Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dandi Hambali
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Kadek Trisnanty
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Donna Asteria
Abstrak :
Edukasi kesadaraan warga agar dapat melakukan pengelolaan sampah dengan penerapan prinsip 4R dalam penyelesaian masalah sampah sangatlah penting. Edukasi warga dengan dilakukannya fasilitasi bank sampah yang diberbasiskan peran warga perempuan yang menjadi hal penting sebagai modal sosial, yang dapat menggerakan individu dan komunitas masyarakat untuk berperan serta dan aktif dalam pengelolaan lingkungan. Kegiatan edukasi warga melalui pembentukan bank sampah diintegrasikan dengan gerakan program 4R (reduce, reiise, recycle dan replcinl). Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di Karangresik, Tasikmalaya, Indonesia, memiliki kondisi lingkungan yang masih mengalami masalah banjir diakibatkan oleh saluran air yang tersumbat sampah, juga masih banyak warga membuang sampah di sungai. Pada dasarnya kegiatan bank sampah meaipakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Metode pendekatan yang dilakukan dengan warga adalah melalui kegiatan penyuluhan, edukasi, pelatihan secara partisipasi emansipatoris (interaksi dan komunikasi), serta dialog dengan warga di komunitas. Pembinaan jejaring dan mekanisme pola hubungan kerja kelembagaan antara warga pengelola bank sampah dengan stakeholder terkait. Bank sampah akan memberikan manfaat kepada warga, terutama manfaat langsung dengan berkurangnya timbulan sampah di komunitas, lingkungan menjadi lebih bersih dan asri, serta kemandirian warga secara ekonomi. Manfaat yang diperoleh dari aktivitas bank sampah di komunitas Karang resik. Tasikmalaya,.Indonesia, tidak hanya secara ekonomi, dimana dari tabungan sampah memperoleh uang untuk membayar listrik dan membeli sembako, juga terwujudnya kesehatan lingkungan, dengan kondisi komunitas yang bersih, hijau, nyaman, dan sehat. Maka upaya pengelolaan sampah yang lebih terpadu dan terintegrasi dapat menstimulasi kreativitas dan inovasi dari masyarakat. Pemberdayaan komunitas ini menyebabkan semakin meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian warga.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Karena keterbatasan lahan, penemoatan dan pembangunan sebuah fasilitas persampahan yang baru merupakan suatu tantangan besar. Fasilitas persampahan harus dapat diterima leh masyarakat serta memenuhi aspek lingkungan dan ekonomis. Studi ini bertujuan tersebut. Kuesioner dibuat berdasarkan kajian literature dan dikirim ke masyrakat dari kalangan berpendidikan. Dari hasil penelitian terlihat tingkat kekhawatiran utama, yaitu faktor yang berkaitan dengan keandalan institusi dan pengelola, dan gangguan yang ditimbulkan oleh fasilitas, pencemaran dan dampak terhadap kesehatan, serta gangguan terhadap alam. Pada daerah penelitian yang memliki konflik di bidang persampahan, tingkat kekhawatiran terhadap dampak sangat tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya. Demikian juga dengan sikap masyarakat, dimana yang menolak pembangunan fasilitas lebih banyak dari wilayah lainnya. Demikian juga dengan sikap masyarakat, diaman yang menolak pembangunan fasilitas lebih banyak dari wilayah lainnya. Perbedaan kekhawatiran masyarakat terhadap fasilitas persampahan tidak berpusat secara spesifik pada satu hal tertentu saja dan tersebar pada semua variabel. Atribut responden seperti tingakt pendidikan dan kemauan berpartisipasi juga memliki hubungan yang signiikan dengan sikap terhadap fasilitas,
721 JILB 1:1 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lathif Mujahidin
Abstrak :
[Skripsi ini membahas penyebab terjadinya perilaku membuang sampah ke sungai dan apa yang melanggengkannya. Studi sebelumnya menyimpulkan bahwa perilaku membuang sampah ke sungai erat kaitannya dengan keberadaan dan keterjangkauan fasilitas pembuangan sampah. Padahal, perilaku membuang sampah ke sungai tidak bisa disederhanakan sebagai konsekuensi dari tidak adanya fasilitas pembuangan sampah. Pendekatan yang memfokuskan diri pada ketiadaan infrastruktur ini tidak bisa menjawab pertanyaan mengapa tetap ada masyarakat yang tetap membuang sampah meskipun tersedia tempat sampah. Dalam rangka melengkapi kelemahan studi dengan pandangan struktural tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mewawancarai lima orang informan yang terdiri dari satu orang aparat lokal dan empat orang ibu rumah tangga. Fenomena yang diangkat dalam penelitian ini adalah perilaku membuang sampah ke sungai oleh ibu rumah tangga di bantaran Sungai Ciliwung. Hasil penelitian menemukan bahwa perilaku membuang sampah ke sungai oleh ibu rumah tangga di Sungai Ciliwung disebabkan oleh adanya konformitas dari ibu rumah tangga melalui interaksi yang intens dengan kelompok di sekitarnya yang juga melakukan hal serupa. Kemudian, perilaku tersebut dilanggengkan oleh persepsi dan pengetahuan masyarakat tentang sampah, sungai, penegakkan hukum, dan kebersihan lingkungan. ;This study discusses the causes of the behavior of throwing garbage into the river and how it is perpetuated. Previous studies concluded that the behavior of throwing garbage into the river is closely related to the availability and affordability of waste disposal facilities. In fact, the behavior of throwing garbage into the river can not be simplified as a consequence of the lack of waste disposal facilities. The approach focuses on the lack of infrastructure is not able to answer the question why still there are people who still throw trash in spite of available bins. In order to complete the weeaknesses of structural studies, this study uses a qualitative method by interviewing five informants, consisting of one local authority officer and four housewives. A phenomenon that raised in this study is the behavior of throwing garbage into the river by housewives in Ciliwung river bank. The study found that the behavior of throwing garbage into the river by housewives in Ciliwung caused by the conformity of housewives through intense interaction with the surrounding group is also doing the same. Then, the behavior is perpetuated by perceptions and public knowledge about the garbage, river, law enforcement, and environmental hygiene., This study discusses the causes of the behavior of throwing garbage into the river and how it is perpetuated. Previous studies concluded that the behavior of throwing garbage into the river is closely related to the availability and affordability of waste disposal facilities. In fact, the behavior of throwing garbage into the river can not be simplified as a consequence of the lack of waste disposal facilities. The approach focuses on the lack of infrastructure is not able to answer the question why still there are people who still throw trash in spite of available bins. In order to complete the weeaknesses of structural studies, this study uses a qualitative method by interviewing five informants, consisting of one local authority officer and four housewives. A phenomenon that raised in this study is the behavior of throwing garbage into the river by housewives in Ciliwung river bank. The study found that the behavior of throwing garbage into the river by housewives in Ciliwung caused by the conformity of housewives through intense interaction with the surrounding group is also doing the same. Then, the behavior is perpetuated by perceptions and public knowledge about the garbage, river, law enforcement, and environmental hygiene.]
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S59356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Hisbullah Amrie
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Faizal Daud B.
Abstrak :
Perkembangan pendduk di Kota Palembang berdampak pada pergeseran lingkungan dengan peningkatan volume sampah kota khususnya di Pasar Traditional . Hasil penelitian menunjukan bahwa pemeberian aktivator dalam bentuk kapur, urea dan kotoran ayam berpengaruh baik dalam memercepat pengomposan sampah kota (pasar).
Palembang: Kopertis wilayah II Palembang, 2007
507 MANDIRI 9:3 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Yunanto
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitianbertujuan untuk mengetahui kelimpahan, dampak serta alternatif pengendalian sampah di Pantai Kuta.Luas daerah asal sampah dihitung dengan sistem informasi geografis. Dampak kelimpahan sampah dihitung berdasarkan biaya penanggulangan dan hilangnya pendapatan para pelaku usaha di Pantai Kuta. Model kelimpahan dan pengendalian sampahmenggunakan sistem dinamik dengan software PowersimConstructor 2.5D. Sumber sampah Pantai Kuta berasal dari aktivitas pariwisata di Pantai Kuta dan sampah yang terdampar di Pantai Kuta dari Selat Bali. Sampah Selat Bali berasal dari DAS Selat Bali dan interaksi dari laut sekitar. Luas DAS Selat Bali sekitar 4.470 Km2yang terdiri dari 2.419 Km2 di Pulau Jawa dan 2.051 Km2 di Pulau Bali. Berdasarkan kabupaten/kota, terdapat 3 kabupaten di Pulau Jawa (Banyuwangi, Jember, Bondowoso) dan 5 kabupaten/kota di Pulau Bali (Denpasar, Badung, Tabanan, Jembrana dan Buleleng) yang sebagian wilayahnya berada di DAS Selat Bali. Dampak sampah di Pantai Kuta pada Januari2011 telah mengurangi pendapatan pelaku usaha hingga 71% dan meningkatkan biaya pembersihan sebesar 63%-75%.Pemodelan kelimpahan sampah mengunakan data fluktuasi sampah selama 72 bulan dari Mei 2007 hingga April 2013.Proyeksi pemodelan dilakukan selama 72 bulan dari Mei 2013 hingga April 2019.Hasil pemodelan kelimpahan sampah Pantai Kuta telah dinyatakan valid dengan nilai AME 0,127. Terdapat dua faktor pengungkit kelimpahan sampah di Pantai Kuta (KSPK) yaitu fraksi sampah yang dibuang ke sungai (F-SDS) dan fraksi sampah pertanian tak terkelola (FSPT). Hasil simulasi dengan 4 kondisi adalah sebagai berikut: 1)Simulasi model yang diperpanjang (business as usual/BAU)mengindikasikan terjadinya peningkatan rata-rata KSPK sebesar 7,16% dibandingkan data 72 bulan sebelumnya. 2) Simulasi model dengan skenario pesimis dengan asumsi FSDS menjadi dua kali lipat akan meningkatkan KSPK rata-rata sebesar 234,70% atau naik sebesar 2,34 kali lipat dibanding BAU 3) skenario moderat dengan asumsi F-SDS dapat dikendalikan menjadi setengahnya akan dapat menurunkan KSPK sebesar 10,79% dibanding BAU 4) skenario optimis asumsi F-SDS dan F-SPT dapat dikendalikan menjadi setengahnya akan dapat menurunkan KSPK sebesar 16,13% di banding BAU. Pengendalian KSPK dapat dilakukan dengan peningkatan kerjasama antar pemerintah di DAS Selat Bali dengan target utama adalah penurunan F-SDS dan F-SPT.
ABSTRAK
The study aims to determine the abundance,impact and alternative of litter controlling in Kuta Beach. The area of litter source calculated with geographic information systems. The impact of litter is calculated based on the clean-up costs of litter and loss of income entrepreneurs in Kuta Beach. Models abundance and litter control using dynamic system with software Powersim Constructor 2.5D. The litter source in Kuta Beach derived from activity of tourism and litter that stranded of Bali Strait. The litter Bali Strait is derived from the Bali Strait watershed and the interaction of the surrounding sea. Bali Strait watershed area around 4,470 km2 consisting of 2,419 km2 in Java and 2,051 km2 in the island of Bali. Based on the district/city, there are 3 districts in Java (Banyuwangi, Jember, Bondowoso) and 5 districts/cities on the island of Bali (Denpasar, Badung, Tabanan, Jembrana and Buleleng) is partially of their area located in Bali Strait watershed. The impact of litter on Kuta Beach in January 2011 has reduced entrepreneurs income by 71% and increases cleaning costs by 63%-75%. Modeling abundance using litter data for 72 months from May 2007 until April 2013. Projection conducted for 72 months from May 2013 until April 2019. Modeling has been declared valid with the AME value of 0.127. There are two factors leverage abundance of litter on Kuta Beach (KSPK) is the fractions of litter dumped into the river (F-SDS) and fractions of unmanaged agricultural litter (F-SPT). The simulation results with 4 conditions are as follows: 1) Thesimulation model is extended (Business as usual / BAU) indicated an average increase of 7.16% KSPK than previous 72 months. 2) Simulation model of the pessimistic scenario assuming the F-SDS doubled, KSPK will increase by an average of 234.70%, up by 2.34 times compared to BAU 3) moderate scenario assuming the F-SDS can be controlled by half, KSPK will decrease by 10.79% compared to BAU 4) optimistic scenario assuming the F-SDS and F-SPT can be controlled by half, could decrease KSPK by 16.13% compared to BAU. KSPK control can be done withcooperation among governments in the Bali Strait watershed with the main target is the reduction of F-SDS and F-SPT., The study aims to determine the abundance,impact and alternative of litter controlling in Kuta Beach. The area of litter source calculated with geographic information systems. The impact of litter is calculated based on the clean-up costs of litter and loss of income entrepreneurs in Kuta Beach. Models abundance and litter control using dynamic system with software Powersim Constructor 2.5D. The litter source in Kuta Beach derived from activity of tourism and litter that stranded of Bali Strait. The litter Bali Strait is derived from the Bali Strait watershed and the interaction of the surrounding sea. Bali Strait watershed area around 4,470 km2 consisting of 2,419 km2 in Java and 2,051 km2 in the island of Bali. Based on the district/city, there are 3 districts in Java (Banyuwangi, Jember, Bondowoso) and 5 districts/cities on the island of Bali (Denpasar, Badung, Tabanan, Jembrana and Buleleng) is partially of their area located in Bali Strait watershed. The impact of litter on Kuta Beach in January 2011 has reduced entrepreneurs income by 71% and increases cleaning costs by 63%-75%. Modeling abundance using litter data for 72 months from May 2007 until April 2013. Projection conducted for 72 months from May 2013 until April 2019. Modeling has been declared valid with the AME value of 0.127. There are two factors leverage abundance of litter on Kuta Beach (KSPK) is the fractions of litter dumped into the river (F-SDS) and fractions of unmanaged agricultural litter (F-SPT). The simulation results with 4 conditions are as follows: 1) Thesimulation model is extended (Business as usual / BAU) indicated an average increase of 7.16% KSPK than previous 72 months. 2) Simulation model of the pessimistic scenario assuming the F-SDS doubled, KSPK will increase by an average of 234.70%, up by 2.34 times compared to BAU 3) moderate scenario assuming the F-SDS can be controlled by half, KSPK will decrease by 10.79% compared to BAU 4) optimistic scenario assuming the F-SDS and F-SPT can be controlled by half, could decrease KSPK by 16.13% compared to BAU. KSPK control can be done withcooperation among governments in the Bali Strait watershed with the main target is the reduction of F-SDS and F-SPT.]
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
D1900
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megariza
Abstrak :
ABSTRAK
Sampah dan perilaku littering merupakan permasalahan bagi hampir seluruh negara. Permasalahan perilaku menyampah dipercaya sebagai pertanda polusi lingkungan yang paling terlihat. Hampir seluruh permasalahan sampah di dunia berawal dari perilaku membuang sampah sembarangan yang dilakukan oleh warga maupun industri. Salah satu bagian dari perilaku littering yang belum banyak dibahas dan diintervensi adalah perilaku table-littering, yaitu perilaku menyampah yang terjadi ketika pelanggan meninggalkan makanan atau bahan yang terkait makanan tersebut di meja tempat pelanggan tersebut makan. Pada makalah ini, intervensi dilakukan di kantin-kantin fakultas Universitas Indonesia dengan pemberian bussing station, tanda himbauan dengan pesan empati, atau keduanya. Hasil menunjukkan bahwa ketiga jenis intervensi berhasil mengurangi dengan signifikan perilaku table-littering, dengan efektivitas pemberian bersamaan bussing station dan pesan empati menduduki angka tertinggi.
ABSTRACT
Litter and littering are problems to almost all state. Littering behavior problem is believed as most visible environmental pollution signs. Almost all litter problem in the world starts from littering behavior by the citizens or industries. One of littering behavior that is not commonly discussed and intervened is table littering behavior, which means littering behavior that occurs when patrons leave food or beverage related material on the table surface where it was consumed. In this paper, intervention was held at faculty cafeterias in University of Indonesia, using bussing station, visual prompts with empathy appeal messages, or both. Results show that these three intervention success to decrease table littering behavior rate significantly, with intervention using both bussing station and visual prompts at the most.
2018
T50642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library