Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Faqih Alhaitami
"Daun salam dan buah salak sangat melimpah di Indonesia, dan dipercaya masyarakat memiliki sifat antioksidan dan anti penuaan. Namun belum ada penelitian mengenai penggunaanya sebagai inhibitor korosi ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menganalisa pengaruh penambahan ekstrak daun salam (syzygium polyanthum),, buah salak banjarnegara (salacca zalacca var banjarnegara) dan campuran keduanya sebagai inhibitor ramah lingkungan terhadap baja karbon API 5L grade B dalam larutan HCl 1M.
Pengujian polarisasi dan EIS dilakukan untuk mengukur efisiensi inhibitor pada konsentrasi penambahan ekstrak yang berbeda yaitu 2ml/L, 4ml/L, 6ml/L dan 8ml/L untuk masing-masing ekstrak daun salam dan buah salak, dan konsentrasi ekstrak campuran 6ml/L dengan perbandingan komposisi ekstrak daun salam dan buah salak yaitu 1:1, 1:2, 1:3, 3:1 dan 2:1. Pengujian FTIR dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa aktif yang terkandung pada ekstrak daun salam dan buah salak, dan mengetahui golongan senyawa aktif yang membentuk lapisan protektif pada permukaan logam. Adsorption isotherm digunakan untuk mengidentifikasi mekanisme adsorpsi dari inhibitor ekstrak daun salam, buah salak dan campuran pada permukaan baja.
Hasil pengujian polarisasi pada penambahan inhibitor ekstrak daun salam dan buah salak secara tunggal, sama-sama menunjukan nilai efisiensi inhibitor (EI) tertinggi dan laju korosi (CR) terendah diperoleh pada konsentrasi 6ml/L yaitu masing-masing EI = 58.56%, CR=1.36 mm/tahun untuk ekstrak daun salam dan EI = 74.90%, CR = 0.82 mm/tahun untuk ekstrak buah salak. Hasil pengujian EIS pada penambahan inhibitor ekstrak daun salam dan buah salak secara tunggal juga menunjukan nilai efisiensi inhibitor (EI) tertinggi diperoleh pada konsentrasi 6ml/L yaitu masing-masing EI=76.60% untuk ekstrak buah salak dan EI=66.07% untuk ekstrak daun salam. Sedangkan untuk campuran ekstrak daun salam dan buah salak diperoleh efisiensi inhibitor (EI) tertinggi dan laju korosi (CR) terendah pada perbandingan komposisi 1:1 (50% : 50%) yaitu sebesar EI=73.54% dan CR=0.87 mm/year, berdasarkan pengujian polarisasi dan EI=74.83% berdasarkan pengujian EIS.
Pengujian FTIR menunjukkan keberadaan golongan senyawa fenolik (tannin) pada penambahan inhibitor ekstrak daun salam dan keberadaan golongan senyawa alkaloid pada penambahan ekstrak salak dipermukaan logam yang direndam dalam HCl 1M. Kedua jenis ekstrak apabila dicampurkan tidak menunjukan adanya efek sinergis dan juga antagonis sehingga dapat disimpulkan keduanya tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Kedua inhibitor ekstrak menunjukan korelasi sesuai dengan Langmuir dan Frumkin Isotherm yang mengindikasinya mekanisme adsorpsi fisik dan chemisorption

Bay leaves and snake fruits are very abundant in Indonesia, and have been believed by local community that they have antioxidant properties and anti-aging effect. However, no studies regarding its use as a enviromental friendly corrosion inhibitor. The aim of this research is to study and analyze the effect of indonesian bay leaf extract (syzygium polyanthum), snake fruit (salacca zalacca var banjarnegara) extract and also these mixed extract as enviromental friendly inhibitor on carbon steel API 5L grade B in hydrochoric acid 1M solution.
Electrochemical polarization test and EIS test were used in measuring the inhibitor efficiency at a different concentration of extract i.e. 2ml/L, 4ml/L, 6ml/L dan 8ml/L for indonesia bay leaf extract and snake fruit extract as single inhibitor, and 6ml/L for their mixture with a composition ratio of indonesian leaf extract to snake fruit extract , 1:1, 1:2, 1:3, 3:1 dan 2:1. FTIR was also used to identify the active compound group contained in both extracts and identify the active compound group which formed protective film on the metal surface. Adsorption isotherm was used to study inhibition mechanism of indonesia bay leaf extract, snake fruit extract and their mixture on metal surface.
Polarization test result of addition of indonesian bay leaf extract and snake fruit extract as single inhibitor in 1M HCl solution showed the highest inhibitor efficiency value (IE) and lowest corrosion rate (CR) IE=58.56%, CR=1.36 mm/year for bay leaf extract, and IE=74.90%, CR=0.82 mm/year for snake fruit extract at concentration 6ml/L, as well as EIS test showed the highest inhibitor efficiency value respectively IE=66.07% for bay leaf extract and IE=76.6% for snake fruit extract at concentration 6ml/L. And the addition of their mixture showed the highet inhibitor efficiency value achieved at a composition ratio 1:1 (50% : 50%) i.e. IE=73.54%, CR=0.87 mm/year based on polarisation test and 74.83% based on EIS test.
FTIR test result on steel sample which was immersed in HCl 1M solution had identified primarily the presence of phenolic compound group (tannin) on the metal surface with an addition of indonesian bay leaf extract and alkaloid compound group on the metal surface with an addition of snake fruits extract. The mixture of the extracts showed no sinergistic and antagonistic interaction. Thus, it can be concluded that these extracts do not interact to each other when they are mixed. These two extracts showed a correlation to Langmuir and Frumkin Isotherm that indicated physical adsorption as well as chemisorption.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46492
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Dwiatmi Dewijanti
"Telah dilakukan uji aktivitas antidiabetes dari daun salam (Syzygium polyanthum (Waigh) Walp, yang berasal dari kebun tanaman bumbu di Kebun Propinsi Puspiptek, dengan melakukan maserasi dalam pelarut etanol 70% lalu dipartisi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan butanol. Berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa yang teraktif adalah fraksi ethil acetat maka dilakukan isolasi pada fraksi etil asetat dengan teknik kromatografi kolom lambat, dengan menggunakan fase gerak secara gradien (klorofom-metanol). Dipredeksikan ada beberapa senyawa dari isolat C1 (Quercetagetin; Lucialdehyde B; Valine dan Isomaltose), dari isolat C3 (Quercetagetin; Quercetin; 10-OAcetylgeniposidic acid; Bergenin; Gallic acid), dan dari isolat C5 (Feroxidin; Digiprolactone; Epianhydrobelachinal; 3,7-Dimethyloctane-1,3,6-triol; 5α,8α- Epidioxyer-gosta-6,22-dien-3β-ol; Lucialdehyde B) yang masing-masing telah diidentifikasi dengan spektrofotometer UV-Vis, FT-IR, LCMSMS. Hasil uji aktivitas antidiabetes dengan persen penghambatan pada 100 ug/mL berturut-turut adalah isolat C1 (90,46 ± 1,04), isolat C3 (65,99 ± 3,08) dan isolat C5 (49,00 ± 1,04) dan uji aktivitas antioksodan persen penghambatan pada 100 ug/ml berturutturut isolat C1 (80,32 ± 0,83), isolat C3 (93,94 ± 0,81), dan C5 (34,37 ± 3,30). Hasil analisa NMR dan instrumen lain menunjukkan dalam isolat C3 terdapat galic acid, yang merupakan antioksidan, memperkuat hasil uji aktivitas anti oksidan tertinggi pada isolat C3. Pengujian juga dilakukan pada ekstrak air daun salam dari Jawa Timur (SJT), Jawa Tengah (SJTeng), dan Jawa Barat (SJB), hasilnya aktivitas tertinggi adalah salam yang berasal dari Jawa Tengah (SJTeng) dan dipredeksikan salam dari daerah Jawa Timur (SJT) mengandung senyawa (quercetin dan coniferin) dari Jawa Tengah (SJTeng) mengandung (quercetin dan juncusol) sedangkan Jawa Barat (SJB) mengandung (quercetin, danretucine).

An antidiabetic activity test has been carried out from bay leaves (Syzygium polyanthum (Waigh) Walp, which comes from spice plantations in Puspiptek Province Gardens, by maceration in 70% ethanol solvent and then partitioned using n-hexane, ethyl acetate and butanol solvents. Previously, observed that the most active was the ethyl acetate fraction and isolation was carried out from ethyl acetate fraction by slow column chromatography, using a gradient mobile phase (chloroform - methanol). It was predicted that there were several compounds from isolate 1 (Quercetagetin Lucialdehyde B; Valine and Isomaltose), from isolate 3 (Quercetagetin; Quercetin; 10-O-Acetylgeniposidic acid; Bergenin; Gallic acid), and from isolate 5 (Feroxidin; Digiprolactone; Epianhydrobelachinal; 3,7- Dimethyloctane-1,3, 1,3 6-triol; 5α, 8α) -Epidioxyer-gosta-6,22-dien-3β-ol; Lucialdehyde B) which has been identified by UV-Vis, FT-IR, LCMSMS spectrophotometer. These compounds have antidiabetic activity with inhibition percentage in 100 ug/mL (IC50 values) respectively: C1 (90,46 ± 1,04), C3 (65,99 ± 3,08), and C5 (49,00 ± 1,04). Meanwhile, the antioxidant activity of C1, C2, and C3 were 80,32 ± 0,83; 93,94 ± 0,81; and 34,37 ± 3,30 respectively. The identification of chemical structure prediction obtained by NMR and other instruments showed galic acid is one of the best candidate which also showed the highest antioxidant value. Tests were also carried out on the originating bay leaf water extracts from East Java (SJT), Central Java (SJTeng) and West Java (SJB), where the highest activity results were greetings originating from Central Java (SJTeng) and predicted greetings from the East Java region (SJT) containing compounds (quercetin and coniferin) from Central Java (SJTeng) containing (quercetin and juncusol) while West Java (SJB) containing (quercetin, and retucine)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library