Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Siahaan, Asa Nisi
"Penggabungan usaha atau megjer merupakan salah satu strategi perusahaan untuk memacu pertumbuhan perusahaan dan meningkatkan nilai untuk pemegang saham. Potensi penambahan nilai bagi pemegang saham dapat terjadi apabila terdapat sinergis dari penggabungan usaha tersebut, dimana nilai perusahaan gabungan lebih besar dari pada jumiah nilai masing-masing perusahaan apabila kedua perusahaan tersebut beroperasi scbagai dua entitas bisnis yang berbeda.
Menilik dari kondisi-kondisi yang dialami cleh PT Multistrada Arah
Sarana Tbk ("MASA'") dan PT Prasidha Aneka Niaga Tbk ("PSDN"), dimana PSDN sedang mengalami kesulitan keuangan namun memiliki prospek masih baik, sedangkan MASA memerlukan kepastian pasokan bahan baku untuk menunjang kontinuitas produksinya. maka mejer merupakan salah satu wacana yang dapat dipertimbangkan baik oleh manajemen maupun pemegang mayoritas kedua perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan
Langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan merjer adalah dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh perusahaan yang akan diakuisisi serta melakukan penilaian terhadap pcrusahaan sehingga diperoleh harga akuisisi yang layak.
Untuk mencari nilai sinergi yang terjadi dari penggabungan usaha tersebut, dilakukan valuasi terhadap nilai masing-masing perusahaan scbagai entitas bisnis tersendiri dan valuasi nilai perusahaan pasca meger. Nilai sinergi diperoleh dengan mencari selisih nilai perusahaan pasca merjer dan nilai total kedua perusahaan sebelum merjer
Business mergers or mergers are one of the company's strategies to spur company growth and increase shareholder value. The potential for additional value for shareholders can occur if there is a synergy from the merger, where the value of the combined company is greater than the total value of each company if the two companies operate as two different business entities.
Judging from the conditions experienced by PT Multistrada Arah Sarana Tbk ("MASA'") and PT Prasidha Aneka Niaga Tbk ("PSDN"), where PSDN is experiencing financial difficulties but has good prospects, while MASA requires certainty in the supply of raw materials to support the continuity of production. then the merger is one discourse that can be considered by both the management and the majority holders of the two companies to increase the value of the company.
The step that must be taken before carrying out a merger is to conduct a thorough evaluation of the company to be acquired and conduct an assessment of the company in order to obtain a reasonable acquisition price.
To find the value of the synergy that occurs from the business merger, an evaluation of the value of each company as a separate business entity is carried out and the valuation of the post-merger company value. The synergy value is obtained by finding the difference between the post-merger company value and the total value of the two companies before the merger
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Surabaya: Revka Petra Media, 2011
303.4 INT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyo Bayu Murty
"Dalam menghadapi perekonomian yang semakin global, Pemerintah menginginkan BUMN-BUMN memiliki daya saing. Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya yang dilakukan Pemerintah adalah dengan mengeluarkan kebijakan yang mendorong terjadinya sinergi di antara BUMN, Anak Perusahaan BUMN, dan Perusahaan Terafiliasi BUMN. Kebijakan untuk mendorong terjadinya Sinergi BUMN tersebut, saat ini diterapkan oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri BUMN Nomor: Per-15/MBU/2012. Sinergi yang dimaksud dalam peraturan tersebut pada dasarnya adalah dorongan untuk saling melakukan penunjukan langsung di antara BUMN, anak perusahaan dan perusahaan terafiliasinya. Terhadap hal tersebut, KPPU menilai Kebijakan Sinergi BUMN bertentangan dengan prinsip persaingan usaha yang utamanya tercermin dalam putusan dan saran atas perkara nomor 07/KPPU-I/2013.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perspektif kebijakan dan ekonomi persaingan usaha terhadap Kebijakan Sinergi BUMN. Guna menjawab hal tersebut, penelitian ini akan melakukan analisis dengan menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif dengan pembatasan studi pada industri jasa teknologi informasi. Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan metode penelitian non-doctrinal legal research, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan cara melakukan perhitungan konsentrasi industri. Dari analisis kualitatif yang dilakukan, dapatlah disimpulkan bahwa secara material Kebijakan Sinergi BUMN memiliki beberapa kekurangan yang dapat berdampak terhadap kompetisi ataupun efisiensi. Kendati demikian, oleh karena secara legal formal Kebijakan Sinergi BUMN tetap dapat dilakukan maka diperlukan beberapa perbaikan dalam aturan pelaksanaannya sehingga Kebijakan Sinergi BUMN menjadi tidak berpotensi merugikan persaingan secara luas. Adapun dari pengolahan data kuantitatif yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pada industri jasa teknologi informasi khususnya pasar data center services, Kebijakan Sinergi BUMN dapat berpotensi membatasi persaingan. Hal tersebut terlihat dari angka pertumbuhan kinerja pelaku usaha pesaing, meningkatnya penguasaan pasar dan rendahnya efisiensi Perusahaan Terafiliasi BUMN.

In the face of an increasing global economy, Government wants State-Owned Enterprises (SOE) to be more competitive. In order to realize that goal, Government made an effort by issuing policies that foster synergy among SOEs, its Subsidiaries, and Affiliated Companies of the SOE. Currently, policy to encourage business synergy between SOEs is implemented by the Government through SOE?s Minister Regulations No. Per-15 / MBU / 2012. Synergy that stipulated in the minister regulations is basically to permit and encourage procurement with direct appointment method among SOEs, its subsidiaries, and Affiliated Companies of the SOE. On the contrary, the Antitrust-Commission considers such kind of policy is against to the principles of competition. Such consideration was mainly reflected in the Commision?s verdicts and suggestion on case number 07 / KPPU-I / 2013.
This research was conducted to determine how the perspective of antitrust economic and policy towards synergy of the SOEs. To answer this, this research performed analysis using quantitative and qualitative data. Such data is limited to the information technology services industry. Qualitative data was analyzed by using non-doctrinal legal research method, while quantitative data was analyzed by calculating industry concentration. From the qualitative analysis carried out, it can be concluded that the SOE? Synergy Policy contains some risks that can influence competition and efficiency. However, because SOE? Synergy Policy still can be legally implemented, some policy-improvements are needed to ensure that implementation of the policy will not harm competition. From the quantitative data processed, it can be known that competition in information technology services industry in particular market of data center services is potentially damaged by the SOE? Synergy Policy. This is evident from the performance of the competitors as well as market share and efficiency of Affiliated Companies of the SOE."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library