Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariny Rosyada Azmy
Abstrak :
Pembakaran batu bara di pembangkit listrik menghasilkan polutan yang salah satunya sulfur dioksida. Sulfur dioksida dapat menyebabkan batuk, sakit tenggorokan, mengi, sesak napas, sesak dada hingga menyebabkan edema, bronkopasme, dan pneumonitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besaran risiko kesehatan pada pekerja akibat pajanan konsentrasi SO2 pada pekerja di PLTU Suralaya. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 pekerja yang diambil secara purposive sampling. Hasil pengukuran sulfur dioksida rata-rata di empat titik sebesar 0.0335 mg/m3 dan masih dibawah baku mutu. Hal penelitian ini menunjukkan nilai intake dari pajanan SO2 pada pekerja didapatkan nilai rata-rata sebesar 0.00047 mg/kg/hari sedangkan nilai besaran risiko yang didapatkan sebesar 0.0187 yang artinya tingkat risiko pada pekerja masuk ke dalam kelompok aman. Hasil proyeksi terhadap tingkat risiko pada tahun ke 5 hingga tahun ke 30 mengalami peningkatan. Pekerja juga mengalami gejala gangguan pernapasan diantaranya batuk, dahak, sesak napas, mengi, nyeri dada, dan napas berat. Pentingnya upaya preventif pada pekerja di PLTU agar dapat meminimalisir pajanan SO2 dengan menggunakan APD serta pihak PLTU dapat mengembangkan teknologi modern agar meminimalisir polutan akibat pembaran batu bara. ......Burning coals in power plants produces pollutants, one of which is sulfur dioxide. Sulfur dioxide can cause coughing, sore throat, wheezing, shortness of breath, chest tightness, edema, bronchospasm, and pneumonitis. This research aims to estimate the amount of health risk in workers due to exposure to SO2 concentrations in workers at the PLTU Suralaya Banten. This research uses the Environmental Health Risk Analysis (ARKL) method. The sample in this research was 7 workers who were taken by purposive sampling. The average sulfur dioxide measurement results at four points are 0.0335 mg/m3 and are still below the quality standard. The results of this research indicate that the intake value of SO2 exposure in workers obtained an average value of 0.00047 mg/kg/day while the value of the magnitude of risk obtained was 0.0187 which means that the risk level for workers is included in the safe group. The results of the projections of the level of risk in the 5th to 30th years have increased. Workers also experience symptoms of respiratory problems including chough, phlegm, shortness of breath, wheezing, chest pain, and heavy breathing. The importance of preventive efforts for workers at PLTU in order to minimize SO2 exposure by using PPE and the PLTU can develop modern technology to minimize pollutants due to coal burning
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Jonathan M
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai salah satu fasilitas publik, terminal merupakan tempat dimana dibutuhkannya perhatian khusus terhadap lingkungan sekitarnya, khususnya terhadap kualitas udara pada terminal. Paparan udara yang tercemar terhadap pengguna fasilitas public akan menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan bagi mereka. Parameter pencemar udara yang diukur adalah parameter pencemar karbon monoksida CO , sulfur dioksida SO2 dan partikulat. Pengambilan sampel udara dilakukan pada tiga titik sekitar lokasi Terminal Rawamangun, dimana dua titik sampel berada pada lokasi indoor dan satu titik pada lokasi outdoor. Perhitungan karbon monoksida CO dilakukan dengan menggunakan alat CO meter yang dihitung langsung dan memiliki nilai pencemar yang cukup kecil dimana nilai tertingginya ada pada niilai 2291 /m3. Perhitungan nilai sulfur dioksida dilakukan dengan metode spektofotometri yang dimana pada udara terminal ditemukan nilai pencemar SO2 yang cukup kecil dan memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Pada pencemar partikulat digunakan pengambilan hasil dengan metode gravimetri yang dihasilkan nilai pencemar terbesar 19.81 /m3.Berdasarkan ketiga nilai pencemar tersebut, disimpulkan bahwa ketiga nilai tersebut memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah RI Nomer 41 Tahun 1999.
ABSTRAK
As one of the public facilities, the terminal is a place where the need for special attention to the surrounding environment, particularly on air quality in the terminal. Exposure to polluted air to the users of public facilities will cause a negative impact on their health. Parameters measured air pollutant is a pollutant parameters of carbon monoxide CO , sulfur dioxide SO2 and particulate matter. Air sampling conducted at three points around the site Rawamangun Terminal, where two sample points are at an indoor location and one point on the outdoor locations. Calculation of carbon monoxide CO is performed by using the calculated CO meter immediately and have a value of pollutants that are small enough where there is the highest value in 2291 niilai m3. The calculation of the value of sulfur dioxide was conducted by spectophotometric in which the terminal air pollutant SO2 was found values that are small enough and meet the quality standards that have been established. In particulate pollutants used harvesting by the gravimetric method produced the biggest polluters value of 19.81 m3.Berdasarkan three values of these pollutants, it was concluded that these values meet the quality standards set by Government Regulation Number 41 of 1999.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Raniya
Abstrak :
ABSTRAK
Polutan utama dari sistem pembakaran batubara salah satunya SO2. Sulfur dioksidia menyebabkan iritasi, batuk refleks, menyebabkan penyakit pernafasan dan gangguan daya tahan paru-paru. Penelitian ini bertujuan menganalisis pajanan SO2 di lingkungan sekitar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suralaya yaitu pada desa Lebak Gede, Cipala Dua, Brigil, Gunung Gede, Salira Indah, dan Sumuranja dan gangguan pernafasannya pada masyarakat sekitar. Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan pendekatan cross sectional. Sampel responden diambil secara purposive sampling berdasarkan titik pengukuran udara pada setiap desa yaitu 35 orang di setiap desa. Penelitian ini dilakukan dengan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) yang menggunakan nilai Rfc SO2 (0,026 mg / kg / hari), dan selanjutnya dilakukan secara cross sectional untuk menghubungkan tingkat risiko dengan kejadian gangguan pernafasan di sekitar PLTU. Hasil ARKL menunjukkan bahwa tingkat risiko di lingkungan sekitar PLTU Suralaya yaitu pada desa Lebak Gede, Cipala Dua, Brigil, Gunung Gede, Salira Indah, dan Sumuranja masih tergolong aman karena nilai RQ dibawah 1 dalam kurun waktu lebih dari 30 tahun. Hasil analisis cross sectional menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat risiko kesehatan akibat pajanan SO2 dengan kejadian gangguan saluran pernafasan pada masyarakat di sekitar PLTU karena memiliki nilai-p yang lebih besar dari alfa.
ABSTRACT
One of the main pollutants from the coal combustion system is SO2. Sulfur dioxidia causes irritation, reflex coughing, causes respiratory disease and lung resistance. This study aims to analyze SO2 exposure in the environment around the Suralaya steam power plant (PLTU), namely in the villages of Lebak Gede, Cipala Dua, Brigil, Gunung Gede, Salira Indah, and Sumuranja and respiratory problems in the surrounding community. This research is descriptive, with a cross sectional approach. The sample of respondents was taken by purposive sampling based on air measurement points in each village, namely 35 people in each village. This research was conducted using the Environmental Health Risk Analysis (ARKL) method using the Rfc SO2 value (0.026 mg / kg / day), and then carried out cross-sectional to link the risk level with the incidence of respiratory problems around the PLTU. The ARKL results show that the level of risk in the environment around PLTU Suralaya, namely in the villages of Lebak Gede, Cipala Dua, Brigil, Gunung Gede, Salira Indah, and Sumuranja is still relatively safe because the RQ value is below 1 in a period of more than 30 years. The results of the cross sectional analysis show that there is no relationship between the level of health risk due to SO2 exposure and the incidence of respiratory problems in the community around the PLTU because it has a p-value greater than alpha.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Orchidita Lystia
Abstrak :
Penyakit ISPA masih menjadi masalah kesehatan yang serius dinegara berkembang maupun Negara yang telah maju, tetapi jumlah angka morbiditas dan mortalitas di negera berkembang lebih banyak terutama di Indonesia. penemuan kasus ISPA menurut Data LB I SIMPUS (2017) yang dikutip dari Dinas Kesehatan Depok (2017) dengan angka kejadian sebesar 158.512 kasus, jumlah penderita ISPA merupakan data umum penderita yang merupakan gabungan dewasa dan balita. ISPA menempati urutan pertama diantara 10 penyakit besar di Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui bagaimana hubungan kualitas udara ambien (NO2 dan SO2) dengan kejadian penyakit ISPA. Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif menggunakan desain studi ekologi berdasarkan tempat. Dalam penelitian ini nantinya akan dilakukan pengamatan pola kecenderungan terhadap kualitas udara ambien (NO2 danSO2) dengan kejadian penyakit ISPA tahun 2017. Hasil penelitian menunjukan kualitas udara NO2 tidak terdapat hubungan bermakna dengan kasus ISPA (p=0,641). Variabel hubungan antara kualitas udara NO2 dengan kasus ISPA menunjukan korelasi yang searah (positif) dengan kekuatan/ keereatan hubungan yang sangat lemah (r=0,132). Sedangkan untuk kualitas udara SO2 dengan kasus ISPA tidak dapat dihitung secara statistik. Hal tersebut dikarenakan hasil data SO2 tidak terdeteksi.
ARI is still a serious health problem in developing and developed countries, but the number of morbidity and mortality in developing countries is more, especially in Indonesia. The discovery of ARI cases according to SIMPUS LB I Data (2017) quoted from Depok Health Office (2017) with an incidence of 158,512 cases, the number of ARI sufferers is general data of patients who are a combination of adults and toddlers. ARI ranks first among 10 major diseases in Depok City. This study aims to find out how the relationship between ambient air quality (NO2 and SO2) and the incidence of ARI disease. This research is descriptive quantitative study using ecological study design based on place. This study will observe the trend pattern of ambient air quality (NO2 and SO2) with ARI disease in 2017. The results showed that NO2 air quality was not significantly associated with ARI cases (p = 0.641). The variable relationship between NO2 air quality and ARI cases shows a direct (positive) correlation with the strength / severity of a very weak relationship (r = 0.132). Whereas for air quality SO2 with ARI cases cannot be calculated statistically. This is because the SO2 data results are not detected.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library