Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulistyo Aris Hirtanusi
Abstrak :
ABSTRAK
Petani saat ini masih menjadi pihak yang tidak mempunyai pilihan dalam menyalurkan hasil panennya. Ketika panen raya tiba maka harga komoditi hasil panen menjadi turun yang disebabkan karena stok komoditi berlimpah. Salah satu solusinya adalah dengan menyimpan komoditi tersebut untuk menunda jual agar mendapatkan harga yang lebih baik. Permasalahannya adalah petani tidak memiliki gudang untuk menyimpan hasil panennya dan di satu sisi petani sangat membutuhkan uang tunai segera agar dapat mengolah lahan pertaniannya untuk bercocok tanam kembali sehingga dibutuhkan suatu mekanisme atau proses bisnis paska panen.

Pasar komoditi dan Sistem Resi Gudang (SRG) adalah suatu mekanisme yang dapat membantu petani untuk menyalurkan hasil panennya agar mendapatkan harga terbaik. Mekanisme SRG adalah merupakan satu alternatif dalam mekanisme pembiayaan kredit modal kerja. Undang-undang tentang SRG telah ada Indonesia sejak 2006, namun sampai saat ini perkembangannya masih terasa lambat. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan adanya SRG dan bahkan SRG tersebut bisa dijadikan sebagai media untuk mensejahterakan petani dengan memberikan pilihan mekanisme dalam menyalurkan hasil panennya.

Untuk mendukung keberhasilan Pasar Komoditi dan SRG ini dibutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai dan keterlibatan pihak-pihak terkait pelaku Pasar Komoditi dan SRG. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini, sangat berguna sekali untuk menyediakan salah satu infrastruktur dalam mendukung implementasi Pasar Komoditi dan SRG. Untuk itu perlu dilakukan penelitian agar dapat memaparkan manfaat ekonomis yang didapat dalam penerapan TI Pasar Komoditi dan SRG tersebut. Penelitian ini akan memaparkan manfaat bisnis TI Pasar Komoditi dan SRG dengan mengunakan kerangka pikir Kesejahteraan Dijital Atkinson serta identifikasi manfaat bisnis dengan menggunakan tabel manfaat bisnis generik hasil penelitian Benny Ranti yang dikenal dengan Tabel Manfaat Bisnis TI Generik Ranti dan kuantifikasi dengan Metrik TI sehingga dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan pajak negara.
ABSTRACT
Farmers are still a group that does not have the option to distribute their crops. When harvest time comes, the price of crops commodity dropped due to abundant commodity stocks. One solution is to store the commodity for sale delay in order to get a better price. The problem is that farmers do not have a warehouse to store their crops as well as farmers desperately need cash immediately in order to cultivate their farmland to grow crops again. Thus we need a mechanism for post-harvest period.

Commodity Market and the Warehouse Receipt System (Sistem Resi Gudang/SRG) is a mechanism that can help farmers distribute their crops in order to get the best price. The mechanism of the SRG is an alternative financing mechanism for working capital loans. Law on SRG has existed in Indonesia since 2006, but the progress is slow. Many benefits can be obtained with the SRG including as a medium to increase the welfare of farmers by providing a choice of mechanisms to distribute their crops.

To support the success of Commodity Market and SRG adequate infrastructure support and involvement of stakeholders and actors of Commodity Market and SRG are required. Development of Information Technology (IT) today is very useful for providing one of the infrastructures to support the implementation of Commodity Market and SRG. It is necessary for research in order to explain the economic benefits gained in the application of IT in Commodity Market and SRG. This study explores the business benefits of IT Commodity Market and SRG using the Digital Prosperity Atkinson framework and identify the business benefits by using a table of generic IT business benefits developed by Benny Ranti known as Ranti’s Generic IT Business Value Table and quantification of the IT Metrics that can provide benefits to increase the Gross Domistic Products (GDP), which in turn increases state tax revenue.
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Insan Estiko
Abstrak :
Ketidaksetaraan telah menjadi salah satu masalah utama dan topik yang paling banyak diteliti dalam ekonomi. Namun, relatif sedikit studi yang menganalisis hubungan antara akses TIK dan ketimpangan pengeluaran di Indonesia dan memecahnya menjadi pengeluaran makanan dan non-makanan. Ini merupakan kesenjangan penting dalam literatur mengingat semakin pentingnya TIK dalam aktivitas sehari-hari orang yang dapat mempengaruhi pengeluaran. Studi ini menambah literatur dengan menganalisis apakah TIK menambah kekhawatiran meningkatnya ketidaksetaraan atau membantu mengurangi ketidaksetaraan pengeluaran tidak hanya dengan melihat total komponen pengeluaran tetapi juga komponen makanan dan non-makanan. Kami menggunakan survei nasional sosial ekonomi Indonesia SUSENAS dan BPS 2012-2018. Menggunakan regresi data panel dengan model efek tetap, kami dapat menemukan bahwa penetrasi internet secara signifikan mengurangi ketimpangan total dan non-makanan dan meningkatkan ketidaksetaraan makanan. Kepemilikan desktop atau laptop ditemukan untuk meningkatkan ketimpangan total dan non-pangan sehubungan dengan ketidaksetaraan makanan menjadi tidak signifikan. Selain itu, efek interaksi terhadap pencapaian pendidikan ditemukan signifikan - menyiratkan pentingnya pendidikan sebagai faktor pengkondisian yang mempengaruhi hubungan antara TIK dan jenis ketidaksetaraan ...... Inequality has been one of the key issues and most researched topic in economics. However, relatively few studies analyze relation between access of ICT and expenditure inequality in Indonesia and disintegrate it to food and non-food expenditure. This represents an important gap in the literature considering the everincreasing importance of ICT in people’s daily activity that may affect expenditure. This study adds to literature by analyzing whether ICT adds to growing concern of rise of inequality or help to decrease expenditure inequality not only by looking at total expenditure components but also the food and non-food components. We use Indonesia socio-economic national survey SUSENAS and BPS of 2012-2018. Using panel data regression with fixed effect model, we are able to find that internet penetration to significantly decrease total and non-food inequality and increase food inequality. Desktop or laptop ownership is found to increase total and non-food inequality with relation to food inequality to be insignificant. In addition, the interaction effects towards education attainment is found to be significant – implying the importance of education as conditioning factors that affect relation between ICT and types of inequalities.
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merry Christine Marsaulina
Abstrak :
Permintaan energi global telah berkembang secara eksponensial. Komitmen kuat Indonesia turut andil berperan dalam menanggulangi perubahan iklim tengah diperkuat dengan adanya sejumlah kebijakan di sektor energi. Limbah biomassa di Indonesia mempunyai potensi besar terutama tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Metode gasifikasi dapat digunakan untuk memproduksi biometanol dari bahan baku TKKS. Namun, biaya produksi yang mahal dan harga metanol yang fluktuatif mengharuskan adanya analisis risiko tekno-ekonomi untuk melihat kelayakan teknologi ini. Objektif pada penelitian ini adalah menemukan nilai NPV, IRR, PBP, dan PI dan probabilitasnya menggunakan simulasi Monte-Carlo. Unit produksi metanol pada penelitian ini didapatkan dari penelitian sebelumnya dan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Aspen Plus. Basis harga yang digunakan untuk perhitungan tekno-ekonomi adalah sebesar $607/ton. Selanjutnya, didapatkan nilai NPV $32,2 juta, IRR 15,5%, PBP 5,9 tahun, dan PI 2,04. Setelah melakukan 10.000 percobaan dengan menggunakan simulasi Monte-Carlo, NPV, IRR, PBP, dan PI mendapatkan hasil yang positif dengan nilai minimum dan maximum harga metanol sebesar $534/ton dan $728,4/ton, diikuti dengan probabilitas NPV ada di angka negatif kurang dari 1%. Pada analisis sensitivitas ditemukan variabel yang paling berpengaruh kepada profitabilitas pabrik adalah harga metanol dan investasi kapital, dengan harga metanol minimum untuk nilai NPV sama dengan nol adalah $502,15/ton. ......Global energy demand has grown exponentially. Indonesia's strong commitment to play a role in tackling climate change is being strengthened by a number of policies in the energy sector. Biomass waste in Indonesia has great potential, especially oil palm empty fruit bunches (TKKS). The gasification method can be used to produce biomethanol from OPEFB raw materials. However, the high production costs and fluctuating prices of methanol require a techno-economic risk analysis to determine the feasibility of this technology. The objective of this research is to find the values of NPV, IRR, PBP, and PI and their probabilities using a Monte-Carlo simulation. The methanol production unit in this study was obtained from previous studies and was carried out using Aspen Plus software. The base price used for techno-economic calculations is $607/ton. Furthermore, the value of NPV is $32.2 million, IRR 15.5%, PBP 5.9 years, and PI 2.04. After carrying out 10,000 experiments using Monte-Carlo simulations, NPV, IRR, PBP, and PI got positive results with minimum and maximum methanol prices of $534/ton and $728.4/ton, followed by the probability that the NPV is in a negative number less than 1 %. In the sensitivity analysis, it was found that the variables that have the most influence on the profitability of the factory are the price of methanol and capital investment, with the minimum methanol price for the NPV value equal to zero is $502.15/ton.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifky Yudistiro
Abstrak :
Suatu organisasi sangat bergantung pada teknologi informasi (TI) untuk membentuk strategi bisnis, menunjang kegiatan operasional, serta meningkatkan nilai bisnis dan mencapai tata kelola yang baik. Semakin pentingnya peranan teknologi informasi bagi organisasi, maka dibutuhkan  suatu tata kelola teknologi  informasi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kerangka kerja (framework) untuk mengukur bahwa teknologi informasi telah dikelola secara tepat dan sumber daya teknologi informasi digunakan secara bertanggung jawab. Salah satu kerangka kerja yang dapat digunakan adalah Control Objective for Information and Related Technology 5 (COBIT 5). Penulis melakukan penelitian di PT. Pertamina Geothermal Energy menggunakan kerangka kerja COBIT 5 untuk menilai pencapaian kapabilitas proses tata kelola teknologi informasi di perusahaan. Data produksi yang tidak terintegrasi antar aplikasi menyebabkan permasalahan pada operasional bisnis perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif serta rujukan pada pemetaan pain point yang disediakan pada COBIT 5: Implementation untuk selanjutnya dilakukan pengukuran tingkat kapabilitasnya. Proses yang relevan dengan permasalahan yang diangkat adalah EDM02, APO05, BAI01, BAI02, BAI04, dan BAI07. Hasil pengukuran proses terpilih menghasilkan nilai rata-rata 0,3 dari skala 5. Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu manajemen PT. Pertamina Geothermal Energy untuk mengetahui dimana posisi tingkat kapabilitas tata kelola teknologi informasi serta mendapatkan masukan perbaikan prosedur dan kebijakan untuk meningkatkan tata kelola teknologi informasi. ......An organization relies heavily on information technology (IT) to form business strategies, support operational activities, and increase business value and achieve good governance. The more important role of information technology for organizations, the information technology governance is needed. Therefore, a framework is needed to measure that information technology has been managed appropriately and that information technology resources are used responsibly. One framework that can be used is Control Objective for Information and Related Technology 5 (COBIT 5). The author conducted research at PT. Pertamina Geothermal Energy uses the COBIT 5 framework to assess the achievement of the capabilities of the information technology governance process in the company. Production data that is not integrated between applications causes problems in the company's business operations. This study uses qualitative data analysis and a reference to the pain point mapping provided in COBIT 5: Implementation to further measure the capability level. Processes that are relevant to the issues raised are EDM02, APO05, BAI01, BAI02, BAI04, and BAI07. The measurement results of the selected process produce an average value of 0.3 from a scale of 5. The results of this study are expected to help the management of PT. Pertamina Geothermal Energy to find out where the position of the capabilities of information technology governance and get input improvements procedures and policies to improve information technology governance. 

Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Dalam ilmu ekonomi pembelajaran teknologi biasanya disematkan sebagai sebuah proses yang statis, costless dan automatic. Realitas dan data-datra empiris ternyata menunjukkan hal yang sebaliknya. Pembelajaran teknologi ternyata adalah proses besar yang dinamis, butuh waktu, biaya dan tidak terjadi secara otomatis. Pengalaman PT PAL sebagai studi kasus dalam tulisan ini setidaknya memberikan gambaran tentang dinamika itu. Studi tentang pembelajaran teknologi dengan perusahaan sebagai unit analisis sungguhlah penting karena untuk banyak negara berkembang perusahaanlah yang sesungguhnya berperan besar dan merupakan aktor kunci dalam pengembangan kemampuan teknologi nasional. Terlalu memfokuskan diri menaruh harapan besar dan bertumpu pada lembaga lembaga riset pemerintah sebagai aktor kunci pengembangan teknologi nasional sebagaimana yang telah dan masih terjadi di negera kita tidak saja merupakan sesuatu yang salah kaprah tapi juga fatal buat pengembangan teknologi nasional ke depan dan kemandirian ekonomi dalam jangka panjang.
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (01) Januari 2003: 34-46, 2003
MUIN-XXXII-01-Jan2003-34
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Prakoso Aji
Abstrak :
Keberhasilan Korea Selatan membangun negaranya, terutama pasca Perang Korea di tahun 1950an, membuat dunia terkagum. Sebuah negara yang dahulu dianggap miskin dan terbelah utara dan selatan pasca perang, berubah menjadi sebuah negara yang patut disegani di dunia internasional. Keberhasilan negara ini melakukan reformasi sosial-politik membuat kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintahannya berhasil. Penguatan sektor industri pada kegiatan ekonominya telah menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Diplomasi budaya yang dilakukan pemerintah membuat budaya Korea dikenal dan disukai masyarakat di hampir seluruh belahan bumi. Meningkatnya ekonomi dan pilihan kebijakan yang sesuai, membuat maju bidang pendidikan dan penelitian di negeri itu. Pendidikan dan penelitian yang berkembang membuat sektor pertahanan negara itu semakin kuat. Keberhasilan industri pertahanan dalam negeri untuk mencukup kebutuhan alutsista dalam negeri membuat negara itu mampu bertahan dari ancaman dari Korea Utara, bahkan mampu menjadi eksportir alutsista. Tujuan dari artikel ini adalah untuk melihat bagaimana Indonesia dapat belajar dari Korea Selatan terutama dari bidang sosial-politik, ekonomi, budaya, pendidikan dan penelitian, dan juga pertahanan. Hal ini dilakukan agar mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia untuk mendukung pertahanan negara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia bidang pertahanan, Indonesia dapat belajar tidak hanya dari bidang pertahanan Korea Selatan, namun juga bidang sosial politik, ekonomi, budaya, serta pendidikan dan penelitian.
Bogor: University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2020
355 JDSD 10:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Azrialdi
Abstrak :
Internet menyediakan kesempatan untuk networking dan melakukan akses ke informasi dan servis yang tidak mungkin didapat seseorang yang berpendapatan rendah, jarak yang jauh dari lokasi dan biaya yang ditimbulkannya. Telecenter adalah sebuah sistem dimana masyarakat dapat mengakses teknologi informasi dan komunikasi. Untuk mengatasi SDM yang kurang pada Telecenter perlu dibuat sistem yang praktis. Monitoring diperiukan untuk melihat perkembangan Telecenter. Content Management System akan memudahkan administrator dalam mengelola sistem Telecenter, sedangkan sinkronisasi berbasis SOAP pada sistem, yaitu antara server lokal dan server pusat akan memudahkan server pusat untuk memonitor dan mengelola server lokal serta untuk memudahkan dalam melakukan backup data. Sistem monitoring dilakukan dengan menggunakan Webcam yang akan mengambil gambar pada interval waktu tertentu, yang kemudian dikirimkan ke email. Proses monitoring tersebut meneterapkan otomasi sehingga tidak melibatkan manusia dalam prosesnya. Pengujian kecepatan proses sinkronisasi pada sistem ditujukan untuk melihat kinerja sistem yang telah dibuat. Pengujian ini dilakukan dengan memvariasikan jumlah database dan ukuran file yang disinkronisasi antara dua Webserver. Dari hasil didapatkan bahwa untuk sinkronisasi database, jumlah data dalam hal ini kata mempengaruhi kecepatan rata-rata proses sinkronisasi kurang lebih sebesar 0.1 ms, sedang untuk sinkronisasi file, mempengaruhi kecepatan proses sinkronisasi kurang lebih sebesar 1.3 ms. Untuk implementasi sistem monitoring telah berjalan dengan baik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Nuriana
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang penilaian investasi teknologi informasi yaitu Enterprise Resource Planning ERP pada PT Kereta Api Indonesia berdasarkan Information Economics dan Critical Success Factor Hal ini dilakukan untuk menilai apakah investasi teknologi informasi yang dipilih merupakan pilihan yang tepat dan sudah berjalan dengan baik Penilaian menggunakan Information Scorecards mengidentifikasi 5 faktor dalam domain bisnis dan 4 faktor dalam domain teknologi Sedangkan area yang didentifikasi dalam Critical Success Factor berjumlah 4 area Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa investasi teknologi ERP merupakan pilihan yang tepat dan pelaksanaan implementasi ERP sudah berjalan dengan cukup baik namun Perusahaan perlu memperhatikan beberapa hal dalam rangka memastikan keberlangsungan pelaksanaan ERP. ...... This paper discusses the assessment of information technology investment which is Enterprise Resource Planning ERP of PT KeretaApi Indonesia based on Information Economics and Critical Success Factor Evaluation of IT investment is needed to make sure the investment is the right one and the implementation went as planned The assessment conducted using Information Economics approach which identifies 5 factors in business domain and 4 factors in technology domain and Critical Success Factor which identify 4 critical areas From this paper it can be concluded that ERP is the right investment for PT KAI and the implementation has already been conducted quite well though there are couple areas which need to be improved.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S54347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Givon Fatakhul Khisan
Abstrak :
Solanesol memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi dan absorpsi radikal bebas yang kuat dan sebagai bahan baku intermediat koenzim Q10. Solanesol umumnya ditemukan di tanaman solanaceous. Daun tembakau termasuk tanaman yang mengandung sumber solanesol terbanyak. Sintesis berbantuan ultrasonik (UAE) meningkatkan rendemen ekstrak melalui reduksi waktu proses, temperatur rendah, dan penggunaan pelarut yang aman. Penelitian ini mengevaluasi kelayakan investasi dari pabrik produksi solanesol dari daun tembakau sebagai bahan baku intermediat koenzim Q10. Pabrik akan dibangun di daerah Temanggung dengan masa usia proyek 15 tahun dan ditargetkan mampu memenuhi 1% market share di Asia Pasifik. Penelitian ini membandingkan tiga alur skenario proses ekstraksi solanesol, yaitu UAE Skenario 1, UAE Skenario 2, dan Soxhlet. Perangkat lunak SuperPro Designer digunakan untuk mensimulasikan proses produksi sehingga diperoleh data neraca massa, energi, dan parameter keekonomian. Simulasi menunjukkan produksi solanesol dengan metode ekstraksi UAE Skenario 1 pada daun tembakau sebagai skenario terbaik dengan nilai konversi 2,3% dan parameter profitabilitas berupa NPV, IRR, PBP, dan ROI sebesar USD 25.764.000, 34,45%, 2,20 tahun, dan 45,49% secara berurutan pada harga jual solanesol sebesar USD 2100/kg. Alternatif lain dengan metode UAE Skenario 2 dan Soxhlet memiliki nilai konversi tertinggi dan terendah, yaitu masing – masing 2,5%, dan 2,17%, dengan nilai parameter profitabilitas positif ......Solanesol has high antioxidant activity and strong free radical absorption, and serves as an intermediate raw material for coenzyme Q10. Solanesol commonly found in solanaceous plants. Tobacco leaves are the highest source of solanesol. Ultrasonic-assisted extraction (UAE) increases the extract yield through reduce process time, low temperature, and using safe solvents. This study evaluates economic feasibility in solanesol production plant from tobacco leaves. The plant will be built in the Temanggung city with a project lifespan of 15 years and aims to achieve a 1% market share in the Asia Pasific region. This research compares three process extraction scenarios for solanesol: UAE Scenario 1, UAE Scenario 2, and Soxhlet. The SuperPro Designer software is used to simulate the production process, obtaining data on mass and energy balance, and economic parameters. The simulation shows that solanesol production using UAE Scenario 1 is the best scenario, with a conversion rate of 2,3% and profitability parameters such as NPV, IRR, PBP, and ROI of USD 25.764.000, 34,45%, 2,20 years, and 45,49% respectively, at solanesol selling price of USD 2.100/kg. Meanwhile, UAE Scenario 2 and Soxhlet methods has the highest and lowest conversion rates at 2,5% and 2,17% respectively, with positive profitability parameters.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sely Yoanda
Abstrak :
Perkembangan teknologi informasi menyebabkan informasi mudah diakses, sehingga fungsi perpustakaan sebagai wahana informasi menjadi kurang diminati dan menyebabkan minat kunjung pemustaka ke perpustakaan menjadi berkurang. Perpustakaan perlu melakukan promosi perpustakaan dengan memanfaatkan teknologi informasi yakni melalui video blogging (vlogging). Proses promosi perpustakaan melalui vlogging ini sebaiknya dilakukan dengan konsep dan perencanaan yang baik oleh pustakawan. Tujuan dari promosi perpustakaan melalui vlogging antara lain meningkatkan minat kunjung pemustaka ke perpustakaan, meningkatkan citra perpustakaan di masyarakat, mempromosikan bahwa adanya jurusan ilmu perpustakaan, dan memperkenalkan ke masyarakat luas bahwa pekerjaan pustakawan bukan hanya sebagai penjaga buku saja.
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2017
020 VIS 19:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>