Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gusti Raizal Eka Putra
Abstrak :
Pasar modal sebagai alternatif bagi pemilik dana (investor) dalam menanamkan dananya, sangat mengharapkan dapat memperoleh imbal hasil (return) yang tinggi, namun tidak mempunyai informasi fundamental yang dapat digunakan untuk menentukan pilihan investasi terhadap saham perbankan yang memiliki imbal positif. Dalam konteks tersebut, investor memerlukan informasi tentang perilaku harga-harga saham perbankan jika dilihat dari perspektif penilaian saham yang didasarkan kepada data fundamental. Terkait dengan hal tersebut, maka tujuan penelitian penulis adalah (I) menginvestigasi kinerja keuangan bank-bank go public yang sahamnya tercatat (listing) di Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan (2) menganalisis pengaruh perubahan rasio-rasio keuangan dengan cakupan rasio permodalan, rentabilitas, kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap harga saham. Sampling penelitian adalah 16 bank-bank go public yang selalu mempublikasikan laporan keuangan triwulanannya selama 5 periode mulai dari triwulan IV tahun 2001 sampai dengan triwulan IV tahun 2002. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa tanggal publikasi laporan keuangan, informasi keuangan yang dipublikasikan melalui laporan keuangan triwulanan tersebut serta harga saham (closing price) 16 bank yang dijadikan sampling selama 7 (tujuh) hari sebelum dan setelah tanggal setiap periode laporan keuangan triwulan tersebut dipublikasikan di media cetak. Untuk keperluan analisis, digunakan program statistik SPSS dengan metode descriptive statistics dan analisis ketergantungan Chi-Square dengan tingkat level signifikansi sebesar 5% atau confident level 95%. Metode descriptive statistics digunakan untuk menetapkan range spesifik rasio-rasio keuangan, sedangkan analisis ketergantungan Chi-Square digunakan untuk menganalisa pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham. Dari hasil pengujian stististik dengan menggunakan analisis interdependensi CM-Square dapat disimpulkan bahwa rasio-rasio keuangan 16 bank yang dijadikan sampling, tidak berpengaruh secara signifikan dalam memetakan dan membentuk harga saham bank-bank tersebut. Kesimpulan tersebut konsisten dengan hasil pengujian terhadap rasio-rasio keuangan 9 bank yang mendapat penilaian tidak direkomendasikan sebagai bank go public yang layak menjadi alternatif investasi kepemilikan sahamnya. Konsistensi hasil pengujian tersebut ternyata tidak berlaku terhadap dua rasio keuangan 7 bank yang mendapat penilaian sangat direkomendasikan dan direkomendasikan sebagai alternatif investasi kepemilikan sahamnya. Dua rasio keuangan tersebut adalah rasio aktiva produktif bermasalah dan non performing loan. Dari hasil pengujian tersebut terimplikasi bahwa karakteristik pasar Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang tergolong sebagai semi-strong efficiency mendukung bahwa analisis fundamental keuangan tidak menjadi siginifikan dalam memetakan dan memprediksi harga saham.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Hastuti
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besaran dan arah economic exposure pads tiap-tiap perusahaan selama periode sampel dan sub-periode sampel serta menganalisis faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi besaran economic exposure tersebut. Dengan tujuan tersebut maka dilakukan perhitungan terhadap dua persamaan regresi linier dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), yaitu first stage regression yang menu makan data time series clan Agustus 1997 hinges Juni 2003, serta second stage regression yang menggunakan data cross section 35 perusahaan sampel. Hasil first stage regression menunjukkan besaran dan arah elastisitas economic exposure pada 35 perusahaan sampel selama periode sampel Agustus 1997 hingga Juni 2003 serta pads 3 sub-perinde sampel. Hasil second stage regression meaunjukkan bahwa elastisitas economic exposure secara signifikan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, lokasi operasional, persentase aktiva dalam mata uang asing terhadap total aktiva, serta persentase hutang dalam mats uang asing terbadap total hutang perusahaan. Sementara traded sector dan sumber pembiayaan tidak mempengaruhi elastisitas economic exposure secara signifikan.
The aim of this research are to examine the elasticity and the sign of economic exposure of listed companies in period sample and sub-period sample, and also to analyse the potential factors that determine the elasticity of economic exposure. To achieve those goals, we use two linear regression equations with Ordinary Least Square (OLS) method. The first regression called first stage regression use time series data from August 1997 until June 2003. The second one called second stage regression use cross section data of sample 35 companies. The first stage regression result show the elasticity and the sign of economic exposure of 35 companies during sample period of August 1997 until June 2003 and also in 3 sub-period samples. The second stage regression shows that economic exposure elasticity is significantly influenced by firm size, the company's operational area, the percentage of asset in foreign currency relative to total asset, and the percentage of debt in foreign currency relative to total debt. While traded sector and source of financing don't influence economic exposure elasticity significantly.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lomi Hija
Abstrak :
Dalam penelitian ini, akan dibangun sebuah simulasi untuk melihat apakah model penilaian opsi call yang diberikan oleh Black dan Scholes, secara umum, wajar unruk digunakan di Bursa Efek Jakarta. Konsep ''wajar'' yang dimaksud disini adalah keadaan dimana pembeli dan penerbit opsi call, memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh keuntungan (atau kerugian). Dengan demikian model yang wajar, secara umum, akan memberikan keuntungan atau imbal hasil yang sama dengan nol bagi pentilik atau penerbit opsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara umum, model Black-Scholes wajar untuk digunakan dalam lingkungan Bursa EFek Jakarta. Secara umum model BIack-Scholes wajar untuk digunakan di Bursa Efek Jakarta selama harga exerciseenya, ditetapkan tidak lebih besar atau Iebih kecil 5'','0 dari harga saham kontraknya. Kendati demikian, pada beberapa Saham Dasar, model cenderung menjadi tidak wajar arau menunjukkan gejala "salah penetapan harga" atau sering bias. Bias penetapan harga ini membuat seorang pembeli opsi call, secara umum, memperoleh keuntungan atau kerugian terus-menerus dalam sebagian atau seluruh skenario yang dilakukan. Bias ternyata dapat dikenali dengan menganalisis distribusi lognormal dari harga saham dasar yang dimaksud. Saham dasar yang menunjukkan gejala bias adalah saham-saham dasar yang memiliki distribusi lognormal harga saham yang menyimpang secara signifikan dari distribusi lognormal teoritisnya. Bias penetapan harga opsi yang terjadi dapat diatasi dengan memilih model yang sesuai dengan jenis biasnya. Dalam penelitian ini, model alternatif terbukti dapat mengoreksi bias pada saham dasar yang memiliki distribusi ekor kanan yang lebih tebal dari distribusi lognormal teoritisnya. Percobaan penggunaan model alternatif lain atau penyesuaian atas model Black-Scholes belum dilakukan dalam penelitian ini.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T20018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emma Siamuljati Tjakradinata
Abstrak :
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas transparency di pasar modal adalah melalui penerapan prisip-prinsip governance pada perusahaan-perusahaan yang tercatat (listed companies) yaitu dengan cara peningkatan yang terus menerus pada kualitas pengungkapan (disclosure) perusahaan tercatat. Peyediaan informasi yang memadai sangatiah penting untuk mengurangi terjadinya informasi asymmetry sehingga pemodal dapat melakukan keputusan investasinya dengan baik. Penelitian empiris dan teoritis terdahulu menunjukkan bahwa kualitas pengungkapan perusahaan dipengaruhi oleh serangkaian variabel karakteristik perusahaan yang antara lain meliputi ukuran aset, tingkat laba, jumlah pemegang saham, jenis industri. skala kantor akuntan publik (KAP), status pencatatan dan tingkat pngembaiian. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki ukuran aset relatif besar, tingkat laba dan tingkat pengembalian yang relatif tinggi, serta jumlah pemegang saham yang relatif banyak, memiliki kualitas pengungkapan yang lebih baik. Disamping itu, perusahaan dari kelompok industri manufaktur, perusahaan yang tercatat pada lebih dari satu bursa dan yang menggunakan jasa KAP dalam kelompok lima terbesar (the big frve), juga cenderung memiliki kualitas pengungkapan yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 64 perusahaan yang tercatat pada PT BEJ untuk tahun 1998, namun untuk tujuan analisa hubungan antara kualitas pengungkapan dan karakteristik perusahaan, maka digunakan sebanyak 49 perusahaan yang terdiri atas 35 perusahaan dalam kelompok industri manufaktur dan 14 perusahaan dalam kelompok industri non-manufaktur. Analisis kualitas pengungkapan (disclosure quality) dilakukan terhadap 49 laporan tahunan perusahaan untuk tahun 1998. Hasil analisis menunjukkan bahwa perusahaan pada kelompok industri manufaktur memiliki rata-rata kualitas pengungkapan, yaitu 27.20%, dan kelompok industri non manufaktur sebesar 24.94% atau perbedaannya sebesar 2.26%. Skor rata-rata kualitas pengungkapan seluruh perusahaan adalah sebesar 26.56%. Keseluruhan hasil pengujian atas pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kualitas pengungkapan laporan tahunan atas perusahaan yang tercatat pada SE3 dalam tahun 1998 menunjukkan bahwa hasil pengujian atas lima karakteristik perusahaan konsisten dengan hasil penelitian teoritis dan empiris sebelumnya. Kelima karakteristik tersebut adalah tingkat laba, jumlah pemegang sahan, jenis pencatatan, jenis IKAP dan jenis industri. Namun demikian, hanya dua karakteristik saja yang hasil pengujiannya tidak sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yaitu ukuran perusahaan dan tingkat pengembalian. Selanjutnya, hasil analisis atas pengaruh kualitas pengungkapan terhadap dispersi harga saham menunjukkan bahwa kualitas pengungkapan secara negatif dan signifikan mempengaruhi dispersi harga saham. Hal ini mengimplikasikan bahwa semakin tinggi tingkat kualitas pengungkapan perusahaan, semakin rendah dispersi harga saham perusahaan. Implikasinya adalah bahwa semakin baik tingkat pengungkapan perusahaan, maka semakin rendah tingkat resiko (cost of equity capital) yang dicerminkan dengan rendahnya dispersi harga saham. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian teoretis dan empiris terdahulu.
2000
T20384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaitun
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan pengaruh variabel makroekonomi terhadap kinerja perusahaan pembiayaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 8 perusahaan pembiayaan yang memenuhi syarat dan listing di Bursa Efek Jakarta. Data- data laporan keuangan diperoleh dari Bursa Efek Jakarta. Tingkat inflasi diperoleh dari website Biro Pusat Statistik (BPS), sedangkan tingkat suku bunga, perubahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar dan perubahan jumlah uang beredar diperoleh dari website Bank Indonesia. Untuk menguji hubungan antara variabel independen dan dependen digunakan uji korelasi dan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji regresi linier berganda. Perusahaan Pembiayaan adalah suatu lembaga yang kegiatan utamanya bergerak dalam jasa keuangan seperti sewa guna usaha, anjak piutang, usaha kartu kredit dan pembiayaan konsumen. Jenis-jenis kegiatan ini hampir mirip dengan yang dilakukan oleh bank hanya saja melihat umurnya yang relatif sangat muda maka kontribusi dari institusi masih merupakan porsi yang kecil bila dibandingkan dengan total kredit yang disalurkan oleh bank. Tingkat suku bunga, inflasi, jumlah uang beredar dan nilai tukar Rupiah adalah variabel-variabel yang mempengaruhi unsur-unsur di dalam permintaan agregat. Variabel-variabel tersebut sangat berperan pada stabilitas moneter yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan pembiayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh tingkat inflasi, tingkat suku bunga, perubahan nilai tukar Rupiah dan perubahan jumlah uang beredar terhadap kinerja perusahaan pembiayaan berdasarkan data historis periode September 2005 sampai dengan September 2007. Kinerja perusahaan pembiayaan yang digunakan adalah Curent Ratio, Return on Asset, Return on Equity, Net Profit Margin, Debt To Equity Ratio & Total Asset Turnover. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap rasio TATO perusahaan pembiayaan; tingkat suku bunga SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pembiayaan; perubahan nilai tukar rupiah terhadap US dolar berpengaruh signifikan terhadap beberapa rasio yaitu ROA, ROE dan TATO; sedangkan perubahan jumlah uang beredar tidak berpengaruh signifikan terhadap rasio kinerja perusahaan pembiayaan.
This research is made to see the relation and effect of Financial Institution Performance. These samples? research are 8 financial institution that meet the requirement and had been listed at Jakarta Stock Exchange. Quarterly Financial Statements are taking from Jakarta Stock Exchange. Inflation rate are taking from BPS website. Interest rate, exchange rate and money supply are taking from Bank Indonesia website. Correlation test is used to test the relationship between independent and dependent variables and multiple linear regression test is used to test the effect of independent variables to dependent variables. The research results shows that inflation rate have significant influence to Total Asset Turnover of Financial Institution; interest rate doesn?t have any significant influence to financial institution performance; exchange rate have significant influence to such ratios like Return on Asset, Return on Equity and Total Asset Turnover; and money supply doesn?t have any significant influence to financial institution performance ratios.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25275
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library