Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rusydi M. Yusuf
Abstrak :
ABSTRAK Penulisan tesis ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa meskipun institusi dan praktek perbudakan telah dihapus dan berakhir, namun masih banyak terjadi perlakuan segregasi yang dilakukan oleh kelompok kulit putih terhadap masyarakat Afro-Amerika. Perlakuan segregasi ini bukan hanya disebabkan oleh adanya perbedaan ras dan latar belakang sejarah keberadaan orang-orang Afro--Amerika di benua ,ini, namun juga disebabkan oleh latar belakang kehidupan mereka sehari-hari yang masih saja bergulat dengan kebodohan, kemiskinan. Di lain hal juga adanya suatu pernyataan yang menyatakan bahwa masyarakat Afro-Amerika merupakan masyarakat inferior dan masyarakat kulit putih adalah masyarakat superior. Untuk bisa bangkit dari keterbelakangan dan ketertindasan ini, mereka membutuhkan seorang figur pemimpin. Di tengah-tengah ketidak berdayaan dan harapan mereka tersebut, muncullah seorang figur pemimpin yang mencoba untuk menyuarakan suara hati nurani mereka yaitu Louis Farrakhan. sebagai seorang pemimpin Farrakhan dianggap bisa menyuarakan suara hati mereka kepada penguasa Amerika agar mereka diperlakukan lama dengan anggota masyarakat lainnya sesuai dengan isi Deklarasi Kemerdekaan Amerika. Sebagai seorang figur, Louis Farrakhan mencoba untuk mengakomodir suara hati mereka. Farrakhan mencoba memperjuangkan aspirasi mereka dengan kepiawaian retorika pidatonya diberbagai tempat dan lapisan masyarakat Afro-Amerika, kulit putih, Yahudi maupun kulit berwarna lainnya. Berbagai bentuk pergerakan dan kegiatan telah dilakukan oleh Farrakhan di tengah -tengah masyarakat Afro-Amerika dalam rangka mengangkat, membuka mata mereka dati kebodohan, kemiskinan, ketertinggalan, kemelaratan dan ketertindasan. Farrakhan mencoba menyentuh berbagai sektor terutama sektor : pendidikan, Perekonomian, budaya, agama dan sosial politik. Di lain hal bahwa Farrakhan juga mengatasnamakan kepentingan Islam, padahal tidak semua muslim Amerika terwakili dan mendukung gerakannya. Namun dalam menyuarakan aspirasi masyarakat Afro--Amerika, Farrakhan bersikap rasis dengan banyak mengumbar retorika-retorika anti Yahudi dan anti putih, sehinga menimbulkan kemarahan masyarakat kulit putih dan Yahudi. Hal mni menjadi ancaman bagi masyarakat Afro-Amerika dalam kelangsungan kehidupan mereka selanjutnya. Maka banyak tokoh masyarakat Afro-Amerika baik yang muslim maupun non muslim mengecam tindakan Farrakhan, mereka merasa takut karena gerakan yang dipimpin Farrakhan akan membawa petaka bagi mereka.
ABSTRACT The Nation of Islam : A Farrakhan Struggle.The objective of this thesis is to show that eventhough the institution and application of slavery no longer existed, many segregation practices are still applied toward the Afro-Americans. This phenomena were not only because of the differences in race and historical background, but also characterized by such things in lives, including poverty and stupidity. At the same time there are statements stating that the Afro-Americans are inferior compared to those of the whites. To elevate the status of the Afro Americans, a charismatic leader was cherished, in this case, Louis Farrakhan, was believed as a representative leader who could proclaim the rights of Afro-American citizens. American government is especially considered identical with the white men's rule implemented policies of segregation. The ideas of the Afro American would be a government that treated Afro Americans as equal as stated in the content of the Declaration of Independence. As a leader Farrakhan tried to accommodate his people aspirations with his speech rhetoric. Farrakhan held some activities among the Afro-American society in order to open their eyes from stupidity, poverty, misery and oppression. He also tried to develop many sectors of Afro-Americans' life such as : economy, education, culture, religion and politics. On the other side, some of Farrakhan's activities were held on the name of Islam, however not all American Moslems were represented and supported his activities. In proclaiming Afro-American aspirations, Farrakhan acted racially. He often used his rhetoric to confront and to attack the Jews and the White men, therefore his appearance was fearful and frightened the Afro-American society, and his rhetoric became a threat to their future life. Many Moslems, and Afro-American prominent leaders were upset by his activities. They were afraid that Farrakhan's activities would ruin them.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The wave of democratization following the fall of Soeharto's regime in 1998, has led to an on going struggle to define and advance the people's right to free speech - a right which in reality had never been guaranteed prior to the second constitutional amendement of the year 2000....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Saidi
Abstrak :
ABSTRAK
Disertasi ini ingin menunjukkan Djawi Sunda, di Cigugur, Kuningan. Sebuah komunitas Adat yang berhasil membangun keruku melalui prinsip:yang penting Melalui penelitian etnografi dan teori interaksi simbolik telah menunjukkan bahwa Seren Taun sebagai alat pengingat yang berisi tuntunan yang penuh makna simbolik dan berhasil merawat tran yang ditempuh lebih mengutamakan arti pentingnya sebuah kebebasan berkeyakinan, penegasan identitas, daripada transmisi tingkat keluarga. Kombinasi antara: resistensi dan adaptasi dalam menghadapi dominasi negara dan hegemoni agama resmi, merupakan perlawanan kultural yang paling mengesankan.
ABSTRACT
This dissertation aims at indicating survival strategies carried out by Djawi Sunda, Cigugur, Kuningan. It is a community succeeding to establish a peaceful religious life relationship. It suggests that the members have tolerance (sepengertian ethnographic research and symbolic interaction have indicated as a mnemonic device meanings?and a creative performance has worked to mai transmission. The strategy emphasizes more on faith freedom and identity insistence in public than in family. The combination of resistance and adaptation to cope with state domination and formal religious hegemony works impressively.
Depok: 2015
D2093
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Randy
Abstrak :
Tujuan hidup setiap manusia adalah untuk mendapatkan jati diri yang sesungguhnya. Hal itu membutuhkan perjuangan yang tidak mudah. Banyak orang ingin mendapatkan penemuan jati diri itu
Jakarta: Pusat Pengembangan Etika Unika Atma Jaya, 2020
300 RJES 25:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sukowati
Ambon: 1953
320.598 SUK g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
[t.t.] : [t.p.], [t.th.]
951 LAB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Th. Sumartana
Jakarta: Utama Grafiti , 1993
322.1 SUM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yermakova, Antonina
Yogyakarta: Sumbu, 2002
305.5 YER wt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suwati Kartiwa
Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga, 2009
R 737 SUW m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul Rahmat
Abstrak :
Konflik perebutan kekuasaan dalam Kerajaan Johor pada abad ke-18 ikut menyeret orangorang Bugis yang ada di kawasan tersebut. Keberhasilan menaklukkan Raja Kecik membuat Upu Daeng Bersaudara mendapat jabatan penting dalam Kerajaan Johor sebagai Yang Dipertuan Muda (YDM) dan dinikahkan dengan para bangsawan Melayu serta saudara perempuan sultan. Secara tidak langsung, dua hal ini membuat identitas sebagai orang Bugis perlahan menghilang. Keturunan Bugis yang menikah dengan orang Melayu tidak lagi menyandang nama daeng, melainkan nama raja. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian sejarah, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan pendekatan identitas kultural. Penelitian ini menunjukkan bahwa keturunan Bugis yang hidup dan menetap di Kerajaan Riau Johor sejak abad ke-18 dikenal sebagai Melayu Bugis. Hal tersebut berangkat dari penggunaan nama ‘raja’, yang merupakan satu bentuk identitas kultural baru bagi orang Bugis yang sudah berbaur dengan orang Melayu. Penggunaan nama ‘raja’ dimulai sejak dilibatkannya keturunan Bugis dalam pemerintahan serta pernikahan antara bangsawan Bugis dengan Melayu
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2023
900 HAN 7:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>