Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mustari Lamma
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik dan perubahan struktur mikro dari beberapa tipe elektroda yang dipakai pada plat baja kapal produksi PT. Krakatau Steel dengan bcrbagai macam variasi arus. Adapun tipe elcktroda yang dipilih pada penelitian ini adalah elektroda A, elektroda B dan elektroda C, sedangkan pengelasan dilakukan dengan menggunakan SMA Welding. Tipe las yang dipilih pada penelitian ini adalah las tumpul dengan posisi datar, sedangkan variasi arus yang dipilih adalah 90 A, 97,5 A, 105 A, 112,5 A dan 120 A. Untuk mengetahui perubahan sifat mekanik dan struktur mikro dari benda uji lasan, dilakukan pengujian seperti uji tank, uji kekerasan, uji bending, uji impak serta uji metalografi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa elektroda C mempunyai kuat tank, kuat iuluh, kekerasan dan ketangguhan yang paling tinggi, kemudian diikuti oleh elektroda B dan elektroda A. Perbedaan sifat mekanik dan uji metalografi dari ketiga macam elektroda tersebut disebabkan oleh perbedaan masukan panas dan laju pendinginan yang menyebabkan perubahan struktur logam induk dari ferit dan perlit menjadi struktur lain seperti Widmanstaten, bainit atau martensit. Hal lain yang menyebabkan perbedaan sifat mekanik adalah perbedaan ukuran butiran dari ketiga macam elektroda. Ketiga macam elektroda yang digunakan sebagai bahan penelitian memenuhi standar yang ditetapkan oleh Biro Klassifikasi Indonesia (BKI ).
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Prastyo S.
Abstrak :
Pembuatan baja berkekuatan tinggi (high strength steel) mulai dikembangkan sejak beberapa tahun yang lalu. Salah satu dari jenis baja berkekuatan ganda (dual phase steel/duplex ferit-matensit). Baja fasa ganda adalah baja karbon rendah yang mengalami proses perlakuan panas, sehingga diperoleh struktur martensit yang terdispersi dalam matriks ferit. Kekuatan yang tinggi terutama diperoleh dari adanya struktur martensit ini. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa dengan semakin meningkatnya temperatur maka kekuatan dan kekerasan bahan meningkat, sedangkan regangan menurun. Fraksi volume martensit mengalami peningkatan dengan semakin tingginya temperatur anil interkritis, sehingga meningkatkan kekuatan dan kekerasan bahan. Temperatur anil interkritis adalah antara 723-850°C. Dapat dikatakan bahwa temperatur optimum anil interkritis adalah 790 °C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Diniarto Hamid
Abstrak :
ABSTRAK
Baja HSLA atau baja paduan rendah kekuatan tinggi memiliki keunggulan karena kekuatan dan keuletannya yang tinggi serta mampu las yang baik. Mekanisme penguatan pada baja ini diperoleh melalui penghalusan butir selama transformasi austenit menjadi ferit. Untuk mengetahui perilaku pertumbuhan butir ferit selama transformasi , maka dilakukan pemanasan ulang (austenisasi) pada temperatur 1200°C selama 2 jam, lalu didinginkan di udara hingga menca.pai temperatur 750, 800 dan 850°C dan ditahan selam 20, 40 dan 60 menit pada temperatur tersebut setelah itu d icelup dalam air. Ukuran butir jerit yang dihasilkan selama transformasi isotennal pada temperature 750°C lebih kecil dibandingkan hasil transformasi pada temperature 800 d an 850°C. Laju pertumbuhan butir ferit sangat besar pada temperature 850°C laju pertumbuhan pada temperature 750 d an 800°C.
2000
S41610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burhan Kurniawan
Abstrak :
ABSTRAK
Industri kecil pengecoran logam turut merasakan dampak depresiasi rupiah akibat krisis moneter, salah satunya adalah melonjaknya harga kokas sebagai sumber energi umuk peleburan besi tuang dengan menggunakan dapur tukik. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa briket semikokas 'super' ripe telur produksi PT. Tambang Bukit Asam (PTBA) telah dapat mensubstitusi kebutuhan kokas sebanyak 20%. Tingkat substitusi brikt semikokas dapat ditingkatkan dengan syarat peningkalan kekuatan fisik dan ukuran briket, karena hal itulah penelitian ini dilakukan. Penelitian dimulai dengan mencoba variasi bahan pengikat lain yang digunakan, yaitu campuran gamping 10% w dengan variasi air, gula tetes dan aspal, serta mempelbesar ukuran briket da.ri tipe telur (produksi PTBA) dengan ukuran 5 x 5 cm, menjadi ripe silinder dengan diameter 7 cm dan tinggi 7 cm. Proses briketasi menggunakan tekanan 300 kg/cm2, yang dilanjutkan tahap pengeringan briket dengan variasi temperatur 200°C selama 20 menit (kondisi dry briquett) dan 200°C selama 20 menit dilanjutkan 300°C selama 3 menit (kondisi rousred briquen). Pengujian karakteristik briket dilakukan dengan pengujian kekuatan jatuh, kekuatan tekan, komposisi dan nilai kalor. Hasil penglitign menunjukkan secara umum briket ini mampu memenuhi spesifikasi pada aplikasi peleburan besi tuang dengan menggunakan dapur tukik. Karakteristik briket paling optimal dicapai oleh campuran bahan pengikat gamping 10% w, air 3% w dan gula tetes 3%/w pada kondisi dry briquett dengan hasil nilai kekuatan jatuh 94,48%, nilai kekuatan tekan 14,33 kg/cm2, kadar carbon 54,62%, sulfur 0,24% dan kandungan air 5,93%, serta nilai kalor 7.278,72 cal/gram.
2000
S41494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wijanarko
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti kelayakan penggunaan pelarut organik non ODS tipe EMSY 03 terhadap pembersihan permukaan baja tahan karat tipe 430 dan kuningan tipe 44400. Pelarut organik EMSY 03 ini sedang dikembangkan sebagai alternatif pengganti pelarut pembersih terdahulu yang kebanyakan mengandung senyawa terklorinasi substansi perosak ozon seperti 1, 1, 1-trichloroethane. Pengujian yang dilakukan pada dasarnya untuk mengetahui bilamana terjadi gejala korosi pada sampel logam setelah proses pember.rihan oleh pelarut EMSY 03. Pengujian utama pada penelitian ini adalah pengujian pengildsan ASTM D 1280 yang dirangkai dengan pengujian kekasaran permukaan (ASME B46.I), pengujian AAS. pengamatan mikro dan makro sampel logam, sebelum dan sesudah pencelupan 1, 2 dan 3 jam. Kondisi pengujin untuk kamar dan tanpa agitasi. Selain itu juga dilakuka pengujian untuk mengetahui kecepatan pengeringan dan daya bersih pelarut, karena waktu pengeringan termasuk dalam faktor-faktor yang menyebabkan korosi pada proses pembersihan permukaan logam. Dari serangkaian pengujian didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa penggunaan pelarut organik EMSY 03 untuk pembersihan permukaan baja tahan karat tipe 430 dan kuningan tipe 44400 tidak menimbulkan dampak negatif gejala karosi seperti penumpukan produk korosi maupun pengikisan permukaan logam. Hasil yang didapat dari pengujian tingkat kebersihan menunjukkan bahwa larut EMSY 03 ini agak sulit mengakat kotoran jika digunakan pada proses pembersihan permukaan logam dengan metode pencelupan konvensional terutama untuk pembersihan komponen berlubang. Selain itu waktu pengeringan pelarut EMSY 03 pada temperature dan tekanan kamar membutuhkan waktu yang lambat, sehingga pada aplikasi di industry dibutuhkan temperature operasi yang lebih tinggi.
2000
S41485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu ancaman yang mengakibatkan kerugian yang aangat besar dalam bidang metalurgi adalah korosi. Korosi juga mengancam industri metalurgi di Indonesia terutama karena dua per tiga wilayah Indonesia terdiri atas lautan sehingga banyak konstruksi logam yang berada dalam lingkungan air laut. Air laut banyak mengandung ion-ion klorida, suliida dan bromida yang dapat menyebabkan terjadinya korosi pitting yang cukup parah sehingga yang hams diperhatikan saat memilih material untuk aplikasi dalam lingkungan air laut adalah material tersebut harus tahan terhadap korosi pitting. Temperatur operasi juga sangat menentukan tingkat kerusakan yang terjadi karena semakin tinggi temperatur operasi maka maka serangan korosi pitting akan semakin merusak. Pemrograman ini dilakukan untuk mempercepat mendapatkan nilai potensial pitting, potensial reversible, rapat arus pasif dan laju korosi material tanpa harus melalui tahapan-tahapan prosedur pengujian yang rumit dan memakan waktu lama. Melalui nilai-nilai pemakai dapat menentukan sendiri tingkat ketahanan material terhadap korosi pitting pada temperatur operasi tersebut sehingga dapat memutuskan apakah material tersebut layak digunakan dalam kondisi lingkungan tersebut atau tidak. Metode yang digunakan dalam membangun model matematis ini adalah metode interpolasi kuadratik Newton, yaitu suatu metode untuk mendapatkan nilai dari sebuah kelompok data dengan satu variabel bebas dengan cara membuat garis lengkung yang menguhubungkan tintik-titik dalam kelompok data tersebut. Metode lain yang digunakan adalah metode regresi linear yang digunakan hanya pada baja duplex SAF 2304. Dengan memasukkan jenis material, komposisi kimia dan temperatur operasi pada program, maka akan diperoleh potensial lids pitting, potensial reversible, rapat arus pasif, laju korosi dan nilai PRE Pitting Resistance Equivelent) material. Semua ang dihasilkan berdasarkan data percobaan sangat akurat karena memiliki kesalahan relalif yang sangat kecil terhadap hasil percobaan, yaitu sekitar 0-0,2%. Dengan demikian model matematis ini cukup akurat dalam hal estimasi ketahanan korosi material pada temperatur operasi tertentu dalam lingkungan air laut Jawa.
2000
S41578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Setianto
Abstrak :
ABSTRAK
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan industri baja saat ini maka manusia berusaha menemukan baja dengan ketangguhan yang tinggi. Salah satu dari metode yang digunakan untuk meningkatkan ketangguhan baja tersebut adalah pengerolan terkendali dengan mekanisme penguatannya adalah butir forit yang sangat halus. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan pengetulalian yang sangat ketal terhadap parameter pencanaian panas, antara lain temperalur, regangan, laju regangan dan waktu tahan. Parameter-parameter tersebut digunakan dalam persamaan matematis untuk menghitung kinetika kekristalisasi austenite dengan tujuan untuk mengoptimalkan proses.

Penelitian ini menggunakan material baja C-Mn dengan pencanaian panas pada temperature 1020 °C, dimana material sebelum dicanai diholding di dapur pada temperatur 1100 °C selama 1 jam. Reganga yang digunakan sebesar 0,3 dan O, 5 dengan waktu tahan masing-masing 2, 5, 10, dan 20 detik. Penelitian diarahkan untuk menunjukan l0,5 dan t0,95 serta konstanta A' dalam persamaan pertumbuhan butir yang merupakan fungsi waktu dan temperatur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, l0,5 dan t0,95 cenderung semakin kecil dengan menit waktu regangan yang diberikan. Semakin lama waktu tahan yang diberikan maka ukuran butir akhir (grain growth) semakin besar, dan semakin regangan ukuran butir semakin mengecil. Nilai konstanta A' yang diperoleh dalam penelitian sebesar 5,8x10 33 (untuk regangan 0,3) dan 1,4 x 10 33 dengan menggunakan Qgg sebesar 400 kJ/mol.
2001
S41489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daud Joseph
Abstrak :
ABSTRAK
Begitu banyaknya proses produksi yang dilakukan, begitu banyaknya detinasi produk yang akan dibuat dan begitu banyaknya sifat material yang diinginkan. Di dalam semuanya itu terdapat sebuah material yang mulai banyak dilirik oleh pangsa pasar karena sifat maupun bentuknya yang unggul namun tidak mengurangi sifat-sifat mekanisnya.

Permintaan akan material dengan kekuatan yang tinggi, ketahanan korosi, namun mudah dibentuk talah memacu pada penelitian yang lebih dalam pada baja bebas atom interstisi. Proses rekristalisasi sebagai komponen utama salam pemnentu sifat mekanis baja bebas atom interstisi menjadi objek penelitian yang begitu banyak diminati.

Proses rekristalisasi dipengaruhi oleh berbagai parameter seperti besarnya deformasi, tingkat pemanasan (temperatur tahan dan waktu tahan), kadar berbagai unsur dalam material (seperti li, l, Mn, N, dan lainnya). Pengaruhnya akan dijelaskan pada bagian studi literatur dan efek spesifik pada material lT-Steel tipe Ti-Stabilized akan dijelaskan pada bagian pembahasan.

Dengan mengetahui waktu tahan yang optimal untuk proses rekristalisasi maka akan diketahui parameter-parameter proses yang diperlukan untuk memperoleh sifat mekanis yang paling baik. Dengan menghasilkan proses rekristalisasi yang lebih cepat maka akan dihasilkan proses yang diperlukan efektif secara teknis, efisien secara ekonomis, sehingga tidak membahayakan produk secara fisik maupun financial.
2001
S41534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>