Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Keraton merupakan bangunan yang memegang peranan sangat pcnting bagi sebuah kerajaan. Selain sebagai pusat pemerintahan, keraton juga berfungsi sebagai tempat tinggal raja/sultan dan keluarganya beserta perangkat kerajaan laixmya. Sering pula, keraton memiliki nilai dan makna simbolis religius-magis.. Salah satu keraton yang terkenal di Indonesia adalah keraton Surosowan + Banten. Keraton Surosowan merupakan peninggalan dari kerajaan Banten yang terletak di provinsi Banten sekarang yang didirikan pada abad ke-I6 dan dihancurkan terakhir kali pada abad kc-I9. Sebagai salah satu peninggalan kerajaan Islam terbesar di tanah air tercinta ini, keraton Surosowan banyak menyimpan misteri terutama dari dari segi bentuk dan tata Ietaknya. Walaupun sudah banyak penelitian yang dilakukan atas bangunan ini, namun aspek bentuk keraton ini masih memerlukan kajian lebih mendalam. Penelitian ini berusaha mengkaji bentuk keraton Surosowan berdasarkan data yang diperoleh dari peta atau gambar kurva yang berasal dari abad ke-I 6 hingga abad ke-19. Bcrdasarkan analisis peta atau gambar diketahui bahwa tidak satupun data yang mcmberikan penjelasan rinci mengenai bentuk dan lata letak keraton Surosowan. Kenyutaan scrupa juga dijumpai pada naskah kuna dan catatan asing.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LAPEN 03 Per k
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
Abstrak :
Penelitian ini adalah kegiatan arkeologi baik kegiatan lapangan maupun non-lapangan. Fokus penelitian ini adalah mengetahui bentuk, penataan, dan fungsi ruang dan/atau bangunan khususnya struktur bangunan bagian bawah yang masih tampak di dalam keraton Surosowan. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode ekskavasi, studi kepustakaan, analisis artefak dan fitur, analisis khusus, serta rekonstruksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis peta kuna, keraton Surosowan paling sedikit telah mengalami lima tahap pembangunan. Dari data pengupasan dan penggalian keraton sekarang ini hanya dapat memperlihatkan adanya dua fase pembangunan. Berdasarkan sisa ubin dalam tiap ruang, diperoleh rekonstruksi ukuran dan pola pasang ubin pada tiap ruang di kompleks keraton. Diperoleh pula data untuk merekonstruksi pola pasangan bata dinding bangunan dan pondasi pada bangunan di kompleks keraton. Sementara itu, fungsi bangunan yang diketahui adalah tempat tinggal sultan dan keluarga, bangsal terima tamu, kolam Roro Denok, dan pemandian Pancuran Mas.
This research intrinsically is about activity of field and non-field archaeology. Focus of this research is to know form, settlement, and room function and/or building specially undercarriage building structure which still can be seen in Surosowan keraton. Methods used for the research are excavation, bibliography study, artifact and feature analysis, special analysis, and reconstruction. The result may indicate that, according to ancient map analysis, Surosowan keraton at least have experienced of five development phase. Excavation can only show the existence of is biphase of development pursuant to building structure indication which is overlap. According to tiling remains in every room, this research can reconstruct measure and pattern of tiling installation at every room in complex of keraton. The Research also obtain data to reconstruct building wall brick couple pattern and foundation at building in complex of keraton. Meanwhile, according to field observation is also obtained an assumption for some building function which have been shown, like sultan?s residence, audience hall, garden pool of Roro Denok, and bath of Pancuran Mas.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Prio Widiyono
Abstrak :
Dari sekian banyak masalah arkeologi di Indonesia yang belum diusahakan pemecahannya secara khusus dan sistematis ialah masalah yang berkaitan dengan mata uang logam, yang merupakan bagian dari sistem pembayaran dalam perdagangan. Lebih besar lagi mata uang logam sebagai bagian dari sistem moneter. Hu-bungan perdagangan yang terjadi itu mula-mula diper_kirakan berupa hubungan dagang yang dilakukan antara dua pihak atau lebih. Secara umum istilah perdagangan (trade) diguna_kan untuk menjelaskan jaringan hubungan timbal balik yang dilakukan paling tidak antara dua pihak sebagai suatu usaha untuk memperoleh barang melalui pertu_karan (exchange) dengan lebih menekankan aspek kebu_tuhan daripada aspek sosial (Rowland 1973:589; Sonny Wibisono 1983:1). Pada dasarnya mekanisme perdagang_an didorong oleh kebutuhan akan barang atau bahan baku yang tidak dapat diperoleh dan tidak ekonomis dibuat di suatu tempat, sementara itu di tempat lain...
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S11601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library