Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novra Widayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran tes dynamic visual acuity (DVA) dan tes kalori dalam menilai gangguan keseimbangan pada pasien tuberkulosis (TB) yang mendapat terapi streptomisin. Metode penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimental untuk mengetahui perubahan hasil pemeriksaan fungsi keseimbangan vestibuler pada satu kelompok pasien TB sebelum dan setelah 56 kali pemberian streptomisin atau bila timbul keluhan gangguan keseimbangan dengan tes DVA dan tes kalori. Digunakan rancangan uji diagnostik untuk membandingkan kedua carapengukuran setelah pengobatan. Setelah pemberian terapi didapatkan 31 (77,5%) dari 40 subyek mengeluhkan gangguan keseimbangan. Kelemahan fungsi vestibuler perifer bilateral sebanyak 6 (15%) subyek dengan pemeriksaan kalori dan 30 (75%) dengan pemeriksaan DVA. Rerata nilai kalori sebelum terapi sebesar 93,5 ± 32,07 °/detik dan setelah terapi sebesar 82.30 ± 38,43 °/detik, terjadi perubahan sebesar -11,25 ± 50,55 °/detik.Median nilai kenaikan DVA sebelum terapi adalah 0 (minimal 0 ? maksimal 2) baris dan setelah terapi adalah 3 (minimal 0 - maksimal 6) baris, terjadi perubahan sebesar 3 (minimal 0-maksimal5) baris. Sensitivitas pemeriksaan DVA 83%, spesifisitas 27%, nilai duga positif 17%, nilai duga negatif 90%, rasio kemungkinan positif 1,13 dan rasio kemungkinan negatif 0,63 dengan pemeriksaan kalori sebagai baku emas.Pemeriksaan DVA dapat digunakan sebagai skrining pemeriksaan kelemahan vestibuler perifer bilateral pada pasien tuberkulosis yang mendapat terapi streptomisin.

This study aimed to determine the role of dynamic visual acuity (DVA) and caloric test for assessing balance disorders in patients with tuberculosis (TB) which received streptomycin therapy. An pre-experimental study was used to determine changes in the vestibular function test results in a group of patients withTB before and after 56 times administration of streptomycin or when subjects complaint of balance disorders with DVA test and caloric test. We used diagnostic test designed to compare the two methods of measurement after treatment. After therapy there was 31 (77.5%) of 40 subjects who complained of balance disorder. The weakness of bilateral peripheral vestibular function was found in 6 (15%) subjects with caloric examination and in 30 (75%) with DVA examination. The mean value of caloric examination before therapy was 93.5 ± 32.07 °/sec and after therapy was 82.30 ± 38.43 °/sec, the change was -11.25 ± 50.55 °/sec. The median value of increased DVA line before therapy was 0 (minimum 0 - maximum 2) line and after therapy was 3 (minimum 0 - maximum 6) line, there is a change of 3 (minimum 0 - maximum 5) line. DVA examination has sensitivity 83%, specificity 27%, positive predictive value 17%, negative predictive value90%, positive likelihood ratio1.13 and a negative likelihood ratio0.63 with caloric examination as the gold standard. DVA testing can be used as a screening tool in bilateral peripheral vestibular weakness in tuberculosis patients which received streptomycin therapy."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Novitasari
"Prevalensi pasien TB yang mengalami vestibulotoksik akibat streptomisin sulfat menurut literatur tercatat sebesar 30-70%. Berbagai modalitas pemeriksaan dapat digunakan untuk mendiagnosis gangguan keseimbangan, di antaranya dizziness handicap inventory (DHI),
dynamic visual acuity (DVA), dan video head impulse test (VHIT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian hasil DHI, DVA, dan VHIT dalam menilai gangguan keseimbangan pada pasien TB yang mendapat terapi streptomisin. Metode penelitian ini merupakan pre and post study design untuk mengetahui kesesuaian hasil
pemeriksaan fungsi keseimbangan pada ketiga modalitas pemeriksaan pada satu kelompok pasien TB pada hari ke-14 dan setelah selesai pemberian streptomisin atau bila timbul keluhan gangguan keseimbangan. Rancangan studi prospektif digunakan untuk melihat kesesuaian ketiga penilaian sebelum pemberian streptomisin, pada hari ke-14, dan hari ke-56 di mana pemberian streptomisin telah selesai. Pada akhir terapi didapatkan 5 dari 24 subjek memiliki handicap dalam melakukan aktivitas sehari-hari berdasarkan pemeriksaan DHI, 5 dari 24 subjek mengalami kelemahan vestibular perifer bilateral berdasarkan pemeriksaan DVA dan pada pemeriksaan VHIT didapatkan 9 dari 24 subjek menderita kelemahan vestibular perifer bilateral. Kesesuaian antara pemeriksaan DVA
dengan VHIT dan DHI dengan VHIT sebesar 83,3%, sedangkan kesesuaian antara DHI dengan DVA sebesar 100% dalam menilai gangguan keseimbangan pada subjek dan tidak didapatkan perbedaan bermakna pada ketiga modalitas tersebut. Dari hasil tersebut mendukung DVA untuk digunakan sebagai pemeriksaan penapisan gangguan vestibular perifer bilateral pada pasien tuberkulosis yang mendapat terapi streptomisin.

Balance disorders can be caused by several medications and one of those is streptomycin sulphate used as treatment of category II lung TB. Prevalence of streptomycin-induced vestibulotoxicity amongst patients with TB is recorded around 30-70%. Besides history taking and physical examination, other modalities can be used to diagnose balance disorders, including dizziness handicap inventory (DHI), dynamic visual acuity (DVA), and video head impulse test (VHIT). This pre and post study design aims to determine the
conformity between DHI, DVA, and VHIT in assessing balance disorders in TB patients
treated with streptomycin on the 14th day and the end of treatment or whenever the balance disorders symptoms arise. Prospective research design used to compare the three methods of measurement before streptomycin administration, on the 14th day, and on the 56th day when completion of treatment is declared. There are 5 subjects (20.8%) recorded experienced handicap during daily activities according to DHI examination, 5 subjects (20.8%) diagnosed with bilateral vestibular weakness dan from VHIT examination and 9 (37.5%) subject diagnosed with bilateral vestibular weakness. The concordance rate between DVA and VHIT, DHI and VHIT in assessing vestibular disorders was 83.3% meanwhile the concordance rate between DHI and DVA was 100% and there was no significant differences between this three modalities. Thus we can conclude that DVA can
be used as a screening modality for bilateral peripher vestibular disorders in TB patients
who receive streptomycin therapy.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library