Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baskoro Arif Rianto
Abstrak :
Dalam rangka menanggapi permasalahan isu yang berkaitan dengan lingkungan seperti pemanasan global, degradasi lingkungan dan jumlah polusi gas beracun dari penggunaan Internal Combustion Engine, pengembangan teknologi kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) sangat dianjurkan. Dalam teknologi EV terdapat komponen penting yakni State of Charge (SoC) yang berfungsi dalam pengaturan strategi penggunaan daya listrik dan sebagai proteksi unit baterai dari unsur-unsur bahaya seperti over-discharge, over-charging, kebakaran dan ledakan. SoC juga bertindak layaknya seperti indikasi bensin pada kendaraan pada umumnya. Sistem SoC yang handal dapat meningkatkan jarak tempuh per-charge serta memperpanjang jangka hidup batterai. SoC merupakan index penting dalam analisa dan penilaian kinerja dari komponen Battery Management System (BMS) karena performa dan kesehatan unit baterai berdampak langsung kepada peralatan yang menggunakannya. Metode estimasi SoC terutamanya pada tipe beterai lithium-ion telah menjadi fokus utama dalam pengembangan komponen BMS yang terdapat pada kendaraan listrik pada contohnya. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah sistem BMS yang dapat mengkarakterisasi SoC menggunakan beban resistif statis. ......GoogleIn order to respond to issues related to the environment such as global warming, environmental degradation, and the amount of toxic gas pollution from the use of Internal Combustion Engines, the development of electric vehicle technology or Electric Vehicle (EV) is highly recommended. In EV technology, there is a vital component, namely the State of Charge (SoC) which functions in regulating the strategic use of electric power and as protection of the battery unit from dangerous elements such as over-discharge, over-charging, fire, and explosion. The SoC also acts like an indication of gasoline on a typical vehicle. A dependable SoC system can increase mileage per charge and extend battery life. SoC is an important index in the analysis and assessment of the performance of the Battery Management System (BMS) component because the performance and health of the battery unit has a direct impact on the equipment that uses it. SoC estimation methods, especially for the lithium-ion battery type, have become the focus in the development of BMS components found in electric vehicles, for example. This study aims to design a BMS system that can characterize the SoC using a static resistive load.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zidney Rayhan Renaldhy
Abstrak :
Untuk mendukung pendistribusian listrik keseluruh bagian Indonesia, termasuk daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar di Indonesia seperti pada Indonesia bagian Timur, maka diperlukan peningkatan kapasitas penyediaan energi listrik. Usaha pemerintah dalam meningkatkan kapasitas penyediaan energi listrik dibuktikan oleh rasio elektrifikasi yang sudah mencapai 98,3% pada Desember 2018. Pemanfaatan sumber energi baru terbarukan, seperti energi surya dapat menjadi salah satu solusi dari peningkatan penyediaan energi listrik. Untuk menjaga nilai tegangan dan frekuensi pada nilai nominal dalam sistem tenaga listrik dengan cara mengendalikan keseimbangan daya antara pembangkit dan beban pada sistem, penggunaan Battery Energy Storage System (BESS) dapat menjadi solusi, dikarenakan BESS memiliki kemampuan untuk mempercepat pemulihan sistem setelah terjadinya gangguan. Oleh karena itu, studi penambahan BESS dibutuhkan untuk mengetahui pengaruh penggunaan BESS pada sistem tenaga listrik. Pada studi ini, metode indeks sensitivitas digunakan untuk menentukan bus lemah sebagai lokasi penempatan BESS. Simulasi aliran daya dan stabilitas pada studi ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory. Hasil simulasi aliran daya menunjukkan bahwa kondisi tegangan bus pada sistem dalam kondisi aman. Berdasarkan hasil optimasi pada simulasi kestabilan menggunakan BESS 500 kVA, 1 MVA, dan 2 MVA hanya BESS dengan kapasitas 1 MVA dan 2 MVA yang layak karena pada skenario 3, BESS 500 KVA tidak mampu memulihkan kondisi sistem setelah terjadinya gangguan. Sehingga, dengan BESS kapasitas 1 MVA saja sudah cukup dalam menanggulangi studi kasus yang ada. ......To support electricity distribution throughout Indonesia, including isolated regions such as in Eastern Indonesia, an increase in power generating capacity is required. The government’s effort in increasing power generating capacity has been proven by the electrification ratio, which has reached 98.3% on December 2018. The use of renewable energy sources, such as solar energy, can be a solution in providing electricity. The use of Battery Energy Storage System (BESS) can be a solution in keeping the value of tension and frequency on an electrical system by balancing power between the generators and load on the system. This is because BESS has the capacity to accelerate system recovery after a disturbance. Thus, a study of the addition of BESS is required to understand the impact of BESS usage on an electrical energy system. On this study, the sensitivity index method is used to determine a low bus as a location for BESS placement. A power flow simulation and stability simulation is conducted by using the DIgSILENT PowerFactory software. The result of this load flow simulation shows that the bus tension power on the system is on a safe condition. Based on the optimization results in the stability simulation using BESS 500 kVA, 1 MVA, and 2 MVA, only BESS with a capacity of 1 MVA and 2 MVA is feasible because, in scenario 3, BESS 500 KVA is not able to meet the system conditions after experiencing a disturbance. Thus, BESS with only 1 MVA capacity is sufficient to fulfill the existing case studies.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Rusita
Abstrak :
Skripsi ini meneliti tentang pengaruh temperatur ambien terhadap karakteristik baterai Lithium ion. Perancangan sistem uji mencakup perancangan pengkondisi temperatur ruangan, perancangan media charge-discharge, perancangan alat ukur tegangan dan arus, serta instalasi alat ukur temperatur dengan menggunakan data acqusition. Baterai yang digunakan sebagai sampel merupakan baterai Lithium ion silinder tipe CGR18650CG dari produsen Panasonic yang memiliki kapasitas tipikal 2250 mAh dan tegangan nominal 3,6 V. Percobaan dilakukan dengan memberikan variasi temperatur ambien pada 25, 45, dan 6 C sesuai standar baterai Panasonic pada saat baterai melakukan proses charging dan discharging. Hasil percobaan menunjukan bahwa pada temperatur yang lebih tinggi, nilai konduktansi elektrik baterai menurun yang ditandai denga peningkatan resistansi internal baterai sehingga menyebabkan waktu untuk proses charge-discharge menjadi lebih lama dibandingkan dengan kondisi normal. Pemberian tempertatur ambien tinggi menyebabkan potensi atau kemampuan baterai untuk mentransfer kalor ke lingkungan menjadi menurun dan beresiko terhadap timbulnya mekanisme thermal runaway. ......This research is about to comprehending the effect of thermal imposition to Lithium ion battery’s characteristic. Testing system contains designing temperature simulator, charge-discharge medium, current and voltage measurer, also installation of temperature measurer using data acquisition. The Panasonic CGR18650CG cylindrical Lithium ion battery is used in this expermient as a battery sample. That type of battery has typical capacity of 2250 mAh and nominal voltage of 3.6 V. Later, the thermal imposition is given at temperature of 25, 45, and 60 C appropriate to the Pnasonic battery standard charge-discharge when the battery is in the charge and discharge condition. The result of experiment shows that at higher ambient temperature, conductace value of the battery is decrease that implied to the increasing of internal resistance of the battery. Finally, time to exceed maximum charged or discharged condition is also increase. At higher ambient temperature, capability of battery in transfering heat to the surrounding is decrease so that the thermal runaway mechanism may occur.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afga Rolas Geraldo
Abstrak :
Hingga saat ini sumber bahan bakar pembangkit listrik di Indonesia masih didominasi oleh bahan bakar fosil. Sementara itu, dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 79/2014 menetapkan rencana peran energi baru dan terbarukan pada tahun 2025 paling sedikit 23%. Dengan memanfaatkan luas area atap yang tersedia pada gedung produksi II PT. ON, dapat dibangun suatu sistem pembangkit energi listrik berbasis energi terbarukan (surya) menggunakan kombinasi dari modul surya dan sistem baterai untuk memenuhi kebutuhan beban dari PT. ON. Penggunaan modul surya dan sistem baterai sebagai komponen akan membutuhkan biaya investasi yang cukup besar. Pada studi ini, dilakukan simulasi sistem PLTS 185 kWp pada PT. ON dengan perangkat lunak Homer Pro. Hasil studi menunjukkan bahwa sistem PLTS yang dirancang memiliki nilai rasio kinerja 80.87% dan dapat menghasilkan energi listrik sebesar 259.1 MWh/tahun atau 11.91% lebih tinggi dibandingkan dengan total konsumsi energi listrik tahunan PT. ON. ......Until now, the primary source of fuel for power generation in Indonesia is still dominated by fossil fuels. Meanwhile, under Government Regulation No. 79/2014, the plan for the role of new and renewable energy by 2025 is set at a minimum of 23%. By utilizing the available roof area of Production Building II at PT. ON, a renewable energy-based (solar) power generation system can be built using a combination of solar modules and battery systems to meet the load needed by PT. ON. The use of solar modules and battery systems as components will require significant investment costs. In this study, a simulation of a 185 kWp solar power system at PT. ON was conducted using Homer Pro software. The study results show that the designed solar power system has a performance ratio of 80.87% and can generate 259.1 MWh/year of electricity or 11.91% higher than PT. ON's total annual electricity consumption.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahran Mizuya Kusmana
Abstrak :
Kendaraan Listrik merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan keterbatasan energi fosil saat ini. Kendaraan Listrik menggunakan Baterai sebagai sumber energi dalam sistem propulsi. Efisiensi Kendaraan Listrik menjadi faktor yang penting karena kendaraan membutuhkan efisiensi dan jarak tempuh yang tinggi. Baterai menjadi faktor utama yang mempengaruhi efisiensi Kendaraan listrik. Baterai memiliki tingkat kerapatan energi yang tinggi dan kapasitas penyimpanan energi yang besar. Kebutuhan untuk melepaskan energi secara cepat dalam kendaraan listrik membuat baterai harus memiliki Current Discharge yang besar. Current discharge mengacu pada laju aliran arus listrik dari baterai saat baterai digunakan untuk memberikan daya pada motor listrik kendaraan. Current discharge yang rendah dapat menyebabkan kinerja motor listrik menjadi kurang optimal dan jarak tempuh kendaraan menjadi lebih pendek. Selain itu, kapasitas energi pada baterai mempengaruhi seberapa jauh kendaraan listrik dapat berjalan. Kapasitas energi pada baterai mengacu pada jumlah energi listrik yang dapat disimpan oleh baterai, dan semakin besar kapasitas energi, semakin banyak energi listrik yang dapat disimpan oleh baterai. ......Electric vehicles are a solution to overcome the current limitations of fossil fuels. Electric vehicles use batteries as a source of energy in the propulsion sistem. Efficiency of electric vehicles is an important factor because vehicles require high efficiency and long range. Batteries are the main factor that affects the efficiency of electric vehicles. Batteries have a high energy density and large energy storage capacity. The need to release energy quickly in electric vehicles requires batteries to have a high current discharge. Current discharge refers to the rate of flow of electrical current from the battery when the battery is used to power the electric motor of the vehicle. Low current discharge can cause the electric motor performance to be suboptimal and the vehicle range to be shorter. In addition, energy capacitance in batteries affects how far electric vehicles can travel. Energy capacitance in batteries refers to the amount of electrical energy that can be stored by the battery, and the larger the energy capacitance, the more electrical energy can be stored by the battery.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Semyonov, L.
Moscow: Mir Publishers, 1967
621.354 SEM s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqi Mutiah
Abstrak :
Pemerintah Indonesia menyusun langkah mitigasi untuk perubahan iklim dan mencapai dekarbonisasi pada sektor transportasi laut dengan mendorong peningkatan penggunaan fasilitas listrik darat bagi kapal yang bersandar di Pelabuhan. Microgrid adalah salah satu teknologi transisi hijau yang menjanjikan yang memberikan manfaat besar bagi pelabuhan untuk mitigasi tantangan lingkungan. Untuk memastikan pengoperasian sistem yang optimal, menentukan konfigurasi microgrid dan ukuran komponen yang tepat merupakan keputusan penting pada tahap desain. Salah satu kegiatan penting di pelabuhan adalah pengangkutan hasil tambang, limbah B3, dan lainnya dengan menggunakan kapal yang dioperasikan dengan mesin diesel yang dikenal mahal dan tidak ramah lingkungan. Struktur yang terhubung ke kapal yang diusulkan terdiri dari sistem fotovoltaik dan sistem penyimpanan energi serta penunjang listrik darat di pelabuhan untuk memenuhi kebutuhan beban dengan mempertimbangkan parameter penting seperti penyinaran horizontal matahari global, suhu, dan data spesifikasi komponen untuk memasok listrik kapal selama bersandar untuk melakukan kegiatan kepelabuhan sehingga tidak menggunakan generator diesel yang ada di kapal. Untuk mengoptimalkan implementasi dari PV dan BESS tersebut, maka digunakan perangkat lunak Hybrid Optimization Model for Electric Renewable (HOMER) Pro versi 3.14.2 berdasarkan nilai biaya produksi bersih dan biaya listrik atau Cost of Energy (CoE) terendah. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa implementasi PV-BESS dapat dilakukan dengan Hibrid Genset-PV-BESS dengan COE 0,226 US$/kWh. Dan implementasi Off-Grid PV-BESS dengan COE 0,378 US$/kWh. ......The government of Indonesia developing mitigation for climate change and achieving decarbonization in the sea transportation sector by encouraging increased use of onshore power supply for ships when berthing at ports. Off-Grid is one of the green transition technologies that provide great benefits to ports for the mitigation of environmental. To ensure optimal system operation, determining the proper configuration and component sizes is an important decision at the design stage. One of the important activities at the port is the transportation of mining products, B3 waste, and others by using ships operated with diesel engines which are known to be expensive and not environmentally friendly. The configuration consists of a photovoltaic system and an energy storage system as well as land electricity support at the port then optimized by considering solar radiation, temperature, and data component specifications to supply power to the ship so that do not use diesel generators on board. To optimize the implementation of the PV and BESS, we use the Hybrid Optimization Model for Electric Renewable (HOMER) Pro version 3.14.2 software based on the lowest net production costs and electricity costs or CoE. From the simulation results, it was found that the implementation of PV-BESS can be carried out with a Hybrid Genset-PV-BESS with a COE of 0.226 US$/kWh. And implementation of Off-Grid PV-BESS with a COE of 0.378 US$/kWh.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurokhim
Abstrak :
ABSTRAK
Pemanfaatan selubung battery bekas pakai akan menambah nilai ekonomis Serta membantu mengurangi pengotoran lingkungan. Secara sederhana selubuug dibuka dengan menggunakan alat bantu Disamping kurang produktif cara ini juga kurang aman.

Pengamatan pada proses pembukaan tersebut dapat diupayakan dengan menggunakan mesin yang dioperasikan secara manual sehingga cocok untuk Pekerjaan yang bersifat padat karya Disamping itu juga harus ekonomis, produktif Serta aman untuk dioperasikan. Dengan menggunakan prinsip pemotongan proses membubut, maka parameter pemotongan seperti kecepatan potong V (m/mnt), kecepatan pemakanan f (mm/r) serta kedalaman pemakanan a (mm) bisa diatur. Tetapi hanya besar f yang berpengaruh, karena tebal selubung sekitar 0,5 (mm) sehingga cukup satu kali pemakanan saja. Juga karena mesin dioperasikan secara manual maka kecepatan potong dianggap stabil atau tetap_ Jadi hanya besar f yang akan mempengaruhi produktifitas. Jika nilai f besar malca tebal geram akan besar, dan produktifitas naik, tetapi cliperlukan penambahan daya potong. Begitu juga dengan sebaliknya

Dengan merencanakan kecepatan pemakanan f = 3 (mm/nmt), putaran battery n = 25 (rpm) serta siklus pemotongan TP = 90 (detik) maka akan dihaeilfcan selubung battery sekitar 40 buah tiap jam.
2000
S37652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Fathia
Abstrak :
Energi listrik adalah hasil dari metode konversi, seperti dari konversi energi panas, konversi energi kinetik, konversi energi angin, dll, dan telah memungkinkan untuk mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik dengan bantuan modul fotovoltaik. Tapi karena matahari tidak bersinar sepanjang waktu atau dengan intensitas yang sama, perlu kita untuk menyimpan energi listrik yang lebih untuk digunakan nanti. Untuk menyimpan energi listrik kelebihan ini, kita dapat membuat sebuah sistem yang menyimpan kelebihan energi ini dengan menyimpannya dalam Electrical Storage System (ESS). Dalam tesis ini, EES terdiri dari baterai yang dapat menyimpan kelebihan energi tetapi pada saat yang sama juga dapat menarik energi tergantung pada kebutuhan daya beban. Target dari skripsi ini adalah untuk menciptakan sebuah sistem penyimpanan energi listrik yang dapat dihubungkan dalam sebuah pembangkit listrik PV yang sudah ada. Sistem tersebut harus mencakup kontrol pengisian dan pemakaian baterai. Analisis State of Charge (SOC), tegangan operasi baterai, dan state control baterai akan ditampilkan dan dibahas. Hasil simulasi menunjukkan bahwa baterai mampu di charge dan discharge pada radiasi tertentu dengan tegangan sistem yang diperlukan. Baterai mampu memberikan 200kW saat pemakaian.
Electrical energy is the result of many conversion methods, such from heat energy conversion, kinetic energy conversion, wind energy conversion, etc., and it has been possible to convert solar energy directly to electrical energy with the help of photovoltaic modules. But since sun does not shine all the time or with equal intensity it is necessary to store any excess electrical energy produced during the day for later use. To store this excess electrical energy, we can create a system that saves the excess energy by storing it in an Electrical Storage System (ESS). In this thesis, the EES includes a battery that can store excess energy but at the same time be able to draw energy at any time of the day, depending on the load power requirement. The target of this thesis is to create an electrical storage system that can be connected in an existing PV power generation. The system should include the battery's charging and discharging control. An analysis of the battery's state of charge (SOC), battery?s operating voltage, and battery state control will be discussed. The result of the simulation shows that the battery is able to charge and discharge at a certain irradiance with the required system voltage. Battery is able to supply 200 kW when discharging.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gde Ngurah Renaldi Shantika
Abstrak :
Perkembangan luas baterai lithium-ion (LIB) telah menarik banyak minat dari banyak peneliti. Peningkatan khusus penelitian baterai ini dapat dilihat dari LIB yang mulai digunakan dalam sistem grid yang disebut battery energy storage system (BESS). Proyek tesis ini bertujuan untuk menentukan jenis LIB apa yang cocok untuk digunakan dalam sistem jaringan yang berbeda. Untuk memilih jenis LIB mana yang cocok untuk sistem, efisiensi siklus dan mekanisme degradasi LIB harus dipelajari. Saat ini, jenis LIB yang digunakan untuk BESS adalah Lithium Iron Phosphate (LFP) dan Lithium Nickel Manganese Cobalt (NMC). Terlepas dari kemampuan LFP dan NMC, mekanisme degradasi mereka masih merupakan bagian penting dari batasan BESS. Selain itu, degradasi LFP dan NMC dipengaruhi oleh suhu dan laju arus sehingga peningkatan kedua parameter akan menghasilkan degradasi yang lebih tinggi. Variasi suhu dan laju arus membuktikan bahwa LFP memiliki stabilitas yang unggul dibandingkan NMC, meskipun memiliki kapasitas lebih rendah dari NMC. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa LFP lebih cocok untuk sistem bersiklus tinggi, sementara NMC lebih cocok untuk sistem yang memiliki penyimpanan kapasitas tinggi sebagai perhatian utama mereka. ......The vast development of lithium-ion batteries (LIB) has gained a lot of interest from many researchers. The particular improvement of LIB research is that LIB is starting to be used in a grid system called battery energy storage system (BESS). This thesis project aims to determine what type of LIB is suitable to be used in different grid systems. To choose which type of LIB that is suitable for the system, the cycling efficiency and the degradation mechanism of the LIB must be studied. Currently, the types of LIB used for BESS are Lithium Iron Phosphate (LFP) and Lithium Nickel Manganese Cobalt (NMC). Despite the capability of LFP and NMC, their degradation mechanism is still an essential part of the limitation of the BESS. Additionally, the degradation of LFP and NMC are affected by temperature and current rate (C-rate) such that increasing both parameters will result in higher degradation. The variation of temperature and C-rate proves that LFP has superior stability compared to NMC, despite having lower capacity than NMC. Therefore, it can be concluded that LFP is more suitable for a high cycling system while NMC is more suitable for system which has high capacity storage as their primary concern.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>