Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iin Hidayanti Wulansari
Abstrak :
ABSTRAK
Dosis di atau dekat interface massa sulit diprediksi secara akurat oleh treatment planning system (TPS) yang menggunakan algoritma perhitungan dosis sederhana. Kesalahan prediksi ini dapat menyebabkan dosis yang diserap massa mengalami kenaikan atau penurunan. Selain kesalahan prediksi dosis di interface massa, adanya gerak pada saat penyinaran berlangsung juga dapat menyebabkan dosis yang diterima massa berubah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan verifikasi dosis di interface massa hasil perencanaan TPS Pinnacle3 dengan algotitma adaptive cone convolution terhadap hasil pengukuran langsung menggunakan film Gafchromic EBT3. Verifikasi dilakukan pada fantom CIRS statik dan dinamik amplitudo gerak 5 mm, 10 mm, dan 20 mm yang dipindai menggunakan teknik fast CT dan slow CT. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa, algoritma adaptive cone convolution sebagian besar menaksir dosis lebih rendah -0,63% hingga 9,14% untuk pemindaian fast CT dan 0,16% hingga 19,80% untuk pemindaian slow CT di titik interface massa fantom statik. Pada fantom dinamik, algoritma menaksir dosis lebih tinggi hingga -89% untuk hasil pemindaian fast CT dan beragam mulai -16,51% hingga 40,51% untuk hasil pemindaian slow CT. Perbedaan dosis yang diterima interface massa ini menyebabkan dosis yang diterima massa mengalami penurunan pada hasil pemindaian fast CT, kecuali amplitudo gerak 10 mm, dan mengalami kenaikan pada hasil pemindaian slow CT untuk amplitudo gerak fantom yang semakin besar
ABSTRACT
In lung cancer cases, the Treatment Planning System (TPS) difficult predict the dose at or near mass interface. This error may affect the minimum or maximum dose received by lung cancer. In addition, the error of the target dose also increased during radiotherapy for target motion. The objectives of this work to verify dose plan at mass interface calculated by adaptive cone convolution algorithm in Pinnacle3. The measurements were done using Gafchromic EBT 3 film in static and dynamic CIRS phantom with amplitude in superior-inferior motion of 5 mm, 10 mm, and 20 mm. Static and dynamic phantom scanned with fast CT and slow CT before planned. The results show that adaptive cone convolution algorithm mostly predict mass interface dose lower than measured dose -0,63% to 8,37% for static phantom in fast CT scanning and -0,27% to 15,9% for static phantom in slow CT scanning. On dynamic phantom, algorithm was predict mass interface dose higher than measured dose up to -89% for fast CT and varied from -16,51% until 40,51% for slow CT. This interface dose differences causing the dose mass decreased in fast CT, except 10 mm motion amplitude, and increased in slow CT for greater amplitude of motion
2016
T46475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Sudarsi Asril
Abstrak :
ABSTRAK
Teknik Stereotactic Body Radiotherapy (SBRT) telah diimplementasikan pada center radioterapi di Indonesia untuk menangani kasus metastasis tulang. Pada studi kasus ini, dilakukan penelitian terhadap efek gerak pada target dalam kasus metastasis tulang menggunakan fantom homogen dan inhomogen untuk mensimulasikan keberadaan medium inhomogen yang berada di sekitar target. Kedua fantom memiliki interchangeable rod bawaan untuk bilik ionisasi, sedangkan untuk pengukuran film gafchromic EBT3 dan TLD, dibentuk suatu holder berbahan material Teflon. Untuk mengevaluasi dampak dari gerak target, dilakukan pengukuran secara statik dan pengukuran menggunakan pergerakan superior-inferior dengan amplitudo 5, 10, dan 20 mm. Pada pengukuran secara statik, didapatkan nilai standar deviasi <1,5 pada film gafchromic EBT3 dan <0,2 pada PTW N30013. Sedangkan pada pengukuran secara dinamik, didapatkan rentang standar deviasi 1,13~11,7, 9,5~28,6, dan 0,05~7,21 untuk masing-masing dosimeter film gafchromic EBT3, Exradin A16, dan PTW N30013. Evaluasi dosis target pada fantom homogen dan fantom inhomogen antara statik dan dinamik, didapatkan perbedaan dosis dengan rentang dosis sebesar 0,62 cGy~347,44 cGy. Pengukuran profil dosis pada fantom homogen dan inhomogen membuktikan bahwa adanya peningkatan amplitudo pada pergerakan 5 mm, 10 mm, dan 20 mm menghasilkan penurunan dosis yang sangat drastis pada titik target pengukuran
ABSTRACT
The Stereotactic Body Radiotherapy (SBRT) has been implemented in radiotherapy center in Indonesia to treat bone metastases. In this study, we simulated and explored the effect of target motion in SBRT of bone metastases using the homogeneous (002 H9K) and inhomogeneous (002 LFC) CIRS phantom to simulate the existance of inhomogenity medium near the target, with the holder for chamber. Both of phantom have interchangeable rod for ionization chamber, while for TLD and Gafchromic film EBT3, a holder was devised using Teflon material. In order to evaluate the impact of target motion, we did the measurements in static and superior-inferior movement with amplitudo of 5, 10, and 20 mm. The measurement in the static condition, has a the standard deviation <1,5 for gafchromic film EBT3 and < 0,2 for PTW N30013. While the measurement of superior-inferior dynamic motion, we obtained a decrease in the dose of the target volume with increasing amplitudes of the movements. In addition, the measurement in dynamic conditions results was in the range of 1,13~11,7, 9,5~28,6, dan 0,05~7,21 for Gafchromic Film EBT3, Exradin A16 and PTW N30013, respectively. Dose target evaluation of homogeneous and inhomogeneous phantom between static and dynamic, resulting differences in doses with a dose range of 0,62~347,44 cGy. The dose profile measurements result obtained proved that an increase amplitude of phantom movement from 5 mm, 10 mm and 20 mm resulted decrease in the dose drastically on target volume.
2016
T46226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library