Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asman Boedisantoso Ranakusuma
Abstrak :
Pada pagi hari ini bagi kita yang hadir, tiada kata yang lebih indah untuk diucapkan selain puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan kesehatan kepada kita semua, sehingga pada pagi hari ini kita dapat berkumpul di ruangan ini untuk mendengarkan pidato pengukuhan saya. Mengapa saya memilih Ilmu Penyakit Dalam (IPD)? Sebenarnya mudah dimengerti dan dipahami bahwa seorang dokter muda memilih IPD karena ilmu penyakit dalam adalah ibu dari semua cabang ilmu kedokteran. Ilmu ini melihat manusia sebagai sosok tubuh seutuhnya, dari ujung rambut ke ujung jari kaki; dan kulit luar ke dalam sel yang paling dalam pada tubuh kita. Ilmu ini juga menelusuri titik awal penyakit dengan segala akibat-akbatnya. Pengembangan logika analitik sangat diperlukan, pola pikir holistik, integral antar organ dan sistem dibutuhkan. Agaknya dunia ilmu ini penuh tantangan. Di sini titik mula.hati saya terpikat. Sebagai seorang dokter muda yang penuh khayalan ternyata pola pikir itu bukanlah mudah dan sederhana. Ternyata ilmu penyakit dalam tidak semudah yang dikhayalkan, terlalu banyak untuk dicerna dan terlalu sulit untuk diantisipasi apalagi 'untuk menyembuhkan pasien. Angka kematian di bangsal perawatan rumah sakit tinggi. Pada saat itu kesulitan tetap berputar-putar di.sekitar diri saya. Terkadang tidak tahu harus mulai dari mana, selalu terbayang wajah pasien yang menderita yang hanya dapat saya obati dengan kata-kata. Wajah pucat pasi pedih cemas berbaur satu Langan tangan menggapai seraya mencari siapakah membantu Kuberi lengan sebelah Sepenggal ilmu Sia, sia Kau, Aku Berpisah Sama-sama meniti jalan panjang Kelam (Antara Jakarta ,- Magelang, Media- Juli 1984) Kalimat di atas dapat menggambarkan betapa galau hati seorang dokter muda sewaktu mulai bekerja di bagian IPD. Dalam proses peningkatan keterampilan, saya dapat merasakan pendidikan dengan pola penalaran holistik integral, tidak terkotak kotak, pengembangan logika analitik dan kerjasama yang erat antar sejawat telah dapat meningkatkan keterampilan dan mengikis sedikit demi sedikit kegalauan yang ada.
Jakarta: UI-Press, 1994
PGB Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Makes, Benyamin
Abstrak :
Keganasan tiroid dapat ditemukan sekitar 5% dari kasus dengan nodul tiroid. Untuk penatalaksanaan kasus nodul tiroid perlu membedakan kasus jinak dari yang ganas. Biopsi aspirasi jarum halus (BAJaH) dilakukan praoperasi sedangkan potong beku dilakukan pada saat operasi. Tujuan tulisan ini ialah mengevaluasi ketepatan diagnosis pemeriksaan BAJaH serta PB bersama sitologi imprint (PB+I) pada kasus-kasus nodul tiroid di Departemen Patologi Anatomik FKUI-RSCM. Penelitian ini merupakan uji diagnostik menggunakan data arsip klinikopatologik di Departemen Patologi Anatmik FKUI-RSCM selama tahun 1999-2003. Spesimen dengan kelengkapan data hasil pemeriksaan BAJaH; data hasil pemeriksaan potong beku disertai sediaan sitologi imprint, serta sediaan histologik terfiksasi formalin dari bahan biopsi / operasi tiroid yang sama, digunakan dalam penelitian ini. Sensitivitas, spesifisitas dan akurasi PB+I lebih tinggi daripada BAJaH (berturut-turut 86,8% vs 73,7% ; 99,0% vs 83,9% ; 94,8% vs 80,5%). Bila hasil BAJaH konkordan dengan hasil PB+I, akurasi gabungan ke dua pemeriksaan tersebut menjadi 95,1%. Evaluasi potong beku bersama sitologi imprint masih sangat bermanfaat, karena pemeriksaan ini secara bermakna menunjukkan akurasi yang tinggi dalam mendiagnosis keganasan tiroid. (Med J Indones 2007; 16:89-93).
Thyroid malignancy can be found on 5% of thyroid nodules. In order to better managed of thyroid nodules, skills to differentiate benign from malignant cases were needed. Fine needle aspiration biopsy (FNAB) was done preoperatively while frozen section (FS) and imprint cytology (IC) should be done intra-operatively. The objective of this research paper is to evaluate the diagnostic accuracy of FNAB versus frozen section combined with imprint cytology (FS+IC) in thyroid nodules at the Anatomic-Pathology Department FMUI-CM Hospital, Jakarta. This diagnostic test, used data from clinico-pathological records in Anatomic Pathology Department, Faculty of Medicine University of Indonesia / Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta, Indonesia during 1999-2003. Specimens with complete data of FNAB results, data of FS and slides of IC. All formalin fixed`specimens were reevaluated and used as the golden standard. Sensitivity, spesificity and accuracy of FS+IC were higher than FNAB (86.8% vs 73.7% ; 99.0% vs 83.9% ; 94.8% vs 80.5% respectively). If the results of FNAB were concordant with the result of FS+IC, the combined examination yields accuracy of 95.1%. The evaluation of frozen section combined with imprint cytology is very useful, because this examination significantly showed high accuracy in diagnosing thyroid malignancy. (Med J Indones 2007; 16:89-93) .
Medical Journal of Indonesia, 2007
MJIN-16-2-AprJun2007-89
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mieke Marindawati
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Biopsi aspirasi jarum halus/Fine needle aspiration biopsy (FNAB) merupakan teknik diagnostik yang efektif untuk membedakan lesi jinak dan ganas yang dapat membantu menilai perlu atau tidaknya dilakukan pembedahan. Namun FNAB mempunyai keterbatasan dalam mendiagnosis terutama pada lesi indeterminate sehingga perlu dilakukan pulasan imunositokimia untuk meningkatkan akurasi. Cytokeratin 19 (CK19) merupakan penanda yang sensitif untuk karsinoma papiler tiroid, namun masih jarang dilakukan pada spesimen FNAB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi diagnostik imunositokimia CK19 pada spesimen FNAB lesi indeterminate nodul tiroid.

Metode: Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dan merupakan penelitian observasional analitik menggunakan desain potong lintang. Populasi penelitian adalah kasus FNAB nodul tiroid yang berpasangan dengan kasus histopatologi dari arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM tahun 2014-2015. Pemilihan sampel dilakukan secara consecutive sampling. Sampel berjumlah 42 kasus yang terdiri dari 11 kasus (26%) lesi jinak, 12 kasus (29%) atypical of undetermined significance (AUS), 10 kasus (24%) suspicious, dan 9 kasus (21%) ganas. Dilakukan pulasan CK19 dan dinilai ekspresinya berdasarkan titik potong

Hasil: Pada 42 sampel yang diteliti terdapat 23 kasus sitologik dengan ekspresi CK19 positif kuat, yang terdiri atas 21 kasus histopatologik ganas dan 2 kasus histopatologik jinak. Sedangkan 19 kasus sitologik yang menunjukkan ekspresi CK19 positif lemah/negatif terdiri atas 17 kasus histopatologik jinak dan 2 kasus histopatologik ganas. Berdasarkan hasil ini akurasi diagnostik sediaan FNAB lesi indeterminate adalah 86%. Secara umum juga menunjukkan bahwa pulasan imunositokimia CK19 pada spesimen sitologik FNAB mempunyai nilai sensitivitas 91%, spesifisitas 89%, nilai prediksi positif 91%, nilai prediksi negatif 89% dan akurasi diagnostik 90%.

Kesimpulan: Pulasan CK19 dapat digunakan sebagai penanda untuk membedakan karsinoma papiler tiroid dan nodul jinak tiroid pada spesimen FNAB lesi indeterminate dengan akurasi diagnostik 86%.
ABSTRACT
Background: Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) is a diagnostic technique that is effective in distinguish between benign and malignant lesions that can help to assess whether any surgery is required or not. However FNAB has limitations in diagnosis, especially in indeterminate lesions. Therefore accuracy of this technique can be improved by immunocytochemistry staining. Cytokeratin 19 (CK19) is a sensitive marker for papillary carcinoma of the thyroid, but still rarely performed in FNAB specimens. The aim of the present study was to establish the diagnostic accuracy of CK19 in thyroid FNAB indeterminate lesion

Methods: This study is an analytic observational research using cross sectional design. The population of this study was FNAB cases of thyroid nodules which paired with histopathological cases. Data was retrieved from the archives of Anatomic Pathology Department of the Faculty of medicine/Cipto Mangunkusumo Hospital years 2014-2015. Sample selection performed by consecutive sampling. Total 42 cases in this study consisting of 11 benign lesions (26%), 12 Atypical of undetermined significance (AUS) (29%), 10 suspicious (24%), and 9 malignant (21%). CK19 staining was performed and the positivity expression was determined based on cut off.

Results: Totally 42 samples studied contained 23 cytologic case with strong positive expression of CK19, consisting of 21 malignant histopathologic cases and 2 benign histopathologic cases. While 19 cytologic cases that showed weakly positive/ negative CK19 expression was consisted of 17 benign histopathologic cases and 2 malignant histopathologic cases. Based on these results the diagnostic accuracy of FNAB preparations indeterminate lesions was 86%. In general showed that CK19 staining immunocytochemistry on cytologic specimens FNAB have a sensitivity of 91%, specificity of 89%, positive predictive value of 91% , negative predictive value of 89% and diagnostic accuracy of 90%.

Conclusion: CK19 staining can be used as a marker to distinguish between papillary carcinoma thyroid and benign thyroid nodules in FNAB indeterminate lesions with a diagnostic accuracy of 86%.
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hedy Soeparni
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1992
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library