Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Wahyuning Astuti
Abstrak :
Investasi dapat dalam bentuk real aset (tanah, emas, mesin atau bangunan) dan investasi dalam bentuk financial assets/marketable securities (deposito, saham ataupun obligasi). Investasi dalam bentuk saham mempunyai risiko tinggi karena pergerakan harga saham yang dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Tujuan penelitian ini untuk menjawab pertanyaan berikut : pertama, bagaimana perilaku tingkat pengembalian yang diharapkan dengan menggunakan 3 model yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM), Arbitrage Pricing Theory(APT) dan Fama & French (Tiga Faktor) dari saham-saham yang listing di BEJ. Kedua, faktor-faktor manakah yang signifikan mempengaruhi tingkat pengembalian saham atas saham-saham yang listing di BEJ. Data yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh saham yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2000 - 2003 berdasarkan lndek Harga Saham Gabungan. Saham dual listing tidak termasuk dalam penelitian ini, demikian pula saham yang baru terdaftar dan keluar pada periode penelitian. Dari sekitar 257 saham yang terdaftar, maka hanya dipiiih 10 saham yang digunakan untuk penelitian Pemilihan dilakukan berdasarkan data yang telah diolah dengan kriteria berikut pertama saham dengan tingkat pengembalian diatas rata-rata tingkat pengembalian IHSG (rihsg = 0.73). Kedua, berdasarkan volume transaksi Ketiga, standar deviasi dari saham terpilih berada dibawah 19 %. Selain dari 10 saham tersebut digunakan juga 5 saham dual Iisting dalam penelitian ini. Tingkat pengembalian atau return yang diharapkan sangatlah bervariasi tergantung dengan risiko pasar dan faktor-faktor lain diluar pasar. Hubungan antara tingkat pengembalian sekuritas dan risiko dapat diamati melalui analisis terhadap koefisien beta sekuritas dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM), yang dirumuskan sebagai berikut Ri = Rf + |3(Rm - Rf). Model CAPM menjelaskan bahwa tingkat pengembalian dipengaruhi oleh faktor risk premium. Selain ditentukan oleh risiko pasar, tingkat pengembalian sekuritas juga ditentukan oleh faktor-faktor diluar pasar. Metode pendekatan ini adalah Arbitrage Princing Theory (APT) melalui model dengan faktor makro ekonomi yaitu faktor tingkat suku bunga SBI, faktor lnflasi dan faktor nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dengan mengamati tingkat signifikansinya dalam menentukan tingkat pengembalian suatu sekuritas sebagai berikut : E(r) = U + B(5|3\) f(5B,, + \3(||~:|=|_) farm.) + Btkunsy fn
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Sumiati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat pengembalian pasar atau market return dan faktor makro ekonomi (tingkat inflasi, tingkat suku bunga bank Indonesia, kurs Rp terhadap US$, harga emas dan jumlah uang yang beredar) terhadap return saham individu maupun terhadap return portfolio sektor industri barang konsumsi, Model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda dengan menggunakan tujuh variabel; return saham, return portfolio sebagai variabel dependen serta enam variabel lainnya, yaitu market return dan beberapa variable makro ekonomi (tingkat inflasi, tingkat suku bunga bank Indonesia, kurs Rp/US$, harga emas dan jumlah uang yang beredar) sebagai variabel independent Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh saharn yang termasuk dalam sektor industri barang konsumsi sebanyak 35 saham yang listing dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 dengan menggunakan data bulanan. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 35 return saham sektor industri barang konsurnsi diperoleh bahwa market return adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap return saham individu. Ini dibuktikan dengan pengaruh positif dan signifikan pada tingkat signifikansi 5% adalah sebanyak 13 saham, yaitu CEKA, DAVO, DLTA, INDF, MYOR, SKLT, GGRM, HMSP, MRAT, UNVR, KDSI, KICI dan LMPI Sementara terhadap saham AISA dan KLBF pengaruhnya negatif. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan terhadap return portfolio saham sektor industri barang konsumsi sangat dipengaruhi secara signifikan oleh market return. Sementara itu, variabel tingkat inflasi berpengaruh negatif secara signifikan terhadap return saham SQBB dan DNKS, begitu juga dengan variabel kurs Rp/US$ berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham AISA dan KLBF, sedangkan terhadap return saham UNVR pengaruhnya positif Harga emas berpengaruh terhadap return saham ADES, KICI dan LMPI secara negatif dan signifikan, tetapi terhadap return saharn STTP positif Jumlah uang beredar berpengaruh negatif terhadap return saharn INDF secara signifikan. Namun, secara keseluruhan beberapa variabel makro ekonomi tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return portfolio saham sektor industri barang konsumsi.
This research aim to know how influence of market return and macro economics factor (inflation rate, Indonesia bank rate, rate of Rp to US$, price of gold and of money supply) to individual stock return and also to consumer goods industrial portfolio return. Model to be used in this research is regression tinier model by using seven variable; stock return, portfolio return as dependent variable and also six other variable, that is market return and macro economics variable (inflation rate, Indonesia bank rate, rate of Rp/US$, price of gold and money supply) as independent variable. In this research which become sample is stocks which included in consumer goods industrial sector counted sixty five stocks which is listing of year 1999 to 2003 by using monthly data. From result of research can be taken conclusion; From sixty five stocks of consumer goods industrial obtained that market return is most having an effect on individual stock return. This proved with positive influence and significant at a = 5% is thirteen stock, that is CEKA, DAVO, DLTA, 1NDF, MYOR, SKLT, GGRM, HMSP, MRAT, UNVR, KDSI, KICI and LMPI. But, AISA and KLBF its negative influence. So also with Result of research to consumer goods industrial portfolio return very influenced significant by market return. While, inflation variable have an effect negative with significant to stock return of SQBB and DNKS, Variable Indonesia bank Rate only having an effect on UNVR stock return positive, while to stock return of AISA and KLBF its negative influence. Price of gold have an effect to stock return of ADES, KICI and LMPI negative and significant, but to stock return of STTP positive. Money supply have an effect on negative to stock return INDF by significant. But, macro economics variable do not have an effect significant to consumer goods industrial portfolio return.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20135
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maurice Rene Tulus
Abstrak :
Merger dan Akuisisi (MA) adalah salah satu topik yang banyak dibicarakan orang seat ini. MA diyakini banyak pihak akan membawa pengaruh yang positif baik untuk perusahaan yang mengakuisisi dan terlebih pada perusahaan yang diakuisisi. Banyak teori yang diajukan oleh para ahli ekonomi mengenai topik ini dan hampir semuanya menyatakan bahwa MA adalah salah satu kunci sukses perusahaan untuk bertumbuh dan berkembang. Topik MA ini semakin menarik karena adanya fenomena bahwa MA semakin banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia sebagai salah satu strategi untuk menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat Meskipun MA membawa pengaruh buruk pada beberapa hal misalnya menambah pengangguran tapi masih banyak manfaat lain yang diperoleh. Keputusan perusahaan melakukan MA temyata dimanfaatkan oleh beberapa pelaku pasar untuk berusaha mencari keuntungan disekitar tanggal pengumuman MA. Mereka berusaha mendapatkan abnormal return yang positif sebelum tanggal pengumuman MA dengan cars menggunakan informasi yang diperoleh dari orang dalam. Ada beberapa penelitian di Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa perdagangan dengan menggunakan informasi orang dalam akan memperoleh abnormal return yang lebih besar dibandingkan investor yang memperoleh informasi secara umum. Penelitian ini merupakan salah satu bentuk replikasi dari penelitian yang ada sebelumnya. Penelitian ini berusaha mencari apakah terdapat kebocoran informasi sekitar tanggal pengumuman MA yang mengarah pada perdagangan dengan infonnasi orang dalam. Kebocoran informasi dalam penelitian ini ditunjukkan dengan menggunakan abnormal return yang terjadi disekitar tanggal pengumuman MA. Apabila tidak terdapat kebocoran informasi maka cummulative abnormal return (CAR) sekitar tanggal pengumuman akan berfluktuasi sekitar 0 sedangkan bila terjadi hal sebaliknya maka akan terlihat pada residual rata-rata harian positif (average abnormal return) ketika t mendekati 0 dan berkorespondensi pada pembentukan CARL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Indonesia terjadi abnormal return yang negatif di sekitar tanggal pengumuman MA. Abnormal return yang negatif ini bisa dikatakan menunjukkan bahwa keputusan perusahaan melakukan MA tidak mendapat respon yang positif dari pelaku pasar dan dugaan mengenai adanya kebocoran informasi dapat ditepis. Namun ada satu hal yang perlu diperhatikan untuk penelitian selanjutnya bahwa harus juga diperhatikan adanya kemungkinan bahwa harga saham sudah dimanipulasi sedemikian rupa oleh beberapa pelaku pasar sehingga abnormal return yang positif mungkin raja terjadi jauh sebelum tanggal pengumuman MA. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Pasar Modal Indonesia sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga saham 4 emiten unggulan yakni HMSP, GG, TELKOM, dan INDOSAT. Pergerakan harga yang terjadi disekitar tanggal pengumuman MA mungkin dipengaruhi oleh adanya pergerakan harga keempat saham unggulan tersebut sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk membuktikan dugaan tersebut.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christanto Yanuar S.
Abstrak :
ABSTRAK
Suatu investasi selain mengharapkan return di masa mendatang juga melekat unsur resiko adanya ketidakpastian. Pada Capital Asset Pricing Model oleh Sharpe (I964), Linmer (1965) dan Black (1972), dinyatakan bahwa portfolio paw yang efisien membuktikan adanya penganih positif antara faktor excess market return (beta) terhadap rata-rata return saham. Banyak pcnclitian menantang argumen hanya beta yang merupakan premi resiko (risk premium) bagi return saham. Banz. (1981), Bhandari (1988), Basu (1983), dan Rosenberg, Reid, dan Lanstein (l985),Daniel dan Titman (1997), menemukan karakteristik perusahaan yaitu ukuran perusahaan, leverage, rasio earnings/price (E/P), dan rasio book-to-market equity memainkan peranan penting dalam return saham cross-sectional dibanding oleh premi resiko (riskpremium). Konsisten dengan ?resiko iilndamental? dari efek size dan BMME, FF(l993) mengembangkan 3 faktor asset pricing model yang menghubungkan rata-rata return ponofolio setelah dilcurangi tingkat bunga bebas resiko terhadap 3 faktor: i). excess market return, ii). size e@ect (SMB) dan iii). book-to-market eject (HMI). Hasil dari penclitian Fama dan French (1993) menunjukkan bahwa size dan BE/ME sesungguhnya proksi bagi sensitivitas faktor resiko dalam retum saham. Penclitian tzrhadap saham pemsahaan non-tinansial yang terdaiiar di Bursa Efek Jakarta periode 1998 - 2002 menunjukkan pada saham size kecil, model tign faktor Fame dan French lebih memiliki pengnruh signifiknn terhadap rata-rata return saham dibandingkan dengan variabel excess market return dalam model CAPM. Sedangkan sallam dengan size besar, model tiga faktor Fama dan French memillki pengaruh signitikan terhadap rata-rata return Saham dibandingkan dengan model CAPM. Pads saham size bcsar dan rasio PBV tinggi serta medium, model tiga fakior Fama dan French tidak mcmiliki pengamh signiflkan terhadap mta-rata return saham dibandingknn dengan model CAPM. Sehingga disimpulkan bahwa model tiga faktor Fama dan French hanya memiliki pengamh terhadap return portfolio saham dengan ukuran perusahaan besar dan memiliki rasio PBV lendah. Sedangkan model CAPM lebih memiliki pengnruh signiiikan pada retum portfolio saham dengan ukuran perusahaan bcsar dan memiki rasio PBV tinggi dan medium.
Investor will not ont) get expected return jbr their investment, but their investment will fbllow by uncertainty risk factor. CAPM by Sharpe (1964), Lintner (1965) dan Black (I 9 72) defined investor as risk-averter so their model stated in efficient market portfolio has a positive and significant relationsh¢ between beta (systematic risld and average return saham.
ABSTRACT
Much research argue that not only beta (risk premium) influence return saham. In US Stock exchange. Average cross section saham has a weak relationshhv with market bm Bw (1981), Bhandarf (1988), emu (1983), and Rosenberg Reza and Lanstein (1985) Daniel dan Tltrnan (I99D jbund thatfirm characteristics like size or market equity, leverage, E/P rattb and BME ratio have a significant role in average rerun saharn cross-sectional, than common jizctor risk pnemium. Consisterzt with jitrtdamental risk eject fiom ska and BE/AE, FF (1993) developed 3 factors as common factors in as-set pricing model: excess return market pargblia, book-to-market eject (SHE) whtbh is digenence between return big and small stocks poryblio and sake eject (HMI) which is dwzrence between return high and low PBVBE/ME stocks porg%lio. This model explain that size and BE/ME is the real proxy _kr risk factor in stock return. This research in nonfinancthlfirms continoue listed in Jakarta stock exchange from I 997-2002 is to _find out relationship between CAPM model and 3 factors FF with average stock return that qualified based on size and PBVrmio. Stocks with small sake has a significant relationship with 3 factors FF and have bigger contribution _/br average return than beta variabel in CAPM Only stocks with big size and low PBV ratio has a significant relationshqv with 3 factors FF and have bigger contribution for average retum than beta varlabel in CAPMBut stocks with big size and high and medium PBI? ratio has not significant relationshqu with 3 factors FF and have not contribution jbr average return than beta varzabel in C/IPM in szanmam 3 factor FF only has a sigzgficant relationshhz to portfolio stocks return with big she and low PB V ration. CAPM model has a signyicant nelationshzp to porthlio stocks return with big size and high and medium PBV ratzb.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T34450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Arya Saputra
Abstrak :
Perekonomian Indonesia saat ini masih didominasi sektor perbankan sebagai motor penggerak utama. Fungai intermodiasi perbankan sangat diharapkan untuk membawa perekonomian Indonesia maju, sehingga mencari hubungan antara variabel makroekonomi, karekteristik industri terhadap return saham perbankan menarik umuk diteliti. Kesimpulan yang didapat : 1. Rata-rata return saham perbankan lebih kecil dibandingkan rata-rata return pasar, 2. Dibandingkan tingkat fisiko pasar yang diukur dan standar deviasinya, mayoritas bank memiliki tingkat risiko di atas pasar, 3. return pasar berpengaruh positif temadap return mayoritas saham perbankan. 4. Pada umumnya model yang dibentuk tidak menunjukan signifikansi pungaruh variable-variable independen secara memadai. 5. Penambaban variabel makro dan karakteristik industri sebagn.i variabel indepemien dalam model tidak dapat menunjukan signifikansi. ......Indonesia's economy is still dominated by the banking sector as the main mover. Intermediary function is expected to bring Indonesia's economy forward, so it is attractive to look for the relationship between macroeconomic variables, characteristics of the industries to banking stocks return for examination. Conclusions obtained: 1. The average returns of banking stocks is smaller than the average market return. 2. Compared to the level of market risk as measured by standard deviation, the majority of banks have a risk level above the market 3. The market return positively affects the return ofthe majority of banking shares. 4. In general, the established model showed no significance influeoce ofindependeot variables adequately. 5. The addition of macroeconomic variables and industry charncteristics as independent variables in the model cannot show significance
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27280
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Gerry Roy Manaek
Abstrak :
Penelitian ini beitujuan untuk rnelihat apakah perubahan indikator nioneter yang telah ditentukan yaitu BI Rate, inf1asi dan IHSG berpengaruh pada return saharn sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis dilakukan rnenggunakan model regresi berganda dengan periode observasi bulanan dari 2007 - 2011 dari 12 sahani perusahaan sektor perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selania tahun 2007 - 2011. Hasil penelitian ini mernberikan bukti ernpiris bahwa secara simultan BI Rate, inflasi dan IHSG berpengaruh terhadap return 9 saharn sektor perbankan. Sedangkan dari hasil pengujian hipotesis secara parsial IHSG rnerupakan indikator rnoneter paling signifikan dalarn rnernpengaruhi return sahani sektor perbankan dibandingkan dengan variabel BI rate dan inf1asi.
This research aims to prove if there is any effect from the change of BI Rate, inflation, and IHSG to the return of banking sector listed in Indonesian Stock Exchange. Hypothesis is tested using multiple regression linear With monthly observation period during year 2007 - 2011 towards 12 banking stock return which are listed in Indonesia Stock Exchange. This research provides empirical evidence that simultaneously BI Rate, inflation and IHSG have effect on 9 stock return of banking sector, Whereas partially tested IHSG has the most significant effect on stock retum on banking companies compared With BI rate and inflation.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32215
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Tertiari Efka
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja tingkat pengembalian saham Indeks Sektor Industri barang Konsumsi, yang merupakan kumpulan emiten yang bergerak di bidang konsumsi rumah tangga, dan membandingkannya dengan indeks sektoral lainnya. Analisis dilakukan dengan penerapan rasio Sharpe dan Treynor serta penentuan potensi diversifikasi melalui perhitungan koefisien korelasi terhadap Indeks harga Saham Gabungan. Periode analisis kinerja ini dilakukan pada periode 2008-2011 yang merupakan periode krisis perekonomian global. Penelitian ini juga menganalisis faktor-faktor makroekonomi yang mempengaruhi tingkat pengembalian saham Indeks Sektor Industri Konsumsi dengan pendekatan regresi linear berganda pada periode 2001-2011. ......This research analyzes stock return performance of Consumer Goods Industry Index, which cosists of industries in the field of household consumer goods, and then compares it with other sectoral indexes. Analysis is conducted with the implementation of Sharpe and Treynor Ratio as well as determining the diversification potential through calculation of correlation coefficient against the Composite Index. The period of performance analysis is 2008-2011 which is when the global economic crisis happened. This research also analyzes macroeconomic factors that influence the stock return of Consumer Goods Industry Index through the approach of multiple linear regressions on period 2001-2011.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32244
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Rizky Fauzi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku data intrahari pada saham syariah di Jakarta Islamic Indeks yang meliputi pembentukan pola regularitas intrahari, keberadaan fenomena volatilitas yang persistence dan gejolak volatilitas yang asimetris, serta hubungan kausalitas antara volume perdagangan dan bid-ask spread terhadap volatilitas. Keluarga model ARCH/GARCH digunakan untuk menjelaskan fenomena volatilitas. Sementara hubungan kausalitas dianalisis dengan uji kausalitas Granger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola regularitas intrahari saham syariah umumnya mengikuti pola regularitas intrahari saham konvensional. Kemudian fenomena volatilitas yang persistence dan gejolak volatilitas yang asimetris secara intrahari dapat ditangkap pada sebagian besar sampel. Sedangkan uji kausalitas Granger mengindikasikan bahwa perubahan volume perdagangan dan bid-ask spread secara bersama memengaruhi volatilitas return.
This study aims to analyze the behavior of intraday data on Sharia stocks within Jakarta Islamic Index, covering the intraday regularity patterns, the phenomenon of volatility shock persistence and asymmetric shocks volatility, and also the causal relationship between trading volume and bid-ask spread to the volatility. Family models of ARCH/GARCH are used to describe the volatility phenomenon. While causal relationship is analyzed by Granger causality test. The results show that intraday regularity patterns of Sharia stocks generally follow intraday regularity patterns of conventional stocks. Then the volatility shock persistence and asymmetric shocks volatility are exist in most of samples. While Granger causality tests indicate that changes in trading volume and bid-ask spread together influence the volatility of returns.
Depok: Program Sarjana Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S45382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clivandi Boermawan
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara stock split dan manajemen laba, yaitu apakah perusahaan yang melakukan stock split melakukan manajemen laba, reaksi pasar dalam menanggapinya, dan pengaruh ukuran perusahaan terhadap hubungan reaksi pasar di seputar stock split dan manajemen laba. Jumlah sampel sebanyak 63 perusahaan yang melakukan stock split dan terdaftar di BEI tahun 2001-2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan melakukan manajemen laba yang income increasing pada periode pra stock split. Reaksi pasar terhadap aktivitas tersebut adalah negatif, hal ini tidak sesuai dengan ekspektasi, karena kemungkinan pasar mengganggapnya sebagai tindakan oportunistik. Dibandingkan perusahaan yang berukuran besar, perusahaan kecil mendapat penilaian pasar yang lebih negatif atas manajemen laba dibandingkan perusahaan besar.
This study analyze the relationship between stock split and earnings management, whether the splitting firms did earnings management, the market reaction, and the effect of firm size on the association between the market reaction to stock split announcement and earnings management. The total 63 samples were the splitting firms listed on the Indonesian Stock Exchange in 2001-2011. The results show that splitting firms did income-increasing earnings management in the pre split period. Market reaction over those activities was negative, contrary to expectation, because market possibly construed the activities as opportunistic behavior. Compared to large firms, small firms have more negative than large firms.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S45315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Saputra
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan nilai tukar terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan melalui stock return dan cash flow perusahaan. Sampel dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007 ? 2011 yang diklasifikasikan berdasarkan nilai penjualan luar negeri, yaitu 36 perusahaan eksportir dan 173 perusahaan non eksportir. Hasil yang ditemukan adalah perubahan nilai tukar mempengaruhi stock return secara signifikan. Sedangkan perubahan nilai tukar tidak terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cash flow perusahaan. ......The objective of the research is to analyze the impact of foreign exchange rate volatility towards firms performance through stock return and cash flow analysis. The objects of the research are non financial firms listed on Indonesia Stock Exchange within period of 2007 - 2011 and being classified based on foreign sales percentage, obtained of 36 exporting firms and 173 non exporting firms. The result of the research showed that foreign exchange rate volatily significantly influence the stock return of non financial firm, while the cash flow has not been proven being influenced significantly by the foreign exchange rate volatility.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>