah Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut FKG UI. Pengukuran kecemasan menggunakan MDAS, APAIS, VAS, dan mengukur tanda vital. Pengukuran tanda vital, tekanan darah dan frekuensi nadi, menggunakan OMRON HEM-7130, JAPAN. Analisis data menggunakan SPSS dengan analisis bivariat Paired T-Test dan Independent T-Test pada setiap kelompoknya. Hasil : Terdapat pengurangan rata rata skor total tingkat kecemasan antara sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok (A) musik pilihan pasien dan kelompok (B) musik klasik yang diukur dengan MDAS, APAIS, dan VAS (p < 0,05). Kelompok kontrol menunjukkan peningkatan tekanan darah dan frekuensi nadi sesudah intervensi (p < 0,05). Kesimpulan : Musik pilihan pasien dan musik klasik memberikan efek dalam mengurangi kecemasan pasien yang diukur dengan MDAS, APAIS, dan VAS dibandingkan tanpa menggunakan musik.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Amelinda Prayogo
Abstrak :
Tindakan odontektomi gigi molar 3 bawah merupakan salah satu tindakan yang cukup sering dilakukan. Namun, hingga saat ini pengaruh faktor pasien dan faktor dental terhadap tingkat kesulitan bedah masih menjadi kontroversi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, dan klasifikasi impaksi dengan lama tindakan odontektomi gigi molar 3 bawah. Lama tindakan bedah masih menjadi standar emas untuk mengukur tingkat kesulitan bedah. Sebanyak 49 pasien yang memerlukan 49 odontektomi gigi molar 3 bawah dilibatkan dalam studi ini. Uji korelasi dilakukan pada faktor pasien dan dental dengan lama tindakan odontektomi. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara klasifikasi Pell dan Gregory bedasarkan kedalaman impaksi (P=0,037) dan klasifikasi Winter (P=0,039) dengan lama tindakan odontektomi. Studi ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara klasifikasi Pell dan Gregory bedasarkan kedalaman impaksi dan klasifikasi Winter dengan lama tindakan odontektomi. ......Mandibular third molar extraction is a common practice in dentistry. However, the relationship between patient and dental factors on surgical difficulty is still a controversy. The aim of the study is to determine the effect of age, gender, and impacted teeth classification on operation time during mandibular third molar extraction. Operation time has been considered as the gold standard to quantify surgical difficulty A total of 47 patients who required 49 mandibular third molar extraction were involved in the study. The correlation between patient and dental factors and operation time were examined. There were statistically significant correlation between Pell and Gregory's depth of impacted teeth classification (P=0,037) and Winter's classification (P=0,039). This study showed that there were statistically significant correlation between Pell and Gregory's depth of impacted teeth classification and Winter's classification with operation time.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Becker, Adrian
Chichester, West Sussex: Wiley-Blackwell, 2012
617.643 BEC o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library