Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cipta Hadi
""Desakota" telah diakui sebagai kondisi lanskap yang unik di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Di tengah pertumbuhan ekonomi dan perkembangan kota yang pesat, "desakota" sebagai daerah pinggiran kota mengalami degradasi lingkungan dalam ekonomi dan sosial budaya karena perencanaan dan kontrol yang buruk dari otoritas negara bagian dan lokal. Ketimpangan ekonomi dan sosial, segregasi spasial, dan infrastruktur  yang tidak memadai atau permukiman kumuh adalah masalah yang harus dihadapi peri-urban "desakota". Namun demikian, sebagai alat untuk memproduksi dan mengadaptasi lingkung bangun dan memperkenalkan keteraturan spasial, perancangan perkotaan kurang memperhatikan pengembangan wilayah peri-urban yang berbeda ini. Kajian yang dilakukan di Teluknaga, Tangerang, tetangga Jakarta ini, mengkaji signifikansi informalitas yang membentuk bentuk perkotaan yang kompak di kawasan "desakota". Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui studi lapangan dengan melakukan wawancara, observasi, dan pemetaan langsung. Kami menyimpulkan bahwa potensi informalitas harus dipertimbangkan untuk merancang "desakota" untuk mempertahankan bentuknya yang kompak dan menciptakan bentuk kota yang lebih berkelanjutan dan kehidupan kota yang lebih baik.

‘Desakota’ has been acknowledged as a unique landscape condition in South East Asia and Indonesia especially. In the middle of emerging economies and rapid urban development, ‘desakota’ as a peri-urban area suffers environmental degradation in the economy and socio-culture because of poor planning and control from state and local authority. Inequality, spatial segregation, and inadequate infrastructure or slums are issues that peri-urban’desakota’ has to encounter. Nevertheless, as a tool for producing and adapting the built environment and introducing a spatial order, urban design shows less concern for developing this distinct peri-urban area. This study conducted in Teluknaga, Tangerang, the neighboring Jakarta, examined the significance of informality which shapes a compact urban form in the 'desakota' area. Data collection of the study was done through field study by conducting interviews, observations, and direct mapping. We conclude that the informality potents should be considered for designing ‘desakota’ to maintain its compact form and create a more sustainable urban form and a better urban life.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmah Dzakiyya Zahrah
"Berdasarkan Instruksi Presiden No. 13 Tahun 1976 mengenai Jabotabek (Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi) yang menyatakan bahwa wilayah Kota Bogor adalah salah satu kota penyangga (hinterland area). Kecamatan Cibinong, Kecamatan Bojonggede, dan Kecamatan Sukaraja adalah kecamatan yang termasuk dalam inner fringe Kota Bogor. Kecamatan tersebut juga memiliki jumlah penduduk terbanyak dan persentase lahan terbangun tertinggi jika dibandingkan dengan kecamatan lain yang termasuk dalam inner fringe Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dinamika perkembangan wilayah pinggiran Kota Bogor dari tahun 2009-2019 yaitu dengan menganalisis perkembangan permukiman dan keterkaitan keberadaan pusat kegiatan ekonomi dengan perkembangan permukiman. Dalam penelitian ini, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan data citra satelit Landsat yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis spasial temporal untuk mengetahui kepadatan bangunan 2009-2019, serta data penggunaan lahan yang selanjutnya digunakan untuk analisis deskriptif untuk mengetahui perkembangan lahan permukiman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk perkembangan permukiman yang terjadi di wilayah ini sebagian besar adalah bentuk extension dan infill yang pada umumnya terjadi pada wilayah wilayah yang lokasinya dekat dengan pusat kegiatan. Bentuk extension dan infill paling banyak terjadi di Kecamatan Cibinong, sedangkan bentuk leapfrog paling banyak terjadi di Kecamatan Sukaraja. Bentuk leapfrog ditandai dari adanya pembangunan permukiman di wilayah yang didominasi dengan bentuk kenampakan lahan pedesaan. Keterkaitan antara keberadaan pusat kegiatan ekonomi dengan perkembangan permukiman paling terlihat signifikan di sekitar Pusat Kegiatan Ekonomi Pakansari disebabkan kegiatan komersial dan elemen permukiman di kawasan ini paling beragam. Di sekitar Pusat Kegiatan Ekonomi Cilebut dan Bojonggede juga mengalami perkembangan permukiman, namun perkembangan ini tidak hanya dipengaruhi akibat keberadaan kegiatan ekonomi tetapi adanya faktor dari jalur transportasi.

Based on Presidential Instruction No. 13 of 1976 regarding Jabotabek (Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi) which states that the area of Bogor City is one of the buffer cities (hinterland area). Cibinong District, Bojonggede District, and Sukaraja District are sub-districts that are included in the inner fringe of Bogor City. This sub-district also has the largest population and the highest percentage of built-up land when compared to other sub-districts that are included in the inner fringe of Bogor City. This study aims to examine the dynamics of development in the suburbs of Bogor City from 2009-2019, namely by analyzing the development of settlements and the link between the existence of centers of economic activity and the development of settlements. In this study, data processing was carried out using Landsat satellite imagery data which will then be analyzed using spatial-temporal analysis to determine building density 2009-2019, as well as land use data which will then be used for descriptive analysis to determine residential land development. The results of this study indicate that most of the forms of settlement development that occur in this region are extension and infill forms which generally occur in areas that are located close to the center of activity. Extension and infill forms are most common in Cibinong District, while leapfrog forms are most common in Sukaraja District. The leapfrog form is marked by the existence of settlement development in areas dominated by the appearance of rural land. The connection between the existence of CBD and settlements developments is seen around the Pakansari CBD because it has most diverse of commercial activities and settlement elements. The Cilebut CBD and Bojonggede CBD are also occur settlement developments, but this development is not only influenced by the existence of economic activities but also by factors from transportation routes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Shirley Melvina Lelo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1997
307.74 VIS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lewis, Miles
Victoria: Bloomings Books, 1999
307.76 LEW s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tate, H. Clay
New York: Harper & Brothers, 1954
323.353 TAT b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
girling, cynthia L.
New York: John Wiley & Sons, 1994
711.58 GIR y
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rowe, Peter G.
Cambridge, UK: MIT Press, 1991
307.74 ROW m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York : Routledge, Taylor and Francis Group, 2016
307.740 9 SUB
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>