Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Penyakit tuberkulosis (TB paru) merupakan masalah yang masih belum dapat dituntaskan. Data Program P2TB Kota Cirebon tahun 2011 menunjukkan, 91% (CR)/263 orang sembuh, 2.2%/7 orang meninggal, 4.5%/13 orang DO, 2.08%/6 orang gagal, ini telah mencapai indikator keberhasilan nasional, tetapi beberapa puskesmas masih berada di bawah indikator nasional, yaitu Puskesmas Perumnas Utara (Cure Rate/CR 60%), Larangan (CR 70.37%) Puskesmas Kesambi (CR 66.67%), dan Jl. Kembang (CR 75%). Hal ini menunjukkan, peran PMO masih belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor pada Pengawas Minum Obat (PMO) dengan kepatuhan berobat penderita TB paru, serta variabel dominan yang mempengaruhi kepatuhan berobat penderita TB paru.
Menggunakan desain penelitian case control, jumlah sampel minimal kasus 34 sampel, perbandingan kasus dan kontrol 1 : 2, jumlah sampel keseluruhan adalah 102 (34 kasus dan 68 kontrol), teknik pengambilan sampel random sampling. Kriteria responden: PMO penderita TB paru yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil penelitian menunjukkan variabel tingkat pengetahuan PMO (p= 0.013, α=0.05) dan penyuluhan (p=0.000, α=0.05) berhubungan dengan kepatuhan berobat penderita TB paru. Penyuluhan merupakan variabel dominan yang mempengaruhi 6.018 kali kepatuhan berobat penderita TB paru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan PMO dan penyuluhan mempengaruhi kepatuhan berobat penderita TB paru, dengan faktor dominan adalah penyuluhan. Saran dari penelitian ini adalah meningkatkan upaya untuk meningkatkan pengetahuan PMO. Studi untuk mengetahui efektifitas asuhan keperawatan keluarga dalam membina peran
PMO sangat diperlukan."
613 JKKI 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Azril Kimin
"ABSTRAK
Respons setiap Penderita TBC terhadap Isoniazid berbeda satu dengan yang lain Pada sebagian penderita proses metabolisme obat ini berlangsung cepat, dan pada sebagian penderita lama berlangsung lambat, perbedaan respons ini terutama disebabkan faktor keturunan. Perbedaan kecepatan metabolisme terhadap bangsa Indonesia telah diselidiki beberapa tahun lalu (1976) dibagian Farmakologi FKUI. Penelitian yang menggunakan urin individu-individu sebagai simple memperlihatkan adanya perbedaan proforsi fenotip aselitator pada suku Jawa, Sunda dan Minang. Penelitian ini dilakukan untuk melihatkan apakah perbedaan itu benar, dengan mengambil keluarga-keluarga sebagai objek penelitian, 15 keluarga dari masing-masing suku yang masih murni garis keturunannya ikut serta dalam penelitian ini. Penelitian ini menunjukan, tidak ada perbedaan hasil yang signifikan dengan hasil percobaan terdahulu."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1980
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurilla Ayuningtias
"Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar menyerang paru-paru. Penularan penyakit ini terjadi melalui pernapasan. Gejala TBC pada orang dewasa antara lain, batuk selama tiga minggu atau lebih, batuk darah, sesak napas dan nyeri dada. Pengobatannya dilakukan dengan menggunakan obat-obat antituberkulosis, yang sekarang ini terdapat dalam bentuk Fixed Dose Combination (FDC). Pemakaian obat harus dilakukan secara teratur. Jika tidak, maka dapat menimbulkan resistensi. Penelitian mengenai pengaruh konseling terhadap kepatuhan penderita TBC paru pada terapi obat di kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur telah dilakukan.
Penelitian ini merupakan studi pre-experimental dengan cara mengambil data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan memberikan pretest yang dilanjutkan dengan konseling, kemudian posttest untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap kepatuhan pada terapi obat. Sedangkan pengambilan data sekunder dilakukan dengan melihat rekam medis. Berdasarkan rekam medik, ditunjukkan bahwa penderita TBC paru di kecamatan Pasar Rebo sebagian besar terdapat pada usia produktif (80,00%), berpendidikan rendah (56,67%), tidak bekerja (60,00%), dan berjenis kelamin pria (56.67%). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian konseling berpengaruh dalam meningkatkan kepatuhan penderita TBC paru pada terapi obat.

Tuberculosis is a contagious disease caused by Mycobacterium tuberculosis, which mostly infects the lung. It spreads through respiration system. TBC?s symptoms in adults are cough for three weeks or more, bloody cough, short-winded, and pain in chest. It uses antituberculosis drugs for the treatment, which mostly packed in Fixed Dose Combination (FDC) nowaday. The treatment must be done regularly otherwise Mycobacterium tuberculosis will be resistance to the drugs. It has been done a research about the effect of counseling in TBC`s patient treatment adherence at Pasar Rebo, Jakarta Timur.
The pre-experimental study was carried out by taking primary and secondary datas. Primary datas were taken by giving pretest which followed counseling to TBC`s patient. Then, posttest was given to get information about the effect of counseling in TBC`s patient treatment adherence. While the secondary datas was taken by checking TBC`s patient?s medical record. The results of this research showed that most of TBC?s patients in Pasar Rebo, Jakarta Timur were in productive age (80,00%), low graduate (56,67%), jobless (60,00%), and male (56,67%). It also showed that counseling had increased TBC`s patient treatment adherence."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32948
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fikri Arianda
"Kepatuhan pasien tuberkulosis menjadi faktor paling penting dalam mencapai keberhasilan pengobatan. Keberhasilan dalam mengidentifikasi pasien TB di Indonesia saat ini hanya mencapai 39% dan angka keberhasilan pengobatan mencapai 74%, sedangkan target kementerian kesehatan dalam mengidentifikasi dan keberhasilkan dalam pengobatan sebesar 90% dari total pasien. Tujuan tugas khusus ini adalah untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien dalam pengobatan TB MDR di Puskesmas Kecamatan Cengkareng. Pelaksanaan pengambilan data pasien TB-MDR dilakukan secara retrospektif dengan data berupa data medik pasien dan data terapi obat yang diperoleh dari sistem SITB Puskesmas Kecamatan Cengkareng. Penilaian terhadap kepatuhan didasarkan pada jadwal penebusan resep. Jika pasien selalu menebus resep setiap bulan maka dikatakan patuh. Dari 18 pasien dalam pengobatan TB MDR 16 diantaranya merupakan pasien yang patuh dalam pengobatan. 2 Pasien tidak patuh dalam pengobatan sehingga dinyatakan sebagai pasien gagal dalam pengobatan. Regimen terapi yang diberikan untuk pasien TB-MDR di Puskesmas kecamatan Cengkareng sudah sesuai dengan pedoman nasional tatalaksana tuberkulosis yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan. Dari 18 pasien yang menjalani terapi TB-MDR terdapat 2 orang yang tidak patuh dalam pengobatan, sedangkan 16 orang masih menjalankan terapi, sehingga persentase pasien yang patuh dalam pengobatan adalah mencapai 89%.

Patient adherence to tuberculosis treatment is a pivotal factor in achieving treatment success. Currently, the success rate in identifying tuberculosis patients in Indonesia stands at only 39%, and the treatment success rate reaches 74%, while the Ministry of Health's target for both identification and treatment success is set at 90% of the total patient population. The purpose of this specialized task is to ascertain the level of patient adherence to multidrug-resistant tuberculosis (TB MDR) treatment at the Community Health Center (Puskesmas) of Cengkareng Subdistrict. Retrospective data collection for TB-MDR patients was conducted utilizing medical records and drug therapy data obtained from the SITB (Tuberculosis Information System) of the Cengkareng Subdistrict Community Health Center. Assessment of adherence was based on prescription redemption schedules, whereby patients who consistently redeemed prescriptions each month were classified as adherent. Among the 18 patients undergoing TB MDR treatment, 16 exhibited adherence to their treatment regimen, whereas 2 patients were non-adherent, resulting in treatment failure. The therapeutic regimen provided to TB-MDR patients at the Cengkareng Subdistrict Community Health Center adhered to the national tuberculosis management guidelines issued by the Ministry of Health. Out of the 18 patients undergoing TB-MDR therapy, 2 individuals demonstrated non-adherence, while 16 continued their treatment, leading to a commendable 89% adherence rate."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library