Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Jamil
Abstrak :
Peristiwa bencana gempa bumi pada 27 Mei 2006 di Yogyakarta dan sekitarnya telah menyebabkan sebagian korban mengalamai trauma mental yang disebut stres pascatrauma. Stres pascatrauma umumnya terjadi setelah seseorang mengalami, menyaksikan trauma berat yang mengancam secara fisik dan jiwa. Dari literatur yang ada diketahui bahwa ridha akan takdir dan tipe kepribadian merupakan dua variabel yang turut memberikan pengaruh terhadap stres pascatrauma, untuk itu perlu diketahui sejauhmana besarnya pengaruh dan bagaimana korelasi kedua variable tersebut terhadap stres pascatrauma. Ridha akan takdir adalah sikap menerima diiringi dengan bersikap tenang, bersyukur, serta mengendalikan hawa nafsu yang ditunjukan seorang mu?min saat menghadapi apa-apa yang merupakan ketentuan Allah, Tipe kepribadian adalah aspek-espek atau komponen dari kepribadian individu yang relatif stabil atau mantap dan mendominasi pada individu yang menyebabkan individu itu relatif tetap dari situasi ke situasi tertentu, sedangkan stres pascatrauma korban bencana adalah keadaan yang melemahkan individu secara ekstrim ditandai dengan perasaan murung, semangat menurun, memiliki kewaspadaan dan reaksi terkejut berlebihan, mengalami mimpi buruk dan teringat saat bencana yang timbul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan suatu kejadian bencana yang hebat yang mengancam fisik atau jiwa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dan bagaimanakah korelasi ridha terhadap takdir dan tipe kepribadian terhadap stres pascatrauma. Desain penelitian adalah non-eksperimen dengan pendekatan kuantitatif menggunakan purposive sampling, regresi ganda linier digunakan untuk menganalisa data dengan bantuan program SPSS ver. 10.1 for windows. Populasi penelitian adalah masyarakat Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Prop. DI Yogyakarta dengan pertimbangan mereka adalah korban gempa pada Mei 2006, sehingga berpotensi mengalami stres pascatrauma, adapun sampel berjumlah 100 orang dengan kriteria mengalami, menyaksikan kejadian gempa bumi yang dapat menyebabkan kematian dan cedera serius pada diri sendiri atau orang lain pada saat terjadinya gempa yaitu tanggal 27 Mei 2006. Hasil penelitian menunjukan bahwa kedua variable yaitu ridha akan takdir dan tipe kepribadian ?A? secara signifikan membawa pengaruh terhadap stres pascatrauma sebesar 54,8% dengan hubungan korelasi negatif, sementara sisanya (45,2%) adalah dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor lain. Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran untuk dilakukan pengembangan penelitian, serta perlu dilakukan program pengembangan metode untuk mengatasi stres pascatrauma para korban bencana melalui peningkatan ridha akan takdir serta pengembangan tipe kepribadian. The earthquake 2006 in Yogyakarta and surrounding area had a traumatic impact on survivors which is called post-traumatic stress disorder (PTSD). It is a disorder which develops while people has seen and experienced traumatic events happening to them both physically and mentally. It is known from some literatures that both acceptance of destiny and type of personality have an effect on post-traumatic stress disorder. Therefore, it is necessary to know how far an affect and correlation of both variables has a big influence in post-traumatic stress disorder. Acceptance of destiny is is an attitude to accept calmly, thankfully, and by controlling desire shown by mu?min when he gets what Allah has decided. Type of personality is aspects or component of individual personality which is stable and dominant to him in any situation. Post traumatic stress is a weakening condition which extremely has signs such as desperate, low energy, much of worry, nightmare, and frightening to the event he saw and experienced both physically or mentally. The objective of this research is to know how far an effect and correlation of acceptance of destiny and type of personality toward post-traumatic stress disorder. The research design is non experimental utilizing quantitative approach as well as purposive sampling; double linear regression was also used in analyzing the data acquired by using software SPSS 10.1 for windows. The population of this research is people from Sewon district of Bantul Yogyakarta with assumption that they are survivors of earthquake on May 2006, then they are potentially to experiencing the post-traumatic stress disorder. The sample of this research is 100 adults at Sewon district Bantul Yogyakarta with criteria such as saw and experienced the earthquake causing deadly impact on them. The result shows that both variables acceptance of destiny and ?A? type of personality have an effect in post-traumatic stress disorder of 54.8 % with negative correlation and the other (45.2%) is affected by other factors. According to the results, I (as researcher) give a suggestion to develop more such research and program method to take care who has post traumatic stress through the teaching of acceptance of destiny and type of personality development.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T25478
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Dian Citra Ramadhanty
Abstrak :
ABSTRACT
Parental stress yang ada pada orang tua di keluarga miskin terbukti menjadi faktor risiko kekerasan pada anak. Penelitian ini ingin melihat peran moderasi dari dukungan sosial yang dipercaya dapat menurunkan parental stress dan potensi kekerasan anak pada orang tua. Partisipan pada penelitian merupakan 100 ibu dari keluarga yang masuk dalam kategori miskin menurut Badan Pusat Statistika dan juga memiliki anak berusia 3-6 tahun, Hasil pengujian moderasi menunjukkan bahwa dukungan sosial tidak memiliki peran moderasi dalam hubungan potensi kekerasan (t = 3,72, p = 0,0003, LLCI = -0,0105 ULCI = 0,019; R2 = 0,23) dan parental stress di ibu pada keluarga miskin. Hasil penelitian ini memberikan penemuan baru mengenai konsekuensi negatif dari dukungan sosial pada keluarga miskin.Parental stress in poor families has been proved to be one of the risk factors to child abuse. This research aims to see the moderation role of social support that is believed to be able to lower parental stress and potential of child abuse in parents. One hundred mothers from households that were below the poverty line with kids from the age of 3 - 6 years old were the participants of this study. Results show that social support does not have a moderation role in the relationship between child abuse and parental stress in mothers from poor families (= 3.72, = .0003, LLCI = -.0105 ULCI = .019; R> = .23). This research gives a new founding about the negative consequences of social support in poor families. 
[, ]: 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Claudya Carolina
Abstrak :
Masalah internalizing yang terjadi pada anak usia dini ditemukan berkaitan erat dengan parenting stress yang dialami ibu. Kapasitas kognitif berupa executive function (EF) diduga dapat menjembatani hubungan antara kedua variabel tersebut, di mana keberadaan kapasitas EF yang baik dianggap dapat menghindarkan anak dari risiko mengembangkan masalah internalizing di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dari defisit pada EF anak dalam memediasi hubungan antara parenting stress ibu dan masalah internalizing anak. Sebanyak 207 ibu kandung dari anak berusia 3 hingga 8 tahun tanpa masalah psikologis dan neurologis berpartisipasi di dalam penelitian. Melalui uji statistik mediasi menggunakan PROCESS Hayes, ditemukan bahwa defisit EF pada anak mampu memediasi secara penuh kaitan antara parenting stress ibu dan masalah internalizing anak. Hasil tersebut menunjukkan pentingnya mempertimbangkan kapasitas EF anak dalam memahami terjadinya masalah internalizing anak. Intervensi untuk mengatasi masalah internalizing anak juga dapat diarahkan melalui pengembangan kapasitas EF anak. ......Research has demonstrated that internalizing problems in young children was associated to maternal parenting stress. A cognitive ability called the executive function (EF) is considered to mediates the relationship between these variables, where a good EF is considered a protective factor that helps to keep the children from developing further internalizing problems. This research is intended to study the role of the deficit in children’s EF in mediating the relationship between maternal parenting stress and a child’s internalizing problem. A total of 207 biological mothers of children aged 3 to 8 years old with no medical record of psychological and neurological problems participated in this study. Through statistical mediation analysis using PROCESS Hayes, we found that the deficit in children’s EF fully mediated the relationship between the maternal parenting stress and children’s internalizing problem. This result indicated the importance of considering the children’s EF capacity in understanding the manifestation of children’s internalizing problem. Interventions designed to reduce internalizing problems could also be directed through improving children’s EF capacity.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Gunawan
Abstrak :
Stres merupakan salah satu reaksi psikologis yang menyertai mahasiswa selama pandemic COVID-19. Tingkat stres dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis mahasiswa. Terdapat penelitian-penelitian sebelumnya yang menemukan hubungan antara regulasi emosi dengan stres maupun kesejahteraan psikologis, dimana tingkat stress yang tinggi akan menurunkan kesejahteraan psikologis dan regulasi emosi mampu mengurangi stress serta menjaga kesejahteraan psikologis individu. Strategi regulasi emosi expressive suppression dan cognitive reappraisal diartikan sebagai cara individu dalam mempengaruhi, merasakan, serta mengekspresikan emosi yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek strategi regulasi emosi expressive suppression dan cognitive reappraisal sebagai moderator antara stres dan kesejahteraan psikologis. Sebanyak 119 mahasiswa baru Universitas Indonesia 2020 terlibat dalam penelitian ini. Stres diukur menggunakan Perceived Stres Scale-10 for COVID-19 (PSS-10-C); strategi regulasi emosi diukur menggunakan Emotion Regulation Questionnaire (ERQ); dan kesejahteraan psikologis diukur menggunakan Ryff’s Scales of Psychological Well-being (RPWB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) stres dapat menjadi prediktor kesejahteraan psikologis secara signifikan; (2) strategi regulasi emosi expressive suppression signifikan dalam memperkuat hubungan negatif antara stres dan kesejahteraan psikologis; (3) strategi regulasi emosi cognitive reappraisal signifikan dalam memperlemah hubungan negatif antara stres dan kesejahteraan psikologis. ......Stress is one of psychological reactions that has been experienced by college students during the COVID-19 pandemic. The level of stress can be affecting their psychological well-being. Previous studies show there is a significant relationship between emotional regulation and stress, also psychological well-being. A high level of stress will be declining psychological well-being. On the other hand, emotional regulation has proven to be reducing stress level as well as maintaining the condition of psychological well-being. Emotional regulation strategies are defined as the way individuals influence, feel, and express their emotions. The strategies divided into two which are cognitive reappraisal and expressive suppression. This study aims to examine the effects of expressive suppression and cognitive reappraisal regulatory strategies as a moderator between stres and psychological well-being. A total of 119 first-year students of Universitas Indonesia in 2020 were involved in this research. Stres was measured using the Perceived Stress Scale-10 for COVID-19 (PSS-10-C); Emotion regulation strategies were measured using the Emotion Regulation Questionnaire (ERQ); and psychological well-being was measured using Ryff's Scales of Psychological Well-being (RPWB). The results showed that (1) stress can be a significant predictor of psychological well-being; (2) expressive suppression as an emotional regulatory strategy is significant in strengthening the negative relationship between stress and psychological well-being; (3) on the other side, cognitive reappraisal strategy is significant in weakening the negative relationship between stress and psychological well-being.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Aditya Dwi Julianto Putra
Abstrak :
Profil Perusahaan: Klinik Satelit UI (KSUI) merupakan klinik intra kampus UI yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan bagi seluruh Warga UI. KSUI aktif melakukan berbagai kegiatan dan program untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental mahasiswa UI. Salah satu isu yang saat ini menjadi prioritas KSUI adalah stres. Berawal dari banyaknya keluhan mahasiswa berkaitan dengan kondisi psikis dan stres yang dialami, KSUI berusaha untuk berkontribusi mengurangi jumlah mahasiswa yang mengalami dampak buruk dari stres yang tidak tertangani dengan baik. Melalui berbagai kampanye dan program promotif agar mahasiswa dapat mendeteksi dan menangani stres dengan baik sejak dini. Meski begitu, hasil yang didapatkan dari akumulasi program KSUI dinilai belum maksimal karena belum dapat mencapai angka partisipasi yang tinggi dari mahasiswa. Hal ini membuat misi KSUI memberikan bekal manajemen stres bagi mahasiswa baru belum tercapai. Oleh karena itu, KSUI masih terus berusaha untuk merancang dan melaksanakan kegiatan promotif untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi mahasiswa baru dalam memanajemen stres. Analisis Situasi: 1. KSUI memiliki beragam pengalaman mengadakan kampanye/program kesehatan mental, baik sebagai pelaksana acara maupun sebagai narasumber acara yang diundang. 2. Kondisi keuangan KSUI cenderung stabil. KSUI juga memiliki banyak partner SDM untuk direkrut jika dirasa membutuhkan SDM lebih untuk pelaksanaan program/kampanye. 3. Belum adanya strategi komunikasi khusus untuk menyasar target khalayak mahasiswa spesifik. Hal ini menyebabkan rendahnya partisipasi target khalayak pada program/kampanye. 4. Mulai tingginya minat dan kesadaran anak muda untuk menjaga kesehatan mental secara pribadi. 5. Khalayak sasaran belum terbiasa mengikuti kegiatan/kampanye terkait penanggulangan stres. 6. Tidak tahu dan tidak terbiasa menjadi hambatan utama saat khalayak akan mempraktikkan coping stres. 7. Belum ada kepastian mengenai kuliah tatap muka pada tahun ajaran 2021. Tujuan: Terjadinya perubahan perilaku target khalayak terhadap upaya pengelolaan stres dan dapat diukur melalui terjadinya peningkatan persentase tindakan khalayak untuk melakukan praktik coping secara rutin dari 5,9% menjadi 25% di akhir pelaksanaan program ini. Target Khalayak : a. Demografis: Mahasiswa Tingkat Pertama UI Program Studi Diploma 3 dan Sarjana Strata 1 berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan usia 18-23 tahun. b. Geografis: Berdomisili di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi selama perkuliahan. c. Psikografis: Dapat menggunakan teknologi dengan baik, khususnya Instagram dan Youtube. Memiliki ketertarikan pada isu kesehatan mental khususnya stres. Berkeinginan untuk mengubah kebiasaan hidup yang lebih baik. Terbuka pada berbagai hal baru dan dapat mengapresiasi karya seni. Strategi: Dengan melaksanakan program pemasaran sosial Stressless Kit sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi khalayak terkait upaya pencegahan dampak buruk stres. Program ini akan disebarkan dalam kegiatan berformat online. Program Stressless Kit menargetkan pada Mahasiswa Tingkat Pertama UI program Diploma 3 dan Sarjana Strata 1 berdomisili di daerah Jabodetabek selama kuliah dengan rentang usia 18-23 tahun. ......Company Profile: Klinik Satelit UI (KSUI) is an intra-campus clinic located in University of Indonesia (UI) that provides health service facilities for all UI residents. KSUI actively carries out various activities and programs to improve the physical and mental health of UI students. One of the issues that is currently considered as the priority is stress within UI students. Starting from the many student complaints related to their psychological conditions and stress, KSUI tries to contribute to reducing the number of students who experience distress as a result of their inability to handle stress properly. They attempted to combat stress through various campaigns and promotional programs in order to help the students detect and handle stress properly from an early stage. Nevertheless, the results obtained from the accumulation of the KSUI programs are considered to be not optimal since they have not been able to achieve high student participation targets. This has made KSUI's mission to provide stress management provisions for the new students unobtainable at the moment . Therefore, KSUI is still trying to design and implement promotional activities to increase the awareness and participation of new students in terms of stress management. Situation Analysis: 1. KSUI has many different experiences towards a campaign/mental health program, both as an organizer and as a resource executor event invited. 2. KSUI’s financial conditions tend to be stable. KSUI is also able to recruit volunteers from university students of UI to help with their campaigns and programs if deemed necessary. 3. The absence of a specific communication strategy to target a specific target audience of students. This leads to low participation of the target audience in the program/campaign. 4. Young people are becoming more aware and interested in maintaining mental health in private. 5. The target audience is inexperienced in following the activities / campaigns related to stress reduction. 6. Lack of information and lack of experience is a major obstacle when the target audience attempts to practice coping with stress. 7. There is no certainty regarding face-to-face lectures in the 2021 academic year. Goal: The change in the target audience behavior towards stress management. It will be deemed successful if there is an increase in the percentage of public action to stress-coping practices on a regular basis from 5.9% to 25% at the end of the implementation of this program. Target Audience: a. Demographics: Men and women who are first-year undergraduate students aged 18-23 years. b. Geographics: Men and women who lived in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi. c. Psychographics: Can use technology well, especially Instagram and Youtube. Have an interest in mental health issues, especially stress. Desire to change better life habits. Be open to new things and be able to appreciate works of art. Strategy: By implementing the social marketing program Stressless Kit as an effort to increase public participation related to distress prevention.. This program will be distributed in online activities. Stressless Kit program targets first year undergraduate students who live around Jabodetabek aged 18-23 years.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Era Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Bencana banjir menyebabkan dampak psikologis yang cukup besar, salah satunya Acute Stres Disorder (ASD). Dampak psikologis yang muncul rasa panik ketakutan kehilangan salah satu nya dengan pemberian Terapi Swabantu.Tujuan penelitina ini adalah untuk mengidentifikasi penagruh terapi swabantu terhadap perubahan tanda dan gejala Acute Stres Disorder pada korban bencana banjir dikecamatan Plaju Kota Palembang. Metode penelitian ini mengunakan Quasi eksperiment dengan rancangan pre and post test design with control group dengan kriteria inklusi berada pada rentang usia 40-60 tahun, nilai Acute Stres Disorder Scala (ASDS) > 56, tidak sedang dalam pengobatan dan atau sakit kritis, tinggal diwilayah kecamatan Plaju, bersedia mengikuti penelitan sebagai responden. Alat ukur yang digunakan Acute Stres Disorder Scala (ASDS), analisis penelitian ini yaitu univariat dan bivariate. Tujuh puluh enam respoden yang terlibat, terbagi menjadi kelompok kontrol dan kelompk intervensi. Hasil menunjukkan adanya penurunan tanda dan gejala ASD dengan hubungan yang bermakna (p<0,05). Variabel yang berhubungan dengan tanda dan gejala ASD antara lain jenis kelamin dan pekerjaan, sedangkan yang tidak berhubungan yaitu variabel usia, pendidikan dan penghasilan,(p > 0,05). Rekomendasi dapat dijadikan alternatif terapi untuk fase akut penangan koban bencana.
ABSTRACT
Flood disasters cause quite large psychological impacts, one of which is Acute Stress Disorder (ASD). The psychological impact that arises from the fear of losing is one of them with the provision of self-help therapy. The purpose of this research is to identify the adherents of self-help therapy to changes in signs and symptoms of acute stress disorder in flood victims in the Plaju district of Palembang city. This research method uses Quasi experiment with pre and post test design with control group design with inclusion criteria in the age range of 40-60 years, the value of Acute Stress Disorder Scala (ASDS)> 56, not in treatment and or critically ill, living In the area of ​​Plaju sub-district, they are willing to participate in research as a respondent. Measuring instruments used are the Acute Stress Disorder Scala (ASDS), the analysis of this research is univariate and bivariate. Seventy six respondents were involved, divided into the control group and the intervention group. The results showed a decrease in signs and symptoms of ASD with a significant relationship (p <0.05). Variables related to signs and symptoms of ASD included gender and occupation, while those that were not related were age, education and income (p> 0.05). Recommendations can be used as alternative therapies for the acute phase of disaster management.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meta Yunia Candra
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang : Penerbang Sipil merupakan profesi pekerjaan yang memiliki resiko mengalamistres karena tantangan yang dihadapinya setiap hari, seperti lingkungan penerbangan, ketinggian,kebisingan, komunikasi, dan getaran. Penerbangan jarak dekat yang terjadi di Indonesia sebagainegara kepulauan tidak dapat dihindirai oleh penerbang sehingga dapat menjadi pemicu terjadikelelahan yang menyebabkan stres. Untuk mengukur kelelahan yang menyebabkan stres padapenerbang sipil dapat diketahui berdasarkan kuesioner dan biomarker stres dapat mengunakansampel saliva dengan mendeteksi kadar enzim alfa amilase saliva. Tujuan : Dengan mengetahuihubungan stres akibat faktor kelelahan pada penerbang sipil Indonesia terhadap kadar enzim alfaamilase saliva, maka diharapkan dapat meningkatkan keselamatan penerbangan sipil Indonesia.Metode : membandingkan kadar enzim alfa amilase saliva pada dua kelompok penerbang sipilIndonesia yang melakukan penerbangan sektor dan memiliki jam terbang total lebih dari 6624 jamdengan kelompok penerbang sipil Indonesia yang yidak melakukan penerbangan sektor danmemiliki jam terbang total kurang dari 6624 jam. Hasil : Terdapat hubungan peningkatan kadarenzim alfa amilase saliva pada kelompok penerbang sipil dengan Indonesia yang melakukanpenerbangan sektor dan memiliki jam terbang total lebih dari 6624 jam dengan kelompokpenerbang sipil Indonesia yang tidak melakukan penerbangan sektor dan memiliki jam terbangtotal kurang dari 6624 jam. Kesimpulan : Kadar enzim alfa amilsae saliva berbeda secarasignifikan pada dua kelompok penerbang, sehingga enzim alfa amilase saliva dapat dijadikanbiomarker untuk mengetahui adanya stres pada penerbang sipil Indonesia.
ABSTRACT
Background Aviators are one of the high risk jobs that have high levels of stress due to aviationenvironment, altitude, noise, communication and vibration. Indonesia as an archipelagic countryrequires its civilian aviators to go through high frequency intersection routes between islands. Thiscircumstance triggers fatigue that leads to a stress condition. Salivary amylase is an enzyme thatcan be used as a stress biomarker. Aim This study aims at analyzing the effect of stress on salivary amylase levels in Indonesian civil aviators. Methods comparing salivary alpha amylaseenzyme levels in two groups of Indonesian civil aviators who are on a sector flight and have a totalflight time of more than 6624 hours with Indonesian civil aviation groups that do not fly sectorsand have a total flight time of less than 6624 hours. Result Nineteen people 47.5 from 40subjects were clinically diagnosed fatigue. Ten out of nineteen subjects 52.6 had high SAAlevel and the rest had moderate one. Summary Based on this study, SAA level can be utilized asan effective tool for forensic investigation on aviation accidents and or incidents caused by humanfactors.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Paulus Gunata
Abstrak :
Stresor dapat menyebabkan Gangguan Terkait Stres pada prajurit dan masalah yang dialami oleh prajurit dengan gangguan ini menghambat pelaksanaan tugas pokok dan perintah yang harus dilaksanakan, serta merusak hubungan dengan atasan ataupun rekan kerja hingga menimbulkan terjadinya berbagai pelanggaran, sehingga perlu adanya kebijakan serta sistem manajemen Combat Stress Control (CSC) yang tepat dan sesuai. Dengan adanya pengetahuan yang baik pada seluruh unsur pelayanan kesehatan jiwa mengenai stresor pada prajurit, kebijakan dan penerapan sistem manajemen pelayanan yang sesuai pada fasilitas kesehatan maka kesembuhan yang lebih optimal dapat dicapai dan berbagai dampak buruk dapat dicegah lebih dini. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Responden berjumlah 3 orang yang dipilih berdasarkan pusposive sampling dan penyaringan sesuai kriteria. Studi dilaksanakan selama 3 bulan dengan menggunakan instrumen Holmes and Rahe Stress Scale, Instrumen Penilaian Stres Psikososial, dan wawancara mendalam. Bertambahnya stresor dalam kehidupan, diperberat dengan stresor dalam penugasan dapat menyebabkan gangguan terkait stres pada prajurit, dan memperlambat kesembuhan serta memperluas dampak. Pelayanan dalam mengatasi hal ini pada Prajurit belum sesuai, sehingga diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ketidaksesuaiannya dan membuat sistem manajemen yang lengkap dan sesuai dalam pembekalan pengetahuan, sosialisasi, hingga pencegahan PTSD dan tatalaksana yang sesuai dengan unsur Brevity, Immediacy, Centrality, Expentancy, Proximity, Smplicity bagi prajurit yang mengalami PTSD mulai dari garis depan, fasilitas kesehatan kesatuan, hingga rumah sakit militer dan sistem koordinasinya dengan rumah sakit non militer, maupun dalam pengambilan keputusan oleh atasan. ......Stress can cause stress related disturbance to soldiers and the problems experienced by soldiers with this disorder hinder the implementation of basic tasks and orders that must be carried out, as well as damage relationships with superiors or co-workers to cause various violations. It is a need to find a relationship between stressors and this disorder, and the need for policies and management systems in stress control for soldiers or Combat Stress Control (CSC), both in prevention and handling in combat units to referral health facilities. With good knowledge in all elements of mental health services regarding stressors for soldiers, policies and implementation of appropriate service management systems in health facilities, optimal healing can be achieved and various adverse effects can be prevented early. This is a qualitative study with a study case approach. Respondents in this study amounted to 3 people who were selected based on purposive sampling and filtering according to the criteria. The study was conducted for 3 months using the Holmes and Rahe Stress Scale instrument, the Psychosocial Stress Assessment Instrument, and in-depth interviews. The addition of stressors in life, compounded by stressors in assignment can cause stress-related disturbances in soldiers. Stressors can cause other stressors, slowing healing and extending the impact. Services in overcoming Stress-Related Disorders for Soldiers are not appropriate, so research is needed that aims to determine the mismatches so that they can be repaired and create a complete and appropriate management system in knowledge provision, socialization, prevention of PTSD and management in accordance with the elements of Brevity, Immediacy, Centrality , Expentancy, Proximity, Smplicity for soldiers experiencing PTSD starting from the front lines, unit health facilities, to military hospitals and their coordination system with non-military hospitals, as well as in decision making by superiors.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyanto
Abstrak :
Salat fardu, sebagai ekspresi spiritual pasien Muslim, merupakan kewajiban perawat untuk membantunya. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya model Laras Fardu; menemukan masalah dan harapan perawat serta pasien dalam membantu memenuhi ibadah salat fardu pasien; serta mengidentifikasi efektifitas model tersebut kepada pasien DM tipe 2 dirawat dirumah sakit. Penelitian ini termasuk operational research, dilakukan tiga tahap. Tahap I menggunakan pendekatan fenomenologi kepada 8 partisipan perawat pelaksana, 4 menejer rumah sakit, dan 9 partisipan pasien DM tipe 2. Tahap II pengembangan model berdasar studi literatur, hasil tahap I dan konsultasi pakar. Tahap III adalah tahap persamaan standar dan validasi model dengan penelitian pre-posttest control group design, dengan consequtive sampling. Jumlah sampel 22 Perawat, diberikan sosialisasi dan pemberian modul, sebanyak 23 perawat diberikan modul saja dan sebanyak 23 perawat sebagai kelompok kontrol. Jumlah sampel validasi model adalah 81 pasien dilakukan asuhan keperawatan kelompok perawat kompetensi standar plus dan 82 pasien dilakukan asuhan keperawatan kelompok perawat kompetensi standar. Hasil penelitian tahap I ditemukan tema 1 Ketidaktahuan; 2 Ketidakmampuan; dan 3 Ketidakmauan, sebagai masalah pasien, dan tema Harapan Pasien; tema : 1 Kompetensi layanan keperawatan ibadah salat fardu; 2 Ketersediaan fasilitas; 3 Persepsi kendala; dan 4 Keterbatasan dukungan sebagai kendala perawat serta tema Layanan Keperawatan Islami sebagai harapan perawat. Telah diperoleh Model Laras Fardu beserta kelengkapannya. Pemberian sosialisasi dan modul layanan keperawatan ibadah salat fardu, atau modul saja efektif meningkatkan pengetahuan dan sikap perawat dalam layanan keperawatan ibadah salat fardu, namun tidak efektif meningkatkan motivasi perawat. Asuhan keperawatan oleh kelompok perawat kompetensi standar plus meningkatkan self-tarnscendence, kesejahteraan spiritual dan menurunkan persepsi stress pasien DM tipe 2 dirawat di rumah sakit, namun tidak memiliki efek terhadap kadar glukosa darah. Model ini terbukti efektif untuk meningkatkan self-transcendence, kesejahteraan spiritual dan menurunkan stress pasien, namun tidak efektif untuk perbaikan glukosa darah. ...... Nurses are obligated to help fardu prayer as a spiritual expression of Muslim patients. The purpose of this research was to obtain the model of Laras Fardu find the problems and expectation of nurse and patient in helping to fulfill fardu prayer of the patients as well as to identify the effectiveness of the model to patients with type 2 diabetes treated in the hospital. This research was an operational research, conducted in three stages. Stage I used phenomenology approach to 8 participating nurses, 4 hospital managers, and 9 participants of type 2 DM patients. Stage II was a model development based on literature study, stage I result, and expert consultation. Stage III was the standard equation and model validation stage with pre post test control group design study, with consecutive sampling. Sample size was 22 nurses who received socialization and module, as many as 23 nurses received only module and 23 nurses as control group. The number of model validation samples was 81 patients who received nursing care from the nursing group with standard plus competencies and 82 patients received nursing care from a group of nurses with standard competence. Stage I research found the following themes 1 Ignorance 2 Inability and 3 Unwillingness, as the patients 39 problem, and the Patient 39 s Hope theme. Themes 1 The competence of nursing care in helping fardu prayer 2 Availability of facilities 3 Perception of constraints and 4 Limitations of support as nurse constraints, as well as the theme of Islamic Nursing Services as nurse expectations. We have obtained the Fardu Laras Model and its accessories. Providing socialization and nursing care module to help fardu prayer, or module only, effectively improved nurse 39 s knowledge and attitude in nursing care to help fardu prayer, but not effective to increase nurse motivation. Nursing care by a group of nurses with standard plus competence improved self transcendence, spiritual well being, and lowered the perceived of stress in patients with type 2 diabetes treated in the hospital, but had no effect on the improvement of blood glucose levels. This model proves to be effective for improving self transcendence, spiritual well being and stress reducing patients, but not effective for the improvement of blood glucose.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
D2395
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>