Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eni Mulyatiningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Sintesis gas (syngas) dapat diproduksi melalui proses CO2 reformation of methane. Pemecahan molekul CO2 memerlukan tekanan dan suhu tinggi, sehingga akan memakan biaya yang besar. Dengan memanfaatkan reaktor plasma non-termal berjenis dielectric barrier discharge (DBD), reduksi biaya dapat dilakukan karena proses pemecahan molekul CO2 dilakukan pada kondisi normal. Pemodelan reaktor ini pun diperlukan untuk mendapat model yang mampu menggambarkan kondisi reaktor plasma jenis DBD, sehingga menurunkan risiko kegagalan scale-up. Program yang digunakan untuk pemodelan adalah Computational Fluid Dynamic (CFD), yaitu COMSOL Multiphysics. Perhitungan dilakukan dengan mengombinasi data kinetika eksperimen dan peristiwa perpindahan sehingga didapat suatu model reaktor. Model disimulasi dengan variasi tegangan atau voltase, suhu dan rasio umpan masuk untuk melihat pengaruhnya terhadap konversi dan produksi gas-gas yang dihasilkan. Konversi CH4 dan CO2 terbesar adalah 63% dan 20% yang dicapai pada rasio umpan CH4/CO2 = 0,5. Pada rasio umpan 0,5 juga dihasilkan rasio syngas terbesar, yaitu H2/CO = 2. Konversi yang dihasilkan tidak mengalami perubahan yang signifikan dengan naiknya suhu awal di dalam reaktor. Sedangkan produksi syngas baik H2 dan CO menurun dengan meningkatnya suhu.
ABSTRACT
Syngas can be produced using CO2 reforming of methane. Dissociation of molecule CO2 has to be done under high pressure and temperature condition. Therefore its process requires a lot of money. Using plasma non-thermal reactor or dielectric barrier discharge (DBD) can reduce cost requirement, because CO2 dissociation can be done under normal condition. Hence, modeling of plasma reactor is needed to get valid model in order to reduce risk of scale up failure. We use Computational Fluid Dynamic (CFD) program or COMSOL Multiphysics for modeling the reactor. Calculation is done using combination of kinetic experiments data and transfer phenomena to get a reactor model. Model will be simulated under voltage, tempperature, and feed ratio variation to analyze the effect to conversion, and syngas production. Highest conversion of CH4 and CO2 reach maximum at CH4/CO2=0.5 with 63% and 20% respectively. Syngas rasio also reach maximum at 0.5 feed ratio with H2/CO=2. There is no significant effect of temperature variazion to conversion. However, increasing temperature lead to low syngas production.
2016
S64068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Septian Gotama
Abstrak :
Zeolit ZSM-5 mesopori disintesis menggunakan double template TPAOH dan polimer kationik PDDA. Katalis Co-ZSM-5 disiapkan dengan cara impregnasi ion cobalt (2.6 wt% zeolit) pada ZSM-5 mesopori, agar memperoleh katalis heterogen untuk oksidasi parsial gas metana menjadi metanol menggunakan oksigen sebagai sumber oksidannya. Analisis XRD zeolit, pencitraan SEM dan BET mengindikasikan bahwa penambahan waktu ageing meningkatkan kristalinitas ZSM-5, tetapi di sisi lain juga menurunkan luas permukaan, mesoporositas, dan ukuran kristal ZSM-5. Perlakuan alkali pada ZSM-5 double template menyebabkan penurunan baik mesoporositas dan kristalinitas ZSM-5. Sebelum digunakan untuk aplikasi, Co-ZSM-5 dikalsinasi pada suhu 550 0C selama 3 jam dalam aliran O2 (200 mL/min). Reaksi katalitik berlangsung pada suhu 150 oC selama 30 menit dalam sistem batch reactor yang terdiri dari metana, N2 (rasio CH4:N2 = 0.5:2) dan katalis Co-ZSM-5 (2.6 wt%). Produk diekstraksi dengan etanol dan dianalisis menggunakan GC-FID. Analisa GC-FID menunjukkan bahwa oksidasi parsial metana pada ZSM-5 dengan mesoporositas tinggi memiliki kecenderungan terhadap pembentukan metanol. Sedangkan, ZSM-5 dengan mesoporositas yang lebih rendah menghasilkan produk lain yang tidak teridentifikasi selain metanol. Hasil ini menunjukkan bahwa selektifitas produk oksidasi parsial metana dapat ditentukan dengan mengatur mesoporositas ZSM-5 sebagai katalis. Mesoporous ZSM-5 zeolite was synthesized using double template TPAOH and cationic polymer PDDA. Co-ZSM-5 catalyst was then prepared by impregnating cobalt ions (2.6 wt% zeolite) in mesoporous ZSM-5, in order to obtained heterogeneous catalyst for partial oxidation of methane gas to methanol using oxygen as oxidant. XRD pattern of the zeolite, SEM images, and adsorption of BET indicate that the addition of ageing time increase the crystallinity of ZSM- 5, but in the other hand decrease the surface area, mesoporosity, and particle size of ZSM-5. In addition, giving alkaline treatment to ZSM-5 double template decrease both mesoporosity and crystallinity of ZSM-5. Before reaction, Co- ZSM-5 were calcined at 550 0C for 3 hours in flow of O2 (200 mL/min). The catalytic test was performed at 150 oC for 30 minutes in a batch reactor consisting of methane, N2 (CH4:N2 ratio is 0.5:2) and Co-ZSM5 catalyst (2.6 wt%). The reaction products were collected by extraction with ethanol and analyzed using GC-FID. The analysis of GC-FID show that the partial oxidation of methane performed by high mesoporosity of ZSM-5 tends to methanol production. While the reaction performed by lower mesoporosity of ZSM-5 results another unidentified product beside methanol. These result show that the product selectivity of partial oxidation of methane could be determined by tuning the mesoporosity of ZSM-5 as catalyst.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S43395
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adnan Syarif
Abstrak :
Kebutuhan dunia akan metanol khususnya di Asia Pasifik dari tahun ke tahun meningkat cukup pesat. Pada tahun 1995 yang lalu jumlah kekurangan tersebut sejumlah 349 juta galon dan diperkirakan akan semakin bertambah dari tahun ke tahun. Metanol atau metil alkohol dibuat dengan Cara mereaksikan campuran gas sintesis dengan bantuan katalis Copper Based (Cu-ZnO) pada suhu antara 230 °C - 270 "C dan rentang tekanan 50 - 100 atm. Pada kondisi ini konversi karbon monoksida yang dipcroleh sebesar 50,83%. Reaksi terjadi di dalam tube yang berisi karalis pada rcakror unggun tetap dengan tube jamak (Fixed Bed Multi Tube). Reaktor beroperasi secara isotermal dan untuk menjaga temperatur reaksi agar konstan maka panas reaksi yang dihasilkan, yaitu sebesar -21.684 kkal/mol, digunalcan untuk membuat uap (steam) bertekanan sedang (40 bar) dari air panas bersuhu 235 °C. Produk yang dihasilkan berupa metanol 98,85%, metanol 95% serta dimetil eter 32%. Untuk membuat metanol 330.000 ton per tahun dibutuhkan bahan baku gas sintesis scbanyak 85.8916 ton dan katalis 55 ron. Kcbutuhan utilitas (pcnunjang) berupa air pendingin scbanyak 60 rn’/jam, listrik 30.000 kWh, uap (steam) 206.805 kg/j dan bahan bakar 124.717 kg/j. Thnaga kerja awal yang dibutuhkan untuk produksi sebanyak 82 orang dan pabrik didirikan di atas tanah seluas 30 ha berlokasi di Bontang, Modal tetap yang dibutuhkan sebesar US $ 8Z.768.699,28 atau sekitar Rp. 190 milyar. Pembagian modal direncanakan 40% milik sendiri dan sisanya bcrasal dari pinjaman luar negeri. Dari hasil perhitungan ekonomi diperoleh titik impas sebesar 29,8396 dari kapasitas dan waktu serta laju pengembalian modal (sebelum pajak) masing-masing adalah 1,83 tahun dan 44,66%. Berdasarkan analisis ekonomi maka pendirian pabrik metanol bcrbahan baku gas sintesis ini layak untuk dilakukan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyas Prawara Mahdi
Abstrak :
Mulai munculnya suatu dorongan yang makin meningkat untuk merubah ketergantungan terhadap produk bahan bakar fosil untuk kebutuhan energi dunia. Hal ini diakibatkan oleh mulai habisnya sumber bahan bakar fosil untuk di masa yang akan datang serta dampak negatifnya terhadap lingkungan terkait dengan eksploitasi bahan bakar fosil serta kaitannya dengan emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim seperti misalnya pada proses pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik menyumbangkan lebih dari 29% emisi CO2 dunia pada tahun 2004. Biomassa telah mendapat perhatian lebih sebagai sumber alternatif yang layak dikarenakan tersedia berlimpah di seluruh dunia serta dianggap sebagai sumber nol CO2. Biomassa merupakan suatu sumber daya yang banyak tersedia, bersifat terbarukan, harga yang relatif murah bahkan ada yang gratis, serta dapat digunakan secara luas. Proses pirolisis merupakan tahap awal dari proses pembakaran serta gasifikasi. Proses ini bukan hanya merupakan teknologi transformasi yang bersifat independen, namun juga merupakan bagian dari proses gasifikasi dan pembakaran yang terdiri dari proses penguraian bahan bakar padat menjadi cair dan termal tanpa ada zat pengoksidasi. Keuntungan yang paling penting dari proses pirolisis adalah dapat diatur untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Misalkan dibutuhkan proses pirolisis lambat untuk meningkatkan hasil dari biochar, sedangkan proses pirolisis cepat untuk meningkatkan hasil dari bio-oil. Nilai kohe yang dibutuhkan pada reaktor pirolisis MRPP untuk mendapatkan bio-syngas paling optimal yaitu 886.88 gram untuk dapat menghasilkan persentase produk hasil pirolisis berupa bio-syngas paling banyak sebesar 75.01%. Perbedaan simulasi menggunakan Python terhadap data saat pengambilan data menggunakan reaktor pirolisis MRPP yaitu selisih 33,33 gram dengan rincian hasil dari pengambilan data yaitu sebanyak 750 gram. Efisiensi konsumsi bahan bakar untuk mengoperasikan alat reaktor MRPP yaitu 225g/jam. ......There is a growing push to change dependence on fossil fuel products for the world's energy needs. This is caused by the depletion of fossil fuel sources for the future and the negative impact on the environment related to the exploitation of fossil fuels and their relation to greenhouse gas emissions and climate change, such as the process of burning fossil fuels for electricity generation, contributing more of 29% of world CO2 emissions in 2004. Biomass has received more attention as a viable alternative source as it is abundantly available worldwide and is considered a zero CO2 source. Biomass is a resource that is widely available, is renewable, the price is relatively cheap, some are even free, and can be used widely. The pyrolysis process is the initial stage of the combustion and gasification process. This process is not only an independent transformation technology, but also a part of the gasification and combustion processes which consist of the decomposition of solid fuel into liquid and thermal without the presence of oxidizing agents. The most important advantage of the pyrolysis process is that it can be adjusted to obtain the desired result. For example, a slow pyrolysis process is needed to increase the yield of biochar, while a fast pyrolysis process is needed to increase the yield of bio-oil. The cohe value needed in the MRPP pyrolysis reactor to obtain the most optimal bio-syngas is 886.88 grams to be able to produce the highest percentage of pyrolysis products in the form of bio-syngas of 75.01%. The difference in the simulation using Python on the data when collecting data using the MRPP pyrolysis reactor is the difference of 33.33 grams with the details of the results from data collection which is as much as 750 grams. The efficiency of fuel consumption to operate the MRPP reactor is 225g/hour.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey : Noyes Data Corporation, 1982
662.662 BAS (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Yulia Sari
Abstrak :
Karya Akhir ini bertujuan untuk menganalisis pemilihan teknologi pengolahan spent caustic. Metode pengolahan yang ditinjau adalah Wet Air Oxidation, netralisasi asam, atau penggunaan Hidrogen peroksida sebagai oksidator, incinerator dan biologis. Parameter yang digunakan dalam pemilihan teknologi adalah aspek kebutuhan utilitas, biaya investasi, biaya operasi dan tingkat kesiapan teknologi di Fasilitas Pengolahan Gas X. Pemanfaatan Hidrogen peroksida sebagai oksidator dalam pengolahan spent caustic merupakan metode yang optimum, efisien dan ramah lingkungan. Hal ini disebabkan daya oksidasi yang tinggi serta kondisi operasi pada suhu dan tekanan, yang rendah.
This Final Project aims to analyze technology selection for spent caustic treatment. Processing methods that will be observed are Wet Air Oxidation, Acid Neutralization, Oxidation using Hydrogen Peroxide, Incinerator and Biological. Parameters will be used for technology selection are utility consumption, capital and operating expenditure also technology readiness level on "X" Gas Processing Fasilities. Oxidizing spent caustic using Hydrogen Peroxide is an optimum, efficient and environmental friendly method, due to its high oxidation strength and operating condition on low temperature and pressure.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30634
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Choky Jonathan
Abstrak :
Penelitian ini memperlihatkan fenomena aliran fluida campuran antara udara dan gas sintetik di dalam cyclone gas burner. Pengamatan berfokus pada fenomena intensitas turbulen, energi kinetik turbulen, dan kecepatan aliran percampuran udara dan gas sintetik akibat variasi posisi inlet cyclone gas burner dengan pemodelan menggunakan ANSYS Fluent. Pengamatan pemodelan fenomena percampuran ini digunakan untuk melihat desain yang paling optimum untuk cyclone gas burner dengan debit konstan aliran udara dan gas sintetik masing-masing 11,38 x 10-4 m3/s dan 8,06 x 10-4 m3/s. Gas sintetik merupakan produk gasifikasi biomassa sekam padi tipe fixed bed downdraft gasifier dengan komposisinya 50% N2, 3% CH4, 18% H2, 19% CO, dan 10% CO2.
This research showed the phenomena of fluid flow between the mixing flow between air and synthetic gas in cyclone gas burner. The observations focused on the phenomenon of turbulence intensity, turbulent kinetic energy, and the flow velocity of air and synthetic gas mixture as a result of variations in cyclone gas burner inlet position using ANSYS FLUENT modeling. Observating of mixing phenomena modeling is used to view the most optimum design for cyclone gas burner with constant air and synthetic gas each flow rates is 11,38 x 10-4 m3/s and 5,5 x 10-4 m3/s. Synthetic gas is rice husk biomass gasification product using fixed bed downdraft gasifier with 50% N2, 3% CH4, 18% H2, 19% CO, and 10% CO2 composition.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S63471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheldon, Roger A
Dordrecht-Holland: D. Reidel Publishing Company, 1983
661.804 SHE c (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey: Noyes Data Corporation, 1982
662.662 3 CBA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library