Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardian Arifanardi
Abstrak :
Fenomena kemisfcinan merupakan masalah yang begitu kompleks dan tidak mudah mencari pemecahannya. Hal inilah yang menyebabkan masalah kemiskinan akan tetap menarik untuk dikaji dan dipelajari. Salah satu hal yang menarik untuk dikaji dari studi ini adalah kenyataan bahwa kemiskinan ternyata tidak hanya menimpa orang yang tidak memiliki pengetahun atau keterampilan, tidak mempunyai pekerjaan tetap, malas, bodoh dan kata-kata lain yang seolah memvonis kaum miskin tersebut, tetapi dapat juga menimpa masyarakat yang memiliki pekerjaan tetap dengan keterampilan yang mereka miliki serta memiliki ketekukan dan keuletan dalam bekerja. Diantara masyarakat yang memiliki keterampilan serta ketekunan dan keuletan dalam bekerja namun tetap dalam kondisi yang kurang beruntung ini adalah masayarakat pengrajin songket yang berada di sentra industri songket Palembang. Hal lain yang menarik adalah kenyataan bahwa ringginya nilai jual songket yang mereka produksi temyata tidak membuat kesejahteraan mereka ikut terangkat. Oleh karena itu studi ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan fenomena kemiskinan masyarakat pengrajin songket Palembang, sekaligus mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkannya. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam dan observasi. Sedangkan data skunder diperoleh dari kantor/lembaga/instansi pemerintah mulai dari tingkat kelurahan sampai dengan tingkat pusat, berita-berita pada media massa dan internet, serta literatur-literatur lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini menemukan bahwa kemiskinan yang dialami oleh pengrajin songket secara garis besar di sebabkan oleh faktor internal dan faktor ekstemal. Faktor internal adalah faktor yang muncul dari dalam din individu pengrajin itu sendiri sedangkan faktor ekstertemal berasal dari luar individu pengrajin. Faktor internal yang menyebabkan kemiskinan pengrajin pada dasarnya merupakan faktor yang sudah umum dan sering di imgkapkan oleh para ahli sebagai penyebab kemiskinan, seperti boros atau tidak dapat memanfaatkan penghasilan secara efisien, lemahnya sumber daya pengrajin dan lemahnya jiwa wiraswasta (entreprenewship). Sedangkan faktor ekstemal menunjukkan hal-hal baru yang sangat terkait dengan pekerjaan yang mereka tekuni. Faktor-faktor itu adalah pertama, Sistem kerja yang eksploitatif. Faktor kedua adalah kurangnya pemanfaatan unsur lokal dan proses produksi biaya tinggi. Faktor lainnya adalah pengaruh lingkungan sosial ekonomi yang kurang menguntungkan pengajin serta Kurangnya perhatian pemerintah dan pihak-pihak yang kompeten lainnya terhadap kondisi nil masyarakat pengrajin. Berdasarkan temuan diatas, maka diketahui bahwa sebenamya kemiskinan yang dialami oleh masyarakat pengrajin sebenarnya timbul seiring dengan kesenjangan dan ketidakadilan yang terjadi dalam lingkungan sosial ekonomi mereka. Kesenjangan dan ketidakadilan tersebut terus berlangsung ketika mereka memutuskan untuk menjadikan "pengrajin" sebagai profesi. agar tetap survive. Selama hal tersebut berlangsung, maka kemiskinan akan terus melekat pada kehidupan mereka. Kemiskinan yang melekat (inherent poverty) seperti ini ada atau timbul secara alami di dalam kehidupan sosial masyarakat pengrajin, dimana kegiatan yang meraka lakukan sebenarnya sangat terkait dan tidak dapat dipisahkan dari proses pemiskinan itu sendiri. Sehingga, ketika kegiatan yang mereka lakukan dalam kehidupan sosial ekonominya itu merupakan kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk survive, maka kemiskinan itu akan terus melekat dan kekal di dalam kehidupannya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awwabina Adiarprasya
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa itu skema KUR lebih efektif, dengan skema Biaya Jasa Penjaminan atau Subsidi Bunga. Selesai dengan metode campuran antara kualitatif dan kuantitatif, di mana data kuantitatif diperoleh dari statistik deskriptif dan data kualitatif yang diperoleh dari Focus Group Diskusi (FGD) dan In Depth Interview (IDI). Awalnya, hipotesis dibuat untuk setiap KUR. skema berdasarkan hasil statistik deskriptif yang kemudian divalidasi dengan hasil FGD dan LPS. Aspek yang dikaji adalah bentuk dukungan pemerintah, skema program, pencapaian target program, dan kesesuaian antara hasil dan tujuan KUR utama. Hasil dari aspek-aspek yang dipelajari di masing-masing KUR. skema Ini kemudian dibandingkan melalui metode analisis komparatif. Penelitian ini kemudian menunjukkan bahwa baik KUR dengan IJP. skema dan skema subsidi bunga masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. ......This study aims to find out what the KUR . scheme is more effective, with a Guarantee Service Fee or Interest Subsidy scheme. Finished with mixed methods between qualitative and quantitative, where quantitative data obtained from descriptive statistics and qualitative data obtained from the Focus Group Discussion (FGD) and In Depth Interview (IDI). Initially, hypotheses were made for each KUR. scheme based on the results of descriptive statistics which were then validated with the results of the FGD and IDIC. The aspects studied are the form of government support, program schemes, achievement of program targets, and the suitability between the results and objectives of KUR main. The results of the aspects studied in each KUR. scheme These are then compared through a comparative analysis method. This study then showed that both KUR and IJP. scheme and interest subsidy schemes each have their advantages and disadvantages.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriyaningsih
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai permasalahan-permasalahan keluarga pemulung dan ketahanan keluarga, khususnya empat keluarga pemulung di pemukiman Al Bahar Rt 09 Rw 02 Kelurahan Abadijaya dengan menitikberatkan pada tiga kunci ketahanan keluarga yaitu sistem kepercayaan, pola organisasi, dan pola komunikasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil pene litian memperlihatkan bahwa empat keluarga di pemukiman pemulung memiliki masalah yang cukup beragam antara lain masalah ekonomi, musibah banjir dan kebakaran, dan masalah dari internal keluarga. Sementara itu, hasil penelitian juga memperlihatkan keluarga pemulung di pemukiman Abadijaya memiliki kualitas ketahanan keluarga yang berbeda-beda. ......This paper discusses about the problem's of scavenger families and scavenger families resilience in Al Bahar settlement Rt 09 Rw 02, Abadijaya Village, especially for four families by focusing on three key family resilience, they are a belief system, organization pattern, and communication process. The method is used qualitative approach and type of descriptif research. The result showed that five scavenger families in Al Bahar settlement have variety problems including economic, floods and fire disaster, and internal families problem. Meanwhile, scavenger families in Al Bahar settlement have different resilience qualities.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kissumi Diyanayati
Abstrak :
Penelitian tentang Faktor Determlnan Penyebab Kemiskinan dl Sulawesi Selatan bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang menyebabkan kemlsklnan. Penelltlan inl menggunakan teknlk pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Lokasi penelitian menggunakan teknik purposive, yaitu memllih salah satu provinsi dari 34 provinsi yang digunakan sebagai lokasi penelitian, Konsep dan lndlkator Kemlskinan. Populasi darl penelitian ini adalah seluruh keluarga fakir miskin yang teregister dan yang tldak tereglster. Sampel akan ditentukan secara random berjumlah 1.200 orang berasal dari dua wilayah (Kota Makassar dan Kabupaten Maros),tiap wilayah 600 orang dengan rinclan 540 orang berasal dari kepala keluarga miskin teregister dan 60 orang kepala keluarga miskin non-register atau yang belum mendapat program. Teknik pengumpulan data digunakan kuesioner, panduan wawancara, Panduan pengamatan, dan telaah dokumen yang relevan Data dan informasi yang dijaring secara kuantitatif diolah secara komputasi dengan menggunakan program excel dan statistik SPSS versi 17.00 for Wrndows, serta pengujian konstruk kemiskinan menggunakan confirmatory faktor analysis dengan bantuan program LISREL 8.4, hasilnya dideskripsikan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dimensi budaya memiliki konstribusi yang positif dan signifikan dalam membentuk kemiskinan di Sulawesi Selatan, khususnya di Kota Makassar dan Kabupaten Maros. Hasil tersebut relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia pada umumnya, yang masih mengedepankan nilai sosial budaya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai tersebut, seperti kuatnya semangat gotong royong, hubungan kekerabatan, kebiasaan melakukan musyawarah dalam memutuskan permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan diketahuinya faktor determinan penyebab kemiskinan di Sulawesi Selatan, intervensi yang dibutuhkan dalam penanggulangan kemiskinan lebih dititikberatkan pada penyadaran masyarakat tentang berbagai kebiasaan yang sudah menjadi budaya dan memberatkan masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Penyuluhan dan bimbingan sosial tentang hidup hemat, tidak mengada-ada, dan menolong semampunya perlu lebih sering dilakukan dengan tidak meninggalkan berbagai program penanggulangan kemiskinan yang sudah berjalan. Perlu diupayakan pula penumbuhan keberdayaan masyarakat untuk terciptanya kemandirian masyarakat, karena masyarakat akan memperoleh pemahaman dan mampu mengontrol daya sosial, ekonomi, dan politik agar dapat meningkatkan kesejahteraan sosialnya ......The research aimed to reveal the dominant factors that cause poverty. The research used quantitative and qualitative techniques. The determination of research location used purposive technique, chosenfrom one of 34 provinces used as research location of Concept and Indicator of Poverty. The research population was the entire poor families, registered and unregistered. The samples were determined randomly, totaling 1,200 people from two regions (Makassar City and Maros Regency). Each area of 600 people with 540 details comes from poor registered family heads and 60 non-registered poor families. Data collected through questionnaires, inteview guides, observation guide, documentary analysis, and otherrelevant parties. Quantitative data and information were computed using Excel and SPSS version 17.00 for Windows, poverty construct test using confirmatory analysis factor with the help of Lisrel 8.4 program, the result was described. The research found that the cultural dimension has positive and significant contribution in forming poverty in South Sulawesi, especially in the City of Makassar and Maros Regency. The founding was relevant to the condition of Indonesian society in general, which still prioritizes socio-cultural values in everyday life. These values, such as the strength of the spirit of mutual cooperation, kinship relationships, the habit of conducting deliberations in deciding the problem, were still firmly rooted in the life of society. Knowing the determinants of the causes of poverty in South Sulawesi (Makassar City and Maros Regency), the intervention needed in poverty alleviation should be more emphasized on the awareness of the society about the habits that have become cultural and burdensome society, especially the poor. It needed also an elucidation and social counseling not living frugally, not making it up, and helping them as what might be able to be done by notleaving current poverty alleviation programs. In addition, it is also strived to foster community empowerment for the creation of community independence, as the community will gain understanding and be able to control the social, economic, and political power in order to improve their social welfare.
Yogyakarta: Balai Besar dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta (B2P3KS), 2017
360 MIPKS 41:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library