Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Wahyudi
Abstrak :
Geornorfologi mempelajari tentang bentuk muka bun-i. Pembentukan muka bumi merupakan hasil akhir dari dua kekuatan yang berlawanan, yaitu kekuatan dalarn dan kekuatan luar, dari proses kegiatan kedua kekuatan tersebut menghasilkan berbagai macam bentuk muka bunĂ¼. Keberagaman bentuk muka bumi yang membentang di alam mi, penlu ada upaya untuk melakukan penyederhanaan dengan membuat penggolongan atau kiasifikasi bentuk muka bumi, dengan demikian pengkajian atas muka bumi diharapkan menjadi Iebih mudah. Pegunungan Kapur Utara termasuk Wilayah Lipatan Utara, bahan induknya banyak mengandung kapur berupa gampingan Limestone). Secara garis besarnya wilayah mi terbentuk dari hasil pengangkatan wilayah endapan di dasar laut menjadi daratan,, dan daratan tersebut mengalami proses pelipatan sehingga membentuk bukit-bukit yang memanjang dari sekitar daerah Purwodadi, Rembang, Tuban hingga Pulau Madura. Adapun masalah yang akan dibahas adalah unit geornorfologi apa saja yang terdapat di wilayah Pegunungan Kapur Utara, Jawa di Jawa Tengah dan Jawa Timur? Analisa yang dilakukan dengan pertampalaan peta serta pendekatan bentang alam atas dasar proses pembentukannya yang diindentifikasi dengan keberadaan aliran sungai yang membentuk pola-pola tertentu Adapun hasil penelitian mi adalah: Unit geomorfologi daerah penelitian terdiri atas Unit Fluvial, Unit Karst, Unit Gunung Api, Unit Dataran Sisa, Unit Lipatan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deshtyan Erlangga Adi
Abstrak :
Industri Batubara Kokas Indonesia aktif beraktivitas sejak tahun 1990-an, sementara produksinya secara besar-besaran dimulai sejak tahun 2010. Peningkatan permintaan baja dunia dalam beberapa tahun terakhir berkontribusi pada eskalasi permintaan batubara kokas. Tren ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan produksi batubara kokas. Namun, industri batubara kokas Indonesia menghadapi sejumlah tantangan besar, diantaranya adalah transportasi, logistik, dan sistem distribusi. Dalam aspek maritim, pemilik konsesi tambang harus mengirimkan batubara dengan melintasi Sungai Barito sepanjang 774 Km di Kalimantan Selatan, dan dengan kapasitas tongkang terbatas hanya sebesar 3.700 MT per tongkang. Hal ini mengakibatkan tidak optimalnya biaya logistik karena keterbatasan kapasitas tongkang, jumlah tongkang yang dibutuhkan, hari pelayaran yang terbatas dan kedalaman sungai yang dangkal. Penelitian ini berupaya merumuskan model logistik maritim yang optimal untuk meminimalisir total biaya logistik dan jumlah tongkang yang dibutuhkan. Studi kasus dilakukan di PT. XYZ, salah satu perusahaan batubara kokas terbesar di Indonesia, untuk merumuskan model tersebut. Fasilitas logistik berbasis model cross docking dikembangkan untuk menyelesaikan masalah penelitian. Pemilihan lokasi diputuskan dengan metode penilaian faktor, AHP, dan alokasi volume pengiriman optimal di seluruh model logistik yang tersedia diselesaikan dengan menggunakan metode pemrograman linear dengan tujuan untuk meminimalkan total biaya logistik. Didapatkan bahwa model cross docking dapat menjadi solusi untuk pengiriman batubara kokas volume sedang dan tinggi, sementara volume rendah masih dapat diakomodasi oleh model direct shipment. ......Indonesia coking coal was actively started since 1990s while the production massively began since 2010. World steel demand is increasing in the recent years, contributing to the escalation of coking coal demand. This trend is an opportunity for Indonesia to increase coking coal production. However, Indonesia coking coal industry faces some major challenges, such as transportation, logistic, and distribution system. In the maritime aspect, mining owner has to ship the coal through 774 Km across Barito River in South Kalimantan, with limited barge capacity in 3.700 MT per barge. This created an un-optimal logistic cost due to the limitation of barge capacity, number of barges needed, limited sailable days and shallow river depth. This research attempts to formulate the optimal maritime logistic model to minimize the total logistic cost and number of barges needed. A case study was conducted in PT. XYZ to formulate the model, which is one of the biggest coking coal company in Indonesia. A logistic facility based on cross docking model is developed to solve the issues. The location is decided by factor rating method, AHP, and the optimal shipment volume allocation across the available logistic models is solved by linear programming with objective to minimize the total logistic cost. This research found that the cross docking model can be a solution for medium and high volume of coking coal shipment, while the low volume can still be accommodated by direct shipment model
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S35951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azis Kemal Fauzi
Abstrak :
ABSTRAK
Model suatu reaktor, dalam hal ini reaktor unggun tetap (flied bed reactor) telah mengalami berbagai tahap pengembangan. Dimulai dari model yang paling sederhana, yaitu model homogen yang menggabungkan skala reaktor dan skala partikel. Kemudian berkembang menjadi model homogen semu (pseudo-homogeneous model) dan model heterogen, di mana skala fasa gas dan fasa padat mempunyai model tersendiri yang terpisah.

Reaktor aliran balik yang akan dibahas dalam tulisan ini dikembangkan dengan menggunakan model heterogen satu dimensi dengan memasukkan term transient waktu di semua neraca massa dan energinya. Reaktor aliran balik ini tergolong jenis reaktor baru yang dikembangkan untuk digunalcan pada reaksi yang bersifat sangat eksotermik.

Penggunaan reaktor aliran balik ini diajukan untuk menggantikan penggunaan reaktor unggun tetap multi-stage adibatik dengan pemasangan interstarge heat exchanger yang membutuhkan energi cukup besar.

Dengan reaktor aliran balik, umpan gas dapat masuk ke dalam reaktor dengan temperatur rendah, sehingga pemanasan awal gas dengan heat exchanger tidak diperlukan lagi, karena padatan katalis dalam reaktor aliran balik dapat menyimpan panas dari reaksi dan digunakan untuk memanaskan gas umpan. Hal ini menjadikan reaktor aliran balik bekerja secara auto-termal

Simulasi ini mencoba menunjukkan karakteristik-karakteristik yang ada pada reaktor aliran balik, beserta fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya. Hasil yang didapatkan kemudian akan dibandingkan dengan hasil dari pemakaian reaktor konvensional.
2001
S49012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Hujan asam terjadi sebagai dampak pertemuan antara polutan SO2,SO3, NO2 dan HNO3 dengan butir-butir air. Semua unsur polutan ini merupakan hasil sampingan dari proses pembakaran bensin maupun solar baik dari pabrik maupun kendaraan. Sulfur atau belerang merupakan unsur yang terkandung dalam bahan bakar minyak solar. Selama proses pembakaran, belerang ini berkombinasi dengan oksigen dan mengubah bentuk menjadi SO2 dan SO3. Hujan asam akan memberikan pengaruh pada daerah yang terkena baik pada biotik maupun abiotik seperti tanah, berupa peningkatan keasaman tanah, pada perairan dapat mengganggu ekosistem di dalam perairan, pabrik atau mesin industri serta bahan-bahan material dan dapat pula mengganggu kesehatan manusia
621 DIRGA 8 (1-4) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library