Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simarmata, Antonius
Abstrak :
Kegagalan terjadi bila komponen atau struktur tidak lagi mampu memenuhi fungsi pemakaiannya dengan baik karena perpatahan, deformasi berlebih atau deteriarasi. Kegagalan lelah terjadi akibat pembebanan dinamis (berulang). Penelitian ini dilakukan untuk menggetahui dan mengamati mekanisme serta bentuk permukaan perpatahan Ielah material besi tuang nodular austemper dengan temperatur 300°C dan 4000°C yang telah dilakukan pengujian kerahanan lelah 'putar-tekuk'. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perpatahan Ielah material austemper 300°C adalah campuran uler dan rapuh dengan struktur bainir bawah dan austemper 400°C adalah ulet penuh dengan struktur bainit atas. Selain itu perambatan rerak lelah juga dipengaruhi oleh kehadiran nadul grafit dimana nodul dapat mengalihkan arah perambatan retak lelah.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41241
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Purnomo
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1981
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Idham
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S33289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pizonial Sasrihila
Abstrak :
Perencanaan tata kota dengan segala tata aturannya, adalah sesuatu untuk dilihat, untuk dikenang, dan untuk disenangi. Salah satu elemen yang berperan menciptakan kesan pda kota shingga orang tertalik untuk mengalaminya yaitu jalan. Pengalaman merupakan suatu hal yang dimiliki oleh orang dalam menyusuri jalan di sebuah kota tertentu karenajalan itu menyimpan banyak hal yang bisa dilihat sehingga orang terkenang dan menyenanginya. Namun satu hal yang menjadi suatu pertanyaan faktor-faktor apakah yang dimiliki oleh suatu jalan sehingga membuka kenangan-kenangan Iama bagi orang saat mengalaminya? Maka penulis berusaha mengungkap fenomena jalan sebagai media untuk menghadirkan kenangan dengan pendekatan arsitektur melalui dua sudut pandang yaitu teori-teori dan data-data yang relevan. Juga melihat dari sudut ilmu psikologi untuk melihat kedudukan arsitektur dalam menimbulkan kenangan dimana jalan sebagai medianya.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S48338
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rany Nasir
Abstrak :
Shopping Sfree! merupakan suatu bentuk daerah komersil yang cukup scring dilcmukan. Menipakan sualu hal yang menarik jika keheradaannya juslru menimbulkan masalah. Untuk memperbaikinya dibutuhkan pengcrtian dari semua pihak.

Pemerintah tentu menginginkan suatu penataan kota yang baik_ Mereka melakukan berbagai usaha untuk mcwujudkannya. Demikian juga halnya dengan pcnataan sualu Slmpping Street, contohnya adalah Shopping Sn-ee: di Jalan Dewi Sartika, Depok, yang tetap saja bertahan walaupun selalu digusur untuk dipindahkan kc lokasi lain.

Sebenamya Shopping Street tersebut muncul karena lokasi Jalan Dewi Sartika yang sangat dekat dengan permukiman penduduk dan pcnduduk yang tinggal di sisi Jalan Dewi Sartika mencoba membuka usah berupa warung-warung kecil yang mendukung semakin ramainya Jalan Dewi Sartika oleh wanmg-warung yang kemudian berkembang menjadi kios. Jurnlah kios tersebut semakin larna semakin banyak. Hal ini mcngundang pedagang lain untuk turut serta menjual dagangannya di sisi Jalan Dewi sartika. Para pedagang tcrsebut adalah pedagang kaki lima yang menggelar barang dagangannya di tempat-tempat yang masih kosong dan mereka amggap paling slrategis untuk berjualan.

Dengan semakin banyaknya pedagang kaki lima yang bezjualan di sisi Jalan Dewi Sartika maka scmakin banyak ruang yang dibutuhlcan olch para pedagang tersebut untuk berjualan Lama kelamaan jalan yang tadinya bertimgsi sebagai jalur kendaraan bermotor terpakai oleh para pedagang kaki lima tersebut untuk berjualan.

Pihak pemerintah mengambil tindakan dengan menertibl-:an para pedagang tersebut dan melarangnya berjualan di lokasi yang dilalui oleh kendaraan. Bahkan mereka menyediakan suatu lokasi baru yang dianggap cukup cocok untuk para pedagang tersebut. Hanya Saja pihak pemerintah tidak mempertimbangkan hal-hal yang mendukung para pedagang kaki lima unluk tetap berjualan di sepanjangjalan Dewi Sartika.

Mereka hanya menyediakan suatu lokasi baru yang diangap tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas di kota Depok dengain tidal-c mempertimbangkan kerugiari yang diderita oleh para pedagang akibat lokasi baru yang jauh dari pcrmukiman penduduk dan kurang cocok di gunakan sebagai lcmpal hcrdagang
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Hutami Tatyana
Abstrak :
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk menelusuri benda-benda milik pribadi yang ada di jalan kampung kota sebagai ruang publik, memahami mengapa dan bagaimana keruangan benda itu bisa terjadi. Benda dan tata posisinya di jalan merupakan wujud fisik akibat aktivitas sosial yang pernah terjadi. Salah satunya, aktivitas negosiasi ruang berupa toleransi, konsensus, dan konflik. Besarnya peran benda dalam aktivitas sosial sama dengan manusia, karena keruangan benda tersebut juga mampu mempengaruhi kondisi spasial jalan dan tindakan pengguna jalan lain. Karena itulah, untuk dapat meruang di jalan yang merupakan ruang publik, diperlukan negosiasi ruang agar fungsi utama jalan bisa tetap terlaksana. Terlebih apabila tingkat jumlah dan variasi aktivitas dan pengguna jalan tinggi, seperti di Gang Ampiun Cikini, Jakarta. Pada Gang Ampiun, benda-benda dapat diterima oleh pengguna jalan lain karena tiga hal; tidak menjadi gangguan, tidak memberikan kesan kumuh dan/atau berantakan, dan tidak memberikan dampak negatif. Mekanisme spasial masing-masing benda pada area tertentu di gang ini berbeda-beda dan tidak bisa digeneralisir karena masing-masing area punya kondisi sosial tersendiri. Namun, formasi benda yang terbentuk disini telah melalui serangkaian aktivitas toleransi dan konsensus, sehingga menghindari potensi konflik dan tetap memaksimalkan fungsi jalan.
ABSTRACT
The writing rsquo s objective is to track back objects of personal belongings which placed in urban kampong street as a public space, in order to understand why and how it could happen. Objects and its formation are physical trails of social activities that happened in the street. One of which, is space negotiation activities like toleration, consensus, and conflict. Objects rsquo s role in social activities are as active as human does, since objects could effect the spatial condition of the street and behaviour of other street users. Thus, to be able to present in street as public space, spatial negotiation is necessary for objects so that the street rsquo s main function can also be working. Moreover, if the amount and variation of activities and other street users are relatively high, like in Ampiun Alley Cikini, Jakarta. In Ampiun Alley, the pressence of objects are able to be tolerated by other street users because of three reasons did not become obctacle, did not give a slum like image, and did not give any disadvantages to the street. Spatial mechanism of each area of objects cannot be generalized since each area has its own unique social conditions. However, every object formation here was already been shaped through tolerance and consensus activities so that it could avoid any possible conflict and still maximize the main function of the alley itself.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kulash, Walter M.
Washington, D.C: ULI, The Urban Land Institute, 2001
625.7 KUL r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Holtorf, Gunther W.
Jakarta : Djambatan, 1992
R 915.598 HOL j
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pembina Peraga, 1995
R 915.982 2 LIS t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Gema Narama Fadillah
Abstrak :
Diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kelancaran arus lalu lintas kendaraan bermotor I didapati di 6 ruas jalan, Tingkat Kelancaran ALLKB II didapati di 17 ruas jalan dan Tingkat Kelancaran ALLKB III didapati di 7 ruas jalan. Pengelolaan arus lalu lintas kendaraan bermotor di Kotamadya Bandung dipandang dari segi peletakkan lampu lalu lintas mencakup 6 lokasi kemacetan pada jam normal dan 18 lokasi pada jam sibuk. Penugasan aparat petugas lapang tampak mencakup 9 lokasi kemacetan yang ada pada jam normal dan 23 lokasi pada jam sibuk. Untuk lokasi parkir didapati 6 lokasi parkir yang berada pada lokasi kemacetan. Hubungan yang tampak antara tingkat kelancaran dengan pusat kegiatari adalah semakin menurunnya nilai kelancaran didapati pada region yang pusat-pusat kegiatannya semakin padat. Disarnping itu rasio kepadatan pusat'pusat kegiatan A terhadap B cenderung meningkat pada region yang tingkat kelancarannya menurun.
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>