Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
London: Harper Collins, 2008
R 391.65 TAT
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Mead, Margaret
New York: Columbia University Press, 1928
572.996 MEA i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cons. Tri Handoko
"Tulisan ini menjabarkan tentang perkembangan tato ditinjau dari aspek motif, makna, maupun fungsinya di kalangan narapidana di Yogyakarta sejak tahun 1950an. Narasumber adalah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Yogyakarta, mantan narapidana, dan seniman tato yang memahami seluk beluk perkembangan tato menato di Yogyakarta. Motif tato di kalangan narapidana meliputi tumbuhan, binatang, potret manusia, horor, tato tribal, ikon hati, tipografi, biohazard dan biomechanical, juga alam benda. Tampilan motif tato ada dua, yaitu berdiri sendiri dan perpaduan beberapa motif. Setiap motif mempunyai makna tertentu. Teknis menatonya menggunakan peralatan sederhana berupa benang, jarum, dan norit (merek obat sakit
perut) dan mesin tato mekanik. Tato dan kegiatan menato di kalangan narapidana mempunyai dua fungsi utama yaitu pribadi dan sosial. Fungsi pribadi berkaitan dengan tato sebagai karya seni. Dalam batasan ini, tato berfungsi sebagai ekspresi pengalaman hidup yang berfungsi juga sebagai
pengingat akan peristiwa tertentu dan hiasan tubuh, sebagai eksp resi religiositas, terapi dan relaksasi, jimat, daya tarik seks, keamanan diri, serta untuk menutupi luka atau tato yang dianggap tidak bagus. Fungsi pribadi lainnya adalah sebagai pendapatan bagi narapidana yang mampu menato. Fungsi sosial tato adalah lambang kelompok, sarana sosialisasi dan menumbuhkan rasa percaya diri individu dalam kelompok, baik di dalam maupun di luar Lembaga Pemasyarakatan.

Abstract
This article describes about the developments of the motif s, meaning, and functions of the tattoo among the convicts and detainees in Yogyakarta since 1950s. The research respondents were the convicts and de
tainees in the Socialization Institution of Class IIA Yogyakarta, ex-c
onvicts, and tattoo artists who understood about the developments of tattooing in Yogyakarta. The Motifs of tattoo among the convicts and deta inees were flora, fauna, people portraits, horror, tribal tattoo, heart iconics, typography, biohazard and biomechanical, also still life. There were two appearances of the motif, standed alone and mix motifs. Each motif had particular meaning. The tattoing technique used simple equipment as
wool, needle, and norit (a brand of stomach-ache medicine) and mechanical tattoo machine. Tattoo and tattooing activities among the convicts consist of two major functions, in dividual and social. As indivi dual function, tattoo is an artwork. In this term, tattoo has a function as the expression of experiences, included as a reminder of specific experiences and body decoration. Others as a religious expression, therapy and relaxation, talisman, sex appeal, self-protection and to cover up the wounds and other tattoo which were not good. Another individual function was job
opportunity for anyone who had ability in tattoing. The social function of tattoo was as a group symbol, a medium of socialization and enhancing individual self-confidence in the group either inside or outside the Socialization Institution."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Kristen Petra. Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra. Fakultas Seni dan Desain], 2010
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Thariq Salam
"ABSTRAK
BBerber merupakan suku mayoritas penghuni Afrika utara bagian barat. Al-Jazair adalah negara yang mayoritas penduduknya berasal dari suku Berber. Suku berber memiliki banyak karya seni yang unik, salah satunya adalah tradisi tato pada perempuan berber. Tradisi tato ini sudah dilakukan oleh para perempuan Berber sejak berabad-abad lalu. Metode yang digunakan penulis dalam penulisan jurnal ini adalah metode studi pustaka. Teori dalam jurnal ini adalah teori mengenai keaslian karya seni dan antropologi simbolik. Dalam jurnal ini ditemukan bahwa Tato pada perempuan suku Berber adalah representasi dari identitas kesukuan, simbol kecantikan, tolak bala, pengobatan, keberuntungan serta kematangan secara seksual. Tato dibuat pada usia yang bervariasi dengan motif sederhana yang diwariskan dari ibu kepada anak perempuannya. Motif-motif yang digunakan berbentuk garis, silang, segitiga, kotak dan persegi panjang, kemudian bergabung membentuk motif yang memiliki makna lebih kompleks, biasanya berbentuk runcing yang merepresentasikan bentuk tajam untuk mengusir Jnoun atau roh jahat. Tato dibuat di beberapa tempat seperti wajah, dada, punggung tangan, lengan bagian atas dan pergelangan kaki. Tiap Tato memiliki makna berbeda sesuai dengan tempat tato tersebut dibuat. Tradisi tato kemudian dilarang pada tahun 1930 karena tidak sesuai dengan ajaran Islam, karena pada masa itu suku Berber sudah menerima pendidikan sehingga bisa memahami Islam dengan baik. Pelarangan ini kembali ditegaskan pada tahun 1940, sehingga tradisi ini ditinggalkan hingga saat ini.

. Metode yang digunakan penulis dalam penulisan jurn
ABSTRACT
Berber is the majority tribe of western part of north Africa. Al-Jazair is a country whose majority population is from the Berber tribe. Berber tribe has many unique works of art, one of which is a tattoo tradition on berber women. This tattoo tradition has been done by Berber women since centuries ago. The method used by the author in writing this journal is literature study method. Theories in this journal are theories on the authenticity of artwork and symbolic anthropology. In the journal it is found that Tattoos in Berber women are representations of tribal identity, beauty symbols, repulsive reactions, treatment, luck and sexual maturity. Tattoos are made at varying ages with simple motifs passed from mother to daughter. Motifs used in the form of lines, crosses, triangles, squares and rectangles, then combine to form a motif that has a more complex meaning, usually shaped like a pointed sharp shape to drive Jnoun or evil spirits. Tattoos are made in places such as face, chest, back of hand, upper arm and ankle. Each tattoo has a different meaning according to where the tattoo is made. The tattoo tradition was then banned in 1930 because it was not in accordance with the teachings of Islam, where at that time the Berber tribe has received education so that it can understand Islam well. This prohibition was reaffirmed in 1940, so this tradition was abandoned to this day."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Function of tattoos among Mentawai people."
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional , 2001
499.207 KAJ (1);499.207 KAJ (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Pitaloka
"ABSTRAK
Menjadi seorang perempuan di dalam masyarakat yang patriarkal kerap kali membuat perempuan mengalami opresi dan kekangan sehingga ia tidak bisa secara utuh memiliki kuasa atas tubuhnya. Pengalaman ketubuhan dalam kultur patriarkal tersebut dapat diekspresikan perempuan melalui praktik modifikasi tubuh, salah satunya adalah tato. Jika dahulu tato erat dengan hal-hal yang berkaitan dengan spiritualitas dan kriminalitas, kini tato sudah menjadi bagian dari gaya hidup kaum perkotaan. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan observasi, praktik bertato bagi sebagian perempuan yang sadar akan isu gender dan perempuan, dimaknai sebagai sebuah tindakan untuk merebut kembali tubuh mereka dari kultur patriarki. Pemaknaan yang diberikan berdasar pada pengalaman ketubuhan yang dialami, seperti kekerasan seksual, opresi verbal terhadap bentuk tubuh, dan kekangan aturan dari keluarga patriarkal. Selain itu, pemaknaan tersebut juga dipengaruhi oleh lingkup pertemanan informan yang juga paham akan permasalahan tubuh perempuan.

ABSTRACT
Born as women in patriarchal society often creates oppression and restraint, towards their body. This fact takes their authority over their bodies. These bodily experiences expressed through various body modification practices, such as tattoo. In the past, tattoo is related with spirituality and criminality, but now, tattoo has become a urban lifestyle. Based on in-depth interview and observation held in this study with women who have knowledge with gender and woman issues, a tattoo practice means reclaiming their body from patriarchal culture. The meaning is given based on their bodily experiences, such as sexual violence, verbal oppression of ideal body, and restraint from patriarchal family. This meaning come from their bodily experiences which also influenced by their peer group."
2016
S67947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Early Dinda Puspita
"Tattoo is only one of many forms of body art. Tattoo was used by the indigenous to create fear to the enemy. In Indonesia tattoo has a strong relation with religious things, especially for the Dayak. But nowadays tattoo has become an industrial mass product. Tattoos are especially popular among younger people and have already become a life style, a status symbol and a part of fashion. Tattooing is no longer a rarity, but is present in everyday life. Using the postmodern theory and the semiotic theory of Charles Sanders Peirce, this thesis will show how chance in the use of tattoo has become a postmodern way of life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S14672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library